Menceritakan kisah seorang anak laki-laki yang menjadi korban kekejaman dunia beladiri yang kejam. Desa kecil miliknya di serang oleh sekelompok orang dari sekte aliran sesat dan membuatnya kehilangan segalanya.
Di saat dia mencoba menyelamatkan dirinya, dia bertemu dengan seorang kultivator misterius dan menjadi murid kultivator tersebut.
Dari sinilah semuanya berubah, dan dia bersumpah akan menjadi orang yang kuat dan menapaki jalan kultivasi yang terjal dan penuh bahaya untuk membalaskan dendam kedua orangtuanya.
Ikuti terus kisah selengkapnya di PENDEKAR KEGELAPAN!
Tingkatan kultivasi :
Foundation Dao 1-7 Tahapan bintang
Elemental Dao 1-7 Tahapan bintang
Celestial Dao 1-7 Tahapan bintang
Purification Dao 1-7 Tahapan bintang
Venerable Dao 1-7 Tahapan bintang
Ancestor Dao 1-7 tahapan bintang
Sovereign Dao 1-7 tahapan bintang
Eternal Dao Awal - Menengah - Akhir
Origin Dao Awal - menengah - akhir
Heavenly Dao
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 33
Angin malam menyapu lembut lorong kota Shanxi. Di balik bayangan tembok tinggi, sosok bertopeng hitam itu berhenti melangkah. Dia menatap langit malam yang berbintang matanya menajam, menusuk kegelapan.
“Keluarlah! Aku tahu kau mengawasiku sedari tadi.”
Suara Acheng terdengar dingin, seperti bayangan yang berbisik dari jurang kematian.
Dari atap bangunan, siluet hijau melompat turun dengan gerakan anggun namun penuh kewaspadaan. Rambut panjangnya berkibar seperti arus petir yang tenang. Wajahnya cantik dan tenang, tapi jelas terguncang.
Lei Yuqing, tuan putri Klan Lei, berdiri lima langkah di depan Acheng.
“Kau... bisa merasakan kehadiranku?” ujarnya pelan, seolah tak percaya.
Acheng tak bergeming. Tatapannya tajam dari balik topeng hitamnya.
“Aura-mu bocor... sepersekian detik.”
“Cukup untuk seorang seperti aku... merasakan keberadaanmu.”
Yuqing menghela napas.
“Kalau begitu... aku akan langsung ke intinya.”
“Apa kau... Mang Acheng?”
Hening. Angin berhenti. Suara kota di kejauhan seolah teredam.
Acheng membalas dengan suara datar.
"Kau tak perlu tahu siapa aku. Aku tidak memiliki urusan denganmu, ataupun dengan klanmu!" Ujarnya dingin. "Minggir! Aku tidak memiliki waktu untuk meladenimu." sambungnya.
Ia mulai melangkah, namun...
CLAKK!
Puluhan bayangan langsung turun dari langit, menggetarkan tanah. Armor perak dan jubah hitam, semuanya memancarkan aura kuat. Mereka membentuk barikade mengelilingi Acheng dalam formasi segitiga.
KRAAANGG!
Suara tombak ditancapkan ke tanah menggema keras di lorong sempit.
Lei Yuqing mengangkat tangan.
“Jangan salah paham. Aku tidak bermaksud menyerangmu. Tapi, jika kau memang Mang Acheng... maka klanku wajib untuk melapor pada kerajaan.”
Acheng menatap tajam ke arah wanita itu. Aura dingin mulai menyelimuti sekitarnya, dan napas para kultivator klan Lei mulai berat... seperti sedang menghirup udara kematian.
“Negosiasi telah berakhir...” ujarnya pelan.
“Jika kalian menghalangi jalanku... maka kalian akan kubunuh.”
Yuqing menggertakkan gigi. “Kalau begitu... kita tidak punya pilihan lain.”
BOOOMM!
Aura petir dari Lei Yuqing meledak, menyambar langit dan membuat tanah retak. Para kultivator klan Lei langsung menyusun formasi dan mengarahkan serangan gabungan ke arah pria bertopeng itu.
Namun...
“Belati Dewa Bintang...”
Suara Acheng terdengar nyaris seperti gumaman.
Dari balik jubahnya, sebilah belati ungu gelap berkilau bintang muncul perlahan, menggantung di udara... lalu menghilang dalam sekejap.
ZRAAAKK!!
Terdengar suara angin robek, lalu tubuh pertama terbelah dua dalam satu gerakan.
CRACK!! CRACK!
Suara armor retak dan terbelah menghantam telinga-telinga yang mendengar.
Satu per satu, tubuh-tubuh para penjaga elite klan Lei tumbang seperti pohon dihantam badai. Mereka berada di ranah Dao Purification Bintang 5, namun di hadapan pria bertopeng itu, kekuatan mereka bagaikan lumpur menghadapi langit.
Lei Yuqing melompat ke udara, menyusun teknik petir tingkat Langit. Petir-petir menyambar membentuk naga langit.
“Teknik Langit Petir—Petir Suci Delapan Surga!!”
Langit seperti pecah oleh sambaran petir raksasa.
Namun...
“Kegelapan akan menghancurkan segalanya…”
Acheng mengangkat tangannya. Dari dalam belatinya, muncul pusaran kegelapan yang menyedot semua cahaya di sekitarnya.
WUUUNG!
Petir raksasa itu lenyap... ditelan dalam kehampaan.
“GILAA! Itu teknik tingkat Langit milik klan Lei!!”
“Bagaimana bisa lenyap seperti asap?!”
Teriakan panik para kultivator yang masih hidup menggema.
Acheng mengayunkan tangannya sekali lagi.
KRAAAK!!!
Sebuah ledakan energi menyebar dalam radius puluhan meter.
Seluruh barikade runtuh. Tanah mengelupas. Dinding hancur. Kota Shanxi terguncang.
Melihat seluruh pasukannya dihancurkan, Lei Yuqing jatuh berlutut. Wajahnya pucat. Ia tak percaya... tak menyangka pria bertopeng di hadapannya adalah sosok yang bisa menandingi kekuatannya.
“Kau… benar-benar dia…”
Acheng menatapnya dingin.
“Sudah kubilang. Aku tak punya urusan dengan kalian.”
“Ingat ini, Lei Yuqing. Jika kau menghalangiku lagi... aku tak akan sebaik ini.”
Setelah itu, Acheng menghilang dalam kegelapan malam. Tak ada jejak, tak ada suara. Tubuhnya menyatu dengan bayangan, melesat ke luar Kota Shanxi.
Sementara itu, di balik reruntuhan arena pertempuran...
Lei Yuqing berdiri perlahan. Matanya menatap jauh ke arah malam yang kosong.
“BRENGSEK!! pria bertopeng itu... Siapa dia sebenarnya?”
...
Di kediaman utama Klan Lei, suasana mendadak tegang. Dinding aula utama memantulkan langkah tergesa Lei Yuqing yang baru saja kembali dari arena pertempuran malam sebelumnya. Rambutnya yang hitam kebiruan masih berantakan, dan jubah hijaunya penuh debu. Ia langsung berlutut di hadapan seorang pria paruh baya bersurai perak, bermata tajam seperti petir yang terkurung dalam tubuh manusia.
Dialah Lei Tianmu, Patriark Klan Lei — Penguasa Kota Shanxi dan salah satu pendekar petir terkuat di seluruh Kerajaan Song.
“Yu'er, kau kembali dalam keadaan seperti ini... Jelaskan!” serunya, suaranya menggema seperti gemuruh langit.
Yuqing menunduk. “Ayah… aku telah bertemu seseorang. Seorang pria bertopeng. Dia membantai pasukan elit kita dengan belati hitam bersinar bintang dan kekuatan kegelapan…”
Lei Tianmu berdiri, matanya membelalak. “Apa katamu?! Belati bintang dan energi kegelapan…?”
Yuqing mengangguk mantap.
“Aku menduga… dia adalah Mang Acheng.”
Suasana membeku seketika. Nama itu Mang Acheng adalah nama yang telah tersebar ke seluruh penjuru kerajaan dengan reputasi kelam dan berlumur darah.
Tianmu menggertakkan gigi. “Dia membunuh pasukan kita di wilayah kita sendiri. Ini penghinaan terhadap Klan Lei!”
Ia mengepalkan tangan, dan kilatan petir kecil menyambar dari jari-jarinya.
Namun sebelum dia memberikan perintah pembalasan, Yuqing angkat bicara.
“Ayah, dengarkan aku. Jangan buru-buru membunuhnya.”
“Aku ingin… menyerap Dao Jiwa miliknya.”
Tianmu menatap anaknya dengan heran. “Kau… berniat mengambil jiwanya demi kultivasimu?”
Yuqing mengangguk perlahan. “Kekuatan pria itu bukan hanya luar biasa… tapi juga tidak biasa. Dao Jiwa-nya... lebih tajam daripada pisau, lebih gelap daripada malam. Jika aku bisa menyerapnya… aku bisa menembus Dao Venerable dalam waktu singkat.”
Beberapa detik hening berlalu sebelum Tianmu menarik napas panjang dan menenangkan auranya.
“Baik. Jika itu keinginanmu, kita akan tangkap dia hidup-hidup.”
“Mulai malam ini, seluruh informan klan Lei akan bergerak. Aku akan turun tangan sendiri jika perlu. Mang Acheng… akan membayar mahal atas darah yang dia tumpahkan di tanah ini.”
Di Paviliun Naga Merah.
Di sebuah paviliun agung berlapis emas merah di pusat Kota Shanxi, seorang pria tua duduk di atas singgasana pendek berbantal merah darah. Dia adalah Tetua Zhang, tetua pertama dari Sekte Bintang Darah. Wajahnya keriput tapi matanya tajam dan sinis, bibirnya gemetar menahan marah.
Di hadapannya, seorang murid berlutut gemetar, melapor dengan suara gemetar.
“T-Tetua… semua murid yang Anda kirim... telah mati.”
Zhang berdiri perlahan. Aura darah menyebar dari tubuhnya. Seluruh ruangan terasa panas dan mencekik.
“Bagaimana bisa? Mereka semua berada di ranah Purification Dao…”
“Dan mereka... dibunuh oleh satu pria bertopeng?!”
Pria tua itu mengangkat tangan, dan dalam sekejap, darah dari jari muridnya menyembur tanpa disentuh. Si murid langsung terkapar.
Tetua Zhang menutup matanya. Napasnya berat.
“Belati hitam... Energi kegelapan...”
Ia membuka matanya kembali. Wajahnya kini murka, tapi penuh kejelian.
“Itu dia... Mang Acheng.”
“Anjing kecil itu menyusup ke pelelangan. Dia sudah tahu kami mengincarnya… tapi tetap berani menampakkan diri.”
Zhang langsung mengeluarkan jimat transmisi merah darah dan menyalurkan auranya ke dalamnya.
“Kepada enam tetua lainnya… Ini aku, Zhang. Mang Acheng ada di Kota Shanxi. Tidak diragukan lagi.”
“Jangan tunggu lagi. Datanglah ke kota ini. Kali ini, kita tangkap dia hidup-hidup. Jika gagal... maka kita hanya bisa berharap ampunan dari ketua sekte.”
Sementara itu, di luar Kota Shanxi, dalam gelapnya gua kecil di kaki perbukitan, Mang Acheng duduk bersila. Api kecil menyala di depannya, membentuk bayangan di dinding gua yang bergetar.
Dia tak tahu… bahwa kini dua kekuatan besar tengah mengincarnya secara bersamaan.
JANDA LEMAH lagi,klo JANDA tingkat kultivasi nya sangat tinggi melebihi tingkatan dunia ini mungkin masih bisa di terima.