Kalisha Maheswari diwajibkan menikah karena mendapat wasiat dari mendiang Kakek Neneknya. Dirinya harus menikah dengan laki laki yang sombong dan angkuh.
Bukan tanpa sebab, laki laki itu juga memaksanya untuk menerima pernikahannya karena ingin menyelamatkan harta mendiang kakeknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaJenaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan diluar
"Permisi Bu, saya mau pesan bebek goreng dan extra sambal ya Bu." Ucap Khalisa.
Namun pemilik warung tersebut tidak menjawab pesanan Khalisa, mereka hanya terpaku memandangi Edward. Khalisa heran dengan pemilik warung tersebut.
"Tuan! Selamat datang di tempat kami yang kecil ini! Sungguh kehormatan bagi kami tuan ingin mencicipi masakan kami." Ucap salah satu pemilik warung makan tersebut.
Khalisa semakin heran. Ia memandang Edward dan pemilik warung secara bergantian. Khalisa melihat Edward bingung. Dirinya merasa tak mengenal pemilik warung ini.
"Tolong layani dia," ucap Edward dengan menunjuk ke arah Khalisa.
Pandangan pemilik warung itu segera beralih ke arah Khalisa. "Ba..baik Nona."
"Bu, aku mau bebek goreng dan extra sambal." Ucap Khalisa dengan menunjuk ke arah bebek marinasi yang terpajang di etalase warung.
"Mas kamu mau apa?" Tanya Khalisa.
Pertanyaan Khalisa membuat pemilik warung menatap kembali ke arah Edward. Ada rasa penasaran di hati pemilik warung. Apalagi saat Khalisa memanggilnya dengan sebutan 'mas'.
"Samain aja" jawab Edward dengan menoleh ke arah Khalisa disertai senyumannya yang manis.
"Bu mau dua porsi ya. Minumnya es jeruk dua gelas." Ucap Khalisa.
Pemilik warung itupun masih terlihat kebingungan. Seperti tersirat banyak pertanyaan di benak mereka.
"Bu?" panggil Khalisa dengan sedikit keras.
"Oh, i..iya Nona. Baik." Jawab pemilik warung tersebut dengan gugup.
Khalisa merasa aneh dengan pemilik warung tersebut. Namun ia berusaha mengalihkan pikirannya dengan mengajak Edward duduk di lesehan warung makan itu. Warung makan itu memiliki dua jenis tempat duduk. Ada yang diatas meja dan ada yang lesehan. Edward mulai duduk dengan ragu-ragu.
"Ayo mas, duduk! Ada yang aku ingin bicarakan juga denganmu," ungkap Khalisa dengan menarik tangan Edward hingga ia terduduk di tempat lesehan warung makan itu.
"Mas, aku besok ingin mencoba melamar kerja di PT. Cahaya Bintang Olympic. Apa diperbolehkan?" Tanya Khalisa dengan hati- hati.
Edward tak langsung menjawab Khalisa. Ia hanya terdiam. Tampak menimbang sesuatu. Khalisa pun memasang wajah yang penuh harapan.
"Baiklah. Aku memberimu izin." Jawab Edward yang disertai nafas lega Khalisa.
"Terima kasih mas," ucap Khalisa yang sangat senang.
Pemilik warung tersebut membawa sebuah nampan yang diatasnya sudah ada dua gelas es jeruk peras. Ia mulai menyajikannya di depan Edward dan Khalisa. Lagi-lagi pemilik warung makan itu memandangi Edward dan Khalisa bergantian.
"Permisi tuan. Ini pesanan minumnya." Ucap pemilik warung tersebut.
Tak lama, pemilik warung lainnya juga membawa nampan berisi dua piring nasi dan dua piring bebek goreng beserta lalapannya.
"Waah enak sekali!" Ucap Khalisa dengan bertepuk tangan kecil.
Lain hal Edward yang menatap aneh makanan yang ada didepannya. Dirinya memang pernah makan bebek goreng, namun tidak dengan tulangnya.
"Aku makan dulu ya mas," Ucap kiyara yang lagi lagi makan tidak pakai sendok.
"Lagi lagi kamu makan tanpa sendok?" Celetuk Edward.
"Seperti ini lebih nikmat!" dalih Khalisa yang menyodorkan daging bebek yang telah di lumuri sambal.
Dengan keraguan dan kegundahan hati, Edward pun memakan daging bebek itu. Baru saja suapan pertama masuk kedalam mulutnya, matanya membulat sempurna.
"Enak sekali! " Ucap Edward yang masih mengunyah potongan daging bebek tersebut.
Edward pun mengambil sendok dan garpu lalu kembali memakannya dengan ilmu table mannernya. Khalisa yang melihat itu, sebisa mungkin menahan tertawanya.
"Bagaimana mungkin lalapan itu dimakan dengan menggunakan table manner?" pikirnya dalan hati.
Setelah sekitar lima belas menit makan, mereka berdua pun telah selesai. Edward pun memberikan sebuah kartu hitam bergambar naga kepada pemilik warung itu.
"Maaf tuan, kami hanya melayani uang tunai." Ucap pemilik warung tersebut dengan penuh ketakutan.
"Kamu tidak bawa uang mas?" Tanya Khalisa.
"Dari dulu aku tak pernah memegang uang." Jawab Edward yang membuat Khalisa menepuk jidatnya.
"Bu, Maafkan suami saya." ujar Khalisa yang membuat pemilik warung itu membelalakkan matanya.
"Sebentar Nona, jadi benar anda istri Tuan Edward?" tanya pemilik warung itu yang sedari tadi memendam rasa penasarannya.
Sementara Edward, saat Khalisa menyebutnya sebagai 'suami', ada rasa getar yang berkecamuk dalam dadanya. Rasa itu aneh. Ini adalah pertama kali bagi Edward..
"Ini kartu nama saya. Besok datang ke kantor saya dan minta tagihan makan saya kali ini." Ucap Edward dengan menyodorkan kartu namanya.
"Maaf Tuan! Tidak perlu membayar. Kami sangat berbahagia melihat tuan mencicipi makanan buatan kami. " Ucap pemilik warung.
"Bu? Seiurs?" celetuk Khalisa.
"Iya nona muda." jawab Pemilik warung itu.
Setelah tak bisa membayar makanan Yang telah ia pesan, Edward dengan sigap menarik tangan Khalisa dan menyuruhnya untuk masuk kedalam mobil. Setelah Khaliisa masuk, Edward pun duduk di kursi kemudi untuk menjalankan mobilnya menuju rumahnya .
anggota mau lapor ketua
si edwar lagi salting ketua
khalisa mau di bawa ke mertua🤣🤣