Anisa begitu terkejut melihat sang suami yang datang dengan mengganden seorang wanita
Sudah beberapa bulan Anisa meridukan Nino suaminya, karna sebuah tragedi kecelakaan yang membuat Nino hilang dan kembali dengan menggandeng seorang wanita yang mengaku adalah istrinya
Padahan Nino sudah menikah dan memiliki anak dari Anisa namun karna Nino hilang ingatan Nino telah menikah lagi dengan seorang gadis yang telah menolongnya
Sanggupkah Anisa bertahan dalam sebuah rumah tangga yang membuat hatinya hancur karna Nino sama sekali tidak mengingatnya apalagi Nino sengaja mengumbar kemesraan di depan Anisa agar dia pergi dari hidupnya karna Nino yakin dia tidak pernah mencintai Anisa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah ciuman
Anisa segera berdiri dan meninggalkan Nino bahkan tanpa menjawab pertanyaan yang Nino ucapkan.
Anisa yang sibuk membuat minuman tersentak kaget karna tiba2 Nino memeluknya dari belakang.
"Mas, jangan gini dong," Anisa mencoba melepaskan diri dari pelukan Nino.
"Gak, aku gak akan lepasin kamu sebelum kamu jawab pertanyaan aku yang tadi," Nino semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Anisa.
"Iya aku jawab, tapi lepasin dulu."
Anisa meronta dalam pelukan Nino, karna selama ini ia tidak pernah sedekat ini dengan seorang pria, meskipun Anisa pernah berpacaran dengan Radit namun Anisa selalu menolak untuk Radit peluk atau sebuah ciuman.
Nino merenggangkan pelukan nya lalu membalik tubuh Anisa agar menghadap padanya.
"Apa kamu siap menikah dengan ku?" tanya Nino penuh harap.
"Iya mas, aku siap," jawab Anisa sambil menunduk, wajahnya bersemu merah.
Nino mengulas senyum tipis saat mendengar jawaban Anisa.
Cup
Sebuah kecupan singkat mendarat di bibir mungil Anisa, sontak Anisa menatap Nino dengan horor.
"Mas, kenapasih selalu curi ciuman," ucap Anisa sambil memukul dada Nino dengan gemas.
"Sorry sayang, aku gak bisa menahan diri, saking bahagianya hingga aku gak bisa untuk tidak mencium mu, maaf sayang, aku hanya leflek saja."
"Cih..! dasar laki2, bilang aja emang pikiran kamu selalu mesum, bahkan belum jadian aja kamu udah curi ciuman pertama ku, karna kamu bibirku udah gak perawan lagi," ucap Anisa kesal.
Nino terkekeh dengan ucapan Anisa.
"Biar aku lihat bibir kamu yang udah gak perawan lagi," ucap Nino sambil mengangkat dagu Anisa.
Dengan lembut Nino mengusap bibir Anisa yang begitu menggoda baginya, keduanya saling pandang dalam waktu yang cukup lama, perlahan Nino mendekatkan bibirnya pada bibir Anisa.
Kali ini tak ada penolakan dari Anisa, dia bagai terhipnotis dengan pesona Nino, perlahan Nino mendekatkan bibirnya hingga benar2 menyatu, Nino menarik tengkuk Anisa dan memperdalam ciuman nya, hingga cukup lama Nino merasakan Anisa mulai terenggah karna tak bisa bernafas.
Segera Nino menyudahi ciuman itu, Anisa terlihat mengghirup udara di sekitarnya, dadanya naik turun karna kahabisan oksigen.
"Maaf kan aku sayang," ucap Nino sambil mengusap bibir Anisa yang basah karna ulahnya.
Anisa tak menjawab, wajahnya bersemu merah, dia terlihat salah tingkah, ciuman ini benar2 yang pertama bagi keduanya, jantung Anisa seakan mau loncat dari tempatnya.
"Seharusnya kita tidak melakukan ini mas, kita belum menjadi pasangan yang sah," ucap Anisa merasa berdosa karna telah berciuman dengan seorang pria yang bukan muhrimnya.
"Maaf sayang, aku janji tidak akan mengulangi lagi."
"Aku gak percaya."
"Terus kamu maunya gimana, apa aku harus mencium mu setiap hari?" tanya Nino yang sukses membuat Anisa melotot ke arahnya.
"Bercanda sayang," ucap Nino karna merasa takut dengan tatapan tajam Anisa.
"Kamu pulang aja mas."
"Kamu ngusir aku?"
"Ini udah jam 10 malam mas, aku capek mau istirahat."
"Mau gak aku temenin biar kamu gak kedinginan?"
"Dih! itu sih alasan kamu aja mas, aku gak mau nambah dosa lagi, dekat sama kamu hanya akan menambah dosaku saja," ucap Anisa ketus, pasalnya dia benar2 heran dengan sikap Nino yang sangat mesum.
"Tapi setelah menikah, kita tidak akan berdosa lagi sayang, bahkan kita dapat pahala yang besar, aku sudah tidak sabar menunggu saat itu."
"Ya iyalah kamu gak sabar mas, orang pikiran kamu selalu mesum."
"Aku hanya mesum sama kamu sayang,"
"Udah mas kamu cepat pulang, aku tidak mau pikiran ku jadi kotor karna dekat2 sama kamu," usir Anisa karna Nino terus saja menempel.
"Iya sayang aku pulang, tapi kamu harus segera istirahat, aku gak mau kamu besok kesiangan, karna aku akan jemput kamu."
Nino segera berdiri yang di ikuti Anisa, Nino berjalan menuju pintu dan Anisa mengikuti Nino di belakanggnya.
"Kamu hati2 di jalan mas."
"Iya sayang," jawab Nino seraya mengecup kening Anisa.
Anisa hanya diam tanpa menolak, pasalnya dia gak marah kalau hanya ciuman di kening.
Nino segera keluar meninggalkan Anisa yang tampak diam sambil mengulas senyum.
******
Di pagi hari yang cerah secerah senyum Anisa pagi ini, Nino berjalan ke arah Anisa yang berdiri di parkiran apartemen nya, sedari tadi Anisa memang menunggu jemputan Nino.
"Ayo sayang kita berangkat," ucap Nino sambil menggenggam tangan Anisa.
Nino segera membukakan pintu untuk Anisa, dan diapun segera masuk kedalam mobil.
Nino langsung menyalakan mesin mobil dan melajukan nya dengan kecepatan sedang.
"Kamu udah sarapan sayang?" tanya Nino sambil melirik Anisa yang keluhatan sangat cantik pagi ini.
"Udah mas."
"Nanti jam makan siang kita makan di luar ya,"
"Boleh asal jangan lama2, aku takut nanti pas kembali aku telat."
"Kamu tidak perlu takut, di situ aku bosnya," ucap Nino sombong.
"Terus karna kamu bos nya, jadi aku seenaknya gitu?"
"Kamu itu bebas sayang, mau di ruangan ku sehariapun, itu tidak masalah, malah aku senang kalau kamu mau menemani aku di dalam ruanganku."
Anisa hanya mencebikkan bibirnya kesal, karna Nino bersikap seenaknya saja.
Mobil yang Nino kendarai ahirnya sudah sampai di depan kantor bagaskara group.
Sebelum turun Nino sempat mencuri ciuman di bibir Anisa sekilas, membuat Anisa melotot ke arahnya.
"Mas! tadi malam kamu udah janji, katanya gak mau gitu lagi," ucap Anisa kesal.
"Abisnya bibir kamu terlalu menggoda sayang," jawab Nino tanpa merasa bersalah.
"Aku masuk dulu mas."
Anisa keluar dengan wajah kesal, karna Nino ingkar janji, Anisa benar2 tidak habis pikir kenapa kekasihnya sangat mesum, padahal dia terlihat begitu baik dan polos.
Nino hanya memandangi kepergian Anisa dengan senyum mengembang di wajahnya.
Setelah Anisa hilang dari pandangan nya, Nino segera keluar dari mobil, dia berjalan masuk kedalam lobil dengan terus senyum2, membuat para kariawan yang melihatnya merasa heran dengan perubahan bos nya, karna yang mereka tahu bos nya itu selalu bersikap dingin dan datar.
Namun kini Nino berubah total, dia terlihat senyum pada kariawan yang menyapanya saat berpapasan di lobi kantor.
"Eh!? ada apasih dengan bos kita? kemaren kita sapa dia gak senyum, eh ternyata sekarang dia malah menjawab sapaan kita," ucap salah seorang kariawan.
"Iya gue heran deh, sejak kemaren dia senyum2 sendiri, mungkin dia sedang jatuh cinta kali," ucap yang satunya lagi.
*****
Sesampainya di meja kubikel nya Anisa masih kesal, wajahnya di tekuk, dia begitu kesal dengan kekasinya yang terus saja mencuri ciuman padahal tadi malam dia sudah berjanji tidak akan mengulangi lagi.
"Dasar laki2, pikiran nya hanya itu saja," Anisa menggerutu sambil membuka beberapa berkas di mejanya.
"Kenapasih pagi2 muka udah kayak jemuran gak kering," ucap Tika mengagetkan Anisa yang sedang kesal.
Sebenarnya dalam hati Anisa sangat senang namun dia terlalu takut terjerumus dengan dosa karna selama ini dia selalu menjaga dirinya agar tidak melakukan itu sebelum menikah, tapi entah kenapa Nino selalu saja mencuri-curi kesempatan untuk mencium nya.