BAD?

Satu minggu telah berlalu, kini Audrey dkk sudah tidak pernah mengunjungi Dessy, mereka membiarkan Dessy hidup dengan sendiri diapartemen milik Audrey, tentu dengan fasilitas yang memadai.

Sementara keadaan Rava dan Siska, mereka berdua sudah mulai terbiasa dengan kebidupan mereka yang sekarang, bahkan Rava dan Siska mulai sama sama mencintai, mereka mulai menunjukkan sikap perduli mereka satu sama lain.

Kini dikampus Rava dan Siska, Siska yang sudah datang pagi kekampus, karna ia memiliki jam kuliah pagi, sedangkan Rava ia berangkat siang.

Saat sampai dikampus Siska tidak mengerti karna seluruh mahasiswa terus menatap dan memandang Siska dengan pandangan yang Siska sendiri tidak mengerti artinya apa.

"Kenapa mereka semua melihatku seperti itu." Batin Siska merasa aneh. Namun ia tetap bersikap biasa saja dan berusaha tidak memperdulikan tatapan para mahasiswa.

Siska melewati koridor kampus hendak masuk kedalam kelasnya, namun ia mendnegar dengan samar samar gosip yang bermunculan tentang dirinya.

"Itu tuh lihat."

"Mana mana."

"Itu tuh, yang sok suci padahal enggak."

"Iya sok suci banget."

"Penampilannya aja udah kaya ustazah tapi kelakuannya minus."

"Iya ternyata ******."

Gosip para mahasiswa yang terdengar ditelinga Siska.

"Kenapa mereka menyebutku begitu, aku bahkan tidak melakukan apapun yang tidak bermoral." Batin Siska, ia tetap berjalan dengan kepala menunduk menuju kelasnya.

Saat Siska masuk kedalam kelas, seluruh mahasiswa menatapnya dengan tatapan jijik, ia mencoba untuk tidak memperdulikan mereka semua, saat itu juga datang seorang dosen bersama dengan seorang dekan menghampiri Siska.

"Siska." Panggil dosen.

Siska yang merasa ada seseorang yang memanggilnya langsung saja melihat kearah sumber suara.

"Iya saya." Ucap Siska berdiri dengan sopan.

"Kamu ikut saya keruang dekan." Ucap Dosen.

"Baik." Jawab Siska sopan dan teratur. Ia langsung mengikuti Dosen dan Dekan menuju ruang Dekan.

Sampai diruang Dekan, Siska merasa ada yang tidak beres dan suasana didalam sangatlah mencekam rasanya.

"Kamu tahu apa kesalahanmu?" Tanya Dekan.

"Maaf Pak, sebelumnya saya salah apa? saya merasa tidak melakukan kesalahan." Ucap Siska.

Brak!

Dekan menggebrak meja, marah dengan ucapan Siska.

"Kamu tidak tahu apa kesalahanmu?! kamu sudah mencoreng nama baik kampus ini!" Ucap Dekan marah pada Siska.

"Maaf Pak, saya tidak mengerti apa maksud Bapak." Ucap Siska menunduk, ia sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Dekan.

"Kamu sudah berani berhubungan dengan laki laki diluar nikah, dan mencoreng nama baik kampus, kamu ini mahasiswa beasiswa, apa kamu tidak malu hah?!" Ucap Dekan menjelaskan dengan marah.

Siska tersentak dengan apa yang diucapkan Dekan padanya.

"Bagaimana ini, aku harus menjelaskannya mulai dari mana, bagaimana ini bisa tersebar." Batin Siska.

"Pak, saya bisa menjelaskannya, ini semua tidak seperti apa yang Bapak pikirkan." Ucap Siska.

"Tidak perlu, lagian kamu sudah mencoreng nama baik kampus, untuk itu Bapak akan mencabut beasiswa mu." Ucap Dekan memgambil keputusan.

Namun tiba tiba ada seseorang yang menendang pintu ruang Dekan dengan kerasnya hingga membuat pintu tersebut ternganga lebar lebar, memperlihatkan Rava yang berdiri tegak didepan pintu.

"Rava..." Ucap Siska melihat Rava.

"Kamu apa apaan?!" Marah Dekan.

"Kalau masuk ketuklah pintu." Ucap Dosen memperingati Rava.

"Diam!" Bentak Rava.

Ia langsung masuk dan berdiri disamping Siska.

"Tadi Anda bilang kalau Siska tidak terhormat, bahkan Anda bilang bahwa dia memiliki hubungan diluar nikah." Ucap Rava.

"Ya itu benar, beritanya sudah tersebar sampai diluar kampus." Ucap Dekan membenarkan.

"Apa kau tahu dia berhubungan dengan siapa?" Tanya Rava.

"Mana saya tahu, tanyakan saja padanya, yang memiliki hubungan dia, yang saya tahu dia sudah mencemarkan nama baik kampus, dan saya tidak menerima itu." Ucap Dekan.

"Dia berhubungan dengan saya, dan saya Rava adalah suami sahnya, apa salah jika istri berhubungan dengan suaminya?" Ucap Rava.

Dekan dan Dosen langsung tersentak mendengar ucapan Rava, Siska yang mendengar juga merasa terkejut karna Rava mengakuinya didepan orang lain.

Bahkan tanpa mereka sadari banyak mahasiswa yang mendengar dari luar pintu ruang Dekan.

"Wah ternyata mereka suami istri."

"Tapi tidak pernah terlihat."

"Mungkin mereka menutupinya."

"Tapi siapa yang menyebarkan berita tidak enak ini."

"Pasti orang yang tidak suka dengan Siska."

"Tapi yang gw tahu sekarang, kita udah salah sangka sama Siska."

"Iya kita harus minta maaf."

Ucap para mahasiswa yang mendengar semuanya langsung didepan ruang Dekan.

"Apa kau bercanda?" Tanya Dekan.

"Saya bercanda? pikiran Anda dimana? pernikahan Anda bilang bercanda?" Ucap Rava. "Lihat ini!" Ucap Rava memberikan bukti foto buku nikahnya pada Dekan.

Dekan dan Dosen langsung melihatnya dengan seksama.

"Baiklah, Bapak percaya, tapi untuk beasiswa..." Ucap Dekan terpotong dengan ucapan Rava.

"Cabut tinggal cabut saja, saya juga tidak perduli, mau saya beli kampus ini saya pun mampu." Ucap Rava.

Rava langsung mendekat ketelinga Dekan dan membisikkan sesuatu.

"Anda tahu saya? saya putra keluarga Faraqueen, segera bersihkan nama baik Siska." Bisik Rava yang langsung membuat Dekan merinding.

"Permisi." Ucap Rava langsung membawa Siska keluar.

Para mahasiswa yang sedari tadi didepan ruang Dekan langsung memberikan jalan untuk Rava dan Siska. Rava langsung membawa Siska meninggalkan area kampus dengan mobilnya.

"Rava..." Panggil Siska.

"Iya." Jawab Rava lembut, entah dari mana sisi lembutnya itu muncul, karna biasanya ia menunjukan sisi lembutnya hanya pada Audrey dan sekarang juga ia tunjukkan pada Siska.

"Maafkan aku, sudah merepotkanmu, bahkan sekarang beasiswa ku dicabut." Ucap Siska menunduk.

"Tidak masalah, mau beasiswa mu dicabut atau tidak itu tidak ada pengaruhnya bagiku, yang penting sekarang namamu sudah bersih, dan orang yang sudah menyebarkan berita itu akan aku hukum." Ucap Rava menggenggam tangan Siska.

"Terima kasih banyak, tapi tidak perlu menghukumnya, aku tidak apa apa." Ucap Siska.

"Baiklah aku tidak akan menghukumnya." Ucap Rava menuruti permintaan Siska.

"Kau tidak perlu berterima kasih terus menerus, aku ini suamimu, aku yang akan melindungimu." Ucap Rava.

"Sekarang aku akan membawamu kesuatu tempat." Lanjut Rava.

"Kemana?" Tanya Siska.

"Nanti kau akan tahu." Jawab Rava fokus pada jalan.

***************************************

~BERSAMBUNG~

LIKE, COMMENT, KASIH RATE 5

JANGAN LUPA VOTE & TAMBAHKAN FAVORITE

JANGAN LUPA👆

SEE YOU NEXT EPISODE 😉

BYE~

AUTHOR SAYANG KALIAN💕💕