FOLLOW DULU SEBELUM BACA!
.
BUTUH HEALING? BACA ɪᴍᴀᴍᴋᴜ, ꜱᴜʀɢᴀᴋᴜ SOLUSINYA!
.
DINGIN IN PUBLIC, BUCIN IN PRIVATE🕊️
.
PERINGATAN! HATI - HATI, CERITA INI DAPAT MENYEBABKAN KEJANG-KEJANG DAN SENYUM-SENYUM SENDIRI!🦋
.
Allah itu maha romantis. Ada banyak cara untuk Allah mempertemukan kita dengan jodoh. Salah satunya Azalea. Berawal dari ketidaksengajaan nya yang menghilangkan berkas penting, berakhir dengan ia yang menjadi istri sang bos besar.
Awalnya, Azalea pikir pernikahannya itu tidak akan berlangsung lama ketika mengingat bagaimana awal mereka berdua bisa menikah. Namun ternyata tidak. Husain bukan laki-laki pengecut yang akan mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Justru Husain akan menjadi lelaki gentle yang akan terus mempertahankan rumahtangganya atas izin Allah.
"Kamu tahu istriku, jika saja setan melihat senyuman manis kamu, Abang khawatir malah ia yang akan tersesat saat menggodamu," - Azzam Gibran Al-Husain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon its.syrfhlee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
(26). Memuliakan istri.
"Assalamu'alaikum bidadari Abang,"
"Wa'alaikumussalam, Abang."
Azalea yang baru selesai mengenakan gamisnya langsung berjalan menghampiri Husain yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka sambil menenteng sebuah pelastik berwarna hitam. Dengan sigap, Azalea mengambil tangan kanan Husain dan ia cium dengan takzim. Tak lupa, Azalea juga memberikan segelas air hangat pada Husain untuk menghilangkan dahaga suaminya yang baru saja berjalan kaki dari mesjid sampai ke rumah mereka.
"Tadi waktu Abang selesai sholat subuh, Abang lihat ada warung sarapan pagi yang lagi siap-siap untuk buka. Karena Abang ingat kamu udah lama gak makan gado-gado, jadi Abang tanya ke pemiliknya udah boleh beli belum. Alhamdulillahnya ternyata pemiliknya sudah membolehkan Abang untuk beli. Makanya Abang langsung beli satu gado-gado untuk istri cantik Abang ini dan dua lontong sayur untuk Abang sama Ibu." Ujar Husain sembari menyodorkan pelastik berisi gado-gado untuk Azalea dan lontong sayur untuk dirinya sendiri ke arah Azalea. Sementara lontong sayur untuk Ibunya telah lebih dulu Husain berikan tadi.
"Alhamdulillah. Terimakasih, Abang,"
Husain ikut tersenyum ketika melihat senyuman manis Azalea. Tangannya ia bawa untuk mengelus lembut surai Azalea yang masih terasa sedikit basah di tangannya karena istrinya itu baru saja selesai mandi.
"Tapi ngomong-ngomong Abang, apa tadi setelah subuh ada Ustadz yang ceramah? Kalau ada, Abang keberatan gak untuk kasih tahu Aza isi garis besar tentang ceramahnya? Aza juga pengen nambah ilmu walaupun Aza gak bisa langsung datang ke mesjid nya," Ujar Azalea dengan wajah penuh harap.
Melihat itu, Husain tertawa kecil. Ia menjawil dengan gemas hidung minimalis Azalea.
"Ada. Sini Abang ceritain garis besar dari ceramah setelah subuh tadi." Husain membawa Azalea untuk duduk lebih dekat ke arahnya.
"Pengisi ceramah subuh tadi adalah Ustadz Hilman Fauzi. Judul ceramahnya adalah Definisi cinta yang sebenarnya," Husain menjeda kalimatnya sesaat sebelum ia mulai menjelaskan isi garis besar dari ceramah yang ia dapatkan tadi.
Sementara Azalea, wanita itu menyiapkan hati dan memasang baik-baik telinganya untuk mendengarkan isi garis besar ceramah yang tadi Husain dengarkan.
"Isinya begini. Ketika seseorang memiliki cinta dalam hatinya, ada empat prinsip cinta yang harus ia miliki. Yang pertama, cinta itu saling menyelamatkan. Kalau ada di antara kita semua yang mengatasnamakan cinta tapi dengan perasaan cinta itu malah menghadirkan rasa sakit satu sama lainnya, maka itu bukan cinta. Karena ada yang salah dengan prinsip cinta yang seharusnya cinta itu saling menyelamatkan bukan menyakiti. Cinta juga tidak akan melakukan sesuatu yang dibenci oleh Allah. Ketika kita mencintai seseorang, kita tidak akan menjerumuskan diri kita dan orang yang kita cintai ke dalam dosa. Kenapa? Karena ketika benar-benar mencintai seseorang karena Allah, maka kita akan menjaga dia dan menyelematkan nya dari dosa maksiat. Dan kalau ada seseorang yang dengan cintanya malah menyakiti, mengkhianati, dan melukai orang yang ia cintai itu namanya bukan cinta. Boleh jadi, dia benci tapi di balut dengan bahasa cinta. Yang kedua, cinta itu saling menguatkan. Saling lah memberi, maka engkau akan saling mencintai. Cinta itu bukan menuntut dan cinta itu juga bukan meminta, tapi cinta itu memberi. Saat kita mencintai seseorang, maka kita akan banyak memberi. Sama hal nya dengan ketika kita mencintai Allah. Ketika kita mencintai Allah, maka kita akan memberikan hal terbaik yang bisa kita lakukan seperti melaksanakan sholat lima waktu, melakukan puasa Ramadhan, bersedekah, melakukan sholat tahajud dan hal-hal yang disukai oleh Allah SWT. Maka dengan itulah kita membuktikan bahwa kita mencintai Allah SWT. Siapa yang membuktikan cintanya kepada Allah dengan amal-amal kebaikannya dalam hidup, maka benar dia mencintai Allah, hal itu disebutkan dalam keterangan di Al-Qur'an. Dan sejatinya cinta itu menguatkan bukan malah melemahkan. Yang ketiga, cinta itu saling memaafkan, bukan malah saling dengki dan membenci. Kalau dalam hati kita belum tercermin rasa maaf yang lapang dan besar terhadap apa yang kita cintai berarti kita belum seutuhnya mencintai. Memaafkan ketidaksempurnaan seseorang yang kita cintai adalah hal yang harus kita lakukan. Karena tidak ada manusia yang sempurna di muka bumi ini. Justru, kita membutuhkan seseorang yang tidak sempurna agar kita bisa menyempurnakan ketidaksempurnaannya dengan ketidaksempurnaan yang kita miliki. Itulah cinta yang sesungguhnya. Yang terakhir, cinta itu saling mendo'akan. Bukan karena dia dekat kemudian kita jatuh cinta. Namun justru karena dia yang senantiasa ada di dalam do'a kita, maka cinta itu menjadi kebaikan di hadapan Allah. Dan juga cinta itu tidak harus memiliki. Jikalau dengan orang lain dia bisa bahagia, kenapa kita harus mengekang perasaan cinta yang ada di hati kita. Gak bisa, pokoknya dia harus dengan saya. Itu namanya bukan cinta. Cinta itu ditanam di hati, dibuktikan dengan kebaikan-kebaikan. Cinta itu saling menyelamatkan, cinta itu saling menguatkan, cinta itu saling memaafkan, dan cinta itu saling mendo'akan. Semua bingkai cinta itu akan semakin kuat perasaannya jika disandarkan kepada Allah SWT."
"Itu dia garis besar dari ceramah yang Abang dengarkan tadi subuh," ujar Husain pada Azalea yang masih setia menyimak setiap perkataannya.
"MasyaAllah, Aza sekarang jadi tahu apa itu cinta yang sesungguhnya yang melibatkan Allah di dalamnya." Ucap Azalea dengan wajah berbinar.
"Terimakasih ya Abang sudah bersedia memberitahukan kembali garis besar isi dari ceramah subuh yang Abang dengarkan tadi." Ujar Azalea dengan tulus.
"Sama-sama, sayang,"
"Oke, sekarang Aza mau ambil mangkuk dan minum dulu untuk kita sarapan."
"Kita sarapannya di meja makan aja, sayang." Ujar Husain yang lebih dulu menahan tangan kiri Azalea yang akan beranjak keluar dari kamar mereka.
"Oke deh kalau gitu."
Mereka berdua saling bergandengan tangan menuju ke meja makan untuk melaksanakan sarapan bersama. Sesampainya di meja makan, Husain turut membantu Azalea menyiapkan piring dan juga minuman untuk mereka.
"Kenapa Abang selalu mau membantu meringankan pekerjaan Azalea. Seharusnya kan Abang bisa duduk manis sambil menunggu Azalea menyiapkan semuanya." Tanya Azalea sambil menuangkan air panas ke dalam gelas yang berisi teh dan gula.
Mendengar pertanyaan Azalea, Husain menampilkan senyumnya dan berjalan mendekati Azalea untuk memeluk Azalea dari belakang. Tak ketinggalan, Husain juga melayangkan kecupan-kecupan sayang di pucuk kepala Azalea yang tertutup hijab instan.
"Karena Abang menikahi kamu untuk menemani dan menjadi teman Abang di sisa hidup Abang. Bukan menjadikan kamu pembantu yang harus mengerjakan seluruh pekerjaan rumah. Selagi Abang bisa, Abang yang akan mengerjakan seluruh pekerjaan rumah tangga. Karena sejatinya itu memang tanggungjawab Abang bukan kamu," jelas Husain.
"Tapi Aza seneng kok bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah. Apalagi di bantu juga sama Ibu."
"MasyaAllah, istri sholehah Abang." Puji Husain dengan senyum bahagianya. Setelahnya Husain memberikan kecupan bertubi-tubi di pipi kanan Azalea. Membuat Azalea terkekeh karena merasa geli.
Setelah teh hangatnya jadi, Husain membawanya ke meja makan yang dimana disana sudah tersaji satu piring gado-gado dan juga satu mangkuk lontong sayur.
Mereka berdua makan dengan tenang. Sesekali, Husain akan menyuapkan Azalea lontong sayur miliknya. Begitupun sebaliknya. Husain dan Azalea sudah terbiasa saling berbagi satu sama lain. Karena itu lah yang membuat cinta mereka semakin subur dari hari ke hari.
"Nanti siang temani Abang ketemuan sama teman kuliah Abang ya, sayang. Kebetulan dia juga bawa istrinya," ujar Husain setelah mereka selesai sarapan.
"Boleh."
Tangan Azalea bergerak mengambil piring kotor untuk di cuci. Namun Husain dengan sigap langsung menahannya.
"Sesuai kesepakatan. Abang yang cuci piringnya," ucap Husain tak ingin di bantah.
"Oke. Semangat, Abang!"
Azalea memberikan kecupan di bibir Husain sebagai tanda semangat darinya.
"Terimakasih untuk kecupan semangatnya, sayang,"
...- HUSAIN DAN AZALEA -...
Sesuai dengan yang Husain katakan saat sarapan tadi, kini Azalea dan Husain sudah berdiri di depan rumah makan padang yang terletak tak jauh dari rumah mereka. Keduanya akan bertemu dengan teman kuliah Husain di sini sambil makan siang bersama.
"Tunggu sebentar, sayang."
"Kenapa?" Tanya Azalea dengan raut wajah bingung.
"Ada yang tinggal?" Tanyanya lagi.
Husain menggelengkan kepalanya. "Bukan. Tapi kamu tunggu disini dulu ya. Abang pergi kesana sebentar." Husain menunjuk ke arah toko yang terletak di seberang rumah makan padang yang mereka datangi.
Dengan raut wajah bingungnya, Azalea menganggukkan kepalanya. Mengizinkan Husain untuk pergi ke toko seberang sana. Dan tak lama setelah Husain pergi, Husain kembali menghampiri Azalea sambil menenteng pelastik yang entah apa isinya.
"Itu apa?" Tanya Azalea pada Husain yang baru saja tiba di hadapannya.
"Abang beli basreng, seblak sama baso aci instan untuk kamu. Kan kesayangan Abang suka banget sama basreng, seblak dan baso aci,"
"Wahh, sayang banget sama Abang. Abang emang paling pengertian sama Aza." Ujar Azalea dengan mata berbinar menatap ke arah kantong kresek berisi makanan instan kesukaannya.
"Apapun untuk kesayangan, Abang." Balas Husain sambil mengelus pucuk kepala Azalea.
Setelah meletakkan jajanan yang tadi Husain beli ke dalam mobil, Husain menggandeng tangan Azalea untuk masuk ke dalam rumah makan padang yang ternyata temannya sudah menunggunya di dalam.
"Assalamu'alaikum." Ujar Husain saat mereka sudah sampai di depan sepasang suami istri.
"Wa'alaikumussalam. MasyaAllah, Husain. Apa kabar?" Sapa teman Husain.
"Alhamdulillah, kabar baik. Kamu apa kabar, Zay?"
"Alhamdulillah, baik juga. Mari duduk," ajak Zayan pada Husain dan Azalea.
Tidak lupa, Husain menarik kursi untuk Azalea dan membersihkannya dengan tisu sebelum Azalea mendudukkannya. Husain akan sebisa mungkin memberikan pelayanan yang terbaik untuk Azalea seperti Azalea yang memberikan pelayanan terbaik untuk dirinya.
Mereka berempat mulai memakan hidangan yang tersaji di hadapan mereka sambil berbincang-bincang. Entah itu tentang politik ataupun tentang agama. Walaupun yang lebih banyak bersuara adalah Husain dan Zayan. Sementara Azalea dan istri Husain hanya sesekali menimpali di saat mereka mengerti dengan topik pembicaraan Husain dan Zayan yang sedikit berat.
Selesai makan siang, seperti kebanyak laki-laki di luar sana Zayan mengeluarkan kotak rokoknya dan menyodorkannya ke arah Husain.
"Nah, gak afdol kalau selesai makan gak merokok. Nih rokok." Tawar Zayan.
Husain tersenyum ke arah Zayan sambil menolak tawaran Zayan dengan sopan. "Aku gak merokok lagi, Zay. Udah berhenti." Jelas Husain.
Mendengar itu, Zayan terlihat sedikit kaget. Karena semasa mereka kuliah dulu, Husain termasuk perokok aktif yang terkadang bisa menghabiskan berbatang-batang rokok dalam sehari.
"Wah iya kah? Sejak kapan?" Tanya Zayan yang kembali memasukkan rokoknya ke dalam saku bajunya.
"Sejak menikah sama Azalea."
"Oh jadi baru-baru ini berhenti merokok?"
"Iya. Soalnya istriku gak suka asap rokok. Makanya aku berhenti merokok demi menjaga kenyamanan istriku,"
Mendengar perkataan Husain, Azalea merasa kaget. Sebelumnya Azalea tak pernah tahu kalau Husain merupakan perokok aktif. Ia kira Husain tak pernah merokok makanya ia tak pernah melihat Husain merokok mulai dari awal mereka menikah sampai sekarang.
"Serius?" Tanya Azalea dengan spontan.
Husain menoleh. Tangannya mengapit hidung minimalis Azalea dengan gemas. "Bener, sayang. Kan sudah Abang bilang kalau Abang menyukai apa yang kamu suka, dan Abang juga tidak menyukai apa yang tidak kamu sukai." Jawab Husain.
Seketika sudut bibir Azalea tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman manis. "Terimakasih, Abang."
"Sama-sama, sayangku,"
"Waduh romantis banget teman kita satu ini," kelakar Zayan.
"Wajib dong bro. Kan kita harus memuliakan istri sebagaimana yang di ajarkan oleh Rasulullah SAW."
"Wah kayaknya aku harus banyak belajar deh sama kamu, Husain," ujar Zayan.
"Nanti kita sama-sama belajar. Aku juga masih belajar bagaimana memuliakan seorang istri seperti yang di ajarkan Rasulullah SAW." Jawab Husain dengan merendah.
-to be continued-