NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.25

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

..."MISI KE 5 Membuat Jam Waktu Pengendali Masa"...

...Selesaikan Misi, Hadiah 10 Juta Poin Sistem...

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Lalu lintas ramai, klakson bersahutan, dan aroma kopi hitam dari warung dekat rumah Abdi menebar wangi menggoda. Namun bagi Abdi, hari itu tidak akan pernah menjadi hari biasa.

Tablet yang selalu menemaninya tiba-tiba bergetar keras. Layar hologram biru menyala terang, menampilkan pesan besar dengan tulisan berwarna merah.

"MISI KE 5 TELAH DIBUKA."

Membuat Jam Waktu Pengendali Masa

Abdi yang baru saja hendak meneguk kopi langsung menatap layar itu dengan wajah serius. "Clara, apa ini muncul sendiri?"

Hologram wanita berambut merah dengan mata biru muncul di udara. "Tidak. Ini perintah langsung dari sistem utama."

"Misi Ke 5 telah aktif dan kau harus segera melaksanakannya."

Abdi menarik napas panjang. "Baiklah, langsung saja. Apa misinya kali ini?"

Clara menatapnya lurus tanpa senyum. "Membuat Jam Waktu Pengendali Masa."

Abdi hampir tersedak kopi. "Jam... waktu? Yang bisa mengatur masa?"

"Benar. Kau harus membuat alat yang bisa memundurkan waktu selama lima menit. Tapi ada risiko besar.

Jika salah langkah, seluruh data pribadimu akan terhapus, termasuk koneksi sistem dengan tubuh biologismu."

"Jadi kalau gagal, aku bisa... hilang?"

"Lebih tepatnya, lenyap tanpa jejak."

Abdi menatap langit-langit kamar sambil mengeluh pelan.

"Kenapa setiap misi makin gila, Clara?"

"Karena sistem sedang menguji kapasitas kecerdasan dan keberanianmu. Sekarang, lihat daftar bahan yang dibutuhkan."

Hologram di depan Abdi berganti tampilan. Daftar bahan muncul: chip waktu kuantum, baterai nano nuklir, dan kristal memori alfa.

Abdi menatapnya sambil mengelus dagu. "Yang dua pertama aku punya, tapi kristal memori alfa itu... kayaknya hilang waktu misi virus di laboratorium bawah tanah."

Clara mengangguk pelan. "Benar. Tapi sistem mendeteksi sinyal energinya masih aktif di sana. Kau harus ke sana lagi."

Abdi langsung berdiri, mengambil jaket hitam dan memasukkan drone ke dalam tas punggung. "Ayo berangkat. Aku udah bosan jadi pengangguran digital."

Laboratorium bawah tanah itu kini lebih suram dari sebelumnya. Lampu-lampu redup, suara listrik berdesis di udara. Clara memunculkan hologram peta kecil di depan Abdi.

"Kristal memori ada di ruang inti. Tapi hati-hati, aku mendeteksi virus digital sisa dari misi sebelumnya yang kini berubah jadi makhluk mekanik."

Abdi mencibir. "Makhluk mekanik lagi? Apa mereka nggak capek mengejar aku terus?"

"Virus tidak punya emosi, Abdi."

Abdi mengeluarkan drone kecil dari tas, menyalakannya. Drone itu melayang dengan suara mendengung halus, menyorot dinding yang berdebu.

Tak lama kemudian, layar tablet menampilkan bayangan beberapa robot berbentuk laba-laba logam, matanya menyala merah.

"Ya Tuhan... mereka berevolusi."

"Benar. Mereka menggunakan sisa-sisa energi dari server utama untuk membangun tubuh fisik.

Jika mereka menemukanmu, mereka akan mencoba menginfeksi jaringan sistemmu secara langsung."

"Jadi aku nggak cuma dilawan secara digital, tapi juga fisik. Bagus, makin seru."

Abdi menunduk, mengambil pipa besi yang tergeletak di lantai, lalu bergerak pelan di antara reruntuhan. Drone mengintai dari atas, memberikan pandangan 360 derajat.

Tiba-tiba salah satu robot menoleh cepat ke arahnya. Abdi langsung menembakkan gelombang kejut dari alat di pergelangan tangannya.

Kilatan biru menyambar udara, dan robot itu meledak jadi percikan api.

Namun ledakan itu memancing perhatian yang lain. Dalam hitungan detik, enam robot laba-laba lain bergerak cepat mendekatinya.

"Clara, jalankan mode pertahanan otomatis!"

"Hack dalam proses... aktif."

Seketika, drone-drone mini milik Abdi keluar dari tasnya dan mengitari ruangan. Mereka menembakkan peluru listrik kecil ke setiap robot.

Suara logam pecah dan percikan api memenuhi udara. Abdi berlari ke ruang inti sambil menghindari semburan peluru energi.

"Clara, koordinat ruang inti di mana?"

"Lurus, dua meter ke depan, lalu belok kiri. Tapi hati-hati, ada satu entitas besar yang belum terdeteksi sebelumnya."

Abdi sampai di ruang itu, dan benar saja. Seekor robot raksasa dengan bentuk seperti kalajengking muncul dari kegelapan. Mata merahnya berputar cepat.

"Bagus. Ini pasti boss-nya," gumam Abdi.

Clara menatapnya. "Abdi, titik lemahnya di bagian tengah dada. Tapi kau harus menonaktifkan perisai energinya dulu."

"Baik. Drone, mode spiral aktif!"

Drone-drone menembakkan arus listrik melingkar, menghantam pelindung energi robot itu.

Abdi menunggu momen yang tepat lalu melompat, menancapkan alat pemutus di tengah dadanya.

Ledakan cahaya biru terjadi, dan suara mesin perlahan mereda.

Robot itu jatuh dengan berat, lantai bergetar keras. Abdi mengusap keringat di dahi.

"Huff... selalu di detik terakhir."

Clara tersenyum tipis. "Tapi kau selalu berhasil."

Ia mengambil kristal memori yang masih berpendar ungu. "Satu langkah lagi, Clara."

Beberapa jam kemudian, Abdi sudah kembali ke markasnya di Medan. Di atas meja, berbagai komponen tersusun rapi. Clara menampilkan instruksi hologram di udara.

"Langkah pertama, sambungkan chip waktu dengan inti kristal memori. Pastikan polaritasnya seimbang."

Abdi bekerja cepat.

Tangannya lincah seperti mekanik profesional. Namun peluh terus menetes dari keningnya.

"Aku baru sadar, bikin jam waktu ternyata nggak semudah bikin kopi."

"Ya, karena satu kesalahan kecil bisa menyebabkan kehancuran eksistensi," jawab Clara datar.

"Terima kasih, penjelasanmu bikin makin santai," sindir Abdi.

Setelah dua jam bekerja, akhirnya alat itu selesai. Sebuah jam tangan berwarna perak dengan lingkaran biru di tengahnya.

"Baik, mari kita uji coba," kata Clara.

Abdi menatap jam itu. "Kalau gagal, aku jadi bayi?"

"Kalau gagal, kau mungkin akan hilang dari realitas."

"Lebih parah lagi."

Ia menekan tombol utama di jam itu. Seketika seluruh ruangan membeku. Tetesan air di udara berhenti, kipas tidak bergerak, dan suara dunia menghilang. Abdi berdiri sendirian di dalam keheningan yang mutlak.

"Wow... jadi begini rasanya mengendalikan waktu."

"Jangan lama-lama, Abdi. Energinya hanya cukup lima menit," kata Clara dari suara sistem yang bergema lembut.

Abdi berjalan santai, memindahkan gelas, menulis “Hai Clara” di kaca, lalu menempelkan kumis konyol di wajah hologram Clara.

Begitu waktu kembali normal, Clara langsung menatapnya dingin.

"Aku tahu kau melakukan sesuatu."

Abdi tertawa terbahak. "Haha! Tes berhasil, kan?"

"Berhasil. Tapi kelakuanmu tetap tidak bisa diperbaiki."

Tablet menampilkan pesan baru.

Misi Ke 5 Selesai. Hadiah: 10.000.000 Poin Sistem.

Abdi menatap layar itu sambil tersenyum puas. "Akhirnya, kerja keras berbuah juga."

Clara menatap jam di tangannya yang masih berdenyut lembut. "Kau tahu, Abdi... sekarang waktu bukan lagi sekadar alat. Ia bisa jadi musuhmu."

Abdi memutar jam itu pelan. "Kalau begitu, aku akan belajar jadi lebih cepat dari waktu itu sendiri."

Hologram sistem mulai meredup, meninggalkan Abdi sendiri di kamar.

Di luar, cahaya matahari sore memantul di kaca jendela, dan jam di tangannya berkilau lembut.

Namun di balik kedamaian itu, Clara berbicara pelan dari sistem.

"Abdi... sistem mendeteksi anomali waktu di belahan dunia lain. Seseorang juga mencoba memutar waktu."

"Abdi tersenyum tipis."

Cahaya biru jam itu kembali berdenyut, menandakan misi berikutnya sudah menunggu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!