NovelToon NovelToon
Apa Kabar Cinta Lamaku?

Apa Kabar Cinta Lamaku?

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ashelyn

kisah lama yang belum usai, membuatku masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu. Aku selalu menyesali apa yang terjadi saat itu, aku selalu menginginkan masa itu terulang kembali. Walaupun aku tau itu mustahil, aku tetap memimpikannya. Aku ingin memperbaiki kesalahanku yang besar kepada cinta pertamaku, karena aku sudah menghancurkan hatinya sampai tak berbentuk. Masih pantaskah aku jika menginginkannya kembali padaku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ashelyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa Lalu 25

Kediaman keluarga Tao.

Kegelapan telah berakhir, digantikan dengan sinar matahari yang mulai masuk kedalam celah tirai yang tertutup. Suara ketukan pintu terdengar sangat nyaring di telinga Teresa, membuatnya terbangun dari tidurnya yang belum puas. Dia bangkit dari tidurnya, mulai berjalan menuju pintu masuk kamarnya.

‘Ceklek!

Saat dia membuka pintu, dia langsung melihat salah satu pelayan dirumahnya sedang tersenyum ramah kearahnya. Teresa hanya mengangguk untuk menyapanya. Si pelayan itu mulai memberikan satu paperbag besar kepadanya.

“Apa ini bi?” Tanya Teresa.

“Nyonya meminta saya untuk mengantarkan baju untuk nona. Karena akan ada acara makan bersama dengan keluarga calon suami nona Teresa,” ucapnya.

Teresa langsung menundukan kepalanya, ekspresi wajahnya kembali terlihat menyedihkan. Dia kembali masuk kedalam kamar sembari membawa paperbag itu. Dia melemparnya keatas tempat tidur, menatapnya dengan tatapan tidak suka.

Setelah 30 menit bersiap, Teresa akhirnya terpaksa untuk tetap memakai dress sederhana yang ibunya berikan. Dia menatap dirinya sendiri di depan cermin, memperhatikan wajah yang telah kehilangan senyumannya.

Rambut pendeknya dia sisir perlahan. Sedikit aneh saat dia menyisir rambut pendek untuk pertama kalinya, karena dia sudah terbiasa menyisir rambutnya yang panjang selama ini. Rambut yang panjangnya hanya sampai sebahu itu tampak aneh di matanya. Karena sejak dulu, Teresa selalu setia dengan rambut panjangnya yang khas.

Potongan rambutnya sekarang terlihat seperti model bob cut, hanya saja lebih panjang sedikit hampir menutupi semua lehernya. Benar-benar perubahan yang besar bagi penampilan Teresa. Penderitaan yang dia alami, adalah penyebab dari perubahan besar seorang gadis cantik bernama Teresa.

“Saat ibuku mengatakan bahwa calon suamiku menyukai rambut panjangku, aku langsung memotongnya.”

“Aku tidak pernah menyesal memotong rambut panjangku,” ucap Teresa berbicara kepada dirinya sendiri di depan cermin.

Tidak berselang lama pintunya kembali di ketuk, sang pelayan mulai berteriak bahwa acara makan bersama dengan keluarga Adia akan segera di mulai. Ayah dan ibunya pasti sudah tidak sabar menunggu kedatangan pemeran utama dalam acara makan bersama hari ini.

“Aku datang!” Teriak Teresa, dan suara ketukan itu berhenti.

Teresa mulai melangkah keluar dari kamarnya, dia langsung pergi ke ruang makan yang luas. Dia berhenti di depan semua orang yang memperhatikannya dengan sangat terkejut. Bahkan Diana langsung berdiri saat dia melihat penampilan baru Teresa.

Mata Teresa melirik kearah pria dengan kursi roda yang sedang menatap kearahnya. Lalu dia beralih menatap seorang wanita seumuran ibunya yang duduk di sampingnya. Teresa tersentak saat sebuah tangan menariknya untuk menjauh dari tempat ini.

‘Plak!

Sebuah tamparan lagi-lagi Teresa dapatkan. Dia hanya meringis kesakitan saat ibunya menamparnya untuk yang ke sekian kalinya. Teresa menatap ibunya, dia bisa melihat sorot mata penuh kemarahan yang ada di wajahnya. Entah kenapa Teresa justru menyukainya.

“Bagaimana bisa kau memotong rambutmu!” Tegasnya.

“Sudah kubilang bahwa Arnold menyukai rambut panjangmu!!” Tekan Diana penuh emosi.

“Cukup Diana, kau membuat calon menantuku ketakutan,” ucap Kenan yang sudah berdiri di belakang mereka.

Diana langsung menjauh dari Teresa, dia hanya diam saat Kenan mengelus puncak kepala Teresa dengan tatapan yang aneh. Kenan terlihat menarik tangan Teresa untuk mengikuti langkahnya menjauh dari Diana yang masih tersulut emosi.

“Duduklah di samping calon suamimu,” ucap Kenan menuntun Teresa agar duduk di samping Arnold.

Perbedaan umur yang cukup jauh membuat Teresa semakin tidak nyaman. Bahkan Teresa merasa bahwa Arnold sama sekali bukan tipenya. Tidak ada yang membuatnya tertarik, dia malah membayangkan Prince di saat-saat seperti ini.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pukul 3 sore, apartemen Prince.

Prince membuka matanya saat dia tidak bisa menjauhkan dirinya dari ponsel. Sudah hampir tiga hari sejak terakhir kali pertemuannya dengan Teresa. Sampai sekarang gadis cantiknya itu tidak juga membalas pesannya. Saat dia memanggilnya, panggilan itu seolah di lewatkan begitu saja. Membuat Prince cemas dan takut, dia bahkan sudah sampai meminta bantuan Zeva. Tapi dia juga tidak bisa menghubungi Teresa.

“Apa yang terjadi padanya?” Ucapnya, sembari menatap langit-langit kamarnya.

‘Tok ‘Tok ‘Tok

Prince bangkit dari tidurnya saat dia mendengar suara pintu di ketuk. Dia membuka pintunya dengan sangat bersemangat, lalu dia tersenyum lebar saat melihat Teresa sudah berdiri depan pintu dengan senyumannya yang hangat.

Prince terdiam saat melihat penampilan baru kekasihnya. Tangannya menyentuh rambut pendek Teresa yang halus, ada sedikit kekecewaan di matanya saat melihat rambut Teresa tak panjang lagi. Tapi Prince memilih untuk tidak mempermasalahkannya, karena Teresa masih tetap terlihat cantik di matanya. Tanpa pikir panjang, Prince langsung membawanya masuk dan memeluknya erat.

“Apa yang terjadi?”

“Kenapa tidak membalas pesanku?”

“Kenapa kau mengabaikanku?”

Teresa tersenyum kecut mendengarnya, dia tidak langsung menjawab pertanyaan itu. Dia hanya membalas pelukannya dengan erat, mengusap punggungnya untuk memberikan ketenangan pada kekasihnya yang telah dia abaikan selama beberapa hari.

“Apa yang terjadi?” Tanya Prince setelah dia melepaskan pelukannya.

“Aku mempunyai sedikit masalah keluarga, aku sibuk,” ucap Teresa berbohong.

“Apa sekarang sudah baik-baik saja?” Tanyanya dengan cemas.

“Jangan kawatir, semuanya baik-baik saja,” ucap Teresa dan kembali memeluk Prince erat.

Teresa memejamkan matanya, dia ingin memeluk lelaki ini lebih lama lagi. Mencoba mengingat rasa nyaman dan kehangatan yang dia rasakan. Karena setelah ini, Teresa tidak akan pernah bisa memeluknya lagi. Memikirkannya saja sudah membuat dadanya sesak, hatinya seperti di tusuk jarum yang panjang.

“Aku mencintaimu Prince,” Ucap Teresa.

“Aku juga mencintaimu, sangat-sangat mencintaimu!” Balas Prince mencium puncak kepala Teresa.

Pelukan itu berlangsung cukup lama, mereka seperti orang yang sudah sangat lama tidak bertemu. Mereka bertahan pada posisi yang sama, saling menghangatkan satu sama lain. Merasakan debaran cinta yang indah. Apalagi suasana sore hari ini, di iringi dengan suara hujan yang menyegarkan.

“Aku memiliki hadiah untukmu,” ucap Prince mulai melepaskan pelukannya.

“Hadiah?” Tanya Teresa penasaran.

Prince tersenyum kepada Teresa, dia menarik tangannya untuk masuk ke dalam kamar. Prince meminta Teresa untuk duduk di kursi meja belajarnya. Kemudian dia mengambil sebuah paperbag yang dia simpan di dalam lemari.

“Bukalah!” Ucap Prince setelah meletakannya diatas meja.

Teresa tersenyum tipis, dia mulai membuka sebuah kotak yang di ikat oleh pita yang cantik. Dia membuka ikatannya, lalu mulai membuka kotak rahasia itu. Senyumannya memudar saat dia melihat isinya, matanya berkaca-kaca saat dia melihat sebuah buku yang Prince berikan untuknya.

“Buku?” Ucap Teresa masih menatap buku itu.

“Aku mendapatkan rekomendasi buku dari kenalanku. Dan katanya buku itu bagus untuk mahasiswa hukum,” jelas Prince.

Teresa terdiam sembari mengusap buku itu dengan tangannya. Senyuman di bibirnya bukan lagi senyuman bahagia, tapi sebuah senyuman tipis yang menyakiti hatinya sendiri. Teresa seperti di hantam oleh badai besar di hatinya, membuatnya tidak sanggup lagi untuk menahan air matanya.

“Maafkan aku!”

“Aku harus pergi ke toilet!” Ucap Teresa berlari menjauh dari Prince.

Suara pintu ditutup terdengar sampai kamar, Prince kebingungan dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Kemudian dia melihat buku yang dia beli yang tergeletak diatas meja. Saat dia menyentuhnya, ada tetesan air yang basah disana.

“Apa dia menangis?”.

...----------------...

1
US
/Good//Good//Good/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!