NovelToon NovelToon
KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

KAMU DAN WASIAT YANG KAU GENGGAM

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Cinta Seiring Waktu / Penyesalan Suami
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒

"Tolong mas, jelaskan padaku tentang apa yang kamu lakukan tadi pada Sophi!" Renata berdiri menatap Fauzan dengan sorot dingin dan menuntut. Dadanya bergemuruh ngilu, saat sekelebat bayangan suaminya yang tengah memeluk Sophi dari belakang dengan mesra kembali menari-nari di kepalanya.

"Baiklah kalau tidak mau bicara, biar aku saja yang mencari tahu dengan caraku sendiri!" Seru Renata dengan sorot mata dingin. Keterdiaman Fauzan adalah sebuah jawaban, kalau antara suaminya dengan Sophia ada sesuatu yang telah terjadi tanpa sepengetahuannya.

Apa yang telah terjadi antara Fauzan dan Sophia?

Ikuti kisahnya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝐈𝐩𝐞𝐫'𝐒, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 27

Ehem!

Fauzan berdehem, ia menatap kedua orang tuanya bergantian. "Pak, Alhamdulillah Zan dapat rezeki lebih dan masalah istriku Insya Allah kami terbuka. Bapak tidak usah khawatir, Rena mengerti dan aku juga tidak abai pada keluarganya."

"Tuh dengerin pak! Bukan malah asal nuduh dan marah sama ibu." Semprot Kartika tak terima. "Zan kenapa sarapannya kenapa enggak dimakan? Kartika menatap Fauzan yang sedari tadi hanya menyesap kopi tanpa menyentuh makanan yang ia siapkan.

"Nanti saja bu, soalnya nanti aku berangkatnya agak siang jam 10an mau langsung ke proyek." Sahut Fauzan seraya beranjak, baru ingat ada beberapa pekerjaan yang belum di periksanya.

"Zan keatas dulu pak bu. Lupa belum kirim laporan ke kantor pusat, oiya nanti temanku yang dari dealer bakal datang kesini tapi kemungkinan aku belum pulang. Ibu pilih saja yang cocok sesuai dengan yang ibu mau."

"Zan"

Seru Kartika dengan mata yang berkaca-kaca. Haru yang menyeruak tak bisa di sembunyikannya. Membuat Fauzan yang sudah beberapa langkah menjauh dari meja makan kembali menghampiri dan memeluk Kartika. "Zan bahagia kalau ibu bahagia, ibu dan bapak harus bahagia karena suksesnya Zan ingin di bersamai bapak sama ibu." Ungkap Fauzan seraya mencium tangan Kartika dengan takzim.

.

.

.

Pagi beranjak berganti siang, terik matahari mengiringi perjalanan Fauzan yang tengah dalam perjalanan menuju tempat kedua untuk menyelesaikan pekerjaannya. Macetnya jalanan kota kembang tak menyurutkan semangatnya, pekerjaannya harus segera ia selesaikan hari ini juga supaya nanti malam bisa segera pulang ke Jakarta dan memberi kejutan pada sang istri.

Janji tiga hari di Bandung akan di pangkasnya menjadi satu hari. Dan dua hari lainnya akan ia manfaatkan untuk membuat quality time bersama Renata menebus waktu sebelum-sebelumnya yang sering tak ia berikan untuk sang istri.

Dering ponsel menyudahi racauan segudang rencana Fauzan, meski fokusnya tak teralihkan dari jalanan namun tangan kirinya bergerak cepat meraih benda pintar yang tergeletak di jok sebelah kiri. Nama yang tertera dilayar membuat jarinya mempercepat menggeser layar dengan senyum yang merekah.

"Assalamualaikum, iya sayang."

Waalaikumsalam, mas aku sudah dirumah sakit. Mas lagi istirahat kan?

"Mas lagi di jalan mau ke Dago, meeting terakhir hari ini do'akan lancar ya biar kerjaan mas disini cepat selesai."

Iya mas, selalu.

"Nanti kalau mas pulang mau dibawain apa, hmm?"

Enggak usah, mas cepet pulang saja itu sudah lebih dari apapun.

"Siap sayang! tunggu mas pulang ya, see you."

Fauzan menyudahi panggilannya saat jerit klakson dari arah belakang terus memperingatkannya untuk segera beranjak karena lampu yang tadinya merah sudah berubah hijau. Masih butuh waktu beberapa menit lagi untuk sampai tujuan, berharap tidak ada kesepakatan yang berubah dalam pekerjaannya.

.

.

.

Fauzan tersenyum puas saat satu set perhiasan yang berisi kalung, gelang, serta cincin sudah dalam genggamannya. Ia akan pulang hari ini ke Jakarta dan memberi kejutan untuk Renata, senyum tak lepas dari bibirnya membayangkan Renata yang kaget saat tahu dirinya sudah berada di rumah. Dan perlahan ia akan bercerita tentang mobil yang dibelinya untuk ibu. Tunggu mas pulang sayang. Racaunya tak sabar, andai saja ia sudah pamit sama bapak dan ibu tadi siang mungkin dari Dago tadi akan langsung ke stasiun tanpa harus bolak balik dan memakan waktu.

Fauzan turun dari mobil, langkahnya tergesa memasuki rumah mengingat waktu sudah menunjukkan pukul 16.00. Ia tak mau tiba di rumah keduluan oleh Renata.

"Lho Zan sudah pulang? ibu kira bakal sampai malam."

"Alhamdulillah semuanya lancar Bu. Hai sayang, sini papa gendong dulu sebelum pulang." Fauzan meletakkan tas kerjanya sambil berlalu menuju wastafel hendak mencuci tangan. Tak berselang lama ia kembali dan meraih Azka dari gendongan sang ibu.

"Pulang? Maksudnya pulang ke Jakarta?" Kartika menatap Fauzan dengan kening yang mengkerut.

"Iya bu, Zan mau pulang sore ini naik kereta jam 5 lebih nanti." Fauzan ciumi wajah Azka yang kian hari kian gembul dan menggemaskan terlebih bayi yang sebentar lagi memasuki usia empat bulan itu sudah bisa diajak interaksi, tertawa saat diajak ngobrol dan bercanda.

"Ibu kira meskipun kerjaan sudah beres mau tetap tiga hari disini, terus nanti kalau mobilnya datang gimana?" Kartika mengekori langkah Fauzan menuju kamar si kembar.

"Ya pakai saja bu, kan itu mobil ibu. Alhamdulillah semuanya sudah diurus dan lunas. Dan ibu jangan bilang apa-apa dulu sama Rena, biar Zan saja yang bilang." Ucap Fauzan pelan, "Kakak sama Oma dulu ya gantian sekarang adik yang papa gendong." Fauzan menyerahkan Azka pada Kartika, dan ia beralih menggendong Azkia yang baru saja selesai di pakaikan baju oleh Ninis, pengasuhnya.

"Uhh wanginya, papa pulang dulu ya hari ini. Nanti kesini lagi sama ibu kalau ada libur, okay!" Lagi-lagi Fauzan menciumi seluruh wajah Azkia seperti yang dilakukannya tadi pada Azka, baginya sepasang bayi kembar itu bak obat dikala lelah melanda fisik.

Suara tangis dan rengekan kedua bayi itu sudah seperti terapi baginya, ada rasa berat saat akan berpisah membayangkan saat di rumahnya nanti takkan lagi mendengar tangis yang menyambut kala pagi.

Setelah di rasa cukup pamitannya, Fauzan kembali menyerahkan Azkia pada Ninis, tangannya merogoh saku celana mengambil dompet dan memberikan 3 lembar uang berwarna merah pada Ninis. "Ini teh buat jajan, tolong jaga si kembar ya." Ucapnya penuh harap.

"Eh aa enggak usah repot-repot." Ninis memundurkan tubuhnya hati-hati, meski butuh ia tidak mungkin menerima lagi pemberian Fauzan yang menurutnya super baik dan royal. Terlebih semenjak kepergian Fajar yang menggaji dirinya adalah Fauzan.

"Enggak apa-apa ambil saja buat jajan, ga-ji juga tidak akan saya potong kok." Setengah memaksa Fauzan menyelipkan uang ditangan Ninis.

"Terima Nis, jangan menolak rezeki pamali kalau kata orang tua." Kartika yang sedari tadi diam ikut menimpali.

"Iya Bu. Makasih banyak aa, semoga rezekinya makin deras dan lancar diperjalanannya." Dengan susah payah Ninis memasukkan uang pemberian Fauzan ke dalam saku kulotnya.

"Sophie kemana?" Fauzan edarkan pandangan bersamaan dengan munculnya Sophia dari pintu.

"Iya mas,"

"Ini simpan buat kebutuhan si kembar bulan ini. Kalau ada apa-apa atau kurang, bilang saja." Fauzan mengambil amplop coklat dari saku jaket kemudian menyerahkannya pada Sophia yang membeku.

"Mas, apa ini enggak kebanyakan?" Sophia menatap amplop yang ia yakini lebih dari 5 juta meski belum dilihat isinya. Haru dan malu menyeruak menjadi satu, masa depan yang sempat ia khawatirkan ternyata berkata sebaliknya. Allah Maha Baik, ia ditempatkan di tengah-tengah orang baik yang begitu menyayanginya. Dan si kembar menjadi perantara, anugerah terindah dibalik duka kehilangannya.

"Enggak, itu enggak seberapa. Do'akan mas ada rezeki lebih lagi. Dan kalau mbakmu ngasih terima juga, sisa kebutuhan bisa ditabung untuk masa depan si kembar." Tutur Fauzan tanpa menoleh, tatapannya fokus pada Azka yang terlihat mulai mengantuk dalam pangkuan Kartika yang sedari tadi tak henti-hentinya mengulas senyum.

"Mas pamit dulu mau siap-siap. Jangan sungkan kalau ada apa-apa bilang sama ibu, jangan anggap ibu mertua atau ipar tapi anggap ibu sendiri dan kakak sendiri."

"Iya mas, sekali lagi terimakasih banyak." Sophia mengangguk matanya berkaca-kaca sembari mendekap amplop di dadanya.

"Kakak sama bunda dulu ya, Oma mau bantuin papa siap-siap."

...----------------...

"Alhamdulillah" Fauzan letakkan makanan yang ia beli di atas meja makan, waktu baru menunjukkan pukul delapan kurang. Masih ada waktu untuknya membersihkan badan dan menyiapkan makan malam untuknya nanti bersama sang istri.

Dengan tergesa ia ayunkan langkahnya menaiki undakan tangga, bersyukur tadi saat di kereta hampir sepanjang perjalanan ia habiskan dengan tidur sehingga saat ini tubuhnya terasa lebih ringan. Sesampainya di kamar, sebelum masuk kamar mandi ia memeriksa ponselnya sekalian mengirimkan pesan pada ibunya memberitahu kalau dirinya sudah sampai Jakarta. Bersamaan dengan itu satu pesan masuk dari Renata.

Mas lagi apa? Sudah makan belum? Dan gimana pekerjaannya hari ini?

Fauzan tersenyum, ia sengaja tak membalasnya namun langsung menekan tombol panggil.

"Mas baru sampai dirumah sayang, Alhamdulillah semuanya lancar berkat do'amu. Mas udah enggak sabar pengen ketemu."

Hm... Masih dua hari lagi kan?

"Belum tentu sayang, bisa maju dan bisa juga mundur. By the way sayang sudah makan belum? Kalau belum mas pesankan makanan kesukaan mu ya dan diantar ke rumah saja."

Apaan itu? Kan kesukaanku banyak.

"Sudah dulu ya, mas mau mandi."

Iya, aku juga mau siap-siap pulang, Assalamualaikum.

"Waalaikumsalam."

Fauzan letakkan ponselnya diatas tempat tidur, ia segera memasuki kamar mandi dengan senyum yang mengembang. Pertemuan sudah membayang di pelupuk mata, wajah lelah bercampur kagetnya Renata seakan menari-nari. Argh, Seketika pikirannya meliar membuat sesuatu dibawah sana terasa sesak.

Renata menghembuskan napas beratnya, sepi seketika menyergap saat ia hendak membuka kunci. Biasanya sang ibu yang sudah berdiri menyambut di pintu saat kendaraannya memasuki halaman. Namun hari ini hanya hanya hembusan angin yang menyapa. Huff..

Ceklek.

Kunci sudah dibukanya perlahan kakinya melangkah masuk dan pintunya ia tutup kembali bersamaan dengan sepasang tangan kokoh menarik dan mendekapnya dengan erat.

"Aw, tol..." Matanya membeliak saat netranya melihat wajah laki-laki yang dirindukannya.

"Mash.. Hmmpftt."

Jangan membayangkan Renata kenapa.

Happy reading 😊

1
Endri Purliyan
ayo dong thorr lanjut...
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ: Sabarr kak😀
Insya Allah nanti sore up nya ya
total 1 replies
Dwisya Aurizra
knapa pak, takut Bu Kartika ngasih tau pernikahan Fauzan sama Shopi sekarang ya
🍭ͪ ͩ Ira ⁰2 🌻
Semoga segera dibukakan apa yang menyebabkan hatimu resah yaa Re... dengan doa tulus yang kau panjatkan, semua akan segera terungkap.
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ: sabbaaaarrrr
total 3 replies
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
sekarang gusar karena takut Rena tau nanti gusar nya karena gak bisa jauh dari Shopi ya Zan 😒😒😒😒
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ: iya😭😭😭
total 3 replies
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
menunggu detik detik bom nya meledak 🤩🤩
hahaha ketawa jahat
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kalau ada orang yang biasa jutek terus tiba-tiba baik biasanya ada maunya re hati hati
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
Clara ini belum pernah nikah atau untuk pernah ya kalau temenan sama soni berarti udah berumur kan ya🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
hadeuh 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
emang makin agak agak ini bumer satu ini😤😤
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
gak sabar Rena tau kalauu Ozan udah nikah lagi 😌😌
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
siap siap kehilangan Rena kamu zan😤😤
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
entut preeeett omongan pria gak bisa dipercaya 😤😤😤🤣🤣🤣
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
iya semua semua demi anakmu cucu dan menantu kesayangan mu sophi 😤😤😤😤
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
baguuuus aku dukung Ceu 😒😒
biar neng Rena bisa punya alasan kalau mau pisah sama Fauzan 🤩🤩🤩🤩
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ: Ampuuunnn deh🤭
total 1 replies
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
Halah gayamu Bukar kalau iya kamu digituin kayak Rena pasti Ngereog lah wkwkw
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
kan kan kataku juga apaaaaah 😒😒😒
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
aku tau ini adegan nya bikin mewek tapi bolehh kah sejenak aku jadi anaknya pak dokter 😭😭😭
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
waah calon Mak Mak galak nih
ℂ𝕖𝕦 𝕂𝕚𝕟𝕘
ah Rena gak seru langsung luluh aja wkwk
ms. yati74
baru liat belahan susu gitu aja daah kebayang bayang kan eluuu Zan......ntar liat daster ke singkap dikit aja daah berontak tuuu Imin mu😏
⸙ᵍᵏKᵝ⃟ᴸ: Emaakkk🤭😭
total 1 replies
Hamidah Ab Malek
Sudah diberi betis, mahunya paha
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!