Yu Ming sebagai putra Kaisar Langit yang memilki kekuatan setingkat Dewa Agung, karena kesalahannya yang hampir merusak keseimbangan tiga alam. Dia akhirnya menjalani takdir terlahir kembali di alam manusia yang penuh penderitaan dan cobaan hidup.
Bagaimana kelanjutan kisah kehidupan Yu Ming dan orang orang yang menyayangi dan mencintainya, semua akan hadir dalam cerita LEGENDA PUTRA KAISAR LANGIT 2.
Silahkan para pembaca mengikutinya di sini.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MING2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TUGAS BARU
Yu Ming meleletkan lidahnya, melihat hasil ulah nya itu, tanpa berani banyak mengomel lagi.
Yu Ming buru buru mencuci sisa pakaian yang bau nya berbagai macam rasa, hadir di sana.
Bahkan ada beberapa yang di penuhi bau darah kotor yang amis.
Tapi Yu Ming terpaksa harus mencuci nya semua.
Hidup dalam dua masa, ini adalah kali pertama, dia harus mencuci pakaian kotor wanita.
Bahkan berbagai jenis ukuran pakaian dalam, dari yang ukuran Jumbo, hingga yang berukuran mungil, semuanya hadir lengkap di sana.
Apa mau di kata, Yu Ming terpaksa harus melakukan semuanya.
Berulang kali dia harus menahan rasa mual, dan ingin muntah, oleh bau bau yang beraneka rasa itu.
Pekerjaan yang paling rendah dan memalukan ini pun akhirnya harus dia telan.
Percuma saja mengutuk takdir, tidak akan merubah apapun.
Dia dengan sangat terpaksa harus menjalani semuanya.
Siapa suruh dia kemampuan nya lebih rendah dari orang lain.
Pikir Yu Ming sambil terus mengerjakan semuanya.
Akhirnya setelah semua nya selesai dan sudah di peras kering.
Yu Ming memasukkan semua kedalam tong, yang sudah dia bersihkan.
Lalu dia segera membawanya kembali ke puncak gunung.
Yu Ming membawa semua nya ke halaman belakang, untuk di jemur satu persatu.
Tentu saja celana jumbo yang robek, dia jemur dengan cara di lipat, tidak di buka, agar tidak ketahuan oleh pemiliknya.
Setelah semua sudah selesai, Yu Ming pun bergegas, pergi keruang makan.
Tapi saat tiba di sana, Yu Ming mendapati tempat itu telah sepi, tidak ada lagi makanan yang tersisa.
Hanya ada tumpukan piring, mangkuk, sendok, dan sumpit kotor, yang bertumpuk tumpuk di sana.
Sedangkan meja terlihat penuh dengan kotoran tumpahan kuah dan sayur bekas, juga terlihat nasi yang berserakan di mana mana, baik di meja maupun di lantai.
Semua terlihat begitu kotor, benar benar tidak mirip dengan gambaran, bahwa tempat ini sebelumnya di gunakan oleh para wanita, yang seharusnya lebih rapi dan teratur.
Bukan seperti kubangan anjing begini.
Batin Yu Ming sambil menghela nafas lesu.
Saat Yu Ming sedang terdiam di sana, tiba tiba kembali terdengar suara si gendut.
"Hei kamu mengapa diam saja di sana..!?"
"Bukannya cepat bersihkan meja, sapu, ngepel, dan bawa peralatan makan, yang kotor pergi cuci.!"
"Malah mematung di sana,..!"
"Dasar sampah..!"
Yu Ming rasanya ingin membalikkan badannya, pergi menempeleng mulut si gendut itu, merobek robeknya, agar hati nya puas.
Tapi semua kembali hanya menjadi angan angan, Yu Ming kembali harus menelan semuanya.
Dia bukannya tidak berani, dia hanya tidak ingin mempersulit gurunya, yang juga sedang menjalani hukuman sama seperti dirinya.
Akibat ketidak becusan nya, saat bertanding melawan gadis reinkarnasi Hua Sien Ce itu.
Yu Ming dengan kepala tertunduk, segera pergi mengambil kain lap, lalu dia mulai mengelap membersihkan meja kursi dan lantai, sesuai perintah di gendut.
Setelah itu, dia melanjutkan dengan membawa piring, mangkuk, dan semua peralatan makan kotor, pergi ke sungai tempat dia mencuci pakaian.
Di sana Yu Ming duduk seorang diri, dengan di temani sinar rembulan, yang berbentuk setengah lingkaran.
Yu Ming mencuci satu persatu peralatan dan perlengkapan makan itu sampai bersih.
Setelah itu dia baru membawanya kembali ke dapur, untuk di susun dengan rapi.
Setelah semua nya beres, sambil menahan perutnya, yang berbunyi keroncongan kelaparan.
Yu Ming pergi ke kamar belakang, di mana tempat itu adalah gudang jerami dan tumpukan kayu bakar.
Di sanalah kamar yang di sediakan oleh si gendut, yang kurang ajar itu untuk nya.
Baru saja Yu Ming hendak meluruskan pinggang nya beristirahat.
Tiba tiba dia mendengar bunyi di jendela kamarnya.
Seperti ada yang melempari batu ke daun jendela nya.
Yu Ming dengan heran bangkit berdiri, lalu dia pergi menghampiri jendela.
Membuka nya untuk melihatnya, ternyata di depan jendela nya setelah di buka ada sebuah mangkok, yang ditutupi dengan mangkok lainnya.
Yu Ming segera mengedarkan pandangan matanya ke sekitar, tapi dia tidak melihat apapun, selain kegelapan dan keheningan malam.
Melihat keadaan sepi sepi saja, Yu Ming pun akhirnya mencoba membuka penutup mangkok itu dengan penuh penasaran.
Begitu penutup terbuka, senyum di wajah Yu Ming pun merekah.
Ternyata di perguruan ini, masih ada orang yang berhati nurani batin Yu Ming.
Yu Ming segera membawa masuk mangkok yang berisi 5 butir Pao, yang masih panas mengeluarkan uap itu, ke tempat dia berbaring tadi.
Yu Ming duduk disana makan pao tanpa isi itu dengan rakus.
Agar tidak sampai tersedak, Yu Ming membantu dengan dorongan air, yang di tampung nya dari air terjun sana, dengan kantung kulit miliknya.
Sehingga proses makan sederhana nya, berlangsung dengan lancar.
Setelah perut terisi kenyang, Yu Ming menyisakan dua butir pao untuk sarapan pagi nya besok.
Perut kenyang badan sedikit lelah, Yu Ming setelah mengoleskan obat luka gores di sekujur tubuhnya.
Dia pun melanjutkan dengan berbaring santai, tidak perlu waktu lama, dia sudah tertidur pulas.
Pagi pagi sekali setelah bangun tidur dan sarapan pagi sisa semalam.
Yu Ming segera meninggalkan kamarnya.
Tapi baru saja dia keluar dari kamarnya.
Si gendut seperti hantu gentayangan, sudah menunggunya.
"Hei kamu segera pergi ambil air, penuhi semua tong air di dapur, kamu juga sekalian kumpulkan kayu bakar, untuk persediaan gudang kayu bakar."
"Setelah itu angkat jemuran, lipat semua pakaian dengan rapi untuk di serahkan pada ku.."
"Setelah itu kamu boleh melanjutkan nya dengan menyapu halaman depan samping kiri kanan dan belakang.."
"Semua itu kini tanggung jawab mu.."
"Setelah selesai baru boleh ke ruang makan, untuk makan siang.."
Yu Ming kembali harus menghela nafas, untuk mengurangi emosi nya,. menghadapi sikap semena mena si gendut.
Diam diam Yu Ming jadi penasaran, si gendut ini kemampuan nya ada di tingkat mana, sehingga bisa begitu sombong dan semena mena.
Penasaran tinggal penasaran, Yu Ming tetap saja harus menjalani apa yang di perintahkan oleh si gendut, tanpa perlawanan sedikitpun.
Lagi lagi dia harus ko dan merelakan harga diri dan martabatnya, di injak injak oleh si gendut.
Yu Ming tanpa banyak membantah, menyelesaikan semua tugas mengambil air, mengumpulkan kayu bakar.
Untungnya fisik Yu Ming sudah sangat terlatih, sehingga pekerjaan kasar itu tidak ada yang menyulitkan nya.
Setelah menyelesaikan tugas nya, mengangkat jemuran dan melipat semua pakaian dengan rapi.
Yu Ming menyerahkan semuanya kembali ke si gendut.
Tentu saja celana di gendut yang robek sebesar kepala nya, dia lipat dan simpan dengan rapi di bagian bawah.
Sehingga di gendut tidak menyadarinya, saat menerima tumpukan pakaian yang sudah rapi bersih itu darinya.
gunakan akal yang ada di otak kecilmu itu toooood
aish...otooood..otood
bukannya bbrp paragraf di atas sudah dijelaskan, kota an sudah dikuasai????
kok ditargetkan lagi
GUOBLOG nih otoodnya
knp ndk sekalian sama jenis batu pondasi arenanya juga????????
bagaimana dengan ketua sekte, kaisar dan para ahli lainnya???
mungkin, sekali bertarung menghabiskan 10 bab
terlalu LEBAY