Alina terpaku saat melihat janur kuning disebuah gedung nama Kaka sepupu atau kaka tirinya terpajang dipapan janur kuning.
wanita mana yang tidak sakit hati dikhianati oleh Kaka tiri..Dan calon suaminya.
Ira Kaka tiri atu sepupu Alina.adalah anak bawan ibu tirinya,ayahnya Alina menikahi Hamidah ibunya Ira setelah satu tahun ibunya Alina menikah.
Hamidah adalah adik kandung Halimah yang kebetulan seorang janda. keluarga meminta Subandi ayah Alina turun ranjang.semua dilakukan demi anak-anak mereka.
" astaghfirullah..! sejak kapan Mas Ardi dan Ira pacaran?? kenapa begitu tega mayakiti ku."
kakinya kaku seperti tertanam ditanah tidak bisa digerakkan saat melihat papan nama itu...Wita sang sahabat menenangkan hati Alina.
" tarik nafas dan beristighfar, tenang kan hatimu." ucap Wita.
ikuti kisahnya dinovel yang berjudul.
ditikung Kaka tiri dipinang pengusaha.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur silawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. mulai aktivitas kembali.
Hari ini Evan tampak gelisah,semenjak kemarin malam ia mengungkapkan keinginannya untuk melamar Alina... dalam hati ia bertanya-tanya Kenapa harus menunggu 10 hari? untuk memberikan jawaban diterima atau tidak.
Jauh di lubuk hati yang paling dalam, Evan takut lamarannya ditolak karena statusnya duda!! Selain itu ia sangat khawatir istikharah bapak Alina memberikan jawab yang tidak sesuai dengan harapan Evan. Pikiran Evan selalu dipenuhi berbagai spekulasi. Dan praduga yang tidak-tidak
"Kenapa Lu gelisah tak menentu seperti itu? seperti anak baru mengenal cinta saja? Lagian lu, baru datang pertama ke rumah cewek .Lu langsung mengungkapkan segala keinginan untuk melamar anaknya.. Wajar lah bokap Alina syok dan kaget,baru kenal tiba-tiba ingin melamar Putrinya,apa lagi Lina baru saja gagal menikah. Lu harus mengerti perasaan bokap Lina dan memaklumi permintaanya, meminta lu menanti jawaban selama sepuluh hari.Coba Kalau bokap Lina meminta lu menunggu jawaban darinya selama satu tahun!! Apa gak gigit jari."ujar Rio
menunggu sepuluh hari berasa sewindu. Apa lagi satu tahun berapa satu abad..Dan Evan tidak memiliki kesabaran yang luas..
"Gue tidak mau ada penolakan! gue cinta dengan Alina, begitu pun Alina cinta sama gue.. Dari pada kami berdua berbuat yang tidak-tidak mendingan menikah semoga saja,semesta mendukung cinta gue dan Lina..Dan Bapak Subandi merestui Putrinya dilamar oleh gue. Yakin gue,Tahun ini gue akan melepas masa lajang."jawab Evan, ia sangat yakin seratus persen jika Alina akan menjadi istrinya..
"Kemarin Lu bilang, Alina telah hadir di mimpi lu, setelah lu istikharah. Pertanyaan gue. Di mimpi itu Alina ngapain? dan Seperti apa hadirnya? kasih contoh untuk gue, Siapa tahu gue menemukan wanita yang telah membuat gue jatuh cinta seperti lu saat ini. Akan gue bawa ke istikharah dan sharing sama Allah.. tanda-tanda wanita itu cocok buat kita itu seperti apa? Itu yang mau gua tanyakan... Lu kasih tahu lah kisi-kisinya jawaban dari istikharah itu."tanya Rio serius
" Alina itu hadir di mimpi gue dia tersenyum menatap gue. menurut buku yang gue baca itu tandanya dia jodoh gue yang terbaik dari Allah subhanahu wa ta'ala,selain itu Alina selalu hadir di hati gue, pikiran gue, hari-hari gue memikirkan dia,setiap shalat gue bawa dalam doa.. sulit sih gue menjelaskan, jawaban istikharah itu seperti apa?Pokoknya dia hadir dalam mimpi gue..Nah di situ gue yakin seh yakinnya Alina jodoh gue. Macam-macam Rio,jawaban dari Allah itu.. ada yang nggak mimpi sama sekali tapi hatinya yakin itu salah satu jawaban juga. Sekarang lu cari dulu perempuan yang mau lu istikharah kan.." jawab Evan. Rio manggut manggut, tanda mengerti apa yang jelaskan oleh sahabatnya itu.
"ya..ya..ya gue paham jadi jawaban istikharah itu hadir di mimpi kita ya? Walaupun tidak hadir di mimpi kita, kalau kita yakin dengan pilihan kita itu juga jawaban dari Allah? Rese Lu mentang-mentang sudah menemukan tambatan Hati.. ntar gue cari dulu wanita yang mau gua istikharah..Tapi lu keren sih ngerti urusan agama, cara shalat wajib dan Sunah.. walaupun gue tidak pernah melihat lu sholat lima waktu.. Tapi gue bangga punya sahabat seperti lu "ucap Rio.
"Sembarangan lu, mengatakan gue tidak pernah Shalat lima waktu. Memangnya gue kalau shalat kudu laporan sama lu??"jawab Evan.
Ting.. Ting ..Ting!
Bunyi ponsel Evan, satu pesan masuk dari Alina.
"Assalamualaikum,mas.Aku sudah sampai kantor ya? Mas sudah sampai kantor apa belum?"isi pesan Alina. Dia tidak tahu jika kekasih hatinya sehabis sholat Subuh sudah berada di kantor..
Hati Evan menghangat, membaca pesan Alina, ia sudah tidak sabar ingin menjadi suami dari gadis cantik berkulit kuning langsat pemilik bola mata indah itu.
"Alhamdulillah, selamat bekerja sayang! Jaga kesehatan ya, jangan terlalu diforsir kerjanya.. doakan semoga jawaban dari istikharah bapak, sesuai dengan harapan kita berdua ingin hidup bersama.."balas pesan Evan. Alina tersenyum membaca pesan Evan..
"Heii..! Alina. Kamu sudah sehat? Maaf ya Mbak Lili dan mbak Gita tidak jadi ke rumah mu, Biasalah drama pekerjaan ya nggak kelar-kelar."ucap Lili, saat melihat Alina yang baru tiba di kantor. Alina mengacungkan jempolnya sambil tersenyum menatap Lili.
"Tidak apa-apa Mba ku, aku hanya kecapean saja, masuk angin . Mungkin,setiap hari ke hujan terus ,berangkat dan pulang kerja kehujanan jadi tumbang deh. Ada bahan baku yang delay kah?"tanya Alina, ia sudah berkutat dengan email-email yang masuk dan bahan-bahan baku yang delay. Menyambut kehadirannya hari ini.
Dua hari tidak ngantor, sudah pasti semua pekerjaannya terbengkalai.. karena nggak semuanya teman sejawatnya menghandle pekerjaan Alina.
"Aduh.. Dimulai dari membalas email siapa dulu ini ya? Bingung beta."gumam Alina, teman-teman di sekitar Alina tersenyum mendengar ucapan gadis itu yang selalu ada kata lawakannya.
"Suka-suka kaulah Mbak, mau dimulai dari mana.! Nggak dimulai juga tidak apa-apa palingan juga produksi teriak karena bahan baku kurang."sahut Diana..
"Aku bingung deh sama orang produksi! Terutama warehouse Kenapa hitungannya tidak sama dengan hitungan gue ya? Menurut perkiraan gue bahan baku itu cukup sampai bulan depan, akhir bulan ini semua bahan baju gue berdatangan.Tapi untuk produksi bulan berikutnya,Bukan produksi bulan in? Perlu diaudit nih warehouse dan produksi, jangan-jangan banyak kerusakan bahan baku diproduksi."keluh Alina ia menatap Diana..setiap hari gadis cantik itu berkutat dengan bahan-bahan baku dan email-email dari supplier maupun bos besar hanya itu-itu saja pekerjaannya setiap hari, seputar bahan-bahan baku.
"Berkemungkinan, bahan baku kalian pada kurang efek dari adanya karyawan baru. Mereka masih dalam training sudah otomatis banyak kerusakan saat produksi.. karyawan lama saja pasti ada bikin kerusakan produk, apalagi karyawan baru dan semua baru lulus sekolah.."Zahra menjelaskan keresahan Alina dan team purchasing lainnya.
"Benar apa yang diucapkan Zahra Mba Lin"sahut Diana
Alina menatap Zahra ia tertegun bukan karena penjelasan Zahra, gadis imut itu matanya sembab seperti habis menangis..
"Lu kenapa Ra? Mata lu sembab seperti itu habis nangis apa kelilipan?"mendengar pertanyaan Aluna semua wanita-wanita yang ada di ruangan itu, termasuk yang pria menatap ke arah Zahra.. benar saja gadis imut itu habis menangis.
"Perasaan setiap kamu dari produksi naik-naik ke office kamu pasti menangis.. emang kamu diapain sama anak produksi? kalau ada yang bully, Jangan diem saja cantik laporkan supaya ditindaklanjuti." ujar Aldi bagian legal,ia ikut menimpali
"Memangnya siapa yang berani bully Zahra?bener kata Mas Aldi Ra, laporkan kalau ada yang bully lu.."ucap Lina.
"Siapa lagi yang berani membully Zahra ?kalau bukan pacarnya sendiri,Pacaran kok menangis terus setiap hari,kalau nggak emaknya fajar yang komplain ini dan itu.. fajarnya sendiri yang banyak menuntut. Kalau masih pacaran saja sudah membuat lu makan hati berulam jantung mendingan putus Zahra!! Jadi cewek harus cerdas lah.""sahut Diana Ketus.
Ucapan Diana sebuah tamparan untuk Alina.. Apa yang diucapkan Diana, semuanya benar. jadi perempuan harus pintar dan cerdas dalam menanggapi perasaan..
Dan apa yang dialami oleh Zahra mengingatkan Lina akan kebodohannya saat berpacaran dengan Ardi.. yang setiap hari dituntut ini dan itu..Belum lagi ibunya banyak permintaan,ditambah lagi Ardi yang banyak mengeluh tidak punya ini lah, itu lah, segala macam tetek bengek lainnya..
Karena pusing Mendengar keluhan keluarga Ardi setiap hari akhirnya Alina mengeluarkan uang untuk kebutuhan Ardi dan keluarganya.. Dan bodohnya lagi sudah dimanfaatkan dan sering mendapatkan perkataan kasar..Alina masih bertahan..
Padahal selama pacaran tidak ada romantis-romantisnya yang ada di otak dan pikiran Ardi hanya uang.
"Ayolah, kita meeting sudah ditungguin sama Mister morimoto.. Ajak Panji sebagai atasan purchasing. Mereka akan meeting zoom dengan CEO perusahaan itu yang ada di negara sakura..
"Aku izin tidak meeting Pak, banyak sekali pekerjaan yang harus aku kerjakan.."ucap Alina.
"Aku juga pak izin tidak ikut meeting.."jawab Zahra lesu.
"Ya sudah tidak apa-apa"jawab Panji bijaksana, dia mengerti dengan kondisi kedua anak buahnya itu.
Tinggal Zahra dan Alina di office itu, semua pada meeting di room meeting.
"kalau kamu mau curhat sekarang, mumpung sepi.."Alina tahu gadis itu ingin bercerita padanya, oleh karena itu Alina memutuskan untuk tidak ikut meeting..
"Ya, kak Lin.Aku mau curhat."jawab Zahra sambil menangis.