Warning area! banyak yang uwu-uwu dan panas-panas, harap bijak dalam memilih bacaan ya guys
Konflik ngeselin mohon bersabar, gak kuat angkat tangan!!
Karena suatu kejadian kelam Jiana terusir dari tempat tinggalnya. Kebejatan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja menjadi titik balik hancurnya hidup Jiana. Sang most wanted Bryan yang mempunyai wajah malaikat namun berhati iblis, begitulah julukan Jiana. Berimigrasi dan mencoba mencari peruntungan dinegri orang, Jiana meninggalkan semuanya, termasuk Darwin atasan yang ia diam-diam kagumi
Saat hidup Jiana membaik dan ia bisa melupakan semuanya, Takdir membawanya kembali bertemu Bryan
Baca selanjutnya ➡️
Budayakan tinggalkan jejak, like dan vote untuk memberi apresiasi pada penulis 🙊🙊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rumah baru untuk Kya
-
-
Sore ini rumah Ken kembali riweh oleh kelakuan Bryan. Pria itu menyuruh semua pembantunya untuk memindahkan barang pribadi miliknya ke rumah baru yang hanya beberapa meter dari rumah yang selama puluhan tahun ia tinggali
Begitupun semua orang yang ikut berpindah dari rumah Ken menuju rumah baru Bryan. Semuanya hanya berjalan kaki kesana karena memang tidak terlalu jauh
" Nah .. ini rumah Kya. " teriak Bryan heboh pada sang gadis kecil yang tak henti menempel manja dipangkuannya saat sampai didepan gerbang
" Apa Kya suka?"
" Kya suka, kolamnya besal." sautnya berteriak lalu gadis kecil itu menoleh pada Pevita yang bergandengan dengan Jiana dibelakang Bryan
" Pevita belenang!" teriaknya lucu
" Tidak untuk sekarang sayang. Besok lagi ya." ucap Bryan lalu ia membuka pintu gerbang rumah minimalis itu, mewah namun tak sebesar rumah kedua orangtuanya mengingat mereka hanya tinggal bertiga dengan satu pembantu dan seorang penjaga rumah disana
" Boy, kapan kamu membeli rumah ini?" tanya Ken menepuk bahu putranya
" Tadi pagi Dad, kebetulan Erlangga menawarkan padaku beberapa bulan lalu."
" Ini rumah Erlangga?"
" Tidak, ini rumah baru. Erlangga sengaja mendesain semuanya untuk ia pasarkan. Karena rumah ini yang paling dekat dengan rumah Dad, jadi aku membelinya."
Entah kesekian ratus kalinya pria itu tersenyum bangga pada putra satu-satunya itu sambil tak henti menepuk pundak Bryan
" Dad, harap kamu serius dan dewasa mulai sekarang." saut Ken
Bryan hanya mengangguk dan membalas senyuman ayahnya. Lalu ia mengajak semua keluarganya yang se Rt itu masuk kedalam. Saat tiba didalam Kya meronta pada Bryan ingin turun dari pangkuannya
" Jangan berlarian hmm?"
" Kya mau melihat belsama Pevita."
" Baiklah." saut Bryan lalu menurunkan Kya dari pangkuannya. Balita itu langsung kebelakang menarik Pevita untuk melihat-lihat rumah baru yang Bryan beli memang atas namanya
Sementara Bryan kini memutar tubuhnya, ia menyeringai melihat Jiana yang celingukan lalu tanpa aba-aba ia menarik jemari Jiana membuat wanita berusia 28 tahun itu berjingkat kaget
" Kau mau apa?" tanyanya pelan
Bryan tak menjawab, ia terus menarik Jiana kelantai dua meninggalkan semua orang yang tampak sibuk melihat-lihat rumahnya. Sampai didepan pintu kamar, Bryan berhenti ia buka handel pintu lalu kembali menarik Jiana kedalam
" Ini kamarku?" tanya Jiana mengedarkan pandangannya pada ruangan yang benar-benar luas itu
" Kamarmu? kau lupa kalau kita sudah menikah?"
" Tidak Bryan, aku mau tidur sendiri."
Bryan terbahak lalu ia menutup pintu kamar itu rapat, menguncinya hingga suara kunci itu terdengar ditelinga Jiana membuat Jiana memutar tubuhnya
" Kenapa menguncinya?" bentak Jiana
" Agar kau tidak kabur dariku." saut Bryan dengan tatapan nakalnya
Jiana menciut, ia memundurkan langkahnya kebelakang
" Bryan kau harus mengerti, aku menikah denganmu bukan karena hal itu." saut Jiana takut
" Tapi mau bagaimanapun, aku tetap suamimu kan? jadi kau harus tetap melayaniku." tutur Bryan berjalan cepat untuk menangkap tubuh Jiana. Ia dekap dan langsung dorong menuju ranjang
" Lepaskan aku." ucap Jiana, ingin sekali ia berteriak namun ia takut semua orang mendengarnya
" Ayolah Ji, kau tahu bercint* itu sangat menyenangkan!" Bryan terus menatap lekat wajah galak itu, ia tersenyum
" Itu bagimu tidak bagiku"
" Hey sayang, akan menyenangkan bersamaku. Mungkin pria lain tidak memuaskanmu tapi-"
Plak
Tamparan mendarat dipipi Bryan
" Jaga bicaramu, aku tidak seperti dirimu yang memberikan tubuh pada setiap wanita. Menjijikan."
" Berani kau bicara seperti itu Jiana, kau sangat tidak sopan."
" Lepaskan aku." bentak Jiana pelan memelototkan kedua matanya lebar sambil meronta dengan mendorong dada Bryan
" Tugasmu disini melayaniku, melayani semuanya termasuk diranjang." balas Bryan membentak mencengkram kedua pipi Jiana dengan jemarinya hingga bibir itu mengerucut
" Kenapa kau selalu memaksaku?"
" Karena kau istriku." saut Bryan langsung membungkam bibir Jiana, menciumi dengan rakus dan liar, tidak berbeda, seperti biasanya. Pikir Jiana
" Lepaskan aku." teriak Jiana saat Bryan menjauhkan bibirnya dan bibir itu berpindah pada rahang memberi kecupan-kecupan kecil disana lalu turun kebawah keleher
" Bryan jangan gila, banyak orang diluar."
Bryan mengangkat wajahnya menyeringai nakal
" Jadi kalau tidak ada orang kau mau?"
" Lepaskan aku." saut Jiana memelaskan wajahnya
" Baiklah, tapi tidak untuk nanti malam." sautnya seraya melepaskan tubuhnya dari Jiana
Jiana segera bangun, merapihkan pakaiannya dan berlari menuju pintu. Ia kembali memutar tubuhnya pada Bryan yang tertawa sambil memainkan kunci ditangannya
" Kau mau ini?"
" Kalau kau mau ada syaratnya." ucap Bryan menatap mesum
Dengan memberanikan diri Jiana berjalan mendekat pada Bryan, ia berusaha mengambil kunci ditangan Bryan namun pria itu menggenggamnya erat
" Cium aku." ucap Bryan tersenyum nakal
" Jangan harap!"
" Kalau begitu kau tidak akan keluar, kita lanjutkan yang tadi."
" Kenapa aku harus bertemu pria brengsek sepertimu." gerutu Jiana
" Itu salahmu, kenapa kau masuk ke apartementku malam itu?" saut Bryan menarik pinggang Jiana mendekat dan mendudukan dipangkuannya
" Kau pikir aku mau kau sentuh malam itu?"
Bryan mengedikan bahunya acuh
" Cium aku."
Jiana menarik nafasnya dalam
Cup
Kecupan kilat itu berhasil membuat Bryan tersenyum lebar padahal itu hanya sebuah kecupan, Bryan bahkan seringkali mendapatkan itu dari para wanitanya namun entah kenapa tak sesenang saat Jiana melakukannya
" Aku mau lagi."
Jiana benar-benar geram, ia ingin sekali meninju wajah Bryan yang terus saja mencuri-curi kesempatan padanya
Cup cup cup cup
Membuat Bryan menyeringai nakal
" Nakal juga, padahal aku hanya mau sekali."
" Sekarang mana kuncinya." ucap Jiana menengadahkan telapak tangannya namun Bryan masih saja menggenggam kunci itu erat. Ia malah menatap lekat Jiana
" Apa kau sangat membenciku?" tanya Bryan menangkup wajah itu dengan satu tangannya, ia usapi lembut pipi Jiana hingga sang pemilik terdiam menikmati lembutnya usapan itu
Tatapan keduanya terkunci, Bryan perlahan mendekatkan wajahnya. Ia kecup bibir itu, melihat Jiana yang tak berkutik Bryan jadi berani. Ia luma* bibir itu tidak kasar tidak juga lembut bagi Jiana namun terasa berbeda dengan ciuman Bryan sebelumnya
Bryan begitu menikmati ciumannya kali ini, ia sampai memejamkan mata dan semakin merengkuh pinggang Jiana. Satu tangannya naik keatas menuju tengkuk menekannya agar ciuman itu kian dalam. Sedangkan Jiana hanya diam tak berkutik sedikitpun, ia hanya mematung membiarkan bibirnya dijamah Bryan
" Bryan .. kau sedang apa?" teriak Bulan dari luar sambil menggedor pintu kamar mereka dengan kencang
" Bryan .. ini masih siang. Jangan bercint* sekarang nanti saja." teriaknya lagi
Bryan membuka mata, tatapan keduanya kembali terkunci sejenak lalu ia melepaskan bibir Jiana. Ia usap bibir Jiana yang basah oleh salivanya, ia raih jemari Jiana didadanya dan memberikan kunci
" Keluarlah." perintah Bryan
-
-
Dad Bryan anakmu sudah gak gadis lagi loh....