Dibalik wanita yang lugu, ada laki-laki yang tegas dan selalu melindunginya, namun apakah Arkan akan terus bersembunyi dibalik kata persahabatan?
Ikuti kisah mereka di dalam novel yang bertajuk, Kania Si Gadis Lugu.
Happy Reading 😊.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Goresan_Pena421, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awali pagi mu dengan salting
Pagi datang dengan semangat yang baru, Arkan sudah bangun dari sejak tadi, bahkan ia sudah memakai seragam putih abu-abu, dengan dasi yang sangat rapih.
Sementara Kania masih sibuk merapikan rambutnya, dengan pita warna merah maroon kebanggaannya dan kaca mata hitam yang selalu ia pakai untuk memberi kesan anak yang suka membaca buku, walaupun itu benar adanya.
Mira yang tengah sibuk mempersiapkan bekal untuk Aksa, dan mempersiapkan sarapan, suasana hari Senin memang sedikit berbeda dengan hari-hari yang lain.
Aksa sudah jelas ia akan menunggu ibunya selesai mempersiapkan bekal berat dan ringan untuknya.
Taka dan Dini baru saja pulang dari jalan pagi sekitar komplek namun mereka di sambut dengan penampilan Arkan yang sudah mengenakan baju seragam putih abu-abu.
"Arkan kamu terlihat sangat tampan dengan seragam yang membalut mu itu,"ucap Taka yang masih mengandeng tangan Dini.
"Ekhem, iya om Taka tapi gandengannya erat banget ya,"ucap Arkan.
Ucapan Arkan membuat Taka spontan melepas gandengannya terhadap Dini.
"Om dan tante baru pulang jalan-jalan pagi Arkan dan sudah sepatutnya om jaga tante Dini dengan baik kan,"ucap Taka.
"Iya juga si om,"ucap Arkan yang menyadari bahwa hal itu benar.
"Maafkan om Taka ya Arkan, tante sebenarnya sudah bilang jangan di gandeng tapi om mu malah menggandeng tangan tante,"ucap Dini.
"Aman tante,"ucap Arkan, yang matanya langsung melihat Kania sudah pakai seragam putih abu-abu dan rambutnya dipasang pita merah maroon.
Kania baru selesai merapikan rambutnya langsung menyapa, kali ini Arakan memasang alarm .
"Selamat pagi om, tante,.Arkan,"ucap Kania, dengan senyum yang manis.
"Pagi juga Kania, wah cantik sekali,"ucap Dini.
"Iya cantik sekali kamu Kania, pantas jika ada yang diam-diam suka sama kamu,"ucap Taka yang langsung mendapat lirikan dari Arkan."Haha lirikannya biasa aja dong keponakan om yang ganteng,"sambung Taka.
"Apa si om Kania kan emang cantik, kan perempuan memang cantik om, masa ia ganteng kalau ganteng kan aku,"ucap Arkan salting sampai wajahnya bersemu merah.
"Yang ganteng pertama Jeno, kedua Aksa, kalau kamu aku bilang kedua pasti mukanya merah kaya tomat matang, jadi kamu ketiga biar gak merah mukanya, aku nih heran kenapa muka kamu suka tiba-tiba merah kalau lagi dekat sama aku, kenapa si Arkan?"pertanyaan Kania membuat Arkan benar-benar salah tingkah.
"Itu Kania, emm itu Kania, gimana ya ngasih taunya, oh iya aku alergi cuaca kalau tiba-tiba cuacanya berubah dari panas ke dingin, atau sebaliknya aku suka tiba-tiba merah mukanya kaya tomat matang, ya gitulah Kania, maaf ya baru kasih tahu sekarang, "ucap Arkan, yang berusaha bersilat lidah.
"Iss, kalau alergi jangan main basket dulu Arkan, nanti kamu kepanasan terus merah lagi mukanya,"ucap Kania dengan suaranya yang khas seperti anak kecil yang tengah kesal dengan temannya.
"Iya Kania, kamu kalau kesal gini tambah cantik, eh astaga, mulut kok lurus amat si ini,"ucap Arkan.
"Awali pagi mu dengan salting,"ucap Taka, meledek keponakannya.
"Enggak om, iss serba salah deh, lengah dikit di kira salting,"ucap Arkan, yang di terus kebingungan mencari cara untuk tetap tenang seperti Arkan yang dikenal sebagai kapten basket dan pengurus OSIS inti.
"Keponakan kita makin kesini makin mirip kamu ya jago banget gombalnya, tapi gantengnya bolehlah nurun ke anak kita nanti,"ucap Dini.
"Teganya, ya gantengnya plek ketiplek ayahnya lah sayang,"ucap Taka.
"Okeee gak mau debat, takut banget anaknya mirip Arkan, tapi pintarnya, mandirinya, bolehlah turun dari Arkan,"ucap Dini.
Arkan dna Kania tertawa kecil mendengar obrolan pasangan suami istri yang nikah di usia sangat matang, tetapi masih memiliki selera humor yang baik.
Mira mendengar obrolan mereka sambil mempersilahkan sarapan, dan ia segera memanggil mereka untuk makan bersama karena hari mulai padat jika sudah jam berangkat sekolah.
"Ayo mari sarapan, makanannya sudah siap,"ucap Mira.
Aksa sudah mulai menyuapi makana ke mulutnya.
Mereka pun makan dengan tertib dan pandangan Arkan selalu melihat ke arah Kania yang tengah menikmati tumis brokoli dan ditemani dengan semangkuk sup ayam kesukaan Kania, untuk Aksa Mira menyediakan nugget buatannya sendiri, tahu putih di hancurkan, diberi serutan wortel, telur, potongan ayam, tepung tapioka secukupnya, garam secukupnya, lada bubuk secukupnya, gula pasir secukupnya, dan di kukus sampai matang, setelah matang diangkat dan dicelupkan kedalam tepung terigu yang cair lalu di baluri dengan tepung panir, setelah itu di goreng menggunakan penggorengan, dengan api yang sedang agar tidak gosong, di balik perlahan menggunakan sutil atau spatula, setelah benar-benar matang maka nugget siap di sajikan, itu yang membuat Aksa sangat suka nugget buatan Mira.
"Ibu, tolong ambilkan Aksa nugget nya, sepertinya masih panas ya Bu?"ucap Aksa dengan
"Iya Nak, ibu ambilkan ya,"ucap Mira mengambilkan nugget untuk Mira.
"Terima kasih ibu,"ucap Aksa.
"Sama-sama nak,"ucap Mira.
"Setiap pagi begini mbak?"ucap Dini.
"Iya Dini, kurang lebihnya tiap hari selalu begini, Arkan tugasnya membangunkan Kania, terkadang Kania ini sulit bangun pagi, setelah itu mereka sarapan dan pergi kesekolah, kalau kaka belum selesai didapur, Aksa juga pergi bersama Arkan dan Kania, tetapi akhir-akhir ini aku berusaha untuk mengantar Aksa, sekalian mencari inspirasi untuk membuat gaun,"ucap Mira.
"Wah, ibu idaman,"ucap Dini.
"Lebih tepatnya ibu yang mau menjadi idaman anak-anakku,"ucap Taka.
"Ah ada-ada saja, ayo di cicipi masakan kaka yang sangat sederhana ini,"ucap Mira.
"Arkan ternyata makan sendiri itu ga seru, gimana kalau aku di suapin sama Arkan?"ucap Kania, diakhiri dengan senyuman manisnya di ujung ucapannya.
"Iya, aku suapin ya, Kania lagi good mood ya?"ucap Arkan.
"Iya, karena ada semua yang sayang sama Kania, aku aku nya udah dulu ya, ternyata imutan manggil diri sendiri pakai nama lo Arkan,"ucap Kania.
"Ekhem, berasa kaya ada kupu-kupu yang terbang di dada tu,"ucap Taka.
"Engga om, kupu-kupu nya ada didepan mata malahan bukan cuma di dalam dada,"ucap Arkan.
"Kak Mira, tidak marah melihat Arkan yang begini?"ucap Dini.
"Arkan sama Kania udah sering kemana-mana bersama dan kaka sangat percaya sama Arkan,"ucap Mira.
"Makin salting ya Arkan,"ucap Taka.
"Ini belum apa-apa om Taka, Aksa yang udah tiap hari liat kak Arkan sama kak Kania udah bosen duluan, saking keseringan liat kaka-kakanya Arkan main bareng jadi gak kaget,"ucap Aksa.
"Aksa kamu ini gemas sekali,"ucap Dini.
"Hihi, emang begini adanya tante,"ucap Aksa.
"Om Taka lama liburannya?"ucap Arkan.
"Tidak Arkan, kamu hanya dua hari, besok pulang,"ucap Taka.
"Gak capek bolak balik naik pesawat, apa lagi tante lagi hamil om,"ucap Arkan.
"Kami kesini karena kamu tidak mau kamu merasa bahwa kami tidak sayang sama kamu Arkan,"ucap Taka.
"Ahk om, bagi Arkan om dan tante cuma lagi sibuk aja, bukan karena gak sayang sama Arkan,"ucap Arkan.
"Terima kasih sudah mau memahami kondisi om dan tante ya Arkan,"ucap Taka.
"Iya om,"ucap Arkan.
"Arkan ayo pergi ke sekolah, ini Kania udah selesai makannya, dan senang karena di suapin Arkan,"ucap Kania, dengan senyumannya khas di ujung ucapannya.
"Iya udah ayo kita ke sekolah, tante Mira nanti di jemput pak Dahlan pakai mobil Arkan ya, kemarin Arkan juga di antar pak Dahlan,"ucap Arkan.
"Iya Arkan terima kasih ya Arkan,"ucap Mira.
"Ibu, Kania pergi sekolah dulu ya, naik motor ibu, sampai ketemu nanti, "ucap Kania.
"Bye bye kaka,"ucap Aksa yang masih fokus menikmati nugget nya.
"Iya nak, jangan nakal ya di sekolah, jangan lari-larian, jangan kejar-kejaran nanti seragamnya kotor,"ucap Mira.
"Nanti di gendong Arkan kalau Kania ga bisa diam jadi gak mau lari-larian atau kejar-kejaran bu, gak akan dibolehin capek-capek juga sama Arkan, karena cuacanya lagi musuhan sama Kania,"ucap Kania.
"Iya intinya jangan nakal ya sayang, ini bekalnya bagi dua ya sama Arkan, kan Arkan tidak bawa bekal dari rumahnya seperti biasa,"ucap Mira.
"Terima kasih ibu, bye bye om, tante, Aksa,"ucap Kania, sambil menggandeng tangan Arkan.
"Iya hati-hati ya Kania, Arkan,"ucap Dini.
"Ini buat beli jajan,"ucap Taka mengeluarkan pecahan dua puluh ribu dua lembar untuk Arkan selembar dan untuk Kania selembaran.
"Terima kasih ya om,"ucap Arkan.
"Terima kasih om Taka,"ucap Kania.
Mira tidak melarang karena bagaimanapun Arkan dan Kania juga wajar-wajar saja jika mendapat uang saku dari Taka.
Arkan dan Kania berjalan menyusuri lorong ruang tamu, dan menuju garasi dimana motor Mira terparkir, dan Arkan segera menyalanya motor lalu Kania dengan sigap naik ke motor juga, namun Arkan tiba-tiba mematikan motor Mira lagi dan mengeluarkan jaket jeansnya agar di kenakan oleh Kania karena udara pagi masih dingin-dinginnya.
"Pakai jaket ya Kania, aku tidak mau kamu flu,"Arkan dengan lembut mengenakan jaketnya kepada Kania.
"Terima kasih Arkan, eh bentar terus Arkan gimana kalau kedinginan, nanti mukanya merah kaya tomat matang,"ucap Kania.
"Cukup dengan kamu ada didekat ku rasa dinginnya kalah Kania,"ucap Arkan.
"Lah emangnya Kania kompor yang memberi api untuk ikan goreng agar ikan goreng yang dingin jadi hangat,"ucap Kania.
"Emang ada kompor secantik dan seimut Kania?"ucap Arkan.
"Ga ada lah, udah ah ayo ke sekolah,"ucap Kania.
"Buru-buru amat si, hayo mau ketemu Lintang ya? Eh kak Lintang ya?"ucap Arkan.
"Enggak ih, kak Lintang tuh nyebelin, kalau dekat Kania kaya lembut banget, tapi sama Arkan malah musuhan, terus suka marahin Arkan, padahal waktu dia nakalin Manisa, Arkan bantuin biar Manisa gak kenapa-kenapa,"ucap Kania yang segera naik ke motor dan melingkarkan tangannya ke Arkan yang tengah mengemudi.
"Arkan kalau kaya gini gak marah kan?soalnya dinginnya beneran, untung banget rok Kania ga susah di atur enaknya pakai rok yang agak panjang seperti ini,"ucap Kania.
"Engga, aku suka, kita berangkat, "ucap Arkan.
Arkan?
Jelas, bahagia dan kebawa perasaan, dia bahagia tapi takut jika itu hanya sementara.
'