CINTA Yang SALAH

"Yon ayo pulang kenapa kau tertidur di sini?",tanya Denis dia mengguncang tubuh Arion.

karena tidak ada respon Denis memanggil Max yang masih berbincang dengan anak buahnya,"Max,Arion belum bangun sepertinya dia sedang sakit".

Max masuk ke dalam ruangan mereka,dia menyentuh dahi Arion,"dia demam Nis bagaimana ini?".

"bawa saja dia kembali ke rumah impian,tidak mungkin kita membawanya pada Tara",Denis menghubungi Dokter pribadinya untuk memeriksa keadaan Arion terlebih dahulu.

Dokter yang di hubungi segera datang,"Dokter,tolong periksa sahabat saya".

Denis menunjuk di mana Arion saat ini sedang terbaring lemas.

"ini sepertinya ada luka di tangan tuan Arion yang mulai infeksi,seharusnya luka seperti ini harus di jahit saat lukanya masih baru",dokter menekan telapak tangan Arion yang membengkak dan berair,"saya hanya memberikan obat penahan rasa sakit, antibiotik dan obat Demam,setelah tiga hari jika masih begini tuan Arion di bawa ke rumah sakit untuk di lakukan penanganan pada lukanya".

Max dan Denis mengangguk,"baiklah".

"saya permisi dulu Tuan", Dokter tersebut berpamitan setelah memeriksa Arion secara detail.

"terimakasih Dokter hati-hati di jalan",Denis mengantar Dokter hingga di halaman parkir.

"sama-sama tuan",jawab Dokter sambil menunduk sopan.

Denis kembali masuk ke dalam setelah Dokter berlalu pergi.

"ayo Max kita antar Arion,kau bawa mobilnya aku akan meminta anak buah kita untuk mengantar mobilmu ke kediamanmu nanti".

"tolong bawa Arion ke mobil Denis", Max memanggil anak buahnya yang melihat keadaan Arion.

mereka segera mengantar Arion ke dalam mobil,Arion memang benar-benar hilang kesadaran,dia tidak pernah sesakit ini.

mereka meninggalkan parkiran markas,Denis sesekali melirik Arion yang lunglai.

"Yon sadarlah apa yang membuatmu hilang kendali seperti ini,aku tak percaya jika kau sakit karena luka di tanganmu yang mulai infeksi,bahkan dulu kau pernah terkena tembakan di bahu tapi kau baik-baik saja", Denis terus mengajak Arion berbicara.

Setelah beberapa saat mereka tiba di rumah impian, Kakek segera menuju pintu depan saat melihat Denis dan Max merangkul Arion yang sedang tak berdaya.

"apa yang terjadi padanya?",kakek terkejut,"apa dia mabuk?".

Max menggeleng,"tidak kek,dia Demam karena luka di tangannya".

"astaga",kakek mengangkat tangan Arion yang bengkak,"ini luka karena beling di mention".

"jika tak kunjung reda kita akan membawa ke rumah sakit dalam tiga hari ke depan", ucap Denis,sambil menahan tubuh Arion yang berat.

"bawa dia ke kamar",titah kakek,dia berjalan di belakang Denis dan Max.

Elena berdiri di dapur melirik menatap wajah Arion yang terlihat pucat,dia meracik jamu kunyit untuk mengobati luka Arion dari dalam.

Bibi yang tak melihat kedatangan Arion bertanya pada Elena,"Elena membuat jamu?".

"iya bi,untuk tuan Arion dia demam karena tangannya terluka dan membengkak", Elena menjawab sambil menuang bahan ke dalam panci.

bibi Fu tersenyum,"kau sangat baik dan penuh kasih sayang,andai saja tuan Arion memiliki seorang istri sepertimu,pasti dia tidak Kan berantakan seperti saat ini".

Elena mengerutkan kening,"memangnya kenapa bi?".

"istri tuan Arion sering mengabaikannya,jika dia sedang ada masalah tuan selalu datang kemari untuk menenangkan diri".

Elena tak lagi bicara dia menuang jamu yang telah ia rebus ke dalam cangkir.

"bi,bisakah bibi mengantar jamu ini untuk tuan?".

"kau saja yang mengantarnya nak,bibi akan menjemur pakaian",sahut bibi Fu dia berdiri di depan mesin cuci.

"bi,aku saja yang melanjutkan pekerjaan bibi", Elena mendekat ke arah bibi Fu,namun bibi Fu menggeleng.

"jangan Elena,pekerjaan bibi masih banyak, nanti kakimu berdarah lagi,tuan besar juga sudah melarang Elena bukan?",bibi memasukkan baju ke dalam keranjang,dia berlalu pergi ke luar untuk menjemur pakaian,"sudah Elena saja yang ke atas,nanti jamunya dingin".

Elena serba salah,dia tak ingin menampakkan wajahnya di depan Arion,kenapa bisa dia berpikir untuk membuat jamu?, Elena dengan ragu melangkah menuju lift agar segera tiba di kamar Arion.

saat tiba di depan kamar Arion Elena dengan ragu mengetuk pintu.

Tok tok..

"Elena,masuklah",kakek sedang duduk di samping Arion yang terpejam.

Max dan Denis yang berada di sana ikut tersenyum menyambut Elena.

"apa itu?",tanya Max.

Elena dengan ragu menjawab,"ini jamu kunyit susu untuk mengobati luka tuan, kandungan yang terdapat pada kunyit sangat baik,kunyit bisa mengobati luka baik dari dalam maupun di oleh di luar, dulu ibu membuat jamu ini ketika aku terluka,susu kunyit ini juga ampuh untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

"kau adalah gadis yang cerdas Elena,entah lelaki mana yang beruntung mendapatkan mu nanti",Denis benar-benar berkata dari dasar hatinya dia benar-benar mendambakan sosok gadis seperti Elena.

"Denis benar Elena,kau memang gadis yang baik,lelaki yang bisa menikahi mu pasti akan sangat beruntung dan bahagia,kau calon istri idaman", Max juga ikut memuji Elena.

"sini Elena,jangan dengarkan buaya jantan berbicara",kakek melambai Elena agar mendekat.

"dasar Beo tua",celetuk Max,membuat Denis dan Elena terkekeh.

Mendengar suara riuh Arion berusaha membuka matanya,dia sebenarnya mendengar apa yang di bicarakan,hanya saja matanya terus terpejam.

"CK,kalian sangat berisik",Arion kembali memejamkan matanya.

"syukurlah masih ada harapan hidup",ucap Denis ketika mendengar suara Arion berbicara.

"aku pikir dia benar-benar sekarat,artinya dia sengaja membuat kita setengah mati membawa badannya yang sangat berat".

Puk, Max melempar guling di wajah Arion,

"brengsek,bahu ku hampir patah saat mengangkatnya tadi".

Kakek terkekeh,"aku akan mengajaknya bertaubat setelah ini,mungkin dia berat karena dosa".

Arion tak menanggapi ucapan orang-orang di sekitarnya,dia menarik bantal menutup kupingnya yang merasa terganggu.

"astaga,aku banyak menghabiskan waktu karena dia,padahal aku masih ada pekerjaan di kantor", Denis melirik arlojinya.

Begitu juga dengan Max,"aku juga harus pergi,kek aku pamit dulu,kau jangan lupa minum obat, Elena tolong jaga Arion dan kakek".

"baru saja ingin bersama,huh kalian payah", kakek melengos.

"nanti kami akan kesini lagi,entah besok,Lusa kapan pun kami ada waktu kami akan main kesini",Denis menepuk pundak Kakek,"jaga diri, Elena,Arion kami harus pergi".

Elena mengangguk,sedangkan kakek pergi mengantar Max dan Denis hingga ke teras rumah,sambil bercanda suara mereka menggema di seluruh sudut ruangan hingga ke depan juga masih terdengar dari lantai atas.

Elena juga ikut berdiri,dia meletakkan kunyit susu di samping tempat tidur Arion,dia takut untuk mengganggu Arion.

Arion membuka matanya mengintip dari bantal,"apa itu?".

Suara bariton Arion membuat Elena terkejut, Elena menyentuh dada bidangnya,"tuan,ini kunyit susu baik untuk kesehatan dan luka yang tuan alami,jika tuan berkenan minumlah,tapi aku tak memaksa maaf jika aku lancang", Elena memainkan ujung baju kaosnya.