Kembar Genius Milik Mantan Mafia

PT. Angkasa sedang mengadakan rapat dengan perusahaan lain, yang hari ini datang klien dari Jepang. Klien mereka kali ini adalah klien yang sama dengan Perusahaan Hosea, sehingga Aisyah bertemu dengan Elliot di dalam ruangan rapat.

"Terima kasih, Tuan."Ucap Aisyah, kepada Tuan Chizan selalu klien dari Jepang. Mereka berdua bersalaman. Elliot terus memperhatikan interaksi Tuan Chizan dan Juga Aisyah.

'Em, Bos. Kamu harus segera sembuh, jika begini terus wanitamu akan diambil oleh manusia dari negeri sakura ini,'batin Elliot yang terus menatap Tuan Chizan.

"Tuan Elliot,"seru Pak Dirsa. Tetapi, pria itu tak mendengar karena saat ini sedang sibuk memperhatikan dua orang yang sedang berbicara.

"Tuan Elliot,"panggil Pak Dirsa lagi, kali ini dengan suara yang lebih tinggi sehingga membuyarkan lamunan pria itu. Bukan hanya Elliot yang terkejut bahkan Aisyah dan juga Tuan Chizan menoleh ke arah Pak Dirsa.

"Iya, Pak."

Pak Dirsa tersenyum melihat Elliot yang terus melamun.

"Apakah Anda sedang memikirkan sesuatu?"tanya Pak Dirsa sembari menggoda Elliot.

"Oh, tidak. Saya teringat kalau Tuan Lucas saat ini ada di rumah sakit,"sahut Elliot sembari melirik ke arah Aisyah yang masih sibuk mengobrol dengan Tuan Chizan yang datang dari Jepang.

'Kenapa Tuan Elliot menatap ke arahku?' Aisyah melirik ke arah Elliot yang saat ini sedang tersenyum kepadanya.

Setelah Pak Dirsa menandatangi dokumen yang diberikan Elliot dan Tuan Chizan. Rapat pun diakhiri dan mereka berempat bersalaman untuk mengakhiri pertemuan itu.

"Bisakah, Anda merekomendasikan restoran terenak di Indonesia untuk saya?"tanya Tuan Chizan yang memang tertarik kepada Aisyah. Wanita anggun dan juga lembut pengucapannya setiap kali berbicara dengannya.

"Apakah Anda mencari restoran untuk makan makan? Saya bisa merekomendasikannya. Kebetulan Saya juga ingin makan malam dengan Nona Aisyah untuk membahas proyek miliaran yang telah ditanda tangani oleh Pak Dirsa satu Minggu yang lalu,"ujar Elliot kemudian. Pak Dirsa, yang namanya disebut oleh Elliot langsung paham ke mana arah pembicaraan pria itu.

"Ah, benar. Aisyah kamu perlu menemani dua pria ini,"seru Pak Dirsa.

"Pak, saya tidak bisa pergi. Anda tahu anak-anak telah menunggu di rumah,"Aisyah berkata sembari mengambil tasnya yang ada di atas meja. Lalu, Tuan Chizan menatap Pak Dirsa penuh harap.

"Ah, benar. Nona Aisyah berkata benar. Bahkan, suaminya saat ini berada di rumah sakit, benarkan Nona Aisyah?"

"Hah?"Aisyah menatap Elliot dengan wajah bingung.

'Apa yang sedang Tuan Elliot ingin katakan, kenapa sepertinya sedang berusaha untuk memisahkan Tuan Chizan dari Aisyah? Apa yang telah terjadi antar Aisyah dan Tuan Lucas? Apa jangan-jangan?'

"Pak Dirsa," panggil Tuan Chizan yang membuyarkan lamunan Pak Dirsa. Pria ini segera menoleh ke arah Tuan Chizan.

Pak Dirsa akhirnya meminta maaf kepada Tuan Chizan karena Aisyah tak bisa menemani pria itu untuk makan malam bersama dengannya. Karena, tatapan Elliot pun tak lepas dari pandangan Pak Dirsa seakan memberi ancaman pada pria itu.

"Tidak masalah. Lain kali mungkin kita akan bertemu lagi,"ujar Tuan Chizan yang pada akhirnya pergi meninggalkan perusahaan PT. Angkasa.

Di lobi perusahaan PT. Angkasa. Aisyah tak ingin bertanya lebih banyak lagi mengenai masalah tadi di dalam ruangan meeting. Karena, Aisyah tak ingin Elliot juga berbicara panjang lebar dengannya.

Sejak dari malam penculikan Reza. Lucas telah membuktikan kepada mereka jika dia bisa melindungi dan menjaga keluarganya dengan baik.Tetapi, Aisyah ragu jika Reza belum bisa menerimanya.

Aisyah tiba di rumah sakit pada sore hari. Dia bergegas pergi menemui anak-anaknya yang saat ini sedang bersama dengan Galih dan juga Lucas. Begitu tiba Aisyah di depan ruangan inap Lucas, Aisyah malah ragu untuk masuk. Seketika perasaan tak enak mulai menyelimuti dirinya.

Aisyah membuka pintu ruangan Lucas dengan perlahan berharap tak menganggu pemilik ruangan. Tetapi, begitu pintu itu terbuka Aisyah disuguhkan dengan pemandangan yang cukup manis. Pemandangan yang tak pernah Aisyah bayangkan sebelumnya.

"Kamu sudah pulang?"Lucas bertanya yang membuat Aisyah terkejut. Aisyah berpikir jika Lucas masih tertidur nyatanya Lucas telah terbangun dan memergoki Aisyah yang sedang menatap dirinya dan dua anaknya yang saat ini tertidur di atas ranjang yang sama dengan Lucas.

"Maaf, aku merepotkan Anda,"seru Aisyah yang segera berjalan ke arah ranjang. Aisyah berniat untuk memindahkan Reza yang tertidur di atas lengan Lucas. Tetapi, Lucas melarangnya karena tak ingin Aisyah menganggu tidur anaknya.

"Biarkan saja,"ucap Lucas yang memegang lengan Aisyah yang ingin menyentuh Reza. Pandangan keduanya bertemu yang tak sengaja membuat jantung Lucas maupun Aisyah berdegup begitu kencang.

"Kamu pasti capek, istirahat saja dulu. Biarkan mereka tidur sebentar,"lanjut Lucas lagi, Aisyah masih belum mengatakan apapun tentang saran Lucas.

"Apakah tadi mereka merepotkan Anda?"Aisyah kembali bertanya seraya duduk di kursi yang ada di samping ranjang pasien. Bahkan, Galih ikut tertidur di sofa yang ada di dalam ruangan tersebut. Aisyah mengakuinya jika mereka lelah mencari Reza kemarin malam dan Galih baru bisa tertidur hari ini.

"Eem, itu. Terima kasih, karena sudah menyelamatkan Reza,"ucap Aisyah ragu. Lucas langsung menoleh ke arah wanita yang duduk di samping ranjangnya.

"Apa kamu mau kembali kepadaku?"

Aisyah langsung mendongakkan kepalanya menatap Lucas dengan lekat. Sejak dari dulu pria ini memang tak bisa romantis. Bahkan, hari ini juga dia langsung mengajak Aisyah untuk kembali bersama.

"Itu,"Aisyah melihat ke arah Reza yang tertidur begitu pulas.

"Reza sudah setuju. Bahkan, aku sudah meminta Elliot untuk mendaftarkan pernikahan kita ke KUA. Aku meminta Ummi Hanum untuk mencarikan seorang ustaz untuk menikahkan kita kembali,"ujar Lucas. Aisyah kembali terkejut, Lucas mengambil keputusan tanpa bertanya kepadanya lebih dulu. Bahkan, ibu Aisyah juga ikut terlibat dalam rencana Lucas.

"Tapi...."

"Tapi apa? Kamu tak ingin kita kembali? Aku ngaku aku salah selama ini. Tetapi, aku tak berniat untuk melupakan kamu dan anak-anak kita, semua itu diluar keinginanku, Aisyah."Lucas memegang kedua tangan Aisyah dan mengusap punggung tangan itu dengan lembut. Aisyah ingin sekali mencari dsn menemukan kebohongan dari raut wajah Lucas tetapi yang Aisyah temukan hanya kejujuran dan ketulusan dari pria itu.

"Apa kamu tak ingin memberikan keluarga lengkap untuk mereka? Ayo, kita bersama demi mereka berdua,"Lucas kembali berkata dan sedikit memohon untuk meluluhkan hati Aisyah yang mungkin sudah terlanjut trauma dengan sikap Lucas sebelumnya.

"Aisyah,"Lucas kembali memanggil untuk memastikan jawaban dari Aisyah. Wanita itu terus memperhatikan Lucas yang masih terbaring di ranjang pasien. Melihat pergerakan Reza dan Rezi yang tertidur di sebelah Lucas membuat Aisyah segera menarik tangannya kembali.

"Terima saja, Bunda. Jika Daddy berulah lagi serahkan semuanya pada kami,"ucap Reza yang masih memejamkan matanya.

"Benar, kami akan membereskannya,"sahut Rezi yang juga membela Aisyah.

Aisyah terkejut melihat kedua anaknya telah mendengar ucapannya dengan Lucas.

"Sejak kapan kalian bangun?"tanya Aisyah panik. Reza dan Rezi segera membuka mata dan saling tersenyum.

"Sejak Bunda membuka pintu ruangan ini,"sahut keduanya yang membuat Aisyah membuka lebar mulutnya ketika mendengar ucapan sang anak. Merasa sudah di permainkan oleh dua bocah kembar itu lantas Aisyah langsung memberi serangan kepada keduanya tanpa ampun. Aisyah menggelitik Reza dan bergantian menggelitik Rezi.

"Ampun, Bunda!"

"Bunda, ampun!"

Meksipun keduanya berteriak memohon ampunan. Aisyah tak juga berhenti dari aksinya yang membuat Reza kewalahan lalu mendorong tubuh Aisyah hingga terjatuh ke dalam pelukan Lucas.

"Aah!"

"Hah!"

Aisyah dan Lucas sama-sama terkejut. Pandangan keduanya bertemu. Reza dan Rezi langsung mengambil kesempatan untuk lari dari tempat itu dan kini keduanya ada di sofa bersama dengan Galih yang masih tertidur.

Reza tersenyum melihat Bundanya yang begitu bahagia bisa bersama dengan Lucas lagi, jika ini membuat Aisyah bahagia Reza tak akan melarang kedua orang tuanya untuk bersama lagi.

"Ciiee...."

Reza dan Rezi langsung membekap mulut Galih yang ingin menganggu momen Aisyah dan Lucas. Tetapi, Lucas dan Aisyah keburu menoleh dan tertawa bersama ketika melihat Reza dan Rezi bekerja sama untuk membekap mulut Galih agar tak bisa bersuara.