Sistem Halu Tingkat Dewa
"Ayo Alze pulang," ajak teman pemanen sawit di ancak sebelah sambil menggotong egreknya yang Viber sudah sambung 3 saking tingginya sawit milik perusahaan yang mereka panen.
"Duluan Bang, saya masih ada 3 batang yang belum selesai di panen. Agak sulit karena buahnya nyelip di pelepah," jawab Alze sambil tersenyum, merasa bahwa dirinya harus menyelesaikan tugasnya dengan baik.
"Oh ya udah, kala begitu saya pulang dulu, perut saya sudah lapar," ucap temannya itu pulang terlebih dahulu sambil membawa jerigen minum sambil meletakkan Viber egrek di bahunya meninggalkan Alze sendiri di tengah kebun sawit yang luas.
Alze memandang sekeliling kebun sawit, merasa bahwa dirinya harus bekerja keras untuk memenuhi target panen. Ia kemudian fokus pada 3 batang sawit yang belum selesai di panen, berusaha untuk memetik buah sawit yang nyelip di pelepah dengan hati-hati.
Tiba-tiba, Alze mendengar suara yang aneh dari dalam kebun sawit. Ia berhenti sejenak dan memandang sekeliling, mencoba untuk mengetahui sumber suara tersebut.
"Ah sudahlah, yang penting sekarang aku harus menyelesaikan panen sawit ini dulu," kata Alze tak peduli dengan suara tersebut, biasanya juga babi hutan. Setelah menyelesaikan memanen sawitnya, Alze membawa egreknya dan botol minuman untuk segera pulang, karena hari juga sudah mulai senja. Apa lagi tempat ia memanen sawit dan rumah tempat dia tinggal agak sedikit jauh. Ia juga pulang jalan kaki, menikmati suasana senja di desa.
Saat ia pulang dan sampai di rumah, hari sudah agak gelap. Ia melihat istrinya dengan seorang pria berdiri di depan rumah tersebut. Alze merasa sedikit curiga, siapa pria itu dan apa hubungan pria itu dengan istrinya. Ia mempercepat langkahnya, ingin tahu apa yang sedang terjadi.
Saat Alze semakin dekat, ia melihat istrinya tersenyum dan berbicara dengan pria itu. Alze merasa sedikit lega, mungkin pria itu hanya teman istrinya. Namun, saat ia melihat wajah pria itu, ia merasa sedikit kaget.
"Eh pak manager? Ada apa ya datang ke rumah saya?" tanya Alze sopan, merasa bahwa kedatangan pak manager ke rumahnya tidak biasa.
"Mas, aku ingin kita bercerai!" kata Dina tiba-tiba, membuat Alze tersontak dan merasa seperti dihantam petir. "Dek, kok kamu ngomong gitu? Kenapa kita harus bercerai?" tanya Alze, melihat ke arah Dina seperti ditusuk anak panah, merasa bahwa dirinya tidak siap untuk menerima keputusan itu.
"Kamu itu miskin Mas, aku sudah hidup sama kamu 3 tahun, tapi hidup terus dalam kesusahan. Aku capek hidup sama kamu, sekarang aku mendapatkan kekasih baru ku, Pak Tomi, manager perusahaan sawit ini," kata Dina sambil menggandeng tangan Tomi, membuat Alze merasa seperti dihina dan dikhianati.
Alze memandang Tomi dengan mata yang penuh kemarahan, merasa bahwa Tomi telah merebut istrinya dari dirinya. "Jadi, kamu yang jadi dalang di balik semua ini?" tanya Alze dengan nada yang keras, merasa bahwa dirinya telah dikhianati oleh orang yang tidak seharusnya.
"Enak saja kamu bilang aku merebutnya istri mu! Kamu sendiri yang tidak mampu membahagiakan istri mu, kenapa kamu malah menyalahkan aku," kata Tomi tersenyum merendahkan, membuat Alze merasa semakin marah dan sakit hati.
"Kamu jangan salahin dia! Yang harus kamu salahkan itu adalah diri mu sendiri! Kenapa kamu miskin, dan bodohnya aku malah ingin menikah dengan mu dan bertahan hingga 3 tahun, waktu ku yang berharga sia-sia dengan pria miskin seperti mu!" teriak Dina, kata-katanya seperti pisau yang menusuk hati Alze.
Alze memegang dadanya, rasanya sangat sesak, tak terasa matanya berkaca-kaca. Ia merasa bahwa dirinya telah dikhianati dan dihinakan oleh orang yang paling dipercayainya. Ia tidak bisa membayangkan bahwa pernikahannya yang telah berlangsung selama 3 tahun akan berakhir dengan cara seperti ini.
Tomi dan Dina saling menatap dengan mata yang penuh kemenangan, seolah-olah mereka telah berhasil menghancurkan Alze. "Kamu tidak pantas untuk memiliki istri sepertiku," kata Dina dengan nada yang dingin, membuat Alze merasa bahwa dirinya tidak berharga.
"Dina..." ucap Alze dengan nafas yang sulit dihembus, merasa bahwa dirinya tidak bisa bernapas lagi karena kesedihan yang mendalam.
"Uang hasil kerja ku, semua ku serahkan pada mu, aku ingin beli apa, semua aku turuti, sampai celana ku sendiri saja tidak ku ganti, aku rela pakai celana robek-robek, malu tak malu ku tanggung, tapi kenapa kau tega begini. Karena hanya kau mendapatkan pria yang lebih dari ku, kau langsung mencampakkan aku. Belum tentu dia mau berkorban untuk mu!" kata Alze dengan nada pelan, merasa bahwa dirinya telah memberikan segalanya untuk Dina, tapi tidak dihargai.
"Heh! Aku tahu yang terbaik untuk ku! Kau jangan menceramahi ku! Kau lebih baik tanda tangan surat cerai ini dan kita tidak punya hubungan apa-apa lagi!" kata Dina memberikan sebuah surat cerai yang ternyata sudah diurus Dina. Alze menerima kertas tersebut sambil tersenyum getir, merasa bahwa dirinya telah dikhianati.
"Bahkan surat cerai pun sudah kau siapkan, pantas saja beberapa minggu ini kau berubah, tidak mau lagi ku peluk, ternyata ini adalah kejutan dari mu," kata Alze merasa sakit hati, merasa bahwa dirinya telah dipermainkan oleh Dina.
"Sudahlah, jangan banyak omong kosong lagi! Cepat tanda tangan surat ini!" teriak Dina dengan mata membulat, dan tak sabar ingin berpisah dengan Alze lagi. Alze memandang Dina dengan mata yang berkaca-kaca, merasa bahwa dirinya tidak bisa menahan air matanya lagi.
Ia kemudian menandatangani surat cerai tersebut, merasa bahwa dirinya telah kehilangan harapan. Setelah menandatangani, Alze menyerahkan surat itu kembali kepada Dina, dengan rasa sakit hati yang mendalam.
"Kamu bahagia dengan pilihanmu, aku tidak akan menghalangi," kata Alze dengan suara yang lembut, merasa bahwa dirinya telah kehilangan segalanya. Dina mengambil surat cerai itu dan memasukkannya ke dalam tasnya, tanpa menoleh lagi ke arah Alze.
"Aku akan bahagia, tanpa kamu," kata Dina dengan nada yang dingin, sebelum berbalik dan pergi meninggalkan Alze sendirian. Alze memandang Dina pergi, merasa bahwa dirinya telah kehilangan orang yang paling penting dalam hidupnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
YuniSetyowati 1999
Hai Thor,aku mampir dikaryamu.
2025-07-30
5
Pakde
up thor
2025-07-30
1