Kalian pernah nggak sih suka sama sahabat kalian? Yah kali ini aku sadar kalau aku suka sama sahabat dari kecil ku. Dari umur 3 tahun hingga sekarang aku umur 23 tahun baru sadar kalau aku suka bahkan cinta sama dia. Namun bagaimana mungkin aku menyatakan perasaan ini? Kami itu sahabatan. Bagaimana aku menaruh hati dengannya/ bahkan dia juga sudah punya pacar. Pacar yang selalu dia bangga-banggakan. Aku bingung bagaimana harus mengungkapkannya!
Hai namaku Dion! Umur ku saat ini 23 tahun, aku baru saja lulus kuliah. Aku suka banget dengan kedisiplinan namun aku mendapatkan sahabat yang selalu lalai terhadap waktu dan bahkan tugasnya. Bagaimana cerita kami? Lest go
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayinos SIANIPAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 25 "MENGINTIMIDASI DION"
INTIMIDASI DION
Valeri yang melihat tingkah abang dan calon kakak iparnya hanya menggelengkan kepala, merasa tidak heran lagi. Voni, dengan malasnya, membawa makanannya itu menuju kamarnya sendiri.
“Ayo ke kamarku, kita makan di kamarku. Aku sudah siapkan camilan, minuman, dan makanan ini,” ujar Valeri mengajak Dion dan Voni.
“Malas, seret aku, Ion,” ujar Voni, si pemalas itu, kepada Dion.
Valeri membuka pintu kamarnya, sedangkan Dion benar-benar menarik tangan Voni. Baju Voni benar-benar mengepel lantai rumah Dion, terseret karena ulah pemuda itu.
Mama Dion, yang melihat tingkah anaknya itu, langsung menegur. “Astaga, Dion, itu tangan Voni sakit dong, kamu kok kasar sih!” ujar Tante Mirna, suara kekesalannya jelas terdengar.
“Dia yang mau, Ma,” ujar Dion membela dirinya, menunjuk Voni.
“Tidak ada, Tante! Memang Dionnya kasar,” fitnah Voni, pura-pura kesakitan.
“Mama tidak mau tahu, intinya jangan diulangi!” ujar Mirna, Mama Dion itu, dengan tegas. Wanita paruh baya itu pun masuk ke kamarnya, meninggalkan ketiga anak muda itu.
“Rese kamu, ya!” ujar Dion menatap gadis pemalas itu yang masih berbaring di lantai, menatap Dion penuh harapan.
“Tarikin aku lagi,” ujar Voni berharap, wajahnya tanpa malu menunjukkan kemalasannya.
“Ogah, kamu minta maaf ke aku dulu,” ujar Dion merajuk, tidak mau mengalah.
Sedangkan Valeri yang sedari tadi sudah di kamarnya, mulai tidak sabaran menunggu kedua orang itu. Akhirnya, Voni pun beranjak dan menemui mereka berdua di kamar Valeri.
“Astaga, kenapa lama banget sih?” ujar Valeri yang sudah habis kesabaran, wajahnya cemberut.
“Tarikin aku, Leri,” ujar Voni manja kepada Valeri, mengabaikan Dion.
Valeri menatap mata abangnya tajam, memberi kode. Valeri mulai mengembuskan napasnya gusar.
“Astaga, Bang, kalau Kak Voni malas, digendong saja, Bang!” ujar Valeri menyuruh abangnya, memberikan solusi.
“Iya deh, aku lagi yang mengalah,” ujar Dion pasrah, lalu mulai menggendong sahabatnya yang bernama Voni itu di punggungnya. Hal ini sudah sering terjadi sebelumnya, seolah menjadi ritual wajib bagi mereka.
Setelah sampai di kamar, Voni pun diturunkan Dion dari punggungnya itu. Voni langsung duduk di lantai, bersila, dan tersenyum senang, puas dengan hasil kemalasannya.
“Ya sudah, ayo makan. Aku yang memimpin doa, ya,” ujar Valeri memandu. Valeri pun mulai membacakan doa dengan khusyuk, dan setelah itu mereka menyantap hidangan yang sudah disiapkan.
Setelah makan besar, mereka melanjutkan untuk minum beberapa minuman soda yang sudah disediakan Valeri, ditemani camilan ringan.
“Hemm, main permainan yuk, putar botol begitu,” ujar Valeri menyarankan ide permainan, mencari hiburan lain.
Voni yang malas berpikir panjang langsung menyetujui permainan itu. Sedangkan Dion menolak keras, tahu betul Valeri pasti akan mengerjainya. Namun, dua lawan satu, tetap saja dua yang menang. Karena Voni dan Valeri setuju, maka permainan itu dilanjutkan.
“Jadi, ujung botol paling lancip ini menentukan arahnya, ya,” ujar Valeri memberi peraturan. “Pilihannya jujur atau tantangan,” ujar Valeri menyambungkan ucapannya.
Muka Dion mulai terlihat gelisah, firasatnya tidak enak, sedangkan Valeri malah tersenyum licik, senang melihat abangnya terpojok. Berbeda dengan Voni, mukanya kelihatan tenang, polos seperti tidak ada beban, seolah permainan ini hanya hiburan semata.
Valeri memutar botol itu, dan ya, sesuai target Valeri. Botolnya mengarah ke Dion. Valeri tersenyum senang, bangga dengan kemampuannya mengendalikan putaran botol.
“Ihh, kayaknya kamu memang sudah menargetkan aku deh!” ujar Dion curiga, menatap adiknya tajam. Ya, memang sedari tadi Valeri berlatih untuk permainan ini agar putaran sesuai targetnya, khusus untuk Dion.
“Ssstt, laki-laki itu dilihat dari tanggung jawabnya, Bang,” ujar Valeri tersenyum, mengutip pepatah yang sering Dion gunakan.
“Benar tuh, Dion!” ujar Voni menyetujui ucapan Valeri, memihak. Dion pun lagi-lagi mengalah, tidak punya pilihan lain.
“Aku mengambil tantangan,” ujar Dion dengan cepat, tanpa ragu. Sedari tadi Dion sudah berpikir matang tentang pilihan ini.
Dion berpikir, jika memilih jujur, Dion tahu apa yang akan ditanyakan Valeri, yaitu ‘Kenapa pacaran sama Reta?’. Jadi, lebih baik dia memilih tantangan, meskipun risikonya belum jelas.
“Putuskan pacarmu!” ujar Valeri tersenyum licik, tantangan yang mengejutkan.
“Tidak bisa begitu dong!” ujar Dion menolak dengan cepat, wajahnya berubah panik.
“Ternyata Dion benar-benar cinta banget sama Reta,” ujar Voni lirih dalam hatinya, mengamati reaksi Dion.
“Kenapa, Bang?” ujar Valeri semakin heran, bagaimana mungkin abangnya itu bisa jatuh cinta sampai menolak tantangan seberani itu.
“Urusan pribadi,” ujar Dion, singkat dan jelas, tidak ingin membahas lebih lanjut.
“Oke, kalau kamu tidak mau memutuskan itu, kita ganti hukumannya jadi dua pertanyaan, ya,” ujar Voni yang tiba-tiba otaknya encer, memberikan alternatif yang lebih sulit.
“Oke, aku setuju, asal jangan tanya kenapa aku pacaran sama Reta!” ujar Dion ketus, setuju dengan syarat.
Voni kelihatannya malas untuk bercanda lagi. Tatapannya dalam ke Dion dan mukanya benar-benar mulai serius, seolah tiba-tiba menjadi seorang interogator.
“Sejak kapan kamu dekat sama Reta, dan di mana awal kalian bertemu?” ujar Voni mulai menginterogasi, dua pertanyaan sekaligus.
Valeri menyadari perubahan sikap Voni yang kelihatannya dia juga ikut merasakan hal yang sama seperti Valeri saat ini, penasaran akan hubungan Dion dan Reta.
“Aku ketemu dia pas di perpustakaan, dan pas kamu masih pacaran sama Varo. Dan aku pacaran sama dia mungkin kalau tidak salah di hari Sabtu, terus Minggu kami gereja bareng,” ujar Dion mengingat-ingat, wajahnya terlihat sedikit tidak nyaman menceritakan detail ini.
“Oke, selanjutnya, sekarang kamu yang memutar botolnya, Kak Ion!” ujar Valeri memandu permainan, antusias melanjutkan.
Dion memutar botol itu, dan ya, kali ini yang mendapatkan hukuman adalah Voni. Voni langsung cepat menjawab, “Jujur!”
Menurut Voni, tidak ada yang perlu disembunyikan.
“Kamu suka sama Kak Dion tidak?” tanya Valeri. “Kenapa kamu bisa tertarik sama Varo?” tanya Dion. Valeri dan Dion bertanya serentak, membuat Voni terkejut.
“Oke, karena kalian berdua bertanya bersamaan, aku berhak memilih satu saja, ya. Mungkin aku memilih pertanyaan dari Dion saja,” ujar Voni memilih, sedikit licik juga.
“Aku tertarik sama pria brengsek itu awalnya karena aku merasa nyaman saja sama dia. Ternyata benar kata orang kalau pacaran itu topeng semua,” ujar Voni jujur, melontarkan kalimat yang penuh makna.
Valeri baru kali ini rasanya dia melihat Voni bisa bicara serius seperti ini, kata-katanya penuh pengalaman. Valeri pun mengambil botol itu untuk melanjutkan permainan, namun Dion menghentikannya.
“Sudah, kita tidak usah main permainan ini. Aku tahu kok, Leri, sebenarnya kamu ingin tahu kenapa aku bisa pacaran sama cewek lain. Besok aku bakalan jelaskan kenapa aku bisa jatuh cinta sama Reta, walaupun tidak sepenuhnya jatuh cinta,” ujar Dion, menghentikan permainan dan berjanji akan menjelaskan.
“Okeee,” ujar Valeri setuju, puas dengan janji abangnya.
Mereka pun memilih untuk memainkan velocity di TikTok dan sambil bercanda bergurau. Ya, sudah lama hal ini tidak terjadi, momen kebersamaan yang santai dan penuh tawa. Dan yang terpenting, misi Valeri selesai, yaitu mengetahui kenapa Dion memilih Reta-Reta itu.
JANGAN LUPA BINTANG 5 + LIKE + KOMEN
#AKUMAUDIBINTANGI#
#SAHABATKECIL#
#ROMANCE#
#CALONMANTU#
#SMA
#Romance
#Sahabat
JANGAN LUPA LIKE AND KOMEN!!