Hafsah, seorang istri yang sering mendapat perlakukan tidak adil dari ibu mertuanya, hanya karena belum bisa memberikan cucu untuknya. Ruqoyah meminta Ali untuk menceraikan istrinya yang dia anggap mandul.
Hinaan, sindiran, dan dijadikan babu di rumahnya sendiri sering Hafsah dapatkan. Meski begitu dia selalu sabar menjalani semuanya dan ada Ali yang selalu menjadi kekuatan dirinya.
Sarah, cinta pertama dari Ali hadir kembali di tengah-tengah kemelut kehidupan rumah tangga Hafsah. Wanita kaya itu banyak menawarkan kebahagiaan untuk Ruqoyah.
Akankah Hafsah bertahan atau memilih pergi? Benarkah Hafsah adalah wanita mandul?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Kejahatan Sarah Kepada Hafsah
Bab 26
Sarah membawa Ruqoyah dan Alika ke villa milik keluarga yang tidak jauh dari villa milik keluarga Adiwangsa. Sebenarnya dia sengaja ikut agar bisa liburan bersama Ali. Tidak masalah meski ibu dan adiknya ikut yang penting dia bisa menghabiskan waktu bersama laki-laki itu.
Bagi Sarah Ali adalah laki-laki terbaik dari semua yang dia kenal. Meski dia beberapa kali pacaran, tetap saja Ali adalah pemilik hatinya. Saking cinta mati kepadanya sempat dia berpikir ingin jadi istri kedua, karena dia rasa Ali tidak akan mau menceraikan Hafsah. Namun, saat dia lihat tatapan Ghani kepada Hafsah yang begitu penuh mendamba kepadanya, membuat dia ingin menyatukan mereka berdua agar Ali bisa akan menjadi pasangannya.
Tadi setelah waktu sholat Zuhur, Ruqoyah dan Alika meminta Sarah mengantarkan mereka ke villa tempat Ali menginap. Di sana Sarah mulai mendapatkan ide gilanya. Sementara Alika terpesona oleh paras Ghani yang terlihat tampan dan usianya juga tidak beda jauh dari kakaknya. Ruqoyah pun memberi kode kepada Alika untuk mendekati cucu pemilik perusahaan tempat Ali bekerja.
Mood Ali sudah baik lagi setelah mendapatkan asupan gizi dari istrinya. Ali dan Hafsah menyambut baik ajakan Kakek Qomar untuk melihat-lihat kebun sayuran miliknya. Tempat itu sangat luas sekali dan banyak ditumbuhi dengan brokoli, kubis, kentang, dan sawi.
Ruqoyah dan Sarah uring-uringan karena Ali pergi diam-diam tanpa mengajak mereka. Berbeda dengan Alika yang senang dia ada di villa itu.
"Nanti malam akan diadakan pesta barbeque di sini. Ibu ikut gabung, ya!" ajak Pak Harun kepada Ruqoyah.
"Aku, sih, terserah kedua gadis itu," tunjuknya kepada dua orang wanita yang sedang bercakap-cakap dengan beberapa keluarga karyawan.
"Pak Harun, kalau boleh tahu Pak Ghani itu sudah punya tunangan belum?" tanya Ruqoyah dengan malu-malu. Dia tahu pemuda itu belum menikah, hanya saja siapa tahu sudah punya pacar atau tunangan karena dia orang kaya dan juga tampan.
"Sepertinya belum punya tunangan. Tidak tahu kalau kekasih, karena dia baru pulang dari luar negeri beberapa bulan yang lalu," jawab Pak Harun.
***
Acara pesta barbeque dan bakar jagung berlangsung dengan meriah dan semua orang ikut terlibat. Hafsah pun ikut membantu dengan ibu-ibu yang lainnya. Sementara itu, Ali dan laki-laki yang lain membakar jagung.
Sarah diam-diam mengaitkan ujung jilbab milik Hafsah yang sedang membantu istrinya Pak Harun membakar daging ke dekat pembakaran agar terbakar. Tidak ada seorang pun yang melihat kejadian itu.
Hafsah mencium bau yang asing dan betapa terkejutnya dia saat melihat api sudah membakar sebagai jilbab lebar miliknya.
"Astaghfirullahal'adzim," Hafsah mencoba mematikan api itu dengan tangannya.
"Ya Allah. Bu Ali jangan pakai tangan nanti tangan kamu terluka," ucap Bu Harun sambil mencoba mematikan api dengan kain lap yang ada di meja.
"Air … air, pakai air!" teriak ibu-ibu yang lain.
Kejadian itu membuat heboh semua orang yang ada di sekitar Hafsah.
Ghani yang melihat api semakin merembet ke baju gamis yang dipakai oleh Hafsah, langsung menarik dan menggendong tubuh wanita itu lalu melompat ke kolam renang yang tidak jauh dari tempat itu.
Ali yang berada tidak jauh dari sana tidak tahu kalau baju orang yang terbakar itu adalah istrinya. Dia baru tahu saat melihat Ghani menggendong Hafsah dan membawanya ke kolam renang agar apinya mati.
Ali pun langsung melompat ke kolam renang dan menarik tubuh istrinya lalu dia peluk dan membawanya ke tepi. Terlihat wajah ketakutan dari Hafsah. Tanpa dia sadari niqob yang basah itu dibuka karena Hafsah terlihat sesak napasnya.
Meski begitu Ali masih mencoba melindungi Hafsah dengan menutupi tubuh istrinya dengan jaket basah miliknya. Bajunya yang basah itu menempel dan mencetak jelas badannya.
Orang-orang yang melihat secara langsung juga banyak yang shock, apalagi ibu-ibu. Melihat perhatian Ali kepada istrinya membuat banyak para wanita iri.
Ghani masih berada di kolam renang saat Ali membawa istrinya kembali ke kamar. Dia tadi begitu panik melihat keadaan Hafsah. Pemuda itu takut terjadi sesuatu kepadanya.
***
Ali mengganti bajunya dan juga baju Hafsah. Istrinya terlihat masih shock dan tubuhnya bergetar. Terlihat sebelah tangan kanan Hafsah terluka dan melepuh.
"Sayang, tahan, ya. Aku obati dulu ini sambil menunggu dokter datang," ucap Ali sambil mengolesi luka di tangan istrinya dengan menggunakan minyak zaitun.
Terlihat Hafsah meringis saat Ali mengolesi telapak tangannya yang terluka. Ali pun meniup-niup agar mengurangi rasa sakitnya.
Dokter pun datang bersama Kakek Qomar dan Ghani. Hafsah merasa kurang nyaman dengan kedatangan para lelaki di kamarnya. Untung datang Bu Harun dan meminta semua orang untuk ke luar selama Hafsah menjalani pemeriksaan.
"Bu Hafsah hanya mengalami kepanikan dan ketakutan. Lukanya sudah aku obati dengan salep. Ini bisa digunakan setelah mandi dan tangan dalam keadaan bersih," ucap dokter itu.
Ali terus memeluk tubuh Hafsah, seakan takut terjadi apa-apa kepadanya. Bahkan ketika orang-orang melanjutkan lagi acara barbeque, dia memilih diam di kamar berdua bersama sang istri.
***
Sarah semakin kesal karena Ali malah semakin menempel kepada Hafsah. Dia mengira wanita itu akan terluka parah dan berharap wajahnya menjadi jelek. Dia sungguh iri dengan kecantikan alami milik istrinya Ali. Dia juga merasa cantik, tetapi kecantikannya itu akan terlihat jelas jika dia memakai make up. Tadi saja dia sempat melihat muka Hafsah saat Ali membuka niqob-nya, terlihat tanpa adanya kosmetik di wajahnya.
'Wanita itu sekarang beruntung bisa selamat, besok-besok siapa tahu dia akan apes,' batin Sarah dengan mulut sibuk mengunyah gading yang dipanggang.
Alika lagi-lagi makan begitu banyak, dia bahkan beberapa kali mengambil tambah. Kali ini Ruqoyah memperhatikan putrinya itu.
'Tumben Alika makannya banyak, biasanya dia takut gendut,' batin wanita paruh baya yang duduk di depan Alika.
***
Apakah Alika hamil atau cuma sedang napsu makan meningkat? Akankah kejahatan Sarah ini ketahuan? Ikuti terus kisah mereka, ya!