NovelToon NovelToon
Jangan Panggil Aku Gendut

Jangan Panggil Aku Gendut

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Misteri / Contest / Tamat
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Yeni pebriani

Aku menatap bayangan yang terpantul dalam cermin dan tersenyum sinis pada bayangan itu.

Aku lah si itik buruk rupa itu.

Lidya Wijaya. Gadis remaja bertubuh gendut yang sering di buli teman teman nya.

Suatu hari aku bertekad untuk langsing dan cantik, tapi dengan cara yang salah.


Sekedar saran selama membaca coba sambil denger musik lagu korea Davichi "sunset" atau "forgetting you". Biar lebih seru. Soal nya Author ngetik sambil dengerin lagu itu. :)




Harap bersabar, typo bertebaran.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeni pebriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Pasca operasi, aku punya kebiasaan baru.

Pagi itu jam 05.45, aku terbangun, aku memilih untuk berolah raga pagi, kebetulan ada sepeda di rumah, aku mengenakan pakaian olahraga yang aku beli juga semalam.

Aku memang harus rutin olahraga untuk menjaga badan ku agar tetap seperti ini. Karena mempertahan kan itu lebih sulit dari pada perubahan.

Aku keluar rumah dengan sepeda, udara pagi itu segar sekali.

Aku mengayuh sepeda ku ke arah taman sekitar rumah. Indah nya suasana pagi.

Akhir nya aku bisa bersepeda lagi.

Seingat ku hanya saat SD saja aku bisa bermain sepeda, karena semakin bertambah usia aku semakin gendut membuat ku tidak bisa lagi bermain sepeda.

Puas berkeliling taman aku pun ke arah lebih jauh ke pusat kota. Keringat ku mulai banyak bercucuran.

Setelah lelah aku turun dari sepeda dan minum sejenak di taman kota. Banyak aktifitas olahraga warga di sana. Ada yang joging, jalan santai, senam dan lain lain.

Besok besok mungkin aku akan coba joging juga.

Aku melihat handphone ku. 1 panggilan tak terjawab. Papa menelpon?

"Sendiri saja?" Tanya seseorang di hadapan ku.

Bimo? Wah mati aku. Aku harus bagaimana ini. Semoga dia tidak mengenali ku.

"Ehh anu, gak kok, bedua" jawab ku ngasal.

Bimo terlihat melirik la segala arah dan hanya aku sendiri di situ.

"Dengan siapa?" Tanya Bimo bingung.

Aku panik dan menunjuk ke sepeda yang aku gunakan.

Bimo tertawa.

"Maksud kamu berdua dengan sepeda? Hahahah" Bimo menertawai ku.

Aku ikut tertawa ringan.

"Aku Bimo" ujar nya tiba tiba mengawali perkenalan.

Aduh Bim, aku sudah kenal kok. Batin ku. Tapi aku harus pura pura, aku tidak ingin ada yang mengetahui identitas lama ku.

Lidya yang dulu anggap saja sudah mati. Ini adalah lembaran baru ku.

"Halo, kok malah bengong, lagi mikirin apa pagi pagi" ujar Bimo lagi sambil tangan nya melambai lambai ke wajah ku.

"Eh, aku lili" jawab ku singkat.

"Oh, salam kenal yah" ucap Bimo sambil membetulkan kacamata tebal nya.

Aku tersenyum dan menyambut salam perkenalan nya.

Bimo jago juga yah kenalan sama cewek. Batin ku.

Jujur aku rindu banget sama loe Bim. Aku pengen teriak dan peluk kamu seperti biasa, aku sedih gak bisa melakukan itu lagi. Jika aku jujur apa kamu masih mau berteman dengan ku? Aku bahkan tidak mengabari nya sama sekali hingga detik ini. Sahabat macam apa aku ini.

Ramai orang berolahraga pagi itu. Terlihat juga Siska dan kawan kawan nya. Ada apa yah pagi ini kok ramai sekali.

Siska juga tidak mengenali ku, ia asik bercengkrama dengan teman geng nya.

Tiba tiba ia stop berjalan saat di depan kami.

"eh culun, bisa ya loe Berduaan di sini sama cewek lain, kasihan tuh Lidya yang menghilang entah kemana, loe gak nyariin dia?" sapa Siska ke Bimo.

Aku menatap datar ke arah Siska.

"Bukan urusan mu" jawab Bimo.

"Hahaha, kalian kan tak terpisahkan satu sama lain, kemana pun selalu bersama. Aneh ajja si culun tanpa si gendut, kayak ada yang kurang" seru Siska.

"Terus?" tanya Bimo.

"Ya, harus nya loe tau kemana Lidya selama ini" jawab Siska.

"Kok kesan nya kamu peduli. Bukan kah kau tidak suka melihat nya" seru Bimo.

"Hem, sepi ajja gak ada yang bisa di bulli" jawab Siska sambil menyuruh anggota geng nya untuk menjauh.

"Lidya itu siapa kamu?" tanya ku.

Bimo tersenyum.

"Dia sahabat ku" jawab Bimo.

Aku mengangguk.

"Kamu sekolah di mana?" Tanya Bimo.

Ia sekarang duduk bersama ku di kursi taman. Mengingat kan aku peristiwa memalukan di mana kursi kayu yang kami duduki patah waktu itu dan kami terjatuh.

Aku bingung harus menjawab apa. Aku bahkan belum menemukan sekolah baru ku.

"Kok gak di jawab?" Tanya Bimo.

1
Arya Al-Qomari@AJK
masih ku ingat nama pembully diriku waktu kelas 6 SD. pernah beberapa kali ketemu secara tak sengaja tapi q gak sudi menyapanya.
Arya Al-Qomari@AJK
nah ketahuan kan klo si Reno beneran kayak kadal buntung. masak iya pertama Deket ngajakin untuk menemin dia beli barang eh setelah sampai toko dan dapat barangnya saat tiba mau bayar malah alasan gk bawa dompet.
Rahmawati Diah
tak terduga
Rahmawati Diah
keren , ceritanya komplek , penuh perjuangan, belajar tegar
Eka Yuni
Luar biasa
Eka Yuni
sudah aq duga. klo reno itu ngk tulus /Panic/
Muhamad Hasbi
Luar biasa
Edo Riyadi
apa iya???
Edo Riyadi
Luar biasa
Fe_berry
bingung aku sama waktunya dr kkn trus 2 tahun trus satu tahun emang dinda bru lulusnya 3 tahun apa gimana terlalu loncat loncat
Feradina
mai itu manusia apa dedemit tah🤦‍♀️🤦‍♀️
Elsy Naa
lidya, jangan tinggalkan papamu😢😢
Elsy Naa
aku sedikit kesal dengan sikap lidya trhadap papa nya
Elsy Naa
kok aku mewek baca papa dan anak ini🥲
Elsy Naa
lidya pun mulutnya suka nyablak jd buat apa tersinggung 😏
Keysha Hidayat
bagus jg ceritanya
Elsy Naa
aku kok kepikiran putra punya penyakit serius dan bakalan meninggal🥺🥺🥺
Elsy Naa
aku curiga Adit yg menyebarkan
Elsy Naa
ayana... Lou oplas juga pake duit papa lu lho jadi jangan terlalu durhaka sama orangtua
Mila
Tarakan engak tu 😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!