NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Cintapertama / Konflik etika
Popularitas:601
Nilai: 5
Nama Author: Phida Lee

Cinta seharusnya tidak menyakiti. Tapi baginya, cinta adalah awal kehancuran.

Yujin Lee percaya bahwa Lino hanyalah kakak tingkat yang baik, dan Jiya Han adalah sahabat yang sempurna. Dia tidak pernah menyadari bahwa di balik senyum manis Lino, tersembunyi obsesi mematikan yang siap membakarnya hidup-hidup. Sebuah salah paham merenggut persahabatannya dengan Jiya, dan sebuah malam kelam merenggut segalanya—termasuk kepercayaan dan masa depannya.

Dia melarikan diri, menyamar sebagai Felicia Lee, berusaha membangun kehidupan baru di antara reruntuhan hatinya. Namun, bayang-bayang masa lalu tidak pernah benar-benar pergi. Lino, seperti setan yang haus balas, tidak akan membiarkan mawar hitamnya mekar untuk pria lain—terutama bukan untuk Christopher Lee, saudara tirinya sendiri yang telah lama mencintai Yujin dengan tulus.

Sampai kapan Felicia harus berlari? Dan berapa harga yang harus dibayar untuk benar-benar bebas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phida Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 11

Senja di kampus Universitas Hanseong selalu menyajikan pemandangan yang indah, tetapi bagi Lee Lino, pemandangan itu terasa seperti api yang membakar matanya.

Ia baru saja keluar dari sesi diskusi intensif di Fakultas Hukum, tetapi pikirannya tidak tertuju pada klausul undang-undang atau preseden kasus. Pikirannya diselimuti oleh satu sosok, yakni Lee Yujin.

Lino berjalan cepat menuju perpustakaan, tempat ia biasanya "berada" di sore hari. Namun, matanya menangkap sesuatu di taman kampus, tepatnya di bawah pohon Ginkgo yang rindang.

Di sana, Lee Yujin sedang duduk di bangku batu dan ditemani oleh Christopher.

Mereka tidak sedang membahas desain atau arsitektur. Mereka sedang tertawa. Tawa Christopher yang biasanya kaku dan jarang terdengar, kini pecah dengan lepas. Yujin sendiri pun tampak ceria, bahunya bergetar ringan karena geli.

Christopher baru saja memberikan Yujin sebuah kotak kecil. Lalu Yujin membukanya dengan antusias, dan mengeluarkan gantungan kunci berdesain arsitektur miniatur. Yujin menatapnya dengan senang, lalu meninju bahu Christopher pelan.

Momen itu, melihat momen tawa tulus, keakraban santai, dan sentuhan fisik yang ringan, adalah pemandangan yang paling dibenci oleh Lino. Karena itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah ia miliki dari Yujin.

Lino berhenti di balik pilar besar, ia mengawasi mereka.

Kemarahan Lino semakin memuncak. Ia menggenggam ponselnya erat-erat, seolah ingin meremas benda itu.

"Tertawa. Kau tertawa untuknya. Kau tidak pernah tertawa seperti itu untukku, Yujin. Kau selalu sopan dan selalu membuat jarak dariku. Tapi lihatlah dirimu sekarang, kau bisa tertawa dan bersinar di dekatnya."

Rasa cemburu Lino tidak hanya didasarkan pada perasaan romantis, tetapi juga pada rasa kepemilikan yang terluka. Ia percaya ia adalah sosok yang paling pantas menerima kebahagiaan dan perhatian Yujin, karena ia adalah korban sejati dalam hidup ini.

"Dia adalah anak haram dari pernikahan kedua, Yujin! Dia adalah putra wanita yang menghancurkan keluarga Ayah dan Ibuku. Dia tidak berhak mendapatkan apa pun yang ada di rumah ini, apalagi memilikimu. Aku adalah putra kandung yang berjuang untuk mendapatkan pengakuan, sementara dia, si sialan itu, hanya perlu tersenyum polos untuk mendapatkan segalanya."

Lino ingat bagaimana ia berhasil mengubah nama kontak Yujin di ponsel Christopher. Itu adalah langkah kecil. Sekarang, ia perlu langkah yang besar. Ia perlu membuat Yujin merasa bersalah atas kedekatannya dengan Christopher.

"Yujin adalah gadis yang terlalu baik. Dia tidak bisa melihat sisi gelapnya. Dia tidak bisa melihat bahwa Christopher hanya memanfaatkannya. Aku harus menunjukkan padanya bahwa Christopher adalah penghalang yang berbahaya yang akan menghancurkan persahabatan murninya dengan Jiya."

Ia melihat Christopher berdiri untuk membantu Yujin merapikan buku-bukunya. Yujin memeluk Christopher sebentar, pelukan singkat persahabatan yang penuh rasa terima kasih. Pelukan yang membuat Lino nyaris berteriak.

𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘭𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢.

Lino harus mengambil tindakan drastis kali ini. Ia tidak bisa lagi mengandalkan alasan tugas kuliah atau Ayahnya. Ia harus menggunakan Jiya, pionnya yang paling berharga.

Lino segera mengeluarkan ponselnya dan menjauh dari pandangan mereka. Ia segera menelepon Jiya.

"Halo, Sayang," suara Lino seketika berubah lembut.

"𝘏𝘢𝘭𝘰, 𝘖𝘱𝘱𝘢. 𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢? 𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘩?" tanya Jiya dari ujung telepon.

"Tidak, aku baik-baik saja, Sayang. Hanya sedikit lelah karena revisi laporan Ayah. Aku baru saja melihat sesuatu yang membuatku... khawatir. Ini tentang Yujin." Lino berbohong dengan nada berat.

Jiya langsung panik. "𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯? 𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯?"

"Aku melihatnya di taman kampus. Dia bersama Christopher Hyung. Mereka terlihat sangat dekat, Sayang. Mereka berbagi hadiah, mereka tertawa, dan... dia memeluknya." ucap Lino.

Jiya terdiam sesaat. "𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘱𝘩𝘦𝘳 𝘖𝘱𝘱𝘢? 𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢, 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵, 𝘖𝘱𝘱𝘢. 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢, 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘢𝘱 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘱𝘩𝘦𝘳 𝘖𝘱𝘱𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘬𝘢𝘬𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪."

"Aku tahu mereka dekat, Jiya. Tapi kurasa yang kulihat tampak berbeda," Lino menanamkan benih kecurigaan. "Christopher adalah pria yang cerdas dan tampan. Dan Yujin adalah gadis yang rapuh dan terlalu polos. Aku melihat cara Christopher menatapnya. Itu bukan tatapan kakak-adik."

Lino menghela napas yang dramatis. "Aku hanya khawatir. Kau tahu, Yujin selalu menjaga jarak dari pria manapun. Jika dia bersikap seakrab ini dengan Christopher, itu akan menimbulkan gosip mereka. Gosip itu akan merusak reputasinya. Dan... itu juga akan menyakitimu, Sayang."

"𝘔𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢, 𝘖𝘱𝘱𝘢?" Jiya terdengar bingung.

"Tentu saja menyakitimu! Kau adalah kekasihku! Christopher adalah saudara tiriku. Jika orang-orang melihat kekasihku dan adiknya bersahabat begitu dekat dengan gadis yang sama, mereka akan membicarakan hal-hal yang tidak menyenangkan. Dan aku tidak mau kau terluka karena gosip murahan itu. Aku tidak mau kau merasa cemburu," Lino menekankan kata cemburu, padahal dialah yang merasakan hal itu.

Jiya terdiam lagi, kali ini lebih lama. Lino tahu ia berhasil. Jiya adalah gadis yang mudah cemas dan sangat peduli dengan citra publik, terutama citra hubungannya dengan Lino.

"𝘠𝘢 𝘛𝘶𝘩𝘢𝘯, 𝘖𝘱𝘱𝘢. 𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳," kata Jiya, suaranya kini dipenuhi oleh rasa kekhawatiran yang nyata, bukan lagi tentang Yujin, tapi tentang dirinya sendiri. "𝘈𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘨𝘰𝘴𝘪𝘱𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯. 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘢𝘶 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘢𝘯𝘦𝘩 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯-𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯."

Lino tersenyum kemenangan. Jiya telah mengambil umpannya. "Jadi, Sayang, kau harus bicara dengan Yujin. Kau harus bilang padanya untuk menjaga jarak dengan Christopher. Bukan karena aku cemburu, aku sangat percaya padamu, tapi demi melindungi reputasi Yujin sendiri, dan demi menjaga hubungan kita agar tidak menjadi bahan gosip."

"𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘖𝘱𝘱𝘢. 𝘔𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘶𝘨𝘢. 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘯𝘺𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘶. 𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘪𝘬. 𝘒𝘢𝘶 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨𝘪𝘬𝘶." jawab Jiya.

Lino mengakhiri panggilan. Ia kembali menatap Christopher dan Yujin yang kini berjalan menjauh dari taman, menuju gerbang kampus.

"Bagus, Jiya. Jadilah pion yang patuh padaku. Sekarang, kau yang akan menciptakan perpecahan ini, dan Yujin tidak akan berani menyanggahmu karena kau adalah sahabatnya. Dia pasti tidak akan mau melukai perasaanmu."

Lino kini telah menemukan cara untuk memisahkan Yujin dan Christopher. Ia akan menggunakan ketulusan Jiya dan rasa bersalah Yujin sebagai alatnya.

Lino melangkah keluar dari bayangan, wajahnya kini terlihat tenang, tetapi matanya memancarkan perhitungan yang mengerikan. Ia tahu Yujin adalah gadis yang sangat menghindari konflik, terutama konflik emosional yang melibatkan sahabatnya.

𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘑𝘪𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘶𝘩𝘪 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘱𝘩𝘦𝘳. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘶𝘩𝘪 𝘊𝘩𝘳𝘪𝘴𝘵𝘰𝘱𝘩𝘦𝘳, 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘣𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢𝘮𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢. 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪𝘢𝘯. 𝘋𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶𝘭𝘢𝘩, 𝘢𝘬𝘶, 𝘓𝘦𝘦 𝘓𝘪𝘯𝘰, 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘱𝘳𝘪𝘷𝘢𝘴𝘪 𝘠𝘶𝘫𝘪𝘯. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘵𝘶-𝘴𝘢𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘳𝘪𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘪𝘴𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘺𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱, 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘬𝘶.

Lino tersenyum sinis. Pelukan Christopher dan tawa Yujin di bawah pohon Ginkgo akan segera menjadi kenangan yang hilang.

.

.

.

.

.

.

.

— Bersambung —

1
Dian Fitriana
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!