Follow me di intagram: @Queennapariwara.
Nanti aku follback😘😊
Hai semua, silahkan mampir di novel ke tiga aku ini "Gadis muda yang tangguh milik tuan arogan" Ambil baiknya, buang buruknya. Baca terus ya cerita aku dan jangan lupa tinggalkan beberapa jejak kalian supaya author lebih semangat buat ceritanya.
Menceritakan gadis muda yang bernama Ailin seminath mole. Gadis tangguh dan pemberani, harus menjalani kehidupan yang keras di tengah kota terpencil di Amerika.
Hidupnya yang keras mengajarkan tak boleh menyerah pada segala rintangan dan juga permasalahan.
Hidup dalam keluarga yang tak pernah adil, mengajarkan arti sebuah keluarga. Hidup yang bahkan jauh dari kata baik. Kehadiran dirinya dalam keluarganya seolah tak di inginkan keluarganya.
Bagaimana kelanjutannya, silahkan mampir di cerita ku yang berjudul "Gadis muda yang tangguh milik tuan arogan" jangan lupa tinggalkan jejak kalian setelah baca ya
thank you😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Queenapariwara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang terjadi...?
Hari ini Ailin sudah siap dengan stelan yang dia sukai saat akan pergi ke kampus, berangkat pagi menggunakan bus seperti biasa. Ailin berjalan menuju halte bus yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Namun anehnya iya merasa ada seseorang yang mencurigakan dan mengikutinya.
Ailin melihat ke belakang tapi tak ada orang, Ailin pun yg tak peduli dan lebih mempercepat langkahnya. Namun semakin lama dia semakin yakin jika ada orang yang mengikutinya.
Ailin memiliki ide dan menyeringai.
Sementara itu, dua orang berpakaian warna hitam yang terus mengikuti Ailin dari belakang, belum tau jika Ailin sudah menyadari kehadiran merek berdua.
"dimana dia, kenapa kita bisa kehilangan jejaknya" ucap salah satu orang itu.
"kamu sih berbicara banyak sekali, jadi hilangkan dia" ujar satunya lagi.
Dan baru saja mereka berdua akan memutar arah dan berbalik
Bugh
bugh
Tak terelakkan, keduanya jatuh tersungkur akibat tendangan yang di berikan Ailin tepat dia perut mereka.
"aarrrghh" ringisan keduanya saat yg tak sengaja bokongnya mencium tanah.
"siapa kalian?" tanpa basa-basi Ailin bertanya pada keduanya namun mereka berdua saling memandang namun kemudian bangun dan berlari terbirit-birit.
Ailin yang melihat mereka berlari tentu ingin mengejar, namun waktunya yang sedikit untuk segera tiba di kampusnya, membuatnya urung untuk mengejar mereka.
"aarrkkhh sial, awas Klian, kalau sampai aku ketemu kalian lagi" ancamnya namun tak ada yang mendengarkan.
Tak berapa lama, bus datang dan segera iya menaiki bus itu menuju kampusnya.
****
Sementara itu, seorang pria yang tengah Santai duduk di kursi kebesarannya, tengah menatap langit-langit ruangan yang luas serta besar dengan hati yang berbunga-bunga. Tak henti-hentinya tersenyum dikala Ailin akan menjadi sekertarisnya di kantor.
Meski sebenarnya dialah yang memaksa, namun apa boleh buat, selain gaji yang besar, Ailin juga cukup pintar dan mengerti dalam urusan perusahaan. Maka dari itu dia tak ingin banyak bicara lagi.
"gadis nakal, ternyata kita akan semakin dekat sekarang" ucapnya tersenyum lebar. Hingga tak bisa menutupi rasa bahagianya.
Namun hayalan nya di ganggu oleh suara ketukan pintu, membuatnya kesal. Berani-beraninya ada orang yang mengganggu kesenangannya.
"masuk" ucapnya namun terdengar suara kecewanya.
Terlihat seorang wanita cantik nan seksi masuk ke ruangan barra dan tak lupa senyum manis menghiasi wajah cantik wanita itu, langkah berlenggak lenggok bak model papan atas, berjalan menuju sang bos.
"apa anda memanggil ku tuan?" tanya wanita itu dengan suara merdu nan lembut khas buatannya.
"Hem" begitulah jawaban dari pria arogan ini.
"ada apa tuan anda memanggil saya?" ujarnya sembari berdiri di depan meja bosnya.
"mulai besok, kau harus berhenti menjadi sekertaris ku, dan kau akan menjadi stap biasa seperti karyawan yang lain" ucap tegas barra membuat wanita itu membelalakkan matanya mendengar penuturan bosanya.
"mengapa tuan, apa saya sudah ada salah dalam bekerja?" terdengar suara wanita itu pelan.
"selain kamu tidak becus, kamu juga sudah berlagak seperti berkuasa di perusahaan ini, kamu itu hanya sekertaris yang beberapa bulan ini di angkat, jangan kira kamu sebagai bawahan ku, seenaknya memerintah para karyawan biasa" tegas barra.
"tapi tuan, saya tidak mau jabatan saya menjadi karyawan biasa, karna saya sudah terbiasa dengan pekerjaan menjadi sekertaris" ucap wanita itu menangis palsu.
"kalau kau tidak mau, kamu bisa menjadi cleaning servis" ujar barra dan mau tidak mau wanita itu menuruti ucapan bosnya.
"baiklah tuan, saya mau" wanita itu selain kesal karna tak bisa mendekati bosnya lagi, dia juga tidak bisa mengelak daripada dia akan menjadi cleaning servis lebih baik menjadi stap biasa.
"pergilah" perintah barra dan wanita itu pergi meninggalkan ruangan bosnya.
Niat hati ingin menggoda bosanya, malahan dia di kejutkan karna turunnya jabatan atas perintah bos nya.
"sial,sial kenapa sih tuan barra menurunkan jabatan ku" umpatnya kesal. "aku tak bisa begini, pasti gajiku juga akan turun nantinya, aku tidak mau" tuturnya lagi.
****
"paman tolong aku, jangan sakiti aku, mama sama papa pasti khawatir sekarang, aku mohon paman kami ingin pulang" Alina dan Alona meminta kepada tuan Revan untuk di bebaskan. Namun pria itu seolah tuli dengan permohonan kedua gadis itu.
"sudah lah Alina, buat apa meminta tolong padanya, biarkan saja nanti juga papa akan datang melindungi kita, dan biarkan saja anak sialan itu pergi dan semoga dia tak di temukan, ku harap dia sudah mati di luar sana" ucap Alona.
plak
Tamparan mendarat di pipi mulus Alona, membuat gadis itu menoleh ke samping akibat tamparan itu, bahkan pipinya memerah dan di sudut bibirnya mengeluarkan darah.
"kau memang pantas mendapatkannya, karna mulutmu adalah cerminan orang tuamu" ucap tuan Revan. Dia marah karena anaknya di sebut dengan anak sialan membuat dirinya semakin kesal dan ingin sekali membuat anak dari Andres ini menderita seperti apa yang pernah mereka lakukan pada anaknya.
"jangan pernah mengatakan anak saya anak sialan, karena sebenarnya kalianlah anak sialan" tegasnya menatap tajam Alona dan Alina bergantian membuat kedua gadis itu ketakutan.
"sudha lah Kaka, Kaka diam saja," bisik Alina.
****
Sekarang waktunya pulang, karena hari sudah malam, Ailin menuju halte bus untuk menunggu bus yang lewat. Namun karena silau dari lampu motor seseorang mendekati Ailin, sekitar ada tiga pengendara motor menghampirinya. Ailin sepulang dari kampusnya, dia segera ke restoran dan bekerja hingga jam sepuluh malam.
Memang tempat itu terlihat sepi dan sunyi meski di tepi jalan banyak lampu-lampu tapi karena tempat itu lumayan sepi.
Ailin tak bisa melihat mereka karena matanya silau, tapi dia sedikit memundurkan kakinya untuk melihat siapa pengendara motor yang tengah mendekatinya.
"sialan, apa maunya sih mereka" ucapnya kesal.
Ailin yang tak mau malas mengurusi urusan mereka, ingin segera berlari pulang saja. Tapi seorang pengendara motor mendekat dan ingin menabrak nya. Ailin yang melihatnya, marah dan semakin kesal.
Ailin berdiri dengan tegak melihat siapa yang tengah mengganggu nya. Ailin berdiri di tengah jalan dan menatap tajam pengendara motor itu. Melihat tak ada pergerakan Ailin, orang itu segera ingin mengarahkan motornya pada Ailin dan sedikit menyeringai, berharap gadis itu akan mati setelah ia tabrak.
Ngenggggg
suutt
bruk
Begitu juga yang di lakukan dua pengendara yang lain.
bruk
.
.
.
.
.
.
.
.
Apa yang terjadi........?
.
.
.
Lanjuuuuuut
saling dukung yuk...
Cinta yang dulu, datang kembali
Clara's Love Fidelity
perbedaan kita menuju akad
jangan sungkan vote, like dan favorit 😍🙏