NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa
Popularitas:20.4k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 25

✨ Versi Revisi:

Faizan hanya mengangguk singkat. “Urus semuanya, Raka. Pastikan dia dapat perawatan terbaik.”

“Siap, Pak,” jawab Raka cepat, jemarinya lincah mencatat di ponsel.

Gadis itu menatap Faizan sekilas—pandangan yang penuh rasa takut, bingung, dan heran sekaligus. Pria itu terlihat seperti sosok yang asing tapi berwibawa, dingin tapi tidak sepenuhnya tanpa hati. Ia ingin bicara, tapi kata-kata tersangkut di tenggorokannya.

Dokter dan perawat akhirnya pergi setelah membalut kaki gadis itu dan memberikan obat. Raka juga pamit, menjanjikan akan mengurus semua biaya rumah sakit dan kebutuhan lain yang mungkin diperlukan.

Kini, kamar hotel itu hanya menyisakan dua orang: Faizan dan gadis itu.

Suara detik jam di dinding terdengar jelas di tengah keheningan.

Faizan berdiri lama di depan jendela, menatap pendar lampu kota Surabaya yang berkilauan di bawah sana. Dalam pantulan kaca, wajahnya terlihat letih dan hampa. Di balik jas mahal dan ekspresi dingin itu, ada sesuatu yang nyaris pecah—tapi dengan cepat ia menahannya.

Ia menekan jari ke pelipis, berusaha menyingkirkan pusing dan beban yang menumpuk sejak pagi. Sejenak ia berpikir untuk pergi, tapi langkahnya justru berhenti di sofa. Ia duduk perlahan, membuka ponsel, membaca email yang menumpuk. Jemarinya mengetik cepat, namun pikirannya tidak sepenuhnya di sana.

Rasa lelah merayap, membutakan kesadarannya sedikit demi sedikit.

Hingga akhirnya, ponsel itu tergeletak di meja, dan Faizan terlelap di sofa—masih dengan jas dan dasi yang belum terlepas.

Cahaya lampu temaram memantul lembut di wajahnya yang kini tampak lebih manusiawi.

Tanpa topeng dingin, tanpa jarak, hanya kelelahan seorang pria yang menanggung terlalu banyak hal sendirian.

Dari ranjang, gadis itu—yang sempat menyebut namanya pada perawat sebagai Nayla—diam memperhatikan.

Matanya menatap pria itu lama, penuh tanda tanya.

Ada sesuatu pada sosok itu.

Dingin, tapi teratur. Tegas, tapi tidak kejam. Ia menolong tanpa banyak bicara, tapi tatapan matanya sesekali memancarkan sesuatu yang dalam—entah itu penyesalan, atau kesepian.

Nayla menggigit bibirnya pelan. Ia tahu seharusnya takut. Tapi rasa takut itu justru berganti dengan rasa ingin tahu yang tumbuh diam-diam di dada.

Ia menyandarkan kepala ke bantal, menatap sosok Faizan yang tertidur di sofa hingga matanya perlahan tertutup oleh kantuk.

Keesokan paginya.

Cahaya matahari menembus tirai, menimpa wajah Faizan yang tertidur. Ia terbangun dengan leher kaku dan kepala berat. Sekilas, ia menatap jam tangan di pergelangan—pukul 7 lewat 15.

Ia menghela napas panjang, lalu menatap ke arah ranjang.

Nayla sudah bangun. Ia duduk bersandar dengan wajah tenang, meski pucat. Kakinya yang diperban tampak sedikit bengkak. Wajahnya lembut tapi penuh rasa ingin tahu.

“Bagaimana kakimu?” tanya Faizan datar, tapi nadanya kali ini lebih hangat, meski hanya sedikit.

“Sedikit lebih baik,” jawab Nayla pelan. Ia menatapnya sebentar, lalu menunduk. “Terima kasih… sudah menolong saya, Pak.”

Faizan hanya mengangguk tipis. “Raka akan datang membawa sarapan dan menemanimu. Jangan ke mana-mana dulu sampai dokter memeriksa lagi.”

Nada suaranya tetap formal, seperti membicarakan urusan kerja. Tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Nayla diam cukup lama setelahnya.

Faizan beranjak ke kamar mandi, mencuci wajah, menyisir rambut, dan mengenakan jas. Begitu keluar, ia kembali menjadi sosok profesional yang dingin dan rapi—seolah malam tadi hanyalah kesalahan kecil yang harus dihapus dari catatan hidupnya.

Tok tok tok—

“Pak Faiz, ini saya. Raka.”

Faizan membuka pintu. Raka berdiri dengan map dan nampan sarapan.

“Pak, rapat di kantor jam sembilan. Mobil sudah siap di bawah.”

Faizan mengangguk. Ia mengambil tas kerjanya, lalu menatap Nayla sekali lagi sebelum pergi.

“Dokter akan datang siang ini. Raka yang akan urus semuanya.”

Nayla hanya mengangguk, menatap punggung pria itu hingga menghilang di balik pintu.

Dan entah kenapa, keheningan setelah pintu tertutup justru terasa asing—seolah ruangan itu kehilangan sesuatu.

Raka menata sarapan di meja kecil dekat jendela. Roti panggang, telur orak-arik, dan jus jeruk segar. Ia sibuk memeriksa ponselnya, menyesuaikan jadwal dokter, sementara Nayla menatap piringnya tanpa banyak bicara.

“Mas Raka,” panggilnya pelan.

Raka menoleh. “Iya, Mbak? Ada yang kurang?”

Nayla menggeleng. “Saya cuma mau nanya sesuatu.”

“Silakan, Mbak.”

“Pria itu… Pak Faizan.” Nayla menatap luar jendela sejenak, mencari kata. “Dia sebenarnya siapa, sih? Kenapa semua orang langsung bergerak begitu dia bicara?”

Raka tersenyum kecil. “Pak Faiz orang penting. Direktur utama salah satu perusahaan besar di Jakarta. Orangnya perfeksionis, fokus, dan tegas. Semua orang di sekitarnya tahu kalau beliau nggak suka diulangin dua kali.”

Nayla mengangguk perlahan. “Dia selalu sesibuk itu?”

“Sejak saya kerja sama beliau, iya,” jawab Raka jujur. “Kayaknya cuma kerja yang dianggap penting. Urusan pribadi… jarang sekali beliau peduli.”

Nayla termenung. Jemarinya mengusap gelas jus di tangannya. “Berarti… dia nggak punya waktu buat dirinya sendiri, ya?”

Raka tersenyum samar, tapi kali ini ada nada ragu. “Mungkin memang itu pilihannya.”

Nayla mengangguk lagi, lalu tiba-tiba bertanya dengan nada lebih hati-hati, “Kalau soal kehidupan pribadinya… Mas tahu?”

Pertanyaan itu membuat Raka terdiam beberapa detik sebelum menutup ponselnya. “Maksudnya kehidupan pribadinya Pak Faiz?”

Nayla mengangguk pelan. “Iya. Soalnya… dia terlihat seperti orang yang nggak mau didekati siapa pun.”

Raka menarik napas dalam. “Terus terang, saya kerja sama beliau udah tiga tahun. Tapi soal hidup pribadinya, saya nggak banyak tahu. Yang pasti, beliau sudah menikah. Istrinya tinggal di Jakarta.”

Nayla menatap Raka cepat. “Sudah menikah?”

“Iya.” Raka menatap meja. “Tapi hubungan mereka sepertinya… nggak baik. Saya nggak pernah ikut campur, tapi dari caranya bersikap, kelihatan kalau ada jarak yang dalam.”

Sendok di tangan Nayla berhenti. Ia diam, menatap roti di piringnya tanpa fokus.

Potongan ingatan tentang malam tadi berkelebat—sosok Faizan yang menolongnya, tatapan matanya yang dingin tapi bukan tanpa perasaan.

Ada sesuatu dalam cerita itu yang membuat Nayla makin penasaran.

Siapa sebenarnya pria bernama Faizan itu?

Dan apa yang membuatnya hidup seperti seseorang yang sedang lari dari sesuatu?

Raka memperhatikan wajah Nayla yang tenggelam dalam pikirannya, lalu menambahkan lembut, “Kalau Mbak penasaran, mungkin suatu hari nanti bisa tanya langsung ke beliau. Tapi siap-siap aja… karena orang seperti Pak Faiz jarang mau membuka pintu hatinya.”

Nayla tersenyum tipis, tapi matanya menyimpan tekad yang berbeda.

Ia menatap ke arah jendela, di mana matahari Surabaya mulai meninggi—dan di hatinya, rasa penasaran terhadap pria dingin itu justru tumbuh semakin kuat.

...----------------...

Bersambung...

1
Jumi🍉
Banyak-banyak sabar Faiz menghadapi Alea, karena sebelum-sebelumnya Alea yang udah banyak sabar sama kamu, buat kak author juga sabar ya sama revisinya...😊
Miss Ra: thank u kaka
total 1 replies
Amtaza Syahla Nafiah
up nya jangan lma2...
Miss Ra: iyaa kakak
total 1 replies
yoonamin
serius aku udh gk sabar kak, setiap hari , waktu, aku cek partnya udh bertambah yang baru belom, ituuu teruss, saking gk sabarnya, tapi mau kyk mn lagi yaa... harus sabar
yoonamin: iya kak😊
total 2 replies
Anisa Febriana272
Semangat buat novel nya kak🔥🔥🔥
kalea rizuky
bahasa Inggris aja g bs alea ne oon bgt ya dih
. udik bgt
kalea rizuky
yg A aja lah
Jumi🍉
Banyak banget ulet bulunya disekeliling Faiz🥴moga aja kali ini Faiz jadi laki-laki yang lebih tegas lagi. Sikap Faiz disini penentu rumah tangganya mau dibawa kemana./Grimace/
Mariana Jayanthi
yang B ajah ka
yoonamin
yang B aja kak... gak mauu kalau diubaah lagii😭
Miss Ra: oke..

novel sedang diajukan oleh editor yaa..
agar bisa seperti yg kalian mau alurnya
total 1 replies
Mariana Jayanthi
Luar biasa
Miss Ra
oke..

novel sedang di ajukan oleh editor agar alurnya tetap seperti ini...

trimakasih sudah mau membantu Author yg lagi bimbang..
semoga kedepannya semakin baik yaa say..

/Kiss//Kiss//Kiss/
Dewi Ink: follback ka
total 1 replies
JUWITA TRISIANA
yang B aja
Amtaza Syahla Nafiah
yg b aja...
Helwa Mahara
yang B aja ka buat lah mereka semakin dekat ka
Jumi🍉
Yang B aja kak author soalnya sekarang udah mulai nemu titik terangnya, kalau dibikin pisah malah rada aneh jadinya. 🤭
Helwa Mahara: yang B aja ka 🙏🙏
total 2 replies
Jumi🍉
Jaga baik-baik Faiz istri polosmu selama di LN, takutnya hilang bikin marah ibu Maisaroh, do'a ibumu lagi bertarung sama egomu🤣
Amtaza Syahla Nafiah
jagan lama nya up nya 🤭🤭...💪💪
Miss Ra: /Grin/
total 3 replies
septiana
akhirnya ada secercah harapan hubungan Faiz Alea.. semoga dengan begitu mereka bisa lebih dekat lagi
Jumi🍉
Pada cosplay jadi bisu sih kamu Faiz dan Alea terpaksa ibu Maisaroh turun tangan.🤣
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
Amtaza Syahla Nafiah
💪💪..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!