Amy terpaksa harus menjadi pengasuh Reo Onsi Nagato, anak dari duda Shiro Yuki. Yang ternyata adalah seorang CEO.
Tapi kemunculan sang mantan istri, yang ternyata adalah seorang artis terkenal. Membuat kisah mereka menjadi tidak biasa.
Bagaimana Amy harus bersikap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tompealla kriweall, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Cresentia
Pluk!
"Papi!"
Cresentia memukul lengan Yuki Nagato, suaminya, karena bertanya hal yang tidak mungkin. Dia sudah berumur 57 tahun, jadi tidak mungkin dia bisa hamil lagi mengingat kesehatan dan selamatan jiwanya, jika harus hamil di usia senja.
"Lah tadi Mami bilang..."
"Itu Pi!"
Cresentia memotong kalimat suaminya yang belum selesai sambil menunjuk ke arah meja makan, di mana ada anak dan cucunya, bersama dengan Amy. Pengasuh cucunya, yang saat ini sudah menjadi menantunya.
Yuki Nagato akhirnya mengikuti arah yang ditunjukkan oleh istrinya, dengan mata menyipit. Matanya yang sudah sipit menjadi terlihat hanya sebaris saja, pada saat melihat ke arah meja makan.
Tapi Yuki Nagato belum memahami apa maksud dari perkataan yang tadi diucapkan oleh istrinya. "Apa sih Mi?" tanya Yuki Nagato meminta penjelasan lebih lanjut.
"Ah Papi gak peka!"
Memberikan jawaban yang ambigu pada suaminya, Cresentia kembali berjalan menuju ke arah meja makan. Mengucapkan selamat pagi pada mereka bertiga yang sudah lebih dulu berada di meja makan. "Pagi Sayang semua..."
"Pagi Mi, Pi."
"Pagi Nenek, Kakek!"
"Pagi Nyonya, Tuan." Amy ikut menjawab ucapan selamat pagi dari Cresentia. Tapi dia langsung mendapatkan tatapan dari semua orang yang ada di meja makan.
"Sayang, Kamu sudah menjadi bagian keluarga Nagato. Jadi Kamu juga harus memanggil mami dan papi, bukan lagi Nyonya ataupun Tuan. Kamu mengerti Sayang?" terang Cresentia, yang membuat Amy tersenyum canggung.
Tapi anggukan kepala dari Shiro Yuki dan juga Yuki Nagato, membuat Amy menganggukkan kepalanya, mengiyakan permintaan dari mertuanya itu.
"Dan apakah kalian sudah..."
Pertanyaan Cresentia yang menggantung, membuat Amy mengerutkan keningnya bingung. Sedangkan Shiro Yuki pura-pura sibuk dengan menyendok makanan untuk sarapan paginya.
Hal ini akhirnya disadari oleh Yuki Nagato, sehingga dia terkekeh sendiri, "hehehe... ini ya yang dimaksud oleh Mami tadi?" tanya Yuki Nagato menebak.
Cresentia menganggukkan kepalanya, mengiyakan pertanyaan yang diajukan oleh suaminya. Dia juga mengedipkan sebelah matanya pada sang anak, Shiro Yuki, yang pura-pura tidak mengerti tujuan pembicaraan mereka ini.
Tapi Amy yang tidak paham hanya tersenyum tipis, kemudian melanjutkan kegiatannya untuk melayani Reo yang sedang sarapan bersama dengan mereka semua.
"Reo Sayang. Apakah Reo mau ikut bersama dengan Nenek ke villa?"
Pertanyaan yang diajukan oleh Cresentia secara tiba-tiba ini, membuat Yuki Nagato dan Shiro Yuki menoleh cepat ke arahnya. Mereka berdua tidak pernah mengetahui rencana Cresentia, yang ingin pergi ke villa dalam waktu dekat ini.
Tapi Cresentia tersenyum misterius kearah dua laki-laki beda usia tersebut, yang keduanya sama-sama sangat dia sayangi.
"Pi, lihat mata panda mereka berdua! Mami ingin mereka memiliki waktu yang banyak untuk bisa berduaan saja, tanpa ada gangguan dari Reo," bisik Cresentia pada Yuki Nagato, yang duduk di sebelahnya.
Shiro Yuki yang mencurigai rencana kedua orang tuanya, hanya bisa menggelengkan kepala. Dia yakin jika apapun yang dilakukan oleh keduanya, merupakan rencana yang baik.
"Bagaimana Reo?" tanya Cresentia lagi.
"Sama Papa dan mama Amy juga?" tanya Reo balik. Sepertinya dia enggan untuk berpisah dengan papa dan mamanya, karena harus ikut bersama dengan nenek dan kakeknya ke vila.
"Reo ingin punya adek bayi gak?"
"Huk... uhuk..."
Shiro Yuki yang sedang mengunyah makanan akhirnya tersedak, di saat mendengar pertanyaan maminya pada sang cucu.
"Hati-hati Tuan!"
Amy reflek memberikan gelas berisi air putih pada suaminya, dengan melupakan aturan yang sudah diberikan oleh Shiro Yuki semalam.
"1 kali Aku menang!" teriak Shiro Yuki dalam hati, karena Amy melupakan aturan yang telah mereka sepakati bersama. Aturan yang dipaksakannya sendiri, sedangkan Amy dengan terpaksa harus mengikuti.
Tapi Shiro Yuki menahan diri untuk langsung memberikan hukuman, karena ada Reo di antara mereka. Jika hanya ada mami dan papinya, Shiro Yuki tidak mempermasalahkan, karena mereka berdua juga pasti akan mengerti.
"Reo, mau tidak?" tanya Cresentia lagi, membujuk cucunya.
"Adek bayi? Yang lucu itu ya Nek?" tanya Reo memastikan, jika apa yang dia pikirkan benar.
Cresentia mengangguk pasti, kemudian mulai memberikan penjelasan tentang bayi yang dia maksud. Ini karena beberapa waktu yang lalu, dia mengajak Reo untuk menjenguk kerabatnya yang memiliki bayi, dan Reo menyukainya.
"Tapi Reo dapat adek bayi dari mana?" tanya Reo kritis.
"Dari mama Amy," jawab Cresentia.
"Ehhh..."
Amy kaget dan was-was, malu dan takut dengan pernyataan Cresentia. "Nyonya bicara apa sih? kok bayi-bayi segala!" gerutu Amy dalam hati, dengan jantungnya yang berdetak kencang. Dia melirik-lirik ke arah suaminya, yang sepertinya tetap tenang-tenang saja.
"Asyik..."
Plok plok plok!
"Mama ada adek bayi. Hore..."
Cup!
Reo justru bersorak senang sambil bertepuk tangan, kemudian mencium pipi Amy yang kembali terbelalak, melihat reaksi Reo yang berbahagia dengan apa yang dikatakan oleh neneknya.
"Ah, Reo bisa dengan leluasa melakukan apa saja pada Amy.Tapi Aku harus bisa menahan diri," batin Shiro Yuki mendengus dingin.
Hal ini disadari oleh Cresentia, sehingga dia tertawa-tawa senang dengan mengelengkan kepalanya beberapa kali. "Pi lihatlah anakmu!" katanya pada Yuki Nagato.
"Hahaha... dia tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya, padahal itu dengan anaknya sendiri," gerutu Yuki Nagato, mengomentari sikap anaknya yang begitu jelas di matanya.
"Shiro, boleh kan kita bawa Reo ke villa? mami beri kesempatan pada kalian berdua untuk meneruskan mata panda kalian itu!" tunjuk Cresentia pada anaknya, kemudian menunjuk ke arah matanya sendiri memberikan contoh.
Shiro Yuki menautkan kedua alisnya, kemudian tersenyum kecut. Sedangkan Amy menunduk malu, karena berpikir jika dia juga memiliki mata panda. Meskipun tadi sudah menyembunyikannya dengan makeup yang tipis-tipis, supaya tidak terlalu terlihat.
"Hahaha..." Yuki Nagato tidak bisa menahan diri untuk tertawa, mentertawakan anaknya yang dihadapkan pada serangan maminya.
"Huhfff... untung saja mami dan papi tidak tahu kebenaran yang ada. Jika sampai mereka tahu, matilah Aku diolok-olok mereka, karena dianggap tidak becus."
"Tapi jika Aku membiarkan Reo dibawa ke villa, apa mungkin Aku dan Amy bisa..."
"Pa, Papa!"
"Eh iya-iya Sayang, ada apa?" tanya Shiro Yuki gagap, karena pertanyaan anaknya membubarkan lamunannya tentang kejadian yang akan dia alami bersama Amy nanti.
"Boleh gak?" tanya Reo meminta ijin.
"Boleh-boleh. Pastinya boleh." Shiro memastikan bahwa anaknya bisa ikut ke villa bersama dengan kakek dan neneknya.
"Asyik... ke villa, mau bakar jagung!"
Reo bersorak gembira, mengingat jika berada di villa akan menikmati jagung bakar. Hal yang tidak biasa jika mereka di Jakarta.
Sekarang Amy yang terlihat gelisah, karena dia tidak diperbolehkan ikut bersama ke villa bersama dengan Reo.
*****
#Berhasil gak ya rencana Cresentia yang ingin memberikan waktu pada anak dan menantunya?
Akhirnya happy ending untuk Tuan Muda Reo 😁 jdi seperti tante online yg ngikutin dari kecil sampai nikah. Tinggal jadi nenek online aja nih 😁
Sukses terus ya thor dgn semua karya-karya nya😍😎 Semangat