NovelToon NovelToon
Unforgotten Memories

Unforgotten Memories

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Setelah pernikahan yang penuh kekerasan, Violet meninggalkan segala yang lama dan memulai hidup baru sebagai Irish, seorang desainer berbakat yang membesarkan putrinya, Lumi Seraphina, sendirian. Namun, ketika Ethan, mantan suaminya, kembali mengancam hidup mereka, Irish terpaksa menyembunyikan Lumi darinya. Ia takut jika Ethan mengetahui keberadaan Lumi, pria itu akan merebut anaknya dan menghancurkan hidup mereka yang telah ia bangun. Dalam ketakutan akan kehilangan putrinya, Irish harus menghadapi kenyataan pahit dari masa lalunya yang kembali menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EP: 15

“Ibu pengurus apartemen, ada apa ya?” tanya Irish sambil tersenyum sopan, membuka sedikit pintu.

“Ah, tidak ada apa-apa kok,” jawab sang pengurus apartemen sambil berjinjit, mencoba melongok ke dalam unit Irish.

Irish langsung bergeser, berdiri di posisi yang menghalangi pandangan perempuan itu.

“Ada yang bisa saya bantu? Sepertinya ada yang ingin Ibu tanyakan?”

“Ehm, cuma mau tanya… pacarmu sudah pergi, ya?” Mata sang pengurus bersinar-sinar penuh rasa ingin tahu.

Ternyata, malam sebelumnya, saat Ethan mengantar Irish pulang dengan mobil sport mewahnya, pengurus apartemen diam-diam mengintip dari balik tirai. Karena melihatnya dari jauh dan tergesa, dia tidak sempat mengenali wajah Ethan dengan jelas. Tapi mobil mahal, postur tubuh gagah, dan aura wibawa pria itu membuatnya berpikir seolah pria itu keluar dari layar film!

Saat Ethan menggendong Irish masuk ke apartemen, rasa ingin tahu sang pengurus meledak. Diam-diam, dia mendekatkan telinga ke pintu apartemen Irish, mendengar suara pertengkaran, yang kemudian berubah menjadi suara-suara yang membuat wajahnya merah padam dan jantungnya berdebar-debar.

“Sungguh… situasi peperangan yang dahsyat,” gumamnya lirih malam itu, setelah mendengar suara tinggi Irish yang tak biasa.

Ia bertahan mendengarkan cukup lama, tapi karena tak kunjung mereda, akhirnya ia menyerah dan pulang ke unitnya sendiri. Pagi ini, baru bangun tidur, yang pertama kali dia lakukan adalah memastikan siapa sebenarnya pria tampan dan ‘hebat’ itu.

“Pacar? Maksud Ibu siapa?” Irish menatapnya dengan bingung. Sepanjang hidupnya, dia hanya pernah menikah dengan Ethan si bajingan itu, tidak pernah pacaran!

“Aduh Irish, tidak usah malu… semalam aku lihat dan—ehm, sedikit mendengar juga,” ucap sang pengurus dengan pipi memerah. Ia lalu meraih tangan Irish dengan akrab.

“Kamu sudah dapat pria seperti itu, harus kamu pertahankan baik-baik! Nanti kalau sudah hidup nyaman, jangan lupakan aku yang selalu bantu kamu ya.”

Irish butuh beberapa detik untuk mencerna maksudnya. Lalu, ia terkejut. Pengurus apartemen ini mengira Ethan adalah pacarnya!

“Pria itu? Bukan pacarku!” bantah Irish cepat-cepat.

“Lho? Kalian bertengkar ya? Padahal semalam kelihatannya harmonis dan baik-baik saja…” ujar sang pengurus, curiga.

“Ibu, kalau tidak ada hal lain, saya mau kembali beristirahat.” Irish mulai tak sabar. Masih saja mengira-ngira! Pacar apaan? Kalau pengurus ini ingin bergosip, lebih baik pergi ke kelas zumba daripada menganggu orang!

“Aih, sudah punya pacar jadi sombong ya? Ayo dong cerita, kalian kenalan di mana?” Pengurus apartemen menahan pintu, tak memberi Irish kesempatan menutupnya.

“Pria itu BUKAN pacarku!” Irish menahan diri agar tidak menjerit.

Tepat saat itu, suara dering ponsel terdengar dari dalam apartemennya. Irish seperti mendapat penyelamat. “Maaf ya Bu, saya harus angkat telepon dulu. Kita obrolkan lagi lain waktu!”

Dengan cepat dia menyingkirkan tangan sang pengurus dari pintu, lalu menutup pintu rapat-rapat. Suara ketukan dan rengekan kecewa pun terdengar dari luar.

“Eh, aku belum selesai tanya!”

Irish memandangi pintu sebentar, lalu mengabaikannya. Ia bergegas mengambil ponsel di atas meja. Saat melihat nama penelepon, matanya membelalak, Wakil Direktur Hendra!

Bukankah dia yang memecatku kemarin? Kenapa sekarang menelepon?

Setelah menarik napas dalam-dalam, Irish menjawab.

“Halo, Wakil Direktur Hendra?”

Suara laki-laki di seberang terdengar canggung, “Ah, Nona Irish… saya… sebenarnya saya menelepon karena ingin mengatakan bahwa selama magang performa kamu cukup baik. Kami ingin menawarkan kamu posisi penuh waktu di Perusahaan. Saya akan siapkan kontraknya.”

“Hah?” Irish tak langsung bereaksi. Bukankah kemarin Wakil Direktur Hendra yang mengatakan bahwa dia gagal magang? Sekarang… apa-apaan ini?

Hari ini bukan April Mop, kan?

Semoga saja dia tidak sedang di permainkan..

Wakil Direktur Hendra sendiri juga benar-benar bingung. Dalam hidupnya belum pernah dua sosok penting ikut campur hanya karena seorang desainer muda. Ia tidak tahu siapa sebenarnya Irish di mata Ethan!

“Tapi, tolong… jangan tanya lebih lanjut. Yang penting kamu bisa kembali bekerja,” kata Wakil Direktur Hendra sambil mengingat pesan dari atasannya bahwa ini tidak boleh diketahui siapa pun.

“…Baik,” jawab Irish pelan. Dalam hati ia tahu, ini pasti ada hubungannya dengan Ethan. Tapi mengapa pria itu tiba-tiba berubah?

Setelah menutup telepon, Irish duduk terpaku di pinggir ranjang. Matanya kosong menatap lantai.

Apa mungkin… ini semua karena Ethan?

Atau mungkin… Direktur Anton?

Irish mengernyit saat berdiri di depan jendela kamar kecilnya. Ia mencoba menebak-nebak, mungkinkah Direktur Anton tergerak hatinya setelah melihat ketulusan Irish semalam saat bersulang dengan Ethan Gu? Tapi… tidak mungkin. Direktur Anton bukan tipe yang mudah tersentuh hanya karena sebotol minuman. Lalu siapa?

Apakah Ethan?

Irish langsung menggeleng keras. Ia lebih memilih percaya Ethan makan kotoran daripada percaya pria itu menolongnya. Pria angkuh seperti Ethan tidak mungkin peduli.

Tapi, ah sudahlah! Yang penting, sekarang ia punya pekerjaan. Ia bisa membeli makanan enak dan mainan bagus untuk Vivi dan Nathan. Memikirkan hal itu, semangat Irish langsung menyala. Sakit kepala yang tadi terasa pun sirna. Dengan semangat baru, ia berlari kecil menuju lemari untuk memilih pakaian terbaiknya. Hari ini hari pertamanya bekerja kembali, dia harus tampil sebaik mungkin...

 

Cahaya fajar perlahan menembus tirai tipis, memantul di lantai kayu mengkilap. Carisa duduk di depan jendela lantai dua, matanya menatap lurus ke arah gerbang. Biasanya, saat Ethan pulang, mobilnya akan terlihat di sana.

Setiap kali itu terjadi, Carisa akan segera berlari ke lantai bawah untuk menyambut suaminya dengan senyum lebar. Tapi kali ini berbeda. Semalam, Ethan tidak pulang.

Untuk pertama kalinya sejak mereka menikah, Ethan bermalam di luar tanpa alasan dinas. Padahal ia sempat menelepon, bilang sedang minum bir bersama Dion setelah urusan bisnis dengan Direktur Anton. Carisa sudah menelepon Dion untuk memastikan, dan memang benar mereka bersama.

Tapi firasatnya tetap tak tenang. Ethan bukan pria yang suka bermalam di luar rumah. Entah kenapa, dadanya terasa sesak sejak malam.

“Carisa, kamu belum tidur sejak semalam. Istirahatlah dulu,” ucap Zayn lembut, berdiri di ambang pintu.

“Tidak, aku mau menunggu Ethan,” jawab Carisa tanpa menoleh. Suaranya datar, tapi jelas penuh tekanan. Ketakutan kehilangan Ethan mencengkeramnya seperti belenggu tak kasat mata.

“Kamu terlalu khawatir. Ini cuma semalam.”

Zayn perlahan mendekat, meletakkan tangan di pundaknya. Tapi Ellie menepisnya dengan kasar.

“Menjauh, Zayn! Kau makin keterlaluan!”

“Carisa, kita cuma berdua di sini. Apa yang kamu takutkan?” Nada suara Zayn mulai berubah, matanya menatap Carisa dengan luka yang tersamar.

“Jaga ucapanmu! Kau kakak sepupuku! Kalau kau berani macam-macam lagi, jangan harap bisa menginjak rumah ini lagi!”

Carisa menoleh waspada, memastikan tak ada yang menguping. Untung saja, setelah menikah, ia meminta semua staf rumah tangga untuk bekerja di luar unit, menyisakan satu saja yang jarang naik ke lantai dua.

Kalau tidak, hubungan ambigu mereka pasti sudah terbongkar sejak lama.

“Kenapa kamu begitu kejam? Aku sudah berkorban banyak untukmu. Tak bisakah kau beri sedikit saja balasan?” Zayn mengabaikan peringatannya, menggenggam pundak Carisa yang kurus.

“Lepaskan aku, Zayn! Kau sudah gila!” teriak Carisa, berusaha mendorongnya. Tapi tenaga Zayn terlalu kuat.

“Aku mencintaimu, Carisa. Gila-gilaan!” gumamnya sebelum mencoba mencium Ellie secara paksa.

Plak!

Satu tamparan keras mendarat di pipi Zayn. Carisa berhasil meloloskan diri, matanya menyala marah.

“Sadarlah! Kau hanya sepupuku! Satu langkah lagi dan aku tidak segan mengusirmu!”

Zayn terdiam, lalu mencoba menenangkan Ellie.

“Maaf… aku kehilangan kendali.”

Ellie memeluk tubuhnya, berusaha menenangkan diri.

“Kau selalu bilang begitu. Tapi kau tak pernah berubah.”

Zayn hendak menjawab lagi, tapi suara ketukan di pintu menyela mereka.

Mereka saling berpandangan sejenak sebelum kembali ke posisi semula—Zayn berdiri menghadap jendela, berpura-pura menikmati pemandangan, sementara Carisa melangkah ke pintu.

“Ada apa?” tanyanya datar, membuka sedikit pintu.

Bibi Asisten rumah berdiri di luar dengan kepala tertunduk sopan. “Nyonya, Tuan Ethan baru saja pulang. Beliau sudah sampai di lantai satu.”

Mata Carisa langsung berbinar.

“Ethan sudah pulang?!”

Ia merapikan rambutnya dengan tergesa, lalu berlari menuruni tangga tanpa menoleh lagi. Zayn hanya bisa melihat bayangannya yang lenyap di balik belokan.

Tatapan Carisa kepada Ethan sangat berbeda dibanding padanya. Zayn tersenyum getir. Dalam diam, ia menyadari betapa menyedihkannya dirinya.

“Tuan Zayn… wajah Anda….” gumam Bibi Asisten rumah pelan, menatap bekas merah di pipi Zayn dengan prihatin.

1
Ddek Aish
jangan sampai Irish pingsan pas peragaan busana karna liat Ethan
Ddek Aish
Irish kebanyakan ngelamun. tunjukkan kalau kamu serba bisa
Nurul Boed
masa kejayaan Irish alan Dimulai 🥰😍
Yunita aristya
jeng jeng jeng ....Ethan pasti ikut acara itu 🤭gimana ya reaksi nya
Maple latte
Typo tayhank, maksudnya Dion, tapi malah tulisnya Zayn 🤭
WOelan WoeLin
apakah tokoh Zayn disini ada 2🤔🤔🤔
Nurul Boed
Ethan pulang ayo pulangg...
Ddek Aish
elah Zayn Zayn di buta mata dan hati karena cinta tak terbalas
Nurul Boed
sedih banget sich kak
Ddek Aish
sadarlah Zayn dia hanya memanfaatkan kamu
Ddek Aish
jangan sampai hamil lagi Irish
Ddek Aish
jangan sampai jatuh cinta lagi sama Ethan
Ddek Aish
apa Zan berhasil menyabotase pekerjaan Irish
Ddek Aish
dasar nenek2 kepo
Ddek Aish
Zayn kau bodoh sekali di manfaatkan oleh Carisa bukalah matamu Zayn
Ddek Aish
mampus kau Ethan membuang berlian demi batu kali. diselingkuhi nggak sadar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!