NovelToon NovelToon
AKU DAN CEO

AKU DAN CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / CEO / Tamat
Popularitas:248.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Ayu Fitrianingsih

Kisah cinta dua orang insan yaitu seorang pria irit bicara dan tampan/ sang pemilik perusahaan terbesar nomor satu dengan seorang sekertaris cantik yang memiliki sifat manja.
"Asisten Han, apakah kamu menemukan wanita yang ku cari selama ini?" Tanya Bian.
"Belum, Tuan Bian," Sahut Han.
"Yasudah, keluar lah. Satu lagi, selalu cari informasi tetang wanita itu sampai dapat," Kata Bian.
"Baik, Tuan," Sahut Bian.

Dukung ceritanya ya!
HAPPY READING...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Fitrianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pulang ke Kota J

Keesokan harinya, Bian dan Zena bersiap untuk pulang ke ibukota.

"Bian, aku sudah siap. Ayo kita berangkat!!" Zena berteriak dari depan kamar Bian.

"Hmm, dasar gadis ngeselin itu, baru jam segini sudah berteriak-teriak," Bian menggerutu. Ia didalam kamarnya sedang memakai parfum.

Setelah siap mengemas barang-barangnya, ia pun keluar kamar.

"Lama amat, seperti perempuan saja," Celetuk Zena.

"Terserah mu, aku lagi males berdebat denganmu," Sahut Bian. Ia pun berjalan duluan.

"Hey, tunggu aku!" Tutur Zena. Ia pun mengikuti Bian.

"Bian, bantuin aku!. Aku susah ini turun tangga sambil bawa koper," Tutur Zena. Ia berada didepan tangga.

"Dasar lemah!" Celetuk Bian yang sudah berada dilantai satu. Ia pun naik kelantai atas lagi dan membantu membawakan koper milik Zena.

*****

Beberapa jam, Bian dan Zena sudah sampai ke ibukota.

"Ibukota J. I'm come back," Celoteh Zena setelah menginjakkan kakinya di bandara Soekarno-Hatta.

"Lebay," Celetuk Bian.

Zena tidak menanggapi ucapan Bian.

"Zena, ayo kita pulang. Asisten Han sudah menunggu kita diluar," Tutur Bian.

"Baiklah," Sahut Zena.

Bian dan Zena keluar dari bandara. Dan diluar sudah ditunggu oleh asisten pribadi Bian yaitu Han. Bian dan Zena langsung masuk kedalam mobil.

"Tuan Bian, kita kemana dulu?" Han bertanya pada Bian.

"Mengantar perempuan yang ngeselin ini," Sahut Bian dengan santainya.

"Kamu?! " Zena kesal dengan ucapan Bian.

'Dug'

Zena memukul dada milik Bian.

"Uhuk uhuk," Bian batuk karena pukulan Zena yang agak kuat.

"Upss, maaf," Alibi Zena.

'Tuk'

Bian menyentil dahi milik Zena.

"Iiih, sebel!!," Ucap Zena. Ia mendengus kesal.

Asisten Han hanya bisa melihat tingkah Zena dan Bian melalui kaca mobil.

"Fokus menyetir saja!" Celetuk Bian pada asisten Han.

"Eh, baik Tuan," Sahut Han.

*****

Sesampainya didepan rumah Zena. Zena langsung turun dari mobil.

"Hay, Pak satpam Man," Zena menyapa pak satpam yaitu Man.

"Eh, Nona Zena sudah balik. Hay juga nona Zena," Sahut Man. Ia pun tersenyum.

'Ting tong, ting tong'

Zena memencet Bel rumahnya.

"Bunda, buka pintunya!. Aku sudah pulang," Zena berteriak dari luar rumah.

"Sebentar," Sahut Ninda, membukakan kunci pintu untuk Zena.

Tidak butuh lama, pintunya pun terbuka. Ia langsung memeluk Ninda yaitu bundanya.

"Bunda, aku rindu Bunda," Tutur Zena.

"Katanya mau mandiri. Masa baru lima hari tidak jumpa sudah seperti ini," Sahut Ninda.

"Permisi, Tante," Ucap Bian.

"Iya," Sahut Ninda.

"Bian, kamu ngapain kesini. Kamu emang tidak mau pulang?" Tanya Zena.

"Emang kamu tidak lupa ada barang yang masih tertinggal dimobil ku?" Bian balik bertanya.

"Koper," Ucap Zena. Ia nyengir kuda.

"Ini koper mu!" Bian memberikan koper milik Zena.

"Terimakasih," Ucap Zena.

"Dia siapa, Nak? Pacar kamu?" Ninda bertanya pada Zena.

"Bukan. Bian adalah Bos ku, Bunda," Sahut Zena dengan cepat. Ia takut bundanya salah paham.

"Hallo, Tante. Nama ku Bian Yudha Wirawan. Salam kenal, Tante," Tutur Bian seraya menjabat tangan Ninda.

Ninda tersenyum pada Bian.

"Pantesan Zena betah lama-lama di kota Bali. Orang Bos nya tampan," Celoteh Ninda. Bian hanya tersenyum.

"Apaan sih, Bunda," Ucap Zena.

"Tante, aku pamit pulang dulu," Ucap Bian.

"Tidak mau duduk dulu?" Tanya Ninda.

"Lain waktu saja, Tante," Sahut Bian dengan ramah.

"Benar yang dikatakan Bian. Lagi pula, Bian pasti lelah. Jadi harus cepat pulang agar cepat istirahat," Ucap Zena. Ia tidak mau sampai Bian lama-lama ada dirumahnya. Karena ia ingin cepat-cepat istirahat.

"*S*ikancil ini pandai juga mencari alasan agar aku cepat pulang," Batin Bian. Ia agak kesal.

"Iya, Tan. Besok saya juga harus kerja," Ucap Bian.

"Calon mantu idaman," Celetuk Ninda. Bian hanya tersenyum.

"Bunda...," Ucap Zena. Ninda nyengir kuda.

"Aku pulang dulu, Tante," Tutur Bian. Ia pun mencium punggung tangan Ninda tanda menghormati orang yang lebih tua.

*****

"Bos mu tampan banget, Nak," Tutur Ninda seraya masuk kedalam rumah.

"Lalu?" Ucap Zena.

"Apa kamu tidak suka dengan Bos mu itu?" Tanya Ninda.

Zena menghentikan langkahnya.

"Bunda... Bian itu sudah punya perempuan yang dia cintai. Mana mungkin aku suka pada laki-laki yang tidak mencintaiku," Sahut Zena.

"Sebelum janur kuning melengkung. Kamu masih bisa mendekatinya. Lagi pula, mereka kan belum pacaran," Ucap Ninda.

"Sudahlah, Bunda. Jangan bicara omong kosong lagi. Bian tidak mungkin akan mencintaiku, aku ini bukan tipenya. Dan diluar sana banyak perempuan lebih cantik dariku yang suka dengannya," Sahut Zena.

Zena pun melanjutkan langkahnya dan menaiki anak tangga untuk pergi ke kamarnya.

*****

Zena merebahkan tubuhnya diatas ranjang yang empuk miliknya. Ia memejamkan matanya.

"Argh," Zena kesal.

"Hatiku sakit sekali. Apa aku tidak rela Bian bersama perempuan lain??" Gumamnya.

"Ada apa dengan diriku? Apa aku sudah suka dengannya?" Lanjutnya.

"Tuhan, beri aku petunjuk," Ucap Zena seraya memejamkan matanya.Tidak butuh waktu lama, Zena tertidur.

*****

Malam harinya, keluarga Bagaskara sedang makan malam.

"Bagaimana pekerjaan mu di kota Bali?" Raka membuka pembicaraan.

"Lancar," Sahut Zena.

"Bos mu tidak macam-macam dengan mu kan, Nak?" Tanya Bram.

"Apaan sih, Ayah. Bos ku tidak berbuat jahat kok denganku," Sahut Zena.

"Sudah pada tahu, belum?" Tanya Ninda seraya tersenyum.

"Tahu apa, Bunda?" Raka bertanya balik.

"Begini-begini. Bos nya Zena itu tampan banget. Namanya Bian. Orangnya sopan lagi," Tutur Ninda.

"Masa sih, sayang!" Bram tidak percaya.

"Iya, aku tidak bohong," Ucap Ninda.

"Tubuhnya tinggi tegap, putih, tampan. Cocok untuk dijadikan mantu," Celoteh Ninda.

"Apaan sih, Bunda," Sahut Zena. Wajahnya memerah macam tomat busuk.

"Tampan lagi aku," Celetuk Raka.

"Mimpi," Ucap Zena pada Raka. Raka hanya menghela nafas.

"Bian itu pemilik perusahaan BYW ?" Bram bertanya pada Zena.

"Iya, Ayah," Sahut Zena.

"Bian itu pewaris perusahaan BYW. Dia anak tunggal dari Pak Dirga Wirawan dan Ibu Siska Wirawan. Dan Pak Dirga sudah menyerahkan pekerjaan di perusahaan itu pada putranya itu," Sambungnya.

"Oooh," Sahut Bram.

"Terus, kamu itu Sekretarisnya?" Tanya Bram. Zena mengangguk.

"Suamiku, bagaimana kalau kita jodohkan saja Putri kita dengan Bian!" Tutur Ninda.

"Apaan sih, Bunda. Ini bukan zaman siti nurbaya. Ini sudah zaman modern, masa masih ada perjodohan segala," Sahut Zena agak kesal.

"Lagi pula, Bian itu laki-laki berkarir dan cerdas. Dia lulusan S3 dari Universitas terkenal diluar kota dengan Beasiswa karena kecerdasannya. Dia lulus S3 waktu usianya 24 tahun," Sambungnya.

"Dia mana level dengan ku yang hanya lulusan S1," Lanjutnya.

"Sepertinya kamu tahu banyak tentang Bian," Celetuk Ninda.

"Bagaimana aku tidak tahu. Aku kan Sekretarisnya jadi aku tahu tentangnya," Sahut Zena enteng.

"Kamu suka dengannya kan!" Ucap Raka.

"Tidak," Sahut Zena. Ia berbohong.

"Tapi, sepertinya kamu berbohong, Nak," Ucap Ninda.

"Jujur saja, kamu suka kan dengan Bian?" Ninda memojokkan Zena.

"Hmmm," Sahut Zena.

"Heheh, ternyata Putriku sudah dewasa juga," Celoteh Ninda.

"Sudah-sudah, jangan dibahas lagi. Kasihan Zena," Ucap Bram.

"Ayah, Bunda, Kakak. Aku kekamar dulu, aku mau istirahat. Besok aku harus kerja," Tutur Zena.

Zena beranjak dari tempat duduknya, lalu ia menuju kamarnya.

*

*

*

*

*

Like, coment, vote :)

Bersambung...

1
pink magenta
awal cerita menarik penulisan lumayan rapih mungkin sedikit saran thor, untuk percakapan langsung jangan di Italic hurufnya, kecuali kalo berbicara dalam hati bisa di Italic untuk membedakan kalimat langsung sama yang gak langsungnya gitu thor hehe
maap ya thor bukan mau menggurui cuma sebagai pembaca jujur agak terganggu sedikit dengan cara penulisannya. tapi buat ceritanya mah menarik kok thor👍 semangat!!
Yupit Upik
smangat
sylvia rachman
buat season 2 thor
AF_Cemong: Akan di usahaakan.
makasih kak, udah dukung dan baca karya ini 🙂
total 1 replies
Ramadani Sapitri
kenapa belum update kak
Adhelie
visualnya dunk thor
Wahyuni Yuni
suka dg critanya,apa sampai dsini j critanya?
AF_Cemong: ditunggu aja thor. ceritanya pasti berlanjut kok 🙂
total 1 replies
Chococips
10 like tertinggal untukmu Thor semangat 😍 maaf baru mampir Thor semangatt terusss yaa:3 jangan lupa feedback "IPA IPS Jadi Penghalang" dan "REVLA":3
Chococips
2 like episode terbaru author semangat 😻 jangan lupa feedback nya "IPA IPS Jadi Penghalang":3 atau kecerita aku yang lain terimakasih:)
Devi Ardiansyah
next
Echa Adreena Zulfa
lanjut
sofyan chanel
lanjut dong
Echa Adreena Zulfa
lnjut dong
Nayyira
lanjut
uchiha madara
lanjut thor
Vania Anindya
lanjut thor...
Evi Hopipah
lanjut
Widyasari official
ceritanya hampir sma dengan drama china yg pernah aku nonton kak
Nora Yunetra
lanjut,, penasaran nih,,,
Lusialyana Klementina
lanjut
Yeyen Dhevan
hmmmmm
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!