Follow FB Author : Novel by Anny/ Anny Djumadi
Penyesalan selalu datang belakangan. Inilah yang berlaku buat si cantik Anggita. Karena percaya dirinya yang terlalu tinggi dia berusaha menggapai cinta Byantara, seorang CEO yang dingin dan kejam. Anggita berpikir dengan segala yang dimilikinya dia akan membuat Byantara akan mencintainya suatu hari. Tapi apa yang terjadi ketika ayah Byantara yang selalu menginginkan Anggita sebagai menantunya itu akhirnya meninggal? Anggita sama sekali sudah tidak memiliki orang yang berpihak padanya. Anggita harus pergi dari kehidupan Byantara bahkan membawa benih yang tidak pernah diakui Byantara.
Bagaimana perjalanan hidup Anggita selanjutnya? Buat yang penasaran ayo lanjut baca, ditunggu dukungan komentar, like dan votenya.
Semoga terhibur selalu, walau ceritanya akan menguras emosi🤭🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anny Djumadi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membandingkan Samuel dan Byantara
"Gak mau lagi!", ujar Benji langsung duduk di rumput, Benji mengerucutkan bibirnya dan mengembung kan pipinya dengan kesal. Anggita kali ini tidak bisa menahan tawanya lagi ketika melihat wajah Benji yang menggemaskan.
Setelah bercerai dari Byantara, sifat Anggita memang berubah menjadi pendiam, kaku dan jarang tersenyum. Samuel yang baru kali ini melihat Anggita tertawa lepas, langsung kagum dengan senyum manis Anggita.
”Nah! Dari tadi pas foto harusnya kau tersenyum lepas seperti itu Gita, tidak usah kaku dan ditahan. Senyum mu membuat kau bertambah cantik, pasti hasil fotonya akan lebih bagus lagi! Nanti kalau kita ambil foto ulang lagi, kau tersenyum seperti itu ya, aku suka melihat senyum mu yang seperti itu", puji Samuel terus terang yang langsung membuat senyum Anggita malah menghilang seketika, karena risih dan malu. Baru kali ini ada pria yang terang-terangan memujinya.
Semenjak Anggita meminta pada ayah angkatnya kalau dia menyukai Byantara dan ingin menjadi istri Byantara, sudah sejak dulu Pak Darmawan mengumumkan kepada semua rekan kerjanya kalau Anggita adalah calon menantunya, agar tidak ada lagi yang bertanya-tanya dan mencoba ingin menjodohkan Anggita dengan anak mereka.
Jadi boleh dibilang kalau di kehidupan Anggita, pria yang ada hanya Byantara saja. Mereka yang sudah tahu kalau Anggita adalah calon istri Byantara, otomatis tidak berani mendekati Anggita lagi.
*********
Untung saja Benji memecahkan suasana canggung yang tercipta.
"Om Sam muji mama, Benci gak (Om Sam cuman puji mama, tapi enggak puji Benji)!", ujar Benji iri. Apalagi memang sejak tadi difoto, memang Benji yang paling sering diatur Samuel, gak boleh ini. gak boleh itu, kepalanya miring sedikit, akhirnya Benji merasa disalahkan terus sehingga menjadi kesal dan langsung ngambek.
"Ha-ha-ha, bukan begitu Benji!", ujar Samuel yang langsung menghampiri Benji dan menggendong Benji setelah meletakkan kameranya di atas meja yang berada di taman itu.
Samuel sudah tahu resikonya, kalau membuat foto dengan anak-anak memang harus extra sabar, kalau ingin hasil yang bagus.
Belum lagi ada acara ngambeknya segala, mau tidak mau si tukang foto harus berubah menjadi kuda dulu.
Untung saja Samuel termasuk pria yang sabar. Mungkin Samuel sudah terlalu lama tinggal di New Zealand, di sana cuacanya tidak ekstrim, saat musim panas saja hanya sekitar dua puluh lima derajat Celcius sampai dengan tiga puluh derajat Celcius, juga lingkungan yang bersih dan jauh dari polusi dilengkapi pemandangan yang indah, otomatis mempengaruhi suasana hati Samuel.
Anggita semakin takjub melihat kesabaran Samuel, tanpa sadar Anggita jadi memperhatikan apa yang dilakukan Samuel pada Benji. Anggita sampai tidak yakin apakah dia bisa sesabar Samuel dalam menghadapi Benji.
Andai saja mas Byan sifatnya seperti Tuan Samuel, tentu hidup ku tidak akan seperti ini. Tuan Sam begitu menginginkan anak sampai akhirnya dia bercerai dengan istrinya karena istrinya belum mau hamil, sedangkan mas Byan mendengar aku hamil malah marah dan menuduh ku tidur dengan pria lain! Padahal dia hanya ingin membuang ku saja! Memang sejak dulu dia sudah menyukai Sella. Salahkan diri ku yang bebal dan terlalu memaksakan kehendak. Andai dulu aku bertemu dengan Tuan Samuel, mungkin aku pun akan jatuh hati padanya. Selain tampan, hatinya baik tidak seperti mas Byan yang arogan dan kejam! Mengapa dulu aku mengunci hati ku sendiri dari pria lain dan hanya melihat mas Byan saja?, sesal Anggita dalam hati, sambil memandang ke arah Samuel yang masih berusaha merayu Benji agar mau diambil fotonya kembali.
********
Perlahan ingatan Anggita lari kembali pada kejadian saat dia baru saja mengetahui kalau dia sudah mengandung Benji.
Kala itu Anggita berpikir Benji sudah membawa keberuntungan padanya. Sudah dua hari Byantara bersikap lunak padanya, Byantara mulai berbicara sedikit padanya. Itu saja sudah membuat hatinya bahagia bukan main, padahal bukan hal penting yang dibicarakan. Sekedar bertanya, apakah sudah makan, apakah ayah baik-baik saja.
Ketika melihat test pack timbul dua garis, Anggita begitu bahagia. Anggita benar-benar mengira kalau Benji sudah membawa keberuntungan dan bisa jadi kehadiran Benji akan memperbaiki hubungannya dengan Byantara. Apalagi ketika malam tiba, saat mereka sudah berada di tempat tidur, Byantara yang biasa selalu tidur memunggunginya tiba-tiba saja memeluknya sepanjang malam tanpa berkata apapun.
Tapi di luar dugaan keesokan harinya setelah Anggita memastikan kehamilannya ke dokter dan dia dinyatakan positif hamil, Byantara yang masih kelihatan baik-baik saja saat pulang kerja, langsung marah besar, bahkan membanting semua kosmetik Anggita yang tersusun di atas meja itu, saat Anggita menyampaikan berita kehamilannya.
"Kau terlalu pintar, bahkan kau mau menipuku dengan kehamilan mu! Aku sudah bosan dengan semua trik mu itu!", ujar Byantara menatap tajam ke arahnya.
"Apa maksud mu mas Byan, aku tak mengerti?", ujar Anggita yang segera menarik pergelangan tangan Byantara meminta penjelasan.
"Anak siapa yang kau kandung itu? Kau jangan menyentuh ku lagi, aku jijik pada mu!", ujar Byantara yang langsung menghempaskan tangan Anggita, hingga Anggita jatuh terduduk.
"Mengapa kau menuduh ku seperti itu mas? Kau lah yang mempunyai hubungan dengan Sella, aku tidak seperti kau, aku tidak pernah mempunyai hubungan dengan laki-laki manapun!", ujar Anggita.
Mendengar perkataan Anggita yang menyudutkannya, Byantara semakin marah.
"Iya, betul! Kau sudah tahu sejak dulu kalau aku menyukai Sella mengapa kau masih memaksa menikah dengan ku?", ujar Byantara. yang sengaja ingin menyakiti hati Anggita. Mendengar jawaban itu akhirnya Anggita terbawa emosi juga, Anggita pun membalas perkataan Byantara.
"Baiklah mas Byan, aku sudah banyak mengalah. Terserah kau mau menganggap siapa ayah dari bayi yang aku kandung ini. Aku menjelaskan apapun pada mu pada intinya kau memang sudah ingin membuang ku. Akan ku buat kau tidak bisa membuang ku dan mau tidak mau mengakui bayi dalam kandungan ini sebagai anak mu! Ayah selalu percaya pada ku!", ujar Anggita yang sedang emosi saat itu, dengan sengaja tersenyum memanasi Byantara juga.
Malam itu Byantara langsung keluar dari kamar mereka, dan sejak malam itu Byantara memilih tidak pernah tidur di kasur yang sama lagi dengan Anggita.
Tapi siapa sangka tidak sampai sebulan setelah kejadian itu Pak Darmawan pergi selama-lamanya.
Anggita benar-benar tidak menyangka Pak Darmawan pergi secepat itu, padahal sakit Pak Darmawan sudah sempat membaik!
********
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?", ujar seseorang yang menepuk pundak Anggita, membuat Anggita langsung kaget.
"Mas Theo! Kapan datang?", tanya Anggita tidak menyangka Theo yang muncul di hari Sabtu. Biasanya Theo kebanyakan datangnya hari Minggu.
Theo langsung memandang ke arah Samuel dengan curiga, Theo dapat melihat kalau Anggita memandang kagum ke arah Samuel. Bahkan Benji yang biasa selalu menyambut kedatangannya dengan senang, hari ini masih lanjut bermain dengan Samuel, padahal Benji sudah sempat melihat kedatangannya tadi.
Samuel langsung menggendong Benji dan menghampiri Theo.
"Hai Theo, lama tidak berjumpa, bagaimana kabar mu?", tanya Samuel tersenyum ramah.
"Mana istri mu Janet? Apakah kau datang sendiri?", tanya Theo yang curiga, dan tiba-tiba saja hatinya dibakar rasa cemburu.
Bersambung.............
emang iblis
novel kalian ku akui bagus tapi sangat2 tidak adil dan egois
ini buktinya
*pelakor kalian laknat dan binasakan tapi pebinor kalian puja2 dan semua perbuatannya kalian benarkan, padahal faktanya samue dan The banyak melakukan kesalahan fatal dan licik, samuel mendekati istri orang hingga membuat fitnah dan salah paham (aslinya samuel dan theo biang masalah) licik, bersikap baik dan menolong punya maksud licik ingin membuat salah paham dan akhir bisa mendekati istri orang (buktinya samuel dan theo melakukanya)
*intraksi suami dengan wanita lain kalian laknat dan pandang menjijikan tapi intraksi istri dengan pria lain kalian bela dan benarkan dengan alasan nolong lah, padahal faktanya samuel tidak ikhlas bantu Gita, sampai ada maunya, samu licik ingin membuat rumah tangga Gita hancur dan dia bisa merebut Gita
*kesalahan byan semua sudah pasti tau, dan kalian tegas itu kesalahan fatal dan kalian buat byan dapat karma, dia menyesal, dan berjuang sangat keras untuk mendapat kesempatan (adilkan) tapi ini semua kesalahan Gita kalian tutup mata dan kalian benarkan semuanya
binatang aja ada yg punya hati lho
apa Gita akan tenang2 aja krn merasa itu sbg perhatian Byan ?
padahal itu sudah pelecehan ....
hadeeeuuh ... Gita ini banyak banget dilecehkan yaaa ... tp krn Byan yg melakukan, jd dianggap oke2 aja ....
gedeg banget sama sosok Byan ... dan pada akhirnya Byan pun bahagia krn pelecehan2 yg dilakukannya berhasil membuat Gita menjadi istri ....
dan Gita sbg orang yg dilecehkan pun tersenyum bahagia ...
huehuehe ....
udah tindakannya malam itu melecehkan Gita ...
trus pertanyaan "anak siapa" ... itu juga pertanyaan melecehkan .... dlm arti, dia menganggap Gita wanita yg tidur dgn banyak laki2 ...
hadeeeuuuh .... dan Gita tetep santai aja ... "cuma marah sebentar" ... dan trus luluh ... 🤦♀️
gak ada ucapan terimakasih ?????
ck..ck..ck...
beneran Byan ini manusia gak ada akhlak ya ...
dan ternyata manusia spt itu yg dipilih Gita ...
gak ada empatinya liat kondisi Gita ... cuma gara2 cemburu sama Samuel ...
gak ada terimakasih nya juga ke Samuel .. padahal udah dibantu ..
beneran pengen Byan tuh sengsara deh ...