Apakah pengorbananku tidak ada artinya? Luna, untuk apa kamu pertahankan lelaki seperti itu? lebih baik tinggalkan dia! Seluruh keluarga besar Luna sudah meminta Luna untuk meninggalkan Suaminya Bram yang tak pernah menghargainya sebagai seorang istri.
Hingga Luna menyaksikan langsung pengkhianatan sang suami. Bahkan dengan terang terangan suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain di depan mata Luna. Apakah Luna akan mampu bertahan? yuk simak ceritanya di " Pengorbananku di hargai Pengkhianatan."
origina by Morata
Ig sihalohoherlita
FB. Nolan s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. DI MALL_ PDHP
Setelah semua selesai, petugas kasir memberikan semua belanjaan itu kepada Bram beserta struknya. Belanjaan Vanessa lumayan banyak dengan beberapa paper bag.
"Terima kasih Pak, Bu." ucap sang kasir setelah memberikan belanjaan mereka. Bram dan Vanessa keluar toko baju dengan menenteng paper bag di tangan kanan dan kiri.
"Mas kamu belum jawab pertanyaanku tadi loh." ucap Vanessa saat mereka sudah berada di luar toko baju.
"Tadi Mas ambil cuman dua juta, ternyata belanjaan kita lebih dari itu, Jadi nggak cukup." jawab Bram. Terlihat Vanessa hanya memanyunkan bibirnya dan mengangguk.
Bram menghela nafas panjang. Sesungguhnya Bram sedikit sock tadi. pasalnya setiap Bram menemani Luna belanja baju, tak pernah sampai sebanyak itu paling banyak satu juta tak pernah lebih.
Mungkin memang selera Vanessa dan Luna itu berbeda. Tak masalah bagi Bram, tinggal nanti Bram minta kembali uang yang sudah diambil Luna." gumam Bram dalam hati
"Mas kita makan dulu ya, aku lapar." ucapannya manja dengan suaranya yang khas
"Iya sayang, Mas juga lapar dari tadi nungguin kamu belanja." Bram menjawab dan merangkul bahunya.
Vanessa tersenyum dan mereka makan di salah satu restoran di mall itu.
Setelah selesai makan, Bram mengantarkan Vanessa pulang. Kemudian Bram kembali ke kantor.
"Ih kok kamu ke kantor lagi sih Mas? nggak di sini aja temenin aku?" ucap Vanessa saat mereka sudah tiba di rumahnya, dan Bram berniat kembali ke kantor.
"Aku harus kembali ke kantor sayang, Aku janji Nanti sore akan ke sini lagi oke." ucap Bram kemudian mendaratkan kecupan di keningnya. Vanessa tersipu malu pipinya bersemak merah.
"Manis sekali ingin segera aku menikahinya." batin Bram
Bram menyalakan mesin mobil miliknya. Vanessa berdiri di depan pintu memperhatikan Bram.
"Mas kenapa kamu nggak beli mobil mewah aja sih Mas? biar lebih elite ke mana-mana." ucap Vanessa tiba-tiba. Bram hanya tersenyum kecut. Bagaimana bisa membeli mobil dengan uang tersisa di atm-nya.
"Kok kamu cuman senyum aja Mas? pokoknya setelah kita menikah nanti, aku mau kita beli mobil mewah biar kalau ke mana-mana kita tampak elegan." ketusnya lagi kemudian tersenyum manja.
"Iya sayang, mas pergi dulu ya." pamit Bram.
Bram kembali ke kantor karena ada beberapa pekerjaan yang harus Bram urus, meskipun ada Bimo yang membantunya mengurus semuanya. Tapi tetap saja ada hal-hal yang mengharuskan Bram turun langsung.
***
Sore harinya Bram seperti janjinya Bram kembali ke rumah Vanessa.
"Mas kamu kapan akan menceraikan istrimu?" tanya Vanessa pada Bram yang baru saja tiba merebahkan tubuhnya di sofa.
"Vanessa, kamu tak keberatan kan Jika kamu jadi yang kedua? aku tak bisa jauh dari Khairul anakku." jawab Bram. raut wajahnya berubah masam mendengar jawaban Bram.
"kamu tenang saja Sayang, aku janji akan lebih banyak waktu ku bersama kamu." tambah lagi merayu.
"Benar ya aku mau kamu lebih banyak waktunya di sini sama aku." sahutnya dengan manja. Bram tersenyum.
"Dua minggu lagi jadi kan kamu nikahin Aku? aku udah bilang sama orang tuaku. dan mereka akan datang minggu depan." tambahnya lagi Bram terdiam sejenak menatap wajah ayunya.
"Iya dong Sayang, kamu udah bilang juga kan sama orang tuamu kalau kita akan menikah secara sirih terlebih dahulu?" tanya Bram
"Iya, aku sudah bilang kok, dan mereka nggak keberatan, apalagi calon mantunya seorang pengusaha. Mereka pasti bangga aku punya suami orang kaya seperti mas." Vanessa membenamkan kepalanya di dada bidang Bram.
Bram mengelus rambutnya yang halus hingga malam hari Bram berniat untuk pulang. Rasanya ingin segera menemui Luna dan meminta penjelasan soal saldo rekeningnya yang tinggal tersisa tak seberapa.
Bram pun pamit pada kekasihnya Vanessa untuk pulang malam ini. Sesampainya di rumah, Bram langsung masuk ke dalam rumah dan meluapkan semua pertanyaan Kenapa Luna mengambil uang dari rekeningnya.
Alih Alih berharap agar luna mau mengendalikan uang Bram. Justru pertengkaran kembali terjadi di antara mereka.
Entah hubungan Luna dengan Bram akhir-akhir ini semakin memanas. Tak lagi Bram melihat senyum mengukir di wajah luna. Tak lagi rasakan sambutan hangatnya saat Bram pulang kerja. Semua kini memang sudah berubah, membuat Bram tak betah di rumah.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK YANG LAIN