Mendapati kekasihnya memiliki hubungan dengan perempuan lain, membuat Agnes ingin balas dendam.
"Emang siapa yang mau sama kamu? Udah tepos, pendek, miskin lagi."
Agnes menatap tajam Wira, mantan kekasihnya. Laki-laki itu baru saja putus sudah mengatainya.
"Lihat saja nanti, aku akan mendapatkan laki-laki yang baik tidak seperti kamu, tukang selingkuh. Mana selingkuhannya istri orang. Dih amit-amit deh."
PLAK PLAK
Agnes tidak hanya membalas ucapan Wira, tapi juga menamparnya.
Disisi lain, ada seorang laki-laki tengah diejek oleh mantan istrinya.
"Setelah tidak denganku, memang ada yang mau denganmu? Laki-laki yang sibuk bekerja, tidak tahu cara memanjakan istrinya."
Akankah Agnes memiliki takdir bertemu dengan laki-laki yang berstatus duda ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Duda, Nes!
"Ini buat kamu." Daru memberikan sebuah kotak cukup besar pada Agnes, isinya coklat.
Agnes menatap selama tidak menyangka. "Wah coklat. Ini semua buat aku mas?" tanya Agnes dengan wajah sumringah.
Daru mengangguk, dia suka melihat ekspresi terkejut dari wajah Agnes. "Seperti yang aku bilang dulu. Kalo setiap ketemu kamu pasti aku bawain coklat."
Agnes segera memeluk kotak itu. "Makasih ya, mas." ucapnya senang.
"Enak jadi kotak itu, dipeluk kamu." kata Daru membuat Agnes meliriknya.
"Mas Daru kalo pengen dipeluk juga bilang aja gapapa." Agnes tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menggombali laki-laki ini.
"Ah jangan deh, takut aku baper."
"Masa gitu aja baper."
Mereka sama-sama tertawa seakan ini hal yang lucu sekali.
Sampai di cafe, Daru turun lebih dulu untuk membukakan pintu untuk Agnes. Mereka jalan bersama masuk cafe dan memesan bersama.
Sambil menunggu pesanan datang, Agnes minta di fotokan oleh Daru.
"Tempatnya bagus ya, mas. Boleh fotoin aku ga?"
Daru mengangguk dan langsung mengeluarkan handphonenya. "Pake HP ku aja dulu. Nanti aku kirim." ujarnya diangguki oleh Agnes.
Tanpa malu Agnes mulai berpose cantik, dia tidak menghiraukan orang disekitarnya. Toh ada Daru bersamanya.
"Ayo lagi."
"Udah mas, mati gaya aku. Mending gantian Mas Daru aku fotoin." kata Agnes sudah lelah berfoto.
"Aku lebih nyaman kalo kita foto berdua sih." ujar Daru membuat Agnes segera duduk di sampingnya.
Cukup kaget, namun Daru berusaha biasa aja. Dia mulai mengalihkan kamera depan. Wajah Agnes tepat dekat pundaknya.
Dia mengambil beberapa potret dengan Agnes, dengan beberapa pose terlihat sangat dekat sekali.
"Bagus kan?" tanya Daru menunjukkan hasil foto mereka.
"Bagus banget, apalagi kalo kita foto background biru."
Lagi-lagi Agnes melemparkan gombalan untuknya, membuat Daru menggeleng sambil memalingkan muka.
Pesanan mereka akhirnya datang. Agnes memesan nasi goreng seafood dengan lemon tea. Sedangkan Daru memesan ayam lada hitam dan es jeruk. Tidak lupa tambahan 2 kopi.
Keduanya memilih makan lebih dulu agar nanti bisa mengobrol lebih nyaman dalam keadaan perut kenyang.
Dan 15 menit berlalu, keduanya sudah selesai menghabiskan pesanan masing-masing.
"Kerjaan gimana? Lancar?" tanya Agnes mulai membuka obrolan kembali.
Sambil mengaduk kopi miliknya Daru mengangguk. "Ya gitulah, masih sibuk nyelesain sedikit masalah internal. Tapi masih aman. Kamu sendiri gimana? Target aman? Udah terpenuhi?" kata Daru menjawab sambil melemparkan balik pertanyaan.
"Aman mas, seperti bulan sebelumnya perjalanan udah nembus target. Apalagi ini akhir tahun jadi bener-bener naik jauh."
"Berarti bakal ada liburan agi divisi kamu? Kayak bulan lalu?"
"Iya mas, nanti awal tahun mau liburan ke Bali. Aku ga sabar deh kesana, seumur hidup juga belum pernah naik pesawat." jawab Agnes sambil tertawa.
"Pindah ke perusahaan ku mau? Nanti aku bantu atur deh biar kamu sering pergi naik pesawat." tawar Daru ikut tertawa.
Agnes menggeleng dengan cepat. "Ga mau ah, harus adaptasi lagi sama lingkungan kerja yang baru. Kerja ditempat yang sekarang itu udah enak mas, temen-temennya ramah, peduli, perhatian, saling dukung. Lingkungan kerjanya ga toxic."
"Ditempat ku juga enak. Khusus kamu nanti jam kerja aku aturin bebas deh."
"Kerja apa yang bebas? Dikira perusahaan punya sendiri, bisa seenaknya kerja."
Daru mendadak diam mendengarnya, dia hampir saja keceplosan. Dia belum siap mengatakan jika dirinya memiliki perusahaan besar.
Kata Agnes, dia tidak minat memiliki pasangan orang kaya punya segalanya. Takut diremehkan, seperti ibunya Ilham yang meremehkannya.
"Oh ya, kasus Wira gimana? Udah ada perkembangan?" tanya Daru mengalihkan obrolan.
"Udah ditangkep dia, kalo ga salah bulan depan pembacaan putusan sidang." Agnes mendapatkan kabar itu dari Pak Baskara saat kemarin pria itu datang ke kantor membahas pekerjaan.
"Kamu ga pengen jenguk dia?"
"Dih, ngapain? Emang dia siapa pake dijenguk segala." Agnes menjawab dengan ekspresi tidak suka. "Udah ga penting dia di hidupku. Udah aku jelas jauh-jauh."
"Berarti udah bener moveon nih?" tanya Daru meledek.
"Sejak aku tahu dia selingkuhin aku, udah ga ada perasaan cinta buat dia, mas. Cuma kan yang namanya luka ga bisa langsung sembuh gitu aja. Tetep berasa sakit kalo inget. Tapi bukan berarti masih galau yaa." Agnes menegaskan agar Daru tidak menganggapnya gagal moveon, masih memikirkan Wira brengsek itu.
"Oh gitu, sangkain ngajak aku ngopi karena kepikiran mantan?"
"Lagi pengen aja, bosen di kontrakan sendirian. Lagian kangen juga sama Mas Daru, kan lama ga ketemu." jawab Agnes dengan jujur.
Tapi Daru malah tertawa mendengarnya.
"Kok ketawa? Ga percaya Agnes kangen Mas Daru?" kata Agnes membuat Daru mengangguk.
"Kalo emang kangen, kenapa ga dari kemarin-kemarin ngajak ketemuan? Kan bisa chat aku atau langsung telpon." tanya Daru ingin tahu.
"Takut kamu sibuk, Mas. Lagian aneh tahu, baru temenan masa udah bilang kangen ngajak ketemuan. Kayak sama pacar aja." jawab Agnes tidak ada lagi kata gengsi. Sesuai ajaran teman-temannya, terutama Andi.
"Loh kita kan emang pacaran, waktu itu udah aku akuin di depan umum lho. Di depan ibu sama tunangan Ilham juga." Daru sengaja menggoda Agnes.
"Ye beda mas. Itu kan cuma pura-pura aja." balas Agnes sambil menyeruput kopinya.
"Kalo beneran takut kamu ga mau sama aku."
Agnes langsung menatap Daru. "Kata siapa? Aku mau." jawabnya tanpa ragu.
Niat hari menggoda Agnes malah dia sendiri yang terkejut atas perubahan sikap Agnes yang sangat berani sekali.
"Kok diem? Ah ini mah Mas Daru yang ga suka Agnes." Agnes mendadak kecewa melihat ekspresi Daru tampak biasa saja. Sepertinya laki-laki ini tidak memiliki perasaan suka padanya.
Mendadak antara mereka sunyi senyap dalam lamunan masing-masing
Daru meneguk kopinya lalu menarik napas dalam-dalam. Dia mendekatkan diri pada Agnes.
"Aku duda, Nes!" katanya dengan pelan.
Agnes melotot tidak percaya menatap Daru. Mendadak dia lingkung sendirian.
"Coba mas, di ulang tadi ngomong apa? Aku ga denger." kata Agnes ingin memastikan pendengarannya tidak salah.
"Ga usah bercanda, Agnes Aku tahu telinga kamu masih berfungsi dengan baik. Kamu ga budeg ya."
"Ulangin sekalu lagi, mas. Aku tadi agak budeg jadi ga denger." pinta Agnes memohon.
Wira menarik napas panjang, dia berharap kali ini Agnes benar-benar mendengarkannya.
"Aku duda, Nes!" kata Daru dengan lembut dan pelan.
Keduanya saling tatap, melihat raut wajah masing-masing. Daru benar pasrah dengan apa yang akan terjadi. Mungkin setelah ini, Agnes langsung menjauhinya. Tidak mau berkomunikasi lagi dengannya. Tapi apa dia bisa?
so,trima aja mas daru jd clon suami....😁😁😁
udh d ajak prwatan mehong,d krimin bunga pula....agnes jgn smp nolak y kl d tmbak....😁😁😁
Move on dri kdal buntung,biar dia nysel s'umr hdp....yg pnting pdkt dlu,spa tau d ajak nkah.....😁😁😁
mas daru udh smngt bgt pdhl,taunya slh sngka....d kira agnes udh pnya pcar.....
pdhl pnya suami yg baik,mlah slingkuh....mna cma porotin pula....
yg jd krban ga cma psangannya,tp kluarga s bjingn jg.....
aku udh mmpir....
Bru awl,udh esmosi....tp jg nyesek....
pgn bejek2 mreka yg jd psngn slingkuh...😠😠😠