NovelToon NovelToon
Terjebak Istri Bayangan

Terjebak Istri Bayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Enemy to Lovers
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: Sarah Mai

Alan Andrew adalah generasi kesepuluh pria dari keluarga Andrew, pewaris tahta kejayaan dalam bisnis otomotif kelas dunia. Ia sempurna di mata banyak wanita; tampan, cerdas, kaya, dan berwibawa. Sosok yang merupakan definisi dari pria idaman. Namun, di balik pesonanya, Alan menyimpan hasrat yang bertolak belakang dengan nilai-nilai ketimuran: ia mencintai tanpa komitmen, menganggap hubungan tak harus diikat dengan pernikahan. Baginya, wanita hanyalah pelengkap sementara dalam hidup, bisa datang dan pergi sesuka hati.

Namun segalanya berubah ketika ia bertemu Maya Puspita, gadis manis dari Jawa Tengah yang datang dari keluarga sederhana namun menjunjung tinggi moral dan etika. Takdir menempatkan Maya bekerja di perusahaan Alan.

Alan sudah menjadikan Maya sebagai ‘koleksi’ berikutnya. Tapi tanpa ia sadari, Maya menjeratnya dalam dilema yang tak pernah ia bayangkan. Sebab kali ini, Alan bukan sekedar bermain rasa. Ia terjebak dalam badai yang diciptakannya sendiri.

Akankah Maya mampu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sarah Mai, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HTA28

Pukul 03.00 pagi. Rumah sakit besar.

Ardi akhirnya dikeluarkan dari ruang operasi. Proses pemasangan ring jantung berjalan lancar. Tempat tidurnya didorong perlahan menuju ruangan VIP yang bernama Presiden Suite, ruangan megah dan elegan yang biasanya hanya diakses oleh kalangan elite.

Roy sibuk merapikan perlengkapan ayahnya. Di sofa penjaga, sementara ibunya sedang tertidur pulas, kelelahan setelah seharian berjaga. Roy, satu-satunya yang bertahan hingga dini hari. Kini Ardi dalam pengawasan para suster memasuki ruangan inap.

Setelah memberikan beberapa arahan singkat kepada Roy terkait perawatan lanjutan, para suster pun berpamitan dengan sopan. Mereka meninggalkan ruangan dengan langkah tenang.

Roy berdiri di samping ranjang ayahnya, memperhatikan wajah tua yang masih tampak lemah namun jauh lebih tenang. Ada rasa lega di dalam hatinya, seolah beban besar yang menindihnya semalaman mulai terangkat sedikit demi sedikit. Ardi, yang mulai sadar dan menatap sekeliling dengan mata buram.

“Ini... di mana?” gumam Ardi pelan.

Roy mendekat. “Bapak di kamar rawat, operasi Bapak berhasil.”

“Lho… kenapa kamarnya seperti hotel bintang lima? Ini ruangan Presiden Suite kan?” Ardi menyapu pandangannya, mulai gelisah. “Uang dari mana kalian? BPJS kita saja kelas tiga!”

Maryam yang baru saja terbangun, tergagap sambil buru-buru membasuh wajah. Ia dan Roy saling berpandangan, tatapan cemas dan bingung.

“Kalian malah diam? Jawab, dari mana biaya semua ini?”

Roy menggaruk kepala, kikuk. “Anu… itu, Lo, Pak… anu…”

“Anu... anu...! Si anu sudah tidur!” potong Ardi sengit.

Maryam buru-buru menenangkan, “Pak, jangan marah-marah. Ring jantung Bapak baru dipasang, lho. Nanti bisa lepas!” ucapnya dengan logat Jawa Tengah yang lembut dan menenangkan.

Roy menahan tawa. Tapi suasana langsung berubah ketika Maryam mengucap, “Maya… menikah malam ini, Pak.”

“Ha? Apa kowe bilang?” Ardi memicingkan mata.

“Menikah, Pak,” ulang Maryam sambil membisikkan lebih jelas di telinga suaminya.

“Nikah karo sapa?"

"Wong sinting kemarin?” Maryam terbata, bingung.

"Wong sinting?" dahi Ardi berkerut tajam.

Maryam menghela napas, sulit mencari kata.

Roy ikut campur sebelum keadaan makin runyam. “Duh, kenapa sih dua orang ini tiap ngobrol selalu kayak mau perang?”

Lalu Roy berkata tegas, “Begini, Pak. Mbak Maya menikah siri dengan seorang pria kaya bernama Alan Andrew. Yang waktu itu datang pas lamaran Mbak, Bapak ingat?"

Ardi terdiam, ia berhasil mengingat sosok Alan, sorot matanya mulai menegang.

“Eits, belum selesai, Pak!” Roy buru-buru menahan reaksi sang ayah.

“BPJS Bapak gak bisa dipakai karena kita nunggak iuran tiga bulan. Biaya operasi ini… hampir seratus juta, Pak. Kita gak punya uang sebanyak itu.” Suara Roy mulai serak, nyaris menangis. “Mbak menikah karena itu satu-satunya cara agar Bapak bisa dioperasi di rumah sakit terbaik… dan dirawat di ruangan semewah ini.”

Ardi tidak bisa berkata-kata. Matanya memerah. Tubuhnya lemah, tapi hatinya terguncang hebat.

“Bapak…” ucap Roy lirih, “Besok pagi, tolong telepon Mbak, kasih dia, Bapak harus kasih si Mbak semangat. Dia pasti kesulitan menghadapi Alan yang arogan. Tapi dia berkorban demi Bapak. Demi kita semua.”

Ruangan itu mendadak sunyi. Hanya suara mesin detak jantung di monitor yang terdengar. Dan isak tertahan dari seorang ayah yang baru sadar… bahwa cinta anaknya jauh lebih besar dari rasa sakit yang pernah ia rasakan.

"Wis ojo nangis?" ucap Maryam mengusap-usap pundak sang suami. Jauh di lubuk hati Ardi ia sangat menyayangi putrinya itu.

Fajar mulai menyingsing.

Samar cahaya matahari mulai menelusup melalui celah tirai, menyapukan rona hangat ke seisi kamar. Maya sudah terbiasa bangun lebih awal, tubuhnya refleks terbangun meski lelah masih menggantung. Matanya mengerjap pelan, lalu mengarah ke sisi ranjang.

Alan masih tertidur lelap, napasnya teratur, wajahnya tampak damai, sama sekali berbeda dari sosok agresif yang semalam begitu mendominasi. Maya menatapnya sekilas, entah mengapa, ada perasaan aneh yang berputar di dadanya. Antara gemas, takut, bingung, tapi kok... nyaman.

Tiba-tiba, ponselnya yang tergeletak di meja kecil berdering cepat. Nada notifikasi pesan singkat memecah keheningan pagi. Maya segera duduk, mengenakan pakaian lengkap, dan dengan sigap mengikat rambutnya yang berantakan akibat ulah Alan semalam. Jemarinya langsung meraih ponsel.

"Roy!" lirihnya pelan saat melihat nama pengirim pesan.

Ia buru-buru membuka isi pesan tersebut.

"Operasi Bapak sudah berhasil, Mbak!"

Hanya kalimat pendek, tapi cukup membuat dadanya sesak oleh rasa syukur yang meledak-ledak. Air matanya nyaris menetes, tapi ia tahan. Bibirnya bergetar kecil, menahan gejolak haru.

Namun, saat hendak membalas, suara berat yang mengigau dari arah ranjang membuatnya menoleh.

"Maya... May..."

Alan tampak gelisah, meringkuk seperti anak kecil, masih dalam tidur namun menyebut namanya berkali-kali.

Maya menoleh sekilas, namun tetap fokus membalas pesan Roy. Jemarinya menari di layar.

"Alhamdulillah Roy... Mbak masih repot, nanti Mbak telpon lagi ya," balasnya cepat.

Ia menaruh kembali ponsel, lalu naik kembali ke atas ranjang. Rasa khawatir masih menggantung di dada Maya. Tapi baru saja ia akan merebahkan diri, Alan tiba-tiba mendekap pahanya dengan manja, masih dengan mata tertutup, seperti anak kecil yang merindukan pelukan ibu.

Maya melotot kecil, merasa tertipu. Ternyata Alan hanya berakting manja kekanak-kanakan.

"Dasar nyebelin!" gumamnya kesal tapi gemas, lalu mencubit pipi Alan.

Alan hanya meringis kecil tanpa membuka mata, kepala pria itu kemudian terjatuh begitu saja di atas kasur dan kembali tenggelam dalam tidur lelap.

Maya melangkah pelan menuju kamar mandi.

Wajahnya meringis kecil, ada rasa nyeri yang tertinggal di area paling sensitifnya, perih yang menjadi bukti gempuran dahsyat benda tumpul milik Alan semalam.

Air hangat dari pancuran menyentuh kulitnya, menghapus lelah, sisa keringat, dan kenangan intim semalam yang masih melekat. Usai membersihkan diri, Maya melaksanakan ibadah subuh dengan hati yang tenang. Rasa syukur membuncah di hatinya, karena operasi ayahnya berhasil. Berjalan sesuai harapan.

Selesai berdoa, ia menuju dapur. Perutnya keroncongan, tubuhnya meminta asupan. Langkahnya ringan, seperti terbawa semangat pagi.

Saat membuka pintu kulkas, matanya berbinar. Kulkas itu penuh, sayuran segar, daging, telur, susu, roti, bahkan buah-buahan. Semuanya tertata rapi.

"Alan..." ucapnya pelan, tersenyum sendiri.

Ia tahu pasti Alan yang mengisinya. Pria itu, walau menyebalkan, ternyata cukup perhatian. Mungkin ia tak pandai merangkai kata, tapi lewat tindakan, ia menunjukkan rasa pedulinya yang cepat. Alan tahu Maya suka memasak, dan ini adalah bentuk perhatiannya.

Tanpa menunggu lama, Maya mulai mengeluarkan bahan-bahan. Tangannya lincah memilih mie, telur, daging sapi untuk steak, dan beberapa apel segar yang akan ia sulap menjadi jus. Ia ingin memasak mi goreng spesial, steak sederhana, dan jus apel dingin yang menyegarkan.

Tangannya mulai bergerak, di antara aroma bawang tumis dan desis daging di atas teflon, Maya merasa... bahagia.

Awal pagi yang bersemangat.

Meski hubungan itu rumit, ia harus tetap membuatkan sarapan untuk Alan.

1
𝑇𝑒𝑟𝑠𝑒𝑟𝑎𝒉🎐ᵇᵃˢᵉ
apakah dari dulu key sudah berencana ingin menghancurkan Alan ??
Alan trauma dengan pertengkaran kedua orangtuanya...
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
yups betul tuh si key mau menyayangi dan melindungi Alan karena hartanya,makanya setiap orang yg dekat dalam hidup Alan selalu dia singkirkan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
dihh si key bener2 gak bisa menerima semua keputusan Daddy mu ya ,bukan salah Alan ini semua loh
𝐙⃝🦜🅰🆈🅰
yups bener may,ada keirian dalam diri key yg membuat dia seperti itu ke adeknya sendiri
bener kata orang kalo urusan harta antara sodarapun bisa jadi musuh kalo tidak bisa menerima dg bijaksana
no 🎸 ve
Kok aye curiga yaa dengan permen Key 😳
no 🎸 ve
Ternyata masa kecil Alan, suram bingits 😥
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
iya bener may
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
yg salah daddy nya harusnya disuruh mengelola bersama
Fitria Ningsih
tarbawa suAsana alan demam deh kami kk author
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞RՇɧeeՐՏ🍻 ¢ᖱ'D⃤ ̐
karena harta tali persaudaraan bisa putus.Alan hanya korban dari keegoisan Key yang begitu memuji harta.tidak puaskah dia dengan harta ibunya yang sudah dia rampas.dan sekarang dia juga menginginkan hartanya Alan.
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
kan bukan salah Alan, Daddy yang secara suka rela ngasih tahta ke Alan
🍁𝑴𝒂𝒎 2𝑹ᵇᵃˢᵉ🍁
Key ky nya udah licik dari kecil🙄
Hanizar Nana
harta lagi harta lagi
𝖏𝖆𝖒𝖎𝖑𝖆𝖍
tamak sekali key sampa segala cara pun dihalalkan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key tuh saudara tapi musuh dalam selimut buat Alan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
si key kayaknya mo menekan pengeluaran produksi taunya yg di dapat kerugian besar perusahaan
☠ᵏᵋᶜᶟSundariᵇᵃˢᵉ
dengan tahunya Maya tentang penyakit mental Alan semoga ke depannya mereka lebih bisa meredam ego masing2 ya terutama Alan klo Maya pasti setelah ini dia akan berhati-hati menjaga perasaan Alan apalagi klo tahu pemicunya
ᵇᵃˢᵉ fj⏤͟͟͞RՇɧeeՐՏ🍻 ¢ᖱ'D⃤ ̐
Key ini saudara kandung apa bukan sih,kok tega banget sama saudaranya sendiri.pengen menguasai semuanya. mau menghancurkan Alan begitu?
Maya,tugasmu membantu Alan bangkit .jangan biarkan Key merusak semua yang di perjuangkan Alan.
no 🎸 ve
Ingin dikokop Key ssndiri kekayaan orang tuanya, gak perduli adiknya hancur, miris 😏
☠ᵏᵋᶜᶟGalangᵇᵃʰᵃ
harus selalu sayang lah maya😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!