🔥🔥🔥 Harap bijak dalam membaca.
Airin, kembang desa yang merantau ke ibu kota dan bekerja sebagai pelayan di bar membutuhkan biaya untuk operasi sang ayah, ia terpaksa menjual keperawanannya kepada Gara Emanuel. Laki-laki kaya raya yang hampir setiap malam menghabiskan waktunya di bar dengan para wanita.
Sejak kejadian malam itu, Airin memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka usaha toko bunga yang tak jauh dari kantor milik Gara.
Dan tak lama setelah kejadian itu, Airin pun dinyatakan HAMIL, dan itu membuat Airin sangat shock dan terpukul.
Sejak Gara mengetahui jika Airin pemilik toko bunga tersebut, ia setiap hari memperhatikan gadis yang pernah ia tiduri itu semakin lama perutnya semakin membesar, dan disitulah Gara curiga jika Airin hamil darah dagingnya.
Gara memutuskan mencari tahu semua tentang Airin dan siapa suaminya saat ini.
Apakah Airin memang sudah menikah atau masih sendiri?
Apakah yang di kandung Airin itu anaknya Gara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyonya_Doremi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
"Oh iya.. Ini dok," ucap Leon memberikannya kepada sang dokter.
"Disini di katakan jika hasil tes DNA yang anda lakukan hasilnya......"
***
Dokter tersebut menjeda ucapannya untuk sesaat sehingga Gara dan Leon menjadi lebih penasaran.
"Bagaimana dok? Apa hasilnya?" tanya Gara dan Leon serentak.
"Hasilnya adalah, tes DNA yang di lakukan oleh saudara Leon Wang 99.99% membuktikan jika terdapat kecocokan diantara keduanya,"
"Itu artinya," ucap Leon menutup mulutnya.
"Itu artinya dia benar anakmu. Dan kau ternyata sudah menjadi seorang bapak Leon. Kau menjadi seorang bapak," ucap Gara shock. Ia tak menyangka jika Leon sudah memiliki anak dari wanita yang Leon sendiri tidak tau itu siapa.
"Itu artinya anda memiliki hubungan darah dengan pemilik sampel rambut tersebut.
"A.. Apa? Dokter gak salahkan? Saya ini belum menikah, bagaimana saya bisa memiliki hubungan darah dengannya?" tanya Leon sangat-sangat kaget dengan hasil tes DNA nya.
"Ya bisa jadi saat anda bersetubuh dengan seseorang, benih milik anda tumpah di dalam rahimnya, dan terjadilah pembuahan tersebut." jawab dokter tersebut santai.
"Mendengar penjelasan dokter tersebut, Leon hanya bisa terdiam tanpa berkata apa-apa lagi. Ia tak menyangka jika saat ini dirinya telah memiliki seorang anak, bahkan usianya sudah satu tahun.
"Baik, kalau begitu saya permisi dok. Terima kasih," ucap Leon pamit meninggalkan ruangan dokter tersebut. Begitu juga dengan Gara. Ia juga pamit dan menyusul Leon yang sudah lebih dulu meninggalkan ruangan tersebut.
"Dasar anak jaman sekarang. Kawin saja mau, kalau saja sudah hamil seenaknya bilang kalau saya belum menikah," gumam dokter tersebut geleng-geleng kepala.
"Leon tunggu," panggil Gara yang menyusulnya dari belakang. Kini mereka telah berjalan sejajar. Jelas sekali banyak yang hal yang dipikirkan oleh sahabatnya Leon.
Bagaimana tidak, Leon sendiri bahkan tak ingat dengan siapa saja ia menyumbangkan benih miliknya yang seharusnya ia tak sembarang kasih kepada wanita manapun.
"Leon, tenangkan dirimu. Apa yang akan kau lakukan untuk saat ini?" tanya Gara saat mereka telah berada di dalam mobil.
"Sama sepertimu. Aku akan mncari dimana keberadaan wanita itu. Aku sangat penasaran sia wanita yang diam-diam melahirkan anakku," jawab Leon dengan tatapan kosong.
"Bagus. Aku akan membantumu untuk menemukan wanita itu. Aku juga penasaran bagaimana bentuk wajah putrimu. Apakah dia sangat cantik atau jelek sepertimu" ujar Gara menghibur Leon.
"Jelaslah cantik seperti ibunya," jawab Leon tersenyum.
"Bagaimana kau tau? Atau jangan-jangan kau sudah tau siapa wanitanya?" tanya Gara kaget.
"Kau ini seperti tak tau saja seleraku. Mana pernah aku meniduri wantita jelek," jawab Leon bangga.
"Cih.. Kau tak ingatkah dulu kau pernah tidur dengan wanita gemuk? Dia tak cantik menurutku. Atau jangan-jangan dialah ibu dari anakmu?" tanya Gara menggoda Leon.
"Lau jangan bercanda. Aku ingat jelas waktu itu aku melakukannya di luar. Bukan di dalam. Jadi bagaimana mungkin dia adalah ibu dari anak itu. Lagian saat aku melihat wajah anak itu sekikas, dia sangat cantik dan mirip denganku," ucap Leon membayangkan kembali wajah bayi yang ia lihay sekilas waktu di bar malam itu.
"Aahhh yang bener? Aku kok feeling jika wanita itu ya ibu dari anakmu," ucap Gara memancing.
"Lau jangan bercanda. Aku tak yakin. Lagian aku pernah baca artikel, wanita gemuk itu susah untuk hamilnya. Lagian dulu aku hanya sekali dan hanya iseng dengan rasa wanita gemuk," jawab Leon fokus mengemudi.
"Haha.. Baiklah. Semoga saja apa yang kau katakan itu benar Leon. Aku jadi tak bisa membayangkan jika wanita gemuk itu ibu dari anakmu. Bisa-bisa uang kau habis untuk kebutuhan dapur dan membeli ranjang baru," ejek Gara tertawa.
"Ejek saja aku terus. Aku doakan supaya Airin benar-benar tak mau menikahi kau," jawab Leon kesal.
"Haha.. Kau bukan ibuku. Bahkan malaikatpun tak mau mendengarkan doamu," ejek Gara tertawa terbahak-bahak.
Berbeda tempat, saat ini Airin tengah sibuk melayani pembeli bunga di toko milinya. Selama ini Airin tak menggunakan jasa pelayan karena kondisi tokonya belum begitu rame. Namun saat ini Airin heran, kenapa dari tadi ia tak berhenti melayani pembeli.
Tiba-tiba saat Airin mengemas bunga pesanan pelanggannya, ia meraskan kepalanya sangat pusing dan hendak ingin pingsan. Beruntung di saat yang tepat Mama Lena datang dan meyambutnya kemudian menyuruh Airin untuk istirahat sesaat.
"Lalu bagaimana dengan para pelanggan ini Bu?" tanya Airin lemah.
"Tenang, biar Ibu saja yang melayani mereka semua," jawab Mama Lena mwngusap kepala Airin dengan kasih sayang.
"Saya gak mau merepotkan Ibu lagi. Ibu sudah sangat baik kepada saya," jawab Airin sungkan.
"Sudah. Ibu sudah bilang, anggap saja saya ini Ibu kandungmu sendiri. Kamu jangan banyak bicara. Istirahatlah. Ibu akan melayani pembeli dulu," ucap Mama Lena kemudian meninggalkan Airin yang masih terbaring lemah.
Setelah melayani semua pembeli, Mama Lena mengeluarkan buah yang ia bawa dari rumah khsus untuk Airin. Wanita paruh baya itu sangat menyayangi Airin seperti anak kandungnya sendiri.
"Airin ini ada buah. Kamu habiskan ya, biar si kemabar tambah sehat," ucap Mama Lena memberikan sekotak buah yang sudah di potong-potong kepada Airin.
"Makasih Bu, tapi lain kali gak usah. Saya gak mau membuat Ibu repot seperti ini," jawab Airi meraih kotak buah tersebut.
"Airin sudah. Ibu sudah bilang berapa kali. Jangan pernah sungkan. Kamu adalah putri Ibu, dan ini adalah cucu Ibu," ucap Mama Lena mengusap perut buncit Airin.
Airin memjadi terharu dan tak dapat menahan air matanya. Airin kemudian memeluk erat Mama Lena, melepas rasa rindu yang selama ini ia pendam untuk orang tua yang amat sangat ia rindukan.
"Makasih Bu.. Makasih," ucap Airin tersedu-sedu.
"Sama-sama sayang. Sudah jangan menangis lagi ya nak. Kasiham si kembar, dia pasti akan ikut sedih juga," jawab Mama Lena mengusap punggung Airin.
Andaikan Airin tau jika Mama Lena adalah orang tua dari laki-laki yang telah membuat alur hidupnya hancur, apakah Airin akan tetap sayang seperti ini kepada Mama Lena.. Entahlah.. Hanya Author yang tau😂😂..
Beberapa saat kemudian, kedua laki-laki tampan itu baru saja sampai di kantornya.
Ia tak sengaja berpapasan dengan seorang wanita menggunakan gaun merah dengan rambut curly berwarna abu ombre dan tak lupa masker yang menutupi sebagian wajahnya.
Saat melewati meja receptionis, Leon di panggil oleh wanita cantik yang bertugas di balik meja tersebut.
"Maaf pak. Ada titipan surat buat bapak dari wanita yang baru saja keluar itu," ucap wanita cantik itu dengan ramah.
"Wanita? Wanita yang mana?" tanya Leon dan Gara serentak.
"Wanita yang menunggu jemputan dengan gaun merah itu pak," jawab penajga receptionis menunjuk ke arah wanita yang masih berdiri di pelataran kantor Gara.
Gara dan Leon menoleh keluar kantor dan benar saja, mereka masih melihat wanita yang baru saja berpapasan dengan Gara dan juga Leon.
Dengan cepat Gara dan Leon berlari menghampiri wanita tersebut namun sayang, dia telah masuk ke dalam mobil sesaat kedua laki-laki tampan itu tiba di dekat wanita bergaun merah itu.
"Hai tunggu," teriak Leon namun mobil itu terus saja melaju tanpa menghiraukan teriakan Leon yang pasti diketahui oleh wanita dan juga pengemudinya.
"Siapa dia?" tanya Gara sangat penasaran.