NovelToon NovelToon
Pria Dengan Rahasia... Dua Wajah!!!

Pria Dengan Rahasia... Dua Wajah!!!

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Permainan Kematian / Misteri / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Action / TKP
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dev_riel

Sebuah kota dilanda teror pembunuh berantai yang misterius.
Dante Connor, seorang pria tampan dan cerdas, menyembunyikan rahasia gelap: dia adalah salah satu dari pembunuh berantai itu.
Tapi, Dante hanya membunuh para pendosa yang lolos dari hukum.
Sementara itu, adiknya, Nadia Connor, seorang detektif cantik dan pintar, ditugaskan untuk menyelidiki kasus pembunuh berantai ini.
Nadia semakin dekat dengan kebenaran.
Ketika Nadia menemukan petunjuk yang mengarah ke Dante, dia harus memilih: menangkap Dante atau membiarkannya terus membunuh para pendosa...
Tapi, ada satu hal yang tidak diketahui Nadia: pembunuh berantai sebenarnya sedang berusaha menculiknya untuk dijadikan salah satu korbannya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dev_riel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nadia Menghilang!!!

Bunyi ponsel membangunkanku, aku langsung tau bahwa ini pasti soal Nadia. Aku juga tau dia tidak akan datang malam ini. Entah kenapa tanganku berkeringat mengangkat gagang telepon.

"Ya," Kataku.

"Ini Kapten Jackson, Saya ingin berbicara dengan Detektif Nadia." Jawab suara di seberang.

"Dia tidak ada disini," Aku menjawab. Sebagian diriku serasa menciut mual membayangkan makna kalimat barusan.

"Hmph. Ahh, bagaimana ya... kapan dia pergi?"

Refleks aku melirik jam meja. Jam sembilan. Aku makin tegang. "Dia tidak pernah kemari," jawabku pada si Kapten.

"Tapi dia izin untuk pergi ke tempatmu. Statusnya masih bertugas... mestinya ada di tempatmu."

"Dia tidak pernah sampai kemari."

"Aduh, dia bilang kamu punya barang bukti yang kita butuhkan."

"Benar," jawabku, langsung menutup teleponnya.

Aku memang punya barang bukti. Hanya tidak pasti bukti apa sebenarnya. Tapi harus segera kupastikan dan waktunya tidak banyak.

Tidak muncul gambaran situasi gawat yang dialami Nadia di kepalaku. Aku juga tidak mengalami kejang-kejang dihajar serangan imajiner atau panik berpikir, "Ya ampun, Nad mestinya sudah di sini sekarang. Tidak biasanya dia begini."

Dia diculik si pembunuh truk es.

Sengaja diculik untuk menarik perhatianku, aku yakin sekali itu. Dari awal pembunuh itu mendekatiku dan terus makin dekat, mulai dari mendobrak apartemen, menulis pesan-pesan kecil di korbannya, menggoda dengan petunjuk dan kilasan tentang apa yang sedang dilakukan.

Dia telah menculik Nad dan menungguku datang.

Masalahnya, aku harus ke mana? Berapa lama dia bersedia menunggu sebelum habis kesabarannya dan mulai bermain tanpa aku?

Dan tanpa kehadiranku, objek mainannya sudah pasti Nadia.  Apalagi saat menuju tempatku Nad berpakaian ala pelacur menjelang bertugas, wah, sama saja di bungkus kado sekalian.

Nad bakal menjadi teman istimewanya malam ini. Aku tidak ingin berpikir seperti itu sebenarnya, membayangkan dia terikat disumpal plester menjelang dijagal seperti binatang.

Tidak akan kubiarkan bajingan itu melukainya. Tidak. Tidak malam ini. Kalau korbannya orang lain, mungkin boleh saja. Tidak dengan Nadia di kursi korban.

Aku lebih suka Adikku tetap hidup ketimbang di cincang jadi potongan daging tanpa darah.

Bagaimana?

Ada beberapa petunjuk, tentu saja. Aku tahu cara berpikir orang itu---karena cara berpikirku sama. Apa lagi dia juga ingin aku menemukannya. Kalau tidak, buat apa dia mengirim pesan begitu jelas? Kalau saja aku mampu mendapatkan kesimpulan lokasi yang logis dan tepat. Tidak mungkin dia menculik Nad tanpa keyakinan telah memberi semua petunjuk yang kubutuhkan untk mencarinya.

Baiklah. Ayo, temukan dia. Lacak si penculik Nad.

Nadia lenyap. Dia berada dalam bahaya dan menjadi objek seni seorang maniak sinting, sementara satu-satunya harapan yang bisa menjauhkannya agar tidak menjadi rangkaian foto kejahatan di papan kasus polisi cuma saudara lelaki yang kini sedang mati kutu.

Aku menghela napas panjang. Inilah saat di mana aku sangat butuh menjadi diri sendiri. Aku mencoba berkonsentrasi begitu keras.

Aku sedang tidur ketika Nad menghilang.

Apakah ini berarti bahwa, sekali lagi, aku yang melakukan tindakan gila tanpa sadar? Bagaimana bila ternyata aku sudah mencincang Nad entah di mana, meletakkan potongan tubuhnya di ruang pendingin dan...

Ruang pendingin? Ide dari mana lagi itu?

Perasaan tertekan oleh ruang sempit... ketepatan penggunaan lemari di ring hoki...

Kenapa semua itu begitu penting? Kenapa kesimpulanku selalu kembali ke situ? Bagaimana pun perkembangan kasusnya, aku selalu kembali ke atmosfer itu.

Tanpa alasan yang jelas.

Harus kutemukan sebuah tempat yang cocok dengan atmosfer dingin dan sempit. Tidak ada cara lain, temukan kotak itu. Di sanalah akan kudapati Nad, sekaligus sosok yang bukan aku tapi juga aku.

Tidak. Sama sekali tidak sekali tidak simpel, justru rumit. Mimpi tidak punya kekuatan di alam nyata. Seperti Khayalan tentang karakter Freddy Krueger di film Nightmare on Elm Street yang bisa membunuh orang dalam tidur.

Mana mungkin aku kalang kabut keluar rumah dan berkeliling mencari begitu saja macam orang bodoh. Aku makhluk tenang dan logis.

Jadi dengan cara itu pula aku pergi meninggalkan apartemen. Meski tetap belum tau harus kemana, tapi aku harus bergegas dan merebut kendali permainan. Hal ini melecutku meluncur ke area parkiran gedung tempatku memarkir mobil. Tapi belum ada enam meter menuju mobil langkahku berhenti.

Lampu di dalam mobilku menyala.

Aku yakin tidak menyalakan saat pergi, karena hari masih terang saat aku tinggalkan. Semua pintu juga tertutup rapat.

Aku mendekati perlahan. Entah apa yang bakal aku temukan atau apakah aku ingin melihatnya. Dari jarak satu setengah meter tampak ada sesuatu di jok depan. Kuputari mobil dengan hati-hati dan mengintip ke dalam. Seluruh saraf ku merinding. Itu dia.

Boneka Barbie lagi. Koleksi bertambah.

Yang ini didandani dengan topi pelaut kecil dan pakaian jenis yang menonjolkan pusar, dan rok pendek ketat warna merah muda. Satu tangannya memegang koper kecil bertuliskan DRANUC di sisi.

Aku membuka pintu dan mengambil boneka. Kutarik koper kecil itu dan kubuka. Sebuah benda kecil jatuh keluar, bergulung di lantai mobil. Segera ku ambil. Hmm... sangat mirip cincin Nadia. Di lingkaran bagian dalam ada ukiran inisial N.C---Nadia Connor.

Aku ambruk ke kursi, mencengkeram boneka dengan kedua tangan berkeringat.

Aku tidak mau repot bertanya bagaimana sebuah barbie ala pelacur pelaut bisa ada di mobilku. Ini jelas sebuah pesan atau petunjuk?

Jelas-jelas dia telah menculik Nadia. Kenapa memberi pesan "Dranuc"? Apa kecocokannya dengan profil ruangan sempit? Aku tidak melihat adanya hubungan. Hanya ada satu tempat di seluruh Shadowfall City yang cocok dengan kata itu.

Aku mengebut melewati Crystal Residence. Waktuku terbuang banyak untuk meretas jalan. Tapi mau marah juga percuma karena aku sendiri tidak tau hendak pergi ke mana.

Yang kucari adalah kapal jenis Dranuc Lines. Memang tidak tampak, tapi aku terus memasang mata mencari tanda. Masalahnya, tidak ada petunjuk spesifik.

Kulihat berkeliling. Di samping kapal itu, mesin-mesin kerek pengangkut kargo menjulang di langit malam seperti peralatan pentas. Sedikit lebih jauh, tumpukan peti kargo nyaris tidak terlihat di kegelapan di bawahnya, dalam tumpukan rapi dan tersebar di seluruh area. Beberapa kotak itu ada yang berpendingin. Lalu lebih jauh di belakangnya...

Mundur dulu sebentar, Dante.

Peti-peti besar penyimpanan barang.

Beberapa di antaranya berpendingin.

Kenapa harus peti? Alasan apa yang membuatku mesti tertarik pada tumpukan ruang sempit berhawa dingin?

Oh iya, aku baru ingat sekarang.

Mungkinkah di sini tempatnya, rumah masa depan Museum Kelahiran Dante? Lengkap dengan Diorama hidup yang otentik, termasuk pertunjukan langsung teramat langka oleh adik tersayang Dante?

Kuputar setir kuat-kuat, membelok memotong sebuah mobil sampai yang bersangkutan menjerit protes dengan klakson.

Kubawa mobil berkeliling satu kali di jalan masuk, berjuang menahan kegelisahan perasaan tidak pasti.

Jalan masuk berakhir di pos penjaga, jauh sebelum area peti kemas, dibatasi pagar tinggi dijaga orang-orang berseragam. Tidak mungkin melewati mereka begitu saja tanpa ditanyai. Harus jawab apa aku?

Kupapas jajaran balok pembatas berbentuk kerucut orange di tengah jalan, sekitar sepuluh meter dari pagar, lalu belok ke arah aku datang. Aku belok kiri persis sebelum tiba di jembatan yang menuju pusat kota, lalu masuk ke sebuah area luas berisi terminal dan pagar besi berduri.

Kuputari area sekeliling dengan hati-hati, mengamati sebaran peti kemas di ujung sana. Ini pasti dari pelabuhan asing yang hendak melewati pabean, dengan akses dikontrol ketat. Jelas sulit bagi siapa pun keluar-masuk area begitu saja. Apalagi dengan membawa potongan tubuh dan hal-hal sejenis.

Kalau mau masuk, aku harus mencari jalan dari area lain atau mengakui sekalian bahwa pengejaran berbasis  firasat dari serangkaian mimpi aneh, plus boneka Barbie, memang hanya membuang waktu dengan percuma.

Makin cepat kuakui hal ini, makin baik peluangku menemukan Nad. Dia tidak ada di sini. Tidak ada alasan untuk itu.

Akhirnya, pikiran logis itu datang juga. Aku merasa lebih baik, dan akan segera besar kepala kalau saja tidak melihat truk yang kukenal parkir persis di bagian sisi.

Aku menghampiri pagar, berdiri diam. Jemari meremasi sela-sela kawat, menatap lapar ke balik pagar. Pasti ada cara mudah bagi makhluk super jenius seperti aku untuk masuk, tapi benakku masih terlalu riang.

Aku harus masuk. Tapi bagaimana caranya?

Jadilah aku berdiri diam mencengkeram kawat pagar sambil melotot nanar, sadar sepenuhnya bahwa seluruh taruhan hidupku berada di dalam sana, sementara otakku kacau mencari solusi, berlompatan tidak karuan.

Otak memang sering tidak bisa diandalkan di saat kritis, kan?

Aku harus segera menjauh. Berdiri diam mencurigakan di depan pagar berpenjagaan ketat sama sekali bukan tindakan cerdas. Malam hari pula, salah seorang penjaga pasti bakal terusik dan tidak tahan untuk segera menghampiri. Aku harus segera menyingkir mencari jalan sambil berkeliling sekali lagi dengan mobil.

Aku menjauhi pagar, sesekali melirik enggan.

Itu dia, persis di mana kakiku tadi menyentuh pagar, tampak celah samar bekas kawat dipotong. Nyaris tidak terlihat. Garis kawatnya dipotong memanjang ke atas, cukup untuk dimasuki orang atau polisi bagus sepertiku.

Bagian bawahnya sengaja diberati pengganjal ban truk agar tidak melambai-lambai. Pasti belum lama dilakukan. Sore ini, karena truknya juga baru datang.

Aku pun celingukan menikmati bayangan bulan di atas air, bersiul senang, lalu masuk dan menyalakan mobil, kembali bergerak. Sepertinya tidak ada yang memedulikan kehadiranku.

Aku parkir mobil di parkiran dekat kantor pelayanan dan informasi kapal pesiar. Beberapa mobil lain tampak bertebaran di dekat situ.

Namun ketika aku parkir, sebuah mobil lain meluncur dan parkir persis di sebelah, sebuah mobil biru dikendarai seorang wanita. Aku beku seketika, begitu pula dia. Aku membuka pintu, lalu turun dari mobil.

Begitu pula Detektif Sofia Ramirez.

1
Mackenyu Arata
Kasian sm Nadia, di bully trus sm sofia.
Mackenyu Arata
Semangat Nadia, kamu pasti bisa💪 bungkam tu mulut si sofia.
Mackenyu Arata
Lanjut👍
Mackenyu Arata
lg kencan msh sempat ke TKp😄 dasar🤣
Mackenyu Arata
1 kata "Suka"😍
Mackenyu Arata
Gak terasa udah nyampe sini bacanya😄
Mackenyu Arata
Penasaran sm kasusnya🤭
Mackenyu Arata
Makin seru Thor👍😄
Mackenyu Arata
Makin seru nih👍
Dev_riel
Lanjut trus ya🤭
Dev_riel
Yg suka genre thriller & misteri mudah²an suka sama cerita ini. Selamat membaca/Heart/
Mackenyu Arata: Saya suka saya suka saya suka
total 1 replies
Mackenyu Arata
Seruuuuu! Dia menghukum orang yg pantas di hukum😄
Mackenyu Arata
Ini novel pertama yg sy baca setelah download noveltoon.😍 keren👍
Dev_riel: Makasih😄
total 1 replies
Mackenyu Arata
Baru baca episode 1 aja udah seru, makin penasaran nih sm jalan ceritanya. Semangat trus ya dlm berkarya. Aku bakal baca sampai episode terakhir, lanjut trus ya.
Yue Sid
Thor, jangan bikin kami tidak bisa tidur karena ingin tahu kelanjutannya 😂
Dev_riel: Besok kelanjutannya ya😄🙏
total 1 replies
🔥_Akane_Uchiha-_🔥
Cerita seru banget, gak bisa dijelasin!
Dev_riel: Makasih🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!