NovelToon NovelToon
TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

TERJEBAK HASRAT DOKTER TAMPAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / One Night Stand / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

"Ya Tuhan...apa yang sudah aku lakukan? Kalau mamih dan papih tahu bagaimana?" Ucap Ariana cemas.
Ariana Dewantara terbangun dari tidurnya setelah melakukan one night stand bersama pria asing dalam keadaan mabuk.
Dia pergi dari sana dan meninggalkan pria itu. Apakah Ariana akan bertemu lagi dengannya dalam kondisi yang berbeda?

"Ariana, aku yakin kamu mengandung anakku." Ucap Deril Sucipto.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suami Posesif

"Cantik sayang, ini baju dari mamih?" Tanya Deril.

Ia melihat istrinya tengah bercermin mencoba beberapa baju tidur. "Iya yank, aku enggak norak kan yank?" Tanya Anna dengan lesu.

"Enggak donk sayang." Tangan Deril melingkar di perut istrinya dan mencium lembut leher istrinya.

"Gombal banget sayang."

Setelah mencoba baju, ia berganti baju tidur memakai kimono satin. Anna tiba tiba meringis memegang perutnya. "Kenapa sayang? Sini duduk aku periksa." Deril segera mengambil stetoskop dan alat usg.

Ia membaringkan istrinya di kasur. "Yank, kok kamu punya alat kayak gini?" Tanya Anna.

"Kalau yang ini bekas punya mamah dulu masih bagus alatnya, aku pakai kalau lagi kunjungan ke desa-desa. Jantungnya normal sayang. Besok kita enggak main dulu, nanti minggu depan kita main lagi." Ucap Deril.

Anna berdecak sebal, kan selama ini suaminya yang mulai duluan. Padahal tak jarang dirinya yang ingin. Deril mendekap istrinya dan mencium perutnya.

"Tuh lihat mamah kamu dek, gimana papah bisa tahan coba? Gemes banget."

"Papahnya nakal." Celetuk Anna.

Tangan kokoh Deril membelai lembut pipi istrinya penuh damba. Begitu juga Anna yang menatap suaminya. Entah perasaan apa yang mereka rasakan sekarang. Setelah menikah beberapa hari ini, keduanya merasakan gejolak yang sangat besar.

"Kenapa hmm?" Tanya Deril.

"Aku_eum... Apa kita akan bercerai setelah aku melahirkan nanti?"

DEG

"Tidak! Aku akan menghamili mu lagi saat anak kita berusia satu tahu." Ucap Deril dengan penuh penekanan.

Anna cukup tercengang mendengar perkataan suaminya. "Jangan pernah berpikir untuk lepas dariku, Ariana Dewantara! Kamu istriku dan akan selamanya jadi istriku." Lanjut Deril dengan menatap tajam istrinya.

"Apa kamu udah me_"

Keduanya reflek menoleh ketika mendengar bunyi telepon dari hp Anna. Tangan Deril dengan cepat mengambilnya sebelum istrinya. Rupanya ia sangat posesif sekali pada istrinya ini.

"Angkat! Dari Brian." Ucap Deril datar.

Dengan ragu Anna menjawab telepon dari Brian, ia juga menyalakan speaker hp-nya. "Ii-iya hallo..." Kata Anna, matanya melirik suaminya yang menatapnya tajam.

Jujur, Anna sangat gugup dan takut di tatap seperti itu. Ia menunduk tak mau melihat mata suaminya.

"Anna, akhirnya aku bisa menghubungi mu. Kita harus bertemu, Milly sudah menceritakan semuanya." Kata Brian.

DEG

Sontak bola mata Anna membulat besar seperti mau keluar dari tempatnya. Begitupun Deril. "Maksud kamu apa?"

"An, kamu di jebak sama lelaki itu. Aku akan menerima anak kamu sayang. Kamu bisa menceraikan lelaki itu dan kita bisa kembali bersama."

Deril merebut hp istrinya dan mematikannya. Ia berdiri menghubungi seseorang. Anna menoleh ke suaminya yang tengah di liputi emosi.

"Bereskan!" Ucap Deril pada seseorang.

GLEG Anna menenggak salivanya, ia dejavu seperti melihat papihnya di dalam diri suaminya. Tanpa meminta ijin, Deril membuka kartu di hp istrinya. "Besok kamu ganti nomor hp, nanti Bima yang bawa."

"Ii-iya yank." Jawab Anna gelagapan.

"Maaf sayang membuatmu takut! Tapi aku tidak akan membiarkan siapapun merebutmu! Akan ku hancurkan orang orang yang sudah menyakiti mu termasuk teman mu, Milly. Juga Brian!" Gumam Deril dalam hatinya.

"Bisa enggak jangan gitu lihat aku?" Lirih Anna.

Deril memeluk istrinya dan mengecup bibir ranum itu sekilas. Ia membawa istrinya istirahat lebih awal padahal ini masih jam delapan malam. Kepalanya terasa pusing, ia juga butuh menenangkan diri. Anna pun menurut tidak membantah.

Sebelum tidur, Anna dan Deril saling bertukar cerita. Sedikit banyak tahu, Deril perlahan sudah mengetahui sifat istrinya yang manja dan gampang sekali ketakutan.

"Jadi takut hantu?" Celetuk Deril.

Tangan Anna reflek menutup mulut suaminya. "Ssstt jangan di sebut. Kalau datang gimana? Tutup dulu pintu luarnya."

Deril tertawa kecil dan berdiri menutup semua pintu dan gorden yang ada di kamar. Ia kembali memeluk istrinya dan menciumi pipi yang mulai sedikit chubby itu.

"Kita tidur ya sayang, besok mau ikut aku ke rumah sakit atau mau disini?" Tanya Deril.

"Disini aja boleh kan yank? Kan masih ada mamih sama papih." Jawab Anna lembut.

"Boleh sayang." keduanya terlelap malam itu di bawah langit mendung yang indah. Anna semakin meringsek ke dalam dada bidang suaminya.

-

-

-

Cahaya mentari menyinari kamar calon orang tua ini. Sekarang Anna yang bangun duluan. Tiba-tiba Anna merasakan mual yang sangat hebat. Ia turun dari kasur dan berlari ke kamar mandi memuntahkan semuanya.

Deril merasa kasurnya bergoyang samar-samar ia mendengar suara istrinya yang sedang muntah. "Astaga Anna!" Ia loncat dari kasur menyusul istrinya.

"Sini...pegangan ke tangan aku. Muntahin semuanya." Kata Deril.

Tubuh Anna bergetar kepalanya sangat pusing sekali. Dengan siaga Deril seperti biasa membersihkan bekas muntahan istrinya. Ia menyeka dulu wajah istrinya yang pucat. Tak lupa ia mengoles tubuh Anna memakai minyak kayu putih.

"Di minum dulu sayang obatnya."

"Yank, aku enggak kuat." Anna menangis tersedu-sedu di pelukan suaminya.

"Sabar ya sayang, gejala orang hamil memang seperti ini. Aku ijin kerja dulu yah. Kamu istirahat dulu, tunggu aku ambil makanan dulu." Ucap Deril sambil membaringkan istrinya di kasur.

Sebelum turun ke bawah, Deril memastikan dulu istrinya meminum semua obat dan vitaminnya. Lalu ia ke bawah menemui mertua dan mamahnya.

Deril menceritakan jika Anna sakit. Ia juga akan memasak bubur ayam untuk istrinya. Mamih dan papihnya Anna meminta ijin ingin menemui anaknya.

"Mari saya antar bu Aleesya, ayo pak. Bibi, tolong teh jahe buat Anna yah." Ucap mamah Mona.

"Siap nyonya."

-

-

-

"Sayang, gimana keadaan kamu sekarang nak?" Tanya papih Alarich duduk dan memegang kening anaknya.

"Pusing pih." Jawab Anna lesu.

Mamih Aleesya dan mamah Mona memijat kaki Anna. Tak lama Deril datang membawa bubur ayam. Ketiga orang tua mereka agak menjauh memberi ruang untuk Deril.

"Makan dulu ya sayang." Kata Deril.

"Mual, yank. Enggak mau makan." Sahut Anna semakin melemah.

Mertuanya memberikan teh jahe hangat. Anna meminumnya walaupun ia sebenarnya ingin muntah lagi. "Gimana sayang? Enakan?" Tanya mamah Mona.

Semakin di rasa, tubuh Anna mulai membaik. Ia mengangguk pelan. Suaminya pun menyuapi Anna dengan pelan. "Kita bawa ke rumah sakit aja sekarang." Ucap mamih Aleesya.

"Enggak mau mih. Anna mau di kamar aja sama suami. Kamu enggak kerja kan?" Lirih Anna.

"Aku temani kamu disini sayang. Aku tukar jadwal besok." Jawab Deril.

Orang tua mereka menemani Anna yang terbaring sakit di kamar. Sampai bumil cantik ini selesai makan. Deril berdiri dan mengambil infus lalu memasangkan di tangan istrinya dibantu mamahnya.

"Loh bu Mona_?" Kata Mamih Aleesya yang heran melihat besan-nya ini.

Deril menjelaskan jika dulu mamahnya adalah dokter kandungan. Namun sekarang sudah pensiun di usianya yang semakin lanjut.

Orang tua Anna bisa bernafas lega. Anaknya di rawat dengan baik di sini. "Tekanan darah kamu rendah sayang. Kamu tidur lagi aja yah. Kalau besok keterusan, besok kita ke rumah sakit." Kata mamah Mona.

"Iya mah." Jawab Anna lesu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!