Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Empat
Wati tersadar dari rasa linglungnya. Lalu Aisyah mengusap punggungnya dan terus membacakan doa.
Terlihat para tetangga yang tadi berkumpul dirumah Ningsih datang berkunjung ke rumah Wati. Seperti mereka ingin mendengar pernyataan wanita itu, apakah benar yang dikatakan Ningsi sama seperti apa yang dinyatakan oleh Wati.
Aisyah terus membuat wanita itu kembali normal dalam kesadarannya. Setelah melihat wati mulai tenang, ia mencoba menanyainya.
"Wati, apakah benar kamu melihat sesuatu yang mengerikan dirumah Gita barusan?" tanya Aisyah dengan tenang.
Wati menangkupkan kedua telapak tangannya diwajah. Ia mencoba menghilangkan bayangan menegerikan dari sosok yang mirip dengan kuntilanak itu, sungguh ini sangat membuatnya kembali terguncang.
"Istigfar, Wat." Aisyah kembali mengingatkan.
Wati menuruti ucapan Aisyah, dan ia berulangkali beristighfar untuk membuang rasa takutnya.
"Wajahnya sangat mengerikan." ucapnya sembari menggeletar. "Wajahnya rusak, rambutnya panjang, dan kukunya juga panjang, ia menatap kami dengan sangat marah," Wati mencoba menjelaskan penglihatannya saat tadi.
"Dimana kamu melihatnya?" tanya Aisyah dengan tenang. Ia tak ingin membuat Wati kembali trauma.
"Digudang yang bersebelahan dengan dapur," jawab Wati dengan lirih. Ia menurunkan tangannya. Lau mendekap Aisyah, seolah ia masih saja terbayang wajah mengerikan itu.
Aisyah mencoba melantunkan doa, lalu menyapukannya pada wajah Wati, agar wanita itu tak lagi ketakutan.
"Tenanglah. Tidak ada satupun kekuatan dialam semesta ini, yang dapat mengalahkan kekuatan Sang Rabb. Hanya Dia Sang pemilik kekuatan yang sesungguhnya," Aisyah mencoba mengingatkan Wati, agar tidak merasa takut.
Wati merasa sedikit lega, lalu kembali duduk dengan tenang, meskipun masih tampak tremor.
"Laa haula wa laa quwwata illaa billah, tidak ada daya upaya selain pertolongan Allah," Aisya terus menuntun Wati agar selalu berlindung pada-Nya.
Namun salah seorang diantara warga ada sedikit merasa curiga dengan kondisi Gita. "Apakah diam-diam Arka pakai pesugihan, ya? Buktinya ia bisa naik jabatan yang tinggi. Menduduki General Manager itu tidak mudah, apalagi gajinya menggiurkan hingga lima puluh juta per bulannya, ditambah dengan bonus bisa mencapai enam puluh juta perbulan," Inem tiba-tiba nyeletuk.
"Huuus, jangan sembarangan! Bisa jadi itu Kuntilanak nyasar, atau emang waktu mereka membuat rumah, tuh Setan sudah ada duluan disitu," Tuti menyela.
"Kalau emang itu Kuntilanak nyasar, kenapa gak dari dulu Gita mengalami hal aneh? Lihatlah sekarang, kondisi mereka tidak lagi harmonis. Mungkin saja Gita akan dijadikan tumbal, agar Arka bisa menikahi selingkuhannya," Inem tampak bersemangat dalam asumsinya.
Aisyah menatapnya dengan tatapan dingin. Dan hal itu cukup membuat Inem terdiam.
Wanita berwajah teduh itu selalu saja membuat para emak-emak menghargainya, sebab ia jarang sekali marah, bahkan tidak pernah bergabung dalam group menggosip.
"Harap semuanya tenang. Kita jangan gegabah. Bisa jadi Gita dan keluarganya terkena sihir Tafriq," ucapnya dengan lirih.
"Hah! Sihir Tafriq, apa itu? Kami baru dengar?" para emak-emak mulai mendekat ke arah Aisyah. Mereka terlihat sangat penasaran dengan apa yang baru saja dikatakan oleh wania berwajah ayu dan lembut tersebut.
Aisyah menarik nafasnya dengan berat, lalu menghelanya dengan kasar.
"Sihir tafriq aalah sihir yang dikirmkan oleh seseorang untuk...,"
"Aaaaaaaaaaaa....," terdengar pekikan Gita dari arah dalam rumahnya.
Sontak saja hal itu membuat para tetangga yang tadi ingin mendengar penjelasan Aisyah berhamburan keluar dan menuju kerumahnya.
Baru saja mereka tiba didepan pintu gerbang, Gita sudah berlari kearah mereka dengan membawa senjata tajam.
Melihat hal itu, para emak-emak berlari menyelamatkan dirinya dan berlindung dirumah mereka masing-masing.
Aisyah yang melihat hal itu, tentu saja tak ingin gegabah, sebab senjata tajam berupa pisau dapur itu bisa saja nantinya akan membuatnya terbunuh.
Ia menghubungi pihak Damkar, agar dapat mengamankan Gita, yang berlari ke jalanan. "Pergi, pergi, pergi!" ia mengacungkan pisaunya kedepan, dan terkadang berputar kebelakang dan kesamping, seolah, ada banyak lawan yang mencoba menyerangnya.
"Pergi, pergi, pergi! Dasar monyet sialan! Hiiiat, hiaaat!" ia seolah sedang menyabetkan pisau pada kera-kera yang berjumlah sangat banyak dan saat ini mencoba menyerangnya.
Gita berlari kembali kejalanan, hal ini sangat dikhawatirkan membahayakan pengguna jalan, dan juga dirinya sendiri.
Gita mengacak rambutnya hingga berantakan. Saat bersamaan, Nita yang sedang pergi ke toko waralaba dan akan membeli susu formula untuk Raihan terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Ia membawa Raihan menjauh, ia tidak ingin jika nantinya bocah laki-laku itu berteriak memanggilnya mamanya, yang ada hanya celaka.
Nita memutar arah, dan mencari toko waralaba lainnya. Jujur ia sangat miris dengan nasib sahabatnya, namun apa daya, Gita tidak pernah mau percaya dengan ucapannya.
Sementara itu, pemadam Kebakaran tiba dilokasi, lalu mencoba mengamankan Gita yang terus mengacungkan pisau ke arah siapapun. Dalam pandangannya, ada banyak kera yang bermata merah sedang menyerangnya.
Ketua RT mencoba menghubungi Arka dan ingin memberitahu kondisi sang istri yang saat ini sedang tidak dapat dikendalikan, namun nomornya tidak dapat tersambung.
Braaaaak.
Akhirnya Gita berhasil dilumpuhkan dan ia ditangkap, lalu mereka merampas senjata tajam yang dipegangnya dengan paksa.
Gita berteriak-teriak histeris. Ia masih ketakutan dengan kera yang seolah masih mencoba menyerangnya.
"Kami bawa kemana ibu ini, Pak?" tanya petugas pemadam kebakaran pada ketua RT.
Pria itu juga bingung harus menjawab apa, sebab jika dibawa ke rumah sakit jiwa, mereka tidak ada ijin dari Arka, sedangkan nomor suami Gita tidak dapat dihubungi untuk saat ini.
Gita masih berteriak. Bahkan ia mencoba menendang salah satu anggota pemadam kebakaran yang berada didepannya.
"Bawa kerumahnya saja, kita kunci dari luar, nanti kita panggilkan dokter untuk memeriksanya," sahut Aisyah mencoba menengahi kegaduhan yang terjadi.
Seauai kesepakatan, akhirnya Gita dibawah ke rumah, lalu ia diikat dengan satu pergelangan tangannya, agar tak dapat kabur dan berkeliaran dijalanan.
Aisyah kembali menghubungi dokter, untuk memberikan suntikan obat penenang, agar Gita tidak lagi berteriak.
Tak berselang lama, seorang dokter tiba dikediaman Gita, dan dibantu oleh warga lainnya yang mana mereka mencoba memegangi Gita agar tidak memberontak saat dilakukan penyuntikan.
Meskipun harus melalui perjuangan yang cukup keras, akhirnya obat tersebut masuk kedalam aliran darahnya, lalu perlahan memperlambat kinerja otaknya, sehingga membuat Gita perlahan mengantuk, lalu tertidur.
Satu persatu warga pergi meninggalkan rumah Gita. Sedangkan Arka tak juga dapat dihungi, ia seperti menghilang tanpa jejak.
Melihat Gita tertidur. Aisyah mencoba mendekatinya, lalu menyentuh ujung kepala sang wanita yang tampak terlihat sangat miris.
Baru saja ia menyentuhnya, tiba-tiba sebuah hantaman yang tak terlihat mengenai dadanya.
Buuuugh
Aisyah terpental, dan terjatuh terjatuh menimpa Gita yang saat ini masih terlelap.
Wanita itu merasakan dadanya cukup sakit, lalu ia merasakan ada cairan pekat yang mengalir dari sudut bibirnya.
kaauupok mu kapan dehhh
dan di lubang lily nnti ada bisa kelabang siapa yg mencicipi akan metong /Facepalm/
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔