NovelToon NovelToon
TERGODA JANDA PIRANG

TERGODA JANDA PIRANG

Status: tamat
Genre:Janda / Selingkuh / Aliansi Pernikahan / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Teen Angst / Tamat
Popularitas:41.2k
Nilai: 5
Nama Author: Napp

Asih Setiasih adalah Wanita yang memiliki paras cantik namun masih polos dan lugu, Diusia 20 tahun Ia menikah dengan seseorang Pria bernama Hardiansyah yang dijodohkan oleh orang tuanya. Karena kepolosan Asih rumah tangganya harus kandas, karena ternyata suaminya tergoda oleh wanita lain yaitu janda gatal berambut pirang yang tak lain adalah teman masa kecilnya sendiri. Tetapi setelah bercerai dan menjadi Janda, pesona Asih malah makin menjadi dan bersinar, karena ia sering merawat dirinya dengan pergi ke salon, ia merubah penampilannya terutama di rambut indahnya itu dengan mengikuti gaya trend masa kini yaitu rambut pirang, ia memperbaiki segala apa yang kurang dalam dirinya. Setiap pria yang bertemu dan memandang Asih pasti tergoda dan kelepek-kelepek akan kecantikan dan tubuhnya yang montok aduhai itu. Mau tau keseruan kisah cinta Asih seorang Janda berambut Pirang yang diperebutkan oleh banyak pria baik muda sampai yang tua, yuk baca ceritanya sampai selesai...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Napp, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha Kecil-kecilan Asih

"Ini kuncinya, semoga betah tinggal di sini dan usahanya lancar terus."

Seorang wanita paruh baya menyerahkan sebuah kunci ke tangan Asih dan di sambut dengan senang hati oleh wanita itu.

"Wah... terima kasih banyak ya Bu," sahut Asih sambil tersenyum.

"Iya sama-sama, ya sudah saya pergi dulu ya. Maaf tidak bisa bantu beres-beres." Ucap wanita paruh baya itu yang langsung beranjak pergi.

"Ah, tidak apa-apa Bu." sahut Asih lagi.

Asih pun segera memasuki tempat itu, sebuah rumah berukuran kecil yang dimana terdapat sebuah warung di depannya. Asih sengaja memilih tempat itu untuk ia tinggali. Selain untuk tempat bernaung, ia pun ingin membuka sebuah usaha kecil-kecilan.

Ia yakin, berjualan di tempat itu pasti laku, sebab di depannya ada sebuah pabrik penggilingan padi terbesar di desa itu. Ya, walaupun tempatnya masih tidak terlalu jauh dari tempat tinggal Hardi dan Euis.

"Lihatlah, aku sudah disini! Aku akan buktikan pada kalian semua, bahwa aku bisa melakukan sesuatu yang akan membuat kalian kelabakan," ucap Asih dengan seringaian licik mengambang di wajah cantiknya.

Setelah melewati berbagai ujian hidup yang begitu mengguncang jiwa, kini pola pikir Asih pun berubah. Ia bosan menjadi seorang wanita yang tertindas. Asih ingin bangkit dan membalaskan rasa sakit hatinya kepada siapapun yang pernah menyakitinya.

Asih mulai membersihkan rumah kecil itu beserta warung yang ada di depannya. Rencananya besok ia sudah membuka warung dan mulai berjualan.

Keesokan harinya...

Hari ini Asih sengaja bangun pagi-pagi sekali, karena pada hari ini ia akan memulai usahanya. Setelah melakukan ritual mandinya, Asih bergegas menuju lemari pakaian. Ia berdiri di sana sambil memilih pakaian yang akan ia kenakan hari ini.

Ada beberapa buah dress yang baru di beli oleh Asih. Dress seksi di atas lutut yang akan ia gunakan ketika berjualan. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya pilihan Asih jatuh pada dress berwarna merah marun. Ia meraih dress itu lalu mengenakannya.

"Hm, kamu pikir hanya kamu yang bisa melakukan ini Euis, aku pun bisa!" geram Asih sambil menatap bayangannya di cermin.

Asih meraih peralatan make-up miliknya dan tangan gemulai wanita itu mulai lincah memoleskan benda-benda tersebut ke wajah cantiknya. Setelah selesai Asih mulai menggerai rambut pirang indahnya yang sudah menyentuh pinggul.

"Kau sudah menghancurkan rumah tanggaku, hidupku dan semua kejadian buruk yang terjadi padaku itu semua karena ku Euis!" geram Asih.

Setelah tampil cantik dan seksi, Asih pun bergegas menuju ruangan paling depan, di mana warungnya berada. Ia lau membuka warungnya tersebut, kemudian menyusun barang-barang jualan yang ada di sana biar terlihat lebih rapi.

Seseorang laki-laki dewasa menatap Asih dengan lekat dari jarak yang cukup jauh. Setelah memastikan bahwa penglihatannya benar, ia pun bergegas menghampiri.

"Teh Asih, benar kan?"

Asih sempat terkejut dibuatnya, ia segera menghentikan pekerjaannya, lalu menatap lelaki dewasa yang kini berdiri di hadapannya.

"Eh, Pak RT. Benar Pak, ini saya Asih. Beruntung sekali anda masih mengingat saya dengan baik," jawab Asih sambil menyunggingkan sebuah senyuman manja.

"Ehm... Lelaki menyebalkan ini! Saat kejadian itu, bukannya membela aku sebagai istri sahnya a Hardi, dia malah mendukung si Pelakor itu! Awas saja kamu," gumam Asih dalam hati.

"Tentu saja ingat dong Sih. Hmmm ngomong-ngomong, kamu makin cantik aja ya Sih."

Lelaki dewasa itu menelan Salivanya saat memandangi penampilan Asih yang cantik dan seksi, dari ujung kaki hingga ujung rambut, tak terlewat se inchi pun.

"Gila bener, mulus amat yah! gila aja si Hardi, istri sebening ini malah disia-siakan" gumam Pak RT dalam hati.

"Ah pak RT bisa aja Pak, nanti saya bisa besar kepala Pak." sahut Asih.

"Serius, saya tidak bohong, kamu semakin cantik aja, Sih," jawab Pak RT lagi.

"Dari pada bikin saya geer pagi-pagi begini, mending beli jualan saya aja Pak RT, buat penglaris ini, belum ada siapa-siapa yang beli," bujuk Asih sambil tersenyum manja.

"Eh...boleh-boleh, kebetulan belum sempat minum di rumah, emang jualan apa aja Sih?" lelaki dewasa itu mengikuti Asih ke dalam warung, lalu mendaratkan bokongnya di atas kursi kayu yang sudah tersedia di warung tersebut.

"Apa aja, mau minum apa? kopi, teh susu? mau makan juga bisa, tersedia mie instan aneka rasa, plus nasi sama telur juga bisa Pak," sahut Asih.

"Wah...kalau begitu, aku mau teh manis anget sama mie instan rebus aja deh yang rasa ayam bawang spesial," ucap Pak RT memesan sambil tersenyum semringah.

"Oke! tunggu sebentar ya Pak RT." sahut Asih lagi.

Asih pun bergegas membuatkan pesanan pertamanya. Setelah pesanan itu selesai dibuat, Asih pun segera menyajikannya ke atas meja, tepat di hadapan Pak RT.

Pak RT mendengus aroma wangi dari kopi yang dibuat oleh Asih sambil tersenyum lebar.

"Hmmm, dari aromanya saja udah enak banget Sih, apalagi kalau diseruput ya," ujar Pak RT.

"Pasti bikin ketagihan Pak, cobain deh" sahut Asih yang kemudian duduk tepat di depan Pak RT dengan kaki bersilang. Paha putih mulus itu membuat Pak RT kembali menelan salivanya dengan susah payah. Dadanya berdebar tak karuan dan sesuatu di bawah sana tiba-tiba On Fire, tanpa bisa ia tahan.

"E-ehm ia Sih," sahut PK RT lagi.

Pak RT terbata-bata yang kemudian segera menyeruput kopi buatan Asih. Saking bersemangatnya, ia sampai tak sadar bahwa sudah menghabiskan secangkir kopi dan semangkok mie instan buatan Asih.

"Bagaimana Pak? kopi buatan saya, enak gak Pak?" tanya Asih dengan manja. jari-jemarinya mulai bermain di punggung tangan lelaki itu.

"I-iya Sih...E-enak sekali," jawab Pak RT dengan bibir bergetar.

"Wah, aku senang sekali mendengarnya. Jadi kalau aku kasih harga dua kali lipat pun, tidak masalah kan, Pak RT?" tanya Asih yang jemarinya terus bermain di atas punggung tangan lelaki dewasa tersebut. Tatapan tajamnya terus menusuk ke dalam mata lelaki itu hingga membuatnya seakan terhipnotis.

Pak RT tersenyum kecut sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat.

"I-iya, gak masalah Sih. Apa pun untukmu, ja-jadi berapa yang harus aku bayar?" tanya Pak RT masih dengan bibir bergetarnya.

"Lima puluh ribu untuk kopinya dan lima puluh ribu untuk Indomie rebusnya. Pak RT kan banyak duit, duit segitu pasti bukan masalah untuk Pak RT," ucap Asih sambil tersenyum manja.

"Ah, iya, jadi seratus ribu ya. Tidak apa-apa, segitu mah kecil!" Pak RT segera mengambil selembar uang kertas berwarna merah dari dompetnya, lalu menyerahkannya kepada Asih dengan tangan yang masih bergetar.

"Beneran Sih, segitu cukup!?" tanyanya lagi

"Cukup Pak, terima kasih ya," jawab Asih sembari memasukkan uang penglaris hasil jualannya ke dalam sebuah laci.

Pak RT melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Sepertinya aku harus pergi Sih"

"Iya pak, tapi besok kembali lagi ya," ucap Asih sambil mengerling nakal.

"Ah, i-iya Sih. Tentu saja, besok aku bakal balik lagi ke sini," jawab Pak RT dengan mantap. Lelaki dewasa itu pun segera pamit dan kembali ke kediamannya.

"Hmmm... hari ini seratus ribu, besok-besok lebih besar lagi, maafkan aku Bu RT. Seandainya dulu anda bersikap adil kepadaku, mungkin aku tidak akan pernah melakukan ini, dan untuk yang lain, tunggu giliran kalian," gumam Asih sambil tersenyum licik.

Setelah Pak RT pergi, pelanggan Asih pun mulai ramai berdatangan. Mulai dari pekerja pabrik penggilingan padi, hingga warga desa yang penasaran dengan warung sederhana milik Asih tersebut.

1
Ulufi Dewi
Luar biasa
arniya
bagus kak
Mr E
Mulai nyesel deh
Sinta Wati
Gile bener...
Sinta Wati
wow...
NAP 21
siiip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!