NovelToon NovelToon
I Became An Extra In My Own Story

I Became An Extra In My Own Story

Status: tamat
Genre:Action / Reinkarnasi / Sistem / Transmigrasi ke Dalam Novel / Masuk ke dalam novel / Transmigrasi / Tamat
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: MagnumKapalApi

karya tamat, novel ini hanya pembentukan world-building, plot, dan lore kisah utama

kalian bisa membaca novel ini di novel dengan judul yang lain.

Karena penulisan novel ini berantakan, saya menulisnya di judul lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MagnumKapalApi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 - Batasan Mana Dan Fisik (2)

Malam semakin larut, tak ada waktu lagi untuk melanjutkan latihan, aku bergegas kembali ke rumah.

Kukencangkan kakiku dengan Mana.

Whooshhh

Aku melompat, walau tak setinggi saat berusia sepuluh tahun, aku melesat diantara dahan-dahan pendek.

Melompat dan melayang, mendaratkan pijakan pertama pada dahan, dengan kaki kanan dan kembali melompat dengan satu kaki. Menuju dahan kedua, kini kaki kiri yang berpijak, lalu melompat. Dengan pola yang sama aku seperti melangkah dari dahan ke dahan, melompat dan melayang.

Untuk mempercepat waktu, mencodongkan tubuhku kedepan, membelah angin. Bagaikan tupai yang terbiasa dengan hutan.

“Mungkin fisikku melampaui usia empat tahun sebelum pengulangan waktu.”

Lebih efisien, lebih ringan, dan terbiasa.

Ku aktifkan Ki, sebagai bentuk perlindungan diri dari ancaman hutan.

Hutan yang kumasuki bukanlah hutan saat aku bertemu Larasati dan Litch serta Silvanna.

Hutan disebelah barat dekat rumahku.

Dengan pengencangan otot ini aku berhasil melewati hutan gelap dengan mudah.

Melesat hingga tiba didekat jendela kamarku.

“Sampai juga.” Ujarku sedikit terengah.

“...Kamu beneran berusia empat tahun?” Sindiran kecil Agoy padaku.

Namun aku hanya tersenyum, sembari membuka jendela kamar perlahan dari luar rumah.

“Kecil tua gede busuk ini mah...” Kembali menyindir, Agoy dengan nada sinisnya.

Raut wajahku masam dan kembali menegaskan.

“Diamlah bayangan sialan.”

Aku memasuki kamar melalui jendela, kini jendela kembali terlihat tinggi dari dasarnya.

Menaiki dinding jendela dan berhasil memasuki kamar, menutup jendela perlahan.

Langkah kakiku menuju kasur, baru saja ku sentuh kasurku, suara ribut terdengar dari luar kamar.

Suara Liria. Terdengar marah.

“K-kenapa kamu jahat begitu?!”

Aku mengurungkan niat untuk menaiki kasur, sepertinya perdebatan kecil Dave dan Liria tentang keuangan.

Sepertinya aku harus keluar, berpura-pura saja terbangun, tak baik jika mereka bertengkar...

Baru saja kubukakan pintu, Dave bersuara, nadanya lemah namun terdengar kesal.

“Jelas saja, aku selalu merasa Lala bukan anakku... Aneh rasanya jika aku mandul mendapati seorang anak.”

Pintu terbuka dan aku berdiri didekat pintu. Sontak mataku terkejut, karena ini seharusnya bukan yang harus aku campuri.

Ahh sial, aku terjebak disituasi canggung.

Ternyata ini yang mereka diskusikan.

Agoy menimpali ucapanku.

Hahahaha seharusnya kamu menangis dasar bodoh, walau aku tahu kamu tak peduli sebenarnya kamu anak siapa.

Suara decitan pintu yang perlahan terbuka, membuat Dave dan Liria menoleh pada arah suara.

Mereka terkejut, akan diriku yang berdiri mendengar obrolan mereka.

“S-sayang kamu belum tidur...?” Liria melemas, terkejut seperti terkena serangan jantung mendadak.

“L-lala, kamu...” panik Dave dengan ucapannya sendiri.

Aku hanya diam, pikirku lebih baik langsung menutup pintu.

Tanpa suara aku menutup pintu meninggalkan mereka.

Sial momennya gak tepat!

Melangkah menuju kasur, lalu menutupi diriku dengan selimut.

Baiklah kehidupanku dikeluarga ini akan menjadi sedikit canggung.

Agoy hanya tertawa dalam batin.

Hahahahaha sial banget ya.

Suara dari luar kamar masih terdengar ribut dengan suara yang keras.

“Dave aku tak percaya kamu berpikiran jahat tentangku, tentang Lala!” Emosi Liria membeludak, Dave menimpalinya.

“M-maaf, aku akan luruskan ini pada Lala...” Ujar Dave mencairkan suasana yang semakin panas.

“Gak perlu, malam ini aku tidur dengan Lala. Kamu tidur sendiri saja, mau diluar, dikamar kita, mau gak pulang sekalipun aku gak peduli!” Liria semakin pedas ucapannya.

Aku yang mendengar keributan itu hanya diam pasrah saja. Sementara Agoy terus saja mencemooh diriku.

Makin canggung nih kedepannya!

Sangat menyebalkan rasanya diejek diriku sendiri dari dimensi yang berbeda.

Krittt

Suara decitan pintu terbuka. Lalu tertutup kembali

Suara langkah kaki mendekati diriku, aku masih dalam selimut.

Tangan menyentuh kepalaku dari luar selimut.

“Sayang... sekarang baik-baik saja, ada ibu disini.”

Liria memasuki selimut, mendekapku dari belakang, tangannya mengelus kepalaku perlahan, lembut, dan penuh kasih sayang.

Hiks

Namun suara isak tangisnya terdengar pelan. Sedikit memahami apa yang dirasakan Liria, begitu bodoh untuk seorang Dave mencurigai sesuatu yang tak seharusnya ia ucapkan.

Hatinya begitu tersayat, bagi Liria, pernikahan selama dua belas tahun dan terus menanti seorang anak, saat anak itu terlahir, hingga tumbuh menjadi gadis lucu berusia empat tahun. Tak disangka kecurigaan Dave membuat hati seorang perempuan tersakiti hanya dengan satu malam.

Usiaku sudah empat tahun, artinya pernikahan mereka sudah enam belas tahun

Aku tidak tertidur, hanya memejamkan mata mendengar isak tangis seorang ibu.

Tak tahan dengan rintihan tangis wanita, aku berbalik badan, menatap Liria dengan dalam, penuh perasaan cinta.

Ingin menenangkan Liria.

“Ibu jangan nangis lagi.” Tanganku mengusap pipi Liria, menghapus hujan air mata yang membasahi wajah cantiknya.

“Tidak sayang, ibu tidak menangis... Kamu tidur ya sudah malam, ibu tidur sama Lala malam ini.” Nadanya merintih perih menahan isak tangis, dirinya melakukannya untuk Lala, putrinya.

Bahunya bergetar, namun air mata tetap jatuh, menetes pada wajah Lala.

Walau kutahu, aku bukanlah anak mereka secara batin, hanya pria yang bertransmigrasi dalam tubuh anak biologi Dave Rodriguez dan Liria Elphene, namun kepahitan ini memberiku sedikit luka dalam hati kecilku.

Luka seorang anak yang sudah dijaga selama ini oleh mereka.

“Baik Bu.” sembari memejamkan mata, didalam selimut, dalam dekapan Liria. Hangat juga sakit, terasa sama seperti aku pertama kali dicampakkan.

“Lala itu anak yang baik banget buat ibu.”

“Kamu tuh harta yang selalu ada dalam doa ibu.”

“Ibu tidak mau Lala jadi anak yang jahat.”

“Ibu sayang Lala.”

Jelas Liria mendekapku semakin erat, teringat ibuku saat di bumi, kasih sayangnya sepanjang jalan, jalan yang tak pernah ada ujungnya.

“Jangankan doa, nyawapun akan ibu beri untuk Lala.”

Lanjut Liria, bersama malam yang semakin larut, semakin dalam cintanya. Hingga Liria tertidur dalam tangisnya.

Agoy dalam dunia batin, berketus pada diriku.

Hey bodoh, pakai Ki mu, rasakan yang diluar kamar.

Penghancur suasana, namun kuturuti kata-katanya.

Saatku aktifkan Ki, aku terkejut.

Suara yang sama seperti Liria saat merintih, menangis dan membengkak dalam kesedihan.

Dave terduduk didepan kamarku, lemas dan menangis, pria yang selalu kulihat selalu tegar mengeluarkan air matanya, terduduk lesu.

Ahh aku bisa memahami perasaan Dave.

Penyesalan setelah kalimat yang tak sengaja terucap, Dave menyesali semua ucapannya.

Dave, mulai sekarang kamu harus lebih peka terhadap hati seorang perempuan.

Belajarlah dari kejadian malam ini, bangkitlah sebagai pria.

Dan lindungi kami sekali lagi.

Dalam benakku, sebagai Lala Rosalia sekaligus Yoga Permana.

Aku dalam tubuh perempuan, dan aku juga dengan jiwa laki-laki.

Memahami perasaan mereka bersamaan, membuatku bertanya pada diriku sendiri.

Sebenarnya sekarang aku itu siapa?

Dalam benakku tentang krisis identitas yang kurasakan. Bukan lagi Yoga, dan tidak sepenuhnya Lala Rosalia.

Tanpa kusadari, aku mendekati Astra Sewu, tentang niat dari hati terdalam seseorang.

1
AI
kata "di" dipisahkan jika menunjukkan tempat, lokasi, atau waktu.
xiang ma'ling sheng: saya catat kak
total 1 replies
AI
Kalau dialog tag itu ditulis didahului tanda koma sebelum tanda petik dan ditulis dengan huruf kecil.

Contoh salah: "Aku lelah." keluhku.

Contoh benar: "Aku lelah," keluhku.
xiang ma'ling sheng: oalahhh, oke catat pak
total 1 replies
AI
tanyaku
AI
Anak berusia empat tahun itu jatuh dengan kepala membentur batu. Sudah jelas ia akan mati karena pendarahan di otak. Mungkin jiwanya pergi, dan aku yang menggantikannya.
AI
Lala, anak pemilik tubuh ini, terjatuh dari atas pohon saat bermain sendirian. Kepala bagian belakangnya terbentur batu besar sehingga membuatnya tak sadarkan diri selama empat hari.
AI
Dave dan Liria memang tidak pernah memberitahuku apa yang terjadi sebelum aku terbangun. Namun, aku sempat mendengar mereka berbicara diam-diam di balik pintu kamarku.
AI
Tulisan di chapter ini sedikit lebih baik dari prolognya yang kek cacing kepanasan. Meski begitu, penggunaan tanda bacamu buruk, huruf kapital masih salah, dan kata-kata yang harusnya dipisah malah disambung.
xiang ma'ling sheng: catat pak, saya akan tulis ulang.
total 2 replies
xiang ma'ling sheng
Terimakasih untuk semua yang membimbing saya dalam menulis, saya akan terus berkembang.

Terimakasih sebesar-besarnya, tanpa kalian saya tidak akan pernah menyelesaikan rangka awal kisah ini.

Terimakasih untuk para reader yang sudah membaca kisah ini hingga volume 1 selesai.

Terimakasih atas dukungan kalian selama ini.

Novel ini tamat dalam bentuk naskah kasar. Saya berniat merapihkannya nanti dengan sudut pandang orang ketiga.

Sekali lagi saya ucapkan terimakasih.
xiang ma'ling sheng: Novel ini hanya awal pembentukan kisah utama.

Kisah utama sedang saya tulis dengan judul, Transmigration: Ki Hajar Dewantara Academy.

Untuk lebih lengkap silahkan cek di profil saya.
total 1 replies
AI
Layar laptopku bergetar pelan, garis tipis seperti retakan kaca merayap dari tengah, memecah warna menjadi semburan ungu pekat. Kilau cahaya menyelinap di celah-celah retakan, menyala seperti urat petir yang tertahan.

Aku menunduk lebih dekat. "Apa-apaan ini …." bisikku, tenggorokanku kering.

Celah itu melebar. Dari dalam, sesuatu merayap keluar, sebuah tangan legam, berasap seakan bara membakar udara di sekitarnya. Jari-jari panjangnya menancap di tepi layar, mencengkeram kuat, lalu menarik celah itu lebih lebar, seperti seseorang membuka pintu ke dunia lain.

Tangan itu terhenti. Perlahan, satu jari terangkat … lalu berdiri tegak. Jari tengah.

Narasi ini jauh lebih baik dan lebih enak dibaca.
AI: note, kata "masa-masa" w typo bjir, harusnya "sama-sama"
total 4 replies
Riska Mustopa
terus nulis sampe lu jadi bisa profesional
xiang ma'ling sheng: lah ada teteh /Facepalm/
bakal terus nulis sampai punya buku cetak sendiri
total 1 replies
Arlen࿐
aku yg komen di tiktok dengan nickname Arlen tadi, novel nya menarik bang, walau aku belum baca semuanya, semangat nulisnya!
xiang ma'ling sheng: wahhh makasih bg udah berkunjung, abang yang pertama dari tiktok baca novel ini
total 1 replies
Arlen࿐
kisah nyata kah?
xiang ma'ling sheng: sebagian nyata dan sebagian fiksi/Scowl/
total 1 replies
aurel
hai Thor aku sudah mampir yuk mampir juga di karya aku " istriku adalah kakak ipar ku
Nisa
elep sunda wkwkwk
Orang Aring
konsepnya menarik
Pramono
world buildingnya bagus, cuman bingung aja di pemetaan
xiang ma'ling sheng: kurang ahli soal pemetaan
total 1 replies
Sarah
lumayan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
"Maaf… bukannya aku tidak ingin terlalu ikut campur dengan urusan kalian…" napasku terasa berat di dada. "Tapi aku juga bukan anak kalian." Pandanganku mengabur sejenak. "Aku hanyalah anomali. Penulis naskah yang entah bagaimana terjebak di tubuh Lala anak kalian…" batinku, sambil melangkah perlahan menuju jendela, seolah setiap langkah menambah beban di pundakku.

Kesannya lebih menyesakkan dan ada tekanan batin. Karena si MC ini tau, kalau dia kabur dari rumah tersebut. Orang tua asli dari tubuh yang ditempati oleh MC, akan khawatir dan mencarinya.
xiang ma'ling sheng: shappp paman/Applaud/
total 2 replies
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Lanjut baca ✌️
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Dititip dulu likenya. Nanti lanjut baca lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!