NovelToon NovelToon
Seluas Samudera

Seluas Samudera

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni / Enemy to Lovers / Si Mujur / Tamat
Popularitas:281.5k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nonelondo

PERINGATAN!!!

Sebelum membaca, siapkanlah hati kalian seperti judul novel ini 'Seluas Samudera'. Karena kalian akan dibuat jengkel setengah mati. Jika kalian tidak siap, lebih baik mundur!

----------

Novel ini mengangkat kisah tentang seorang
Kapten pasukan khusus Angkatan Laut. Yang jatuh cinta dengan anak Komandan-nya. Mereka bertemu di rumah sakit tanpa tahu satu sama yang lain. Saat sang Kapten tertembak, dan sebagai perawat wanita itu merawatnya. Namun sayang, karena ada sesuatu hal. Sang Kapten secara sepihak memutuskan jalinan asmara diantara mereka.


Memang kalau telah dijelaskan, aku mau lepas darinya? Tentu, tidak! Aku tidak mau Dia sudah buat aku begini, malah meninggalkanku. Itu gak boleh! Oh! Aku tahu caranya biar dia bisa balik lagi bersamaku. Ya! Akan kucoba.

-Dewi Abarwati-

Dia berharap ada kata maaf dulu dari Dewi, sebelum dia merubah status hubungan mereka menjadi sepasang kekasih kembali.

-Krisanto-

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonelondo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 26 Petuah Bijak

“Panas banget hari ini ya Guh,” keluh Dewi, sembari berjalan ke meja kerja.

Teguh yang lagi duduk menoleh. "Namanya musim panas, Wi.”

Sesampainya, Dewi menarik sembarang berkas didekat Teguh. Dipakainya untuk mengipas-ngipas badannya. Namun baru beberapa kali kipasan, dia baru sadar bukan kertas yang suka tergeletak di meja. Segera diturunkannya.

"Loh! Undangan siapa ini, Guh?"

“Oo... itu undangan buat kita. Undangan dari Dokter Ajeng. Minggu depan Beliau akan mengadakan acara syukuran untuk anaknya yang baru lulus wisuda.”

Dokter Ajeng bukanlah dokter muda. Usianya kira-kira sepantaran orang tua mereka. Namun Dokter Ajeng akrab dengan tim shift Dewi layaknya teman.

Teguh menarik kartu undangan lain. "Ini, untuk Mas Kris. Tadi Dokter Ajeng juga ada ngasih, dan nyuruh elo tolong kasihin ke dia."

Menerima. "Oo... Oke, ntar gue kasih. Oh ya, nanti kita pergi gimana, Guh?”

Mengerutkan dahi. “Gimana apanya?”

"Maksudnya, bareng-bareng apa sendiri-sendiri?"

"Maksud elo biar kita pada tukeran shift, gitu?"

"Kalau itu mah nggak mungkin, Guh. Masa, kita serentak mau ngajuin tukeran. Pasti ditolak kali..."

Tersadar. "Eh, iya ya."

"Maksud gue itu, kita sepulang kerja berangkat sendiri-sendiri apa bareng. Eh, tunggu dulu. Ini acaranya kapan sih? Dan jam berapa?"

"Sabtu. Jam 1 siang sampai malam."

"Oo... Jadi semua shift bisa datang ya. Dimana?"

"Di rumah Beliau. Si Laras dan si Rena nggak bisa datang. Tadi waktu Dokter Ajeng kasih undangan ada mereka di sini. Mereka udah menyampaikan hal itu ke Beliau. Si Laras katanya, karena ibunya ulang tahun. Jadi dia sepulang kerja ada acara keluarga. Kalau si Rena, Sabtu dia ada janji mau bantu temannya pindahan rumah."

Mengapa dia merasa ini seperti peluang ya? Kris pernah bilang gak masalah dia pergi dengan pria lain. Kalau dia pergi berdua Teguh, Kris cemburu gak ya? Biar saja Kris pergi sendiri ke sana.

"Ya udah, elo pergi sama gue aja."

"Ya, kali... Jadi obat nyamuk dong gue wkwk..." Teguh tertawa.

Eh, iya ya. Temannya pasti menganggapnya pergi dengan Kris.

"Kayaknya Kris nggak bisa datang deh, Guh. Gue baru ingat, Sabtu dia ada acara. Makanya gue ngajak elo bareng."

“Oh! Mas Kris nggak bisa datang?"

"Kayaknya ya. Tapi undangan ini tetap gue sampein ke dia."

"Ya, ntar elo kabari aja, Mas Kris bisa datang apa nggak."

Tersenyum senang. “Oke. Eh, nanti elo mau kasih apa ke Dokter Ajeng? Kado? Apa uang?”

“Mm... Apa ya, gue bingung. Takutnya kalau duit kedikitan wkwkwk...”

“Kalau gue sih mau kasih kado. Elo mau ikutan gak? Yah... Jatuhnya, kita jadi patungan. Nanti kadonya biar gue aja yang beli. Elo tinggal bayar aja setengahnya.”

“Ya udah, gue ikutan. Ntar kasih tahu gue aja, gue harus bayar berapa.”

“Oke. Terus nanti kita berangkat sepulang kerja aja, 'kan?"

"Ya, iya kali."

"He... Siapa tahu, elo mau sehabis Maghrib."

**********

Di taman nan sejuk, Dewi menuntun pasien wanita tua untuk therapy melatih berjalan. Begitu telaten dia memberi semangat. Kadang dicampurnya dengan gaya yang jenaka. Biar si pasien nggak merasa stress serta putus asa untuk penyakit stroke yang dideritanya. Nenek itu berjalan penuh daya upayanya. Kadang tersenyum geli untuk tingkah lucu perawatnya.

Landscape taman rumah sakit bernuansa tropis. Pohon-pohon yang ada terlebih dahulu sebelum gedung rumah sakit dibangun sengaja tidak di tebang. Biar bisa difungsikan untuk melengkapi taman. Taman itu memiliki akses jalan setapak yang berliuk-liuk. Di sisi kiri dan kanan jalan setapak dihiasi tanaman-tamanan hias. Biar siapa pun orang yang melewati dapat merasakan suasana alam terbuka yang terlihat asri. Di luar jalan setapak, selain pohon-pohon besar yang sudah ada dari awal, ada rimbunan pohon-pohon kecil, hamparan rerumputan hijau, serta pot-pot besar berisi bunga bermekaran. Di tengah taman, ada kolam ikan mas. Di tengah kolam, ada patung ikan mas. Air yang mengalir dari patung keluar dari mulut ikan mas.

(Gambar hanya ilustrasi)

“Ya sudah... Sekarang istirahat, Nek."

Dewi membantu duduk orang yang dituntunnya. Wanita tua itu perlahan menempatkan pantatnya.

“Haaa... Capek!" keluh si nenek.

Dewi menyusul duduk di samping si nenek disertai membuka botol. Botol minuman punya si nenek itu yang sudah diisinya air sebelum mereka ke sini.

“Haha... Capek ya, Nek. Nenek harus terus semangat biar cepat sembuh. Kan enak nanti kalau Nenek sudah bisa jalan. Bisa mengunjungi cucu-cucu, Nenek deh! Nih, ayo, diminum airnya, Nek.”

Mengambil. “Terima kasih.”

Setelah ditenggak ibu tua itu, Dewi meminta botol itu kembali untuk ditutupnya. Selagi Dewi mengerjai, nenek itu memegang tangan disebelahnya, dan menggenggamnya hangat.

“Nak Dewi...”

Yang dipanggil menoleh, dan langsung cemas. Siapa tahu si nenek tiba-tiba ada keluhan disakitnya.

"Kenapa, Nek?"

“Enggak... Nenek nggak apa-apa. Nenek hanya ingin memegang tanganmu saja.”

“Oo... Kirain ada apa. Haha... Pegang saja Nek, sampai Nenek puas.”

Tersenyum. “Kamu tuh suster favorit saya. Selama saya sakit dan dirawat dimana-mana, kamu satu-satunya suster yang saya temui sangaaat... Perhatian. Suster-suster sebelumnya yang saya temui, mereka hanya merawat saya seusai prosedur saja. Kamu melebihi dari kapastias prosedur. Hal-hal kecil saja yang seharusnya kamu tidak perlu perhatikan tapi kamu lakukan. Contohnya seperti ini, menyediakan minuman untuk saya. Saya merasa sangat beruntung sekali dirawat oleh kamu.”

Sebenarnya itu juga yang dirasakan oleh Kris waktu Dewi merawatnya. Dewi ini memang perawat bagus selalu memberi perhatian lebih ke pasien. Mungkin dulu itu yang membuat Kris kepincut.

"Ah, Nenek bisa saja.” Dewi tersenyum.

Selanjutnya orang tua itu mengeluarkan pertanyaan yang membuat orang yang ditanya begitu jadi membelokkan mata.

“Kamu sudah punya pacar, Nak Dewi?”

“Ha?”

Mendesah. “Haa... Sayang, anak-anak saya sudah pada nikah semua. Kalau belum, saya ingin sekali jodohin sama kamu. Coba, saya masih punya anak cowok ya.”

Jadi tertawa geli, diiringi candaan. "Hihi... Kalau gitu, saya sama cucu nenek saja."

“Cucu saya yang besar masih kuliah. Nggak mungkin kan saya jodohin sama kamu.”

Dewi tersenyum simpul. Namun entah kenapa atas percakapan ini membuatnya jadi ingin mengulik sesuatu. Ya! Dia ingin mengetahui secara dalam pendapat orang terhadapnya.

“Tetapi Nek, maaf nih ya Nek, bukan saya GR. Kenapa Nenek bisa berpikir saya wanita baik-baik? Sampai Nenek punya pemikiran ingin menjodohkan saya ke anak, Nenek?”

“Saya ini wanita, tentu bisa merasakan mana wanita baik atau gak. Saya ini sudah banyak makan asam garam, Nak Dewi... Tentu, saya tahu banget mana wanita yang pas, yang bisa mendampingi anak saya dalam berumah tangga.”

“Lagian Nek, memang kalau anak Nenek belum pada nikah, atau pun Nenek masih punya anak cowok. Memang anak Nenek mau apa sama saya?”

“Kenapa nggak mau?”

“Saya kan gemuk Nek, cantik juga nggak.”

“Loh! Kenapa harus cantik jadi unggulan? Lagian, siapa bilang kamu jelek? Kamu cantik kok. Dibilang gemuk juga, nggak gemuk-gemuk amat.”

“Tapi Nek, tetap saja semua pria ingin wanita cantik dan langsing.”

“Memang... Itu juga berlaku ke wanita. Wanita juga kalau lihat cowok ganteng, uughh... Langsung deh matanya pada berbinar.”

“Tuh kan... Pasti anak Nenek gak bakalan mau sama saya. Pasti mereka lihatnya penampilan.”

“Pasti mau kok. Kamu tuh punya sesuatu yang bisa bikin pria jatuh cinta padamu.”

Geleng-geleng kepala. "Haha... Apa coba? Nenek ini dari tadi bikin GR saya saja. Nggak ada yang spesial di diri saya Nek."

“Hati.”

Hah? Hati?

“Haha... Masa, hati bisa bikin pria meleleh, Nek? Untuk wanita seperti saya ini gak punya pilihan, Nek. Yang cantik punya pilihan, kalau kayak saya ini hanya menunggu, Nek. Syukur-syukur ada pria yang mau."

“Makanya kasih kesempatan pria melihat hatimu. Jangan tutupi dirimu. Jika mereka sudah melihat hatimu, kamu pasti lebih unggul dari wanita luar biasa cantik sekalipun. Saya jamin anak saya kalau saya kenalin ke kamu, dan dekat denganmu pasti mereka bakal jatuh cinta padamu. Sayang, anak saya sudah pada nikah saja, dan saya nggak punya anak cowok lagi.”

Dewi menggeleng lagi, sulit dipercayanya. Semua yang dituturkan nenek ini rasanya mustahil. Kalau hati dia baik, gak bakalan dia diputusin Kris, bukan? Meski secara nggak langsung dulu dia gak ada niatan membuka hatinya, sewaktu dia pertama bertemu Kris. Tapi tetap saja, ujung-ujungnya setelah Kris macarin dia, dia diputusin. Kalau sudah macarin, berarti Kris sudah tahu sifatnya, bukan? Jadi, dimana nilai plus didirinya?

Kemungkinan nenek ini hanya menilai sepintas dirinya saja. Mengenal sebatas pasien dan suster. Seperti dia dan Kris dulu. Menilai cover bukan dalamnya. Kalau pun kejadian dia nikah dengan anak nenek ini, pasti nenek ini menyesal telah menjodohi anaknya. Seperti Kris setelah mengenalnya lebih dalam, lalu dia ditinggalin.

“Lagian, kenapa kamu merasa dirimu tak menarik Nak Dewi?” tanya nenek itu.

“Kenyataannya memang begitu Nek."

Dari kecil dia sudah dapat cemoohan gemuk, jelek dan sebagainya. Jadi jangan heran jika dia diam saja ada yang mengatakan gemuk. Dari Rena, bahkan Kris sendiri pernah bilang itu padanya. Meski Kris sudah minta maaf, biar bagaimanapun sempat mengatakannya.

Bisa dibilang, dia sudah terlalu kenyang mendengar cemoohan datang padanya. Itu didapatnya sudah dari zaman pertama dia menginjak kakinya ke sekolah. Dari kecil olokan bertubi-tubi datang padanya banyak yang mem-bully-nya. Tapi memang jauh dilubuk hati terdalam, tetap saja nggak bisa dipungkiri ada perasaan sakit.

Siapa sih yang tidak ingin langsing? Dia pun ingin. Namun dia tidak bisa melakukannya, mungkin orang pikir kesalahan orang tuanya terlalu memanjakannya makanan enak. Namun dia tidak sedikit pun menyalahkan orang tuanya. Dia selalu menganggap semata-mata orang tuanya melakukan itu karena sayang padanya.

Jadi, ada hal kenapa orang bisa gemuk. Contoh : Seperti dirinya, atau karena faktor sakit yang dapat bikin orang itu gemuk seperti diabetes, atau lain-lain sebagainya. Lantas, kenapa orang harus usil menghina orang-orang gemuk?

Memang tubuhnya nggak segemuk seperti dulu, perlahan turun karena aktivitas pekerjaan yang dilakoninya. Ditambah lagi, sekarang dia melakukan diet. Tapi tetap saja belum langsing.

“Kamu jangan merendahkan dirimu seperti itu, Nak Dewi... Kamu tuh benar-benar cantik. Bahkan kamu tuh cantik alami. Disaat semua wanita berlomba-lomba ingin tampil cantik dan menarik. Kamu apa adanya. Di sini saya lihat kamu satu-satunya perawat yang tidak pusing memikirkan bagaimana memoleskan make up di wajah. Bahkan ditempat saya dirawat sebelumnya saya nggak menemukan suster seperti dirimu. Sudah kamu cantik alami, hatimu pun cantik alami. Jangan memikirkan tubuhmu, Nak Dewi. Mereka itu hanya iri dengan apa yang ada di dirimu. Mereka hanya cari-cari alasan saja mengatakan kamu gemuk, supaya kamu merasa dirimu tuh jelek, dan akhirnya kamu jadi nggak percaya diri.”

“Tapi Nek, orang tidak kenal dengan saya saja, mengatakan itu.”

“Karena mereka sama jahatnya sama orang yang mengenalmu. Mereka mengukur wanita gemuk itu berarti jelek. Jadi tak peduli pada kenyataan yang ada di wajahmu. Lagi pula, kan nggak semua orang punya pemikiran begitu. Masih banyak orang yang waras, melihatmu memang benar cantik tanpa mengurangi nilai yang ada di dirimu. Seperti saya dan orang-orang yang lainnya pastinya. Tidak semua orang bilang begitu, 'kan?”

Dewi tersenyum tipis. Iya sih, waktu dia jalan dengan Kris. Tidak semua orang mulutnya jahat.

“Ingat! Kamu tuh cantik, dan kamu tuh ngak gemuk-gemuk amat. Apa lagi mukamu bersih dan kulitmu tuh putih. Ditambah lagi hatimu, komplit sudah. Percayalah semua apa yang ada didirimu. Percayalah kalau kamu sudah membuka hatimu, pasti ada pria yang akan bertekuk lutut dihadapanmu.”

Mata Dewi sedikit memerah, andai omongan Nenek semua benar. Dia gak akan bersusah payah seperti ini ke Kris, bukan?

1
rajwa ameera
luarrr biasa crtnya,,,
Dila Ayu
susah move on dari novel ini.. apalagi sekarang ada televisi cerita ttg tentara angkatan laut...
ibune Aldo
ya elah Dewi, kalau gini sih namanya kamu menyiksa diri sendiri, mesti berbohong, dan berlanjut dengan kebohongan lain terus
ibune Aldo
kenapa gak jujur aja WI, sama teman ", toh diputuskan pacar bukan akhir dunia.. ya walaupun kamunya masih cinta, tapi setidaknya biar tidak kelihatan begitu nelangsa sih
ibune Aldo
masih o
penasaran alasan kris
🌹bunda kamila🌹
ngga nyesel bacanya....keren thor👍👍
dite
heran aku, atas nama teman bkin salah kayak gitu kok dikasih maaf

aslinya laki apa banci sih 😑

seolah dia ga masalah orang yg dia cintai dibikin sakit ama temen2nya
ngapa ga putus hubungan aja ama temennya
temen kayak gt kok dipiara
dite
komunikasi itu penting, ga smua salah di dewi nya. kris haruse jg ngasih tahu dewi dia mau dewi gmna, ga diem aja tapi trus nesu
dite
gilak si kriss, sibuk amat ngurusin ciwi2
si rena lah dianter ksana kmari, parah ini kriss
baik sih baik, tpi ya ga gt jg kalik...

babehku sibuk mo anter2 tmnnya, lgsg aku tikung buat ngantrerin aku
novita setya
mas kris,om ken..11 12 bucin nya
novita setya
naah ini aja seru menarik drpd asmara bikin ngelu ndas saia...action nya tegang seru wow..top
novita setya
ah dewi msh gt2 aja..kuasai emosi dong biar ga kekanak2an lg..ck
novita setya
kak othor jujur deh pas novel kelar pasti baca jg kan..ada rasa pengen nabok 2 cwe nyebelin ga..koq kuaat gt loh bikin tokoh rena dewi sebegitu nyebelin
novita setya
etdah..alih2 ngatasin mslh..mlh nambah mslh nih bocah pke semaput pulak..woooyyy kebnykan mikir lu wii
novita setya
2 cwe yg asliii nyebelin
novita setya
lah np nangis wi..kan lu rela dijadikan keset rena. tanpa membantah & melawan pulak..y sdh trma aja nasibmu.
novita setya
teguh & laras udahlah ga usah ngurus dewi. dy aja rela dicincang rena tanpa perlawanan..
novita setya
2 wanita 1 tujuan. beda cara. yg satu super lemot yg lain ambisius..
novita setya
laras ngapain sih repot2 ngebelain dewi..kl emang dy cerdas udah diatasi mslh ini sejak dl biar ga da celah pelakor dtg. laah si dewi lembek2 aja np km pasang bdn..rugi deh kena sangsi
novita setya
mending pts aja lah..tp jgn sm rena. tasya aja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!