NovelToon NovelToon
Diagnosa Cinta Istriku

Diagnosa Cinta Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dokter / Identitas Tersembunyi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Cchocomoy

Anindya Selira, panggil saja Anin. Mahasiswa fakultas kedokteran yang sedang menempuh gelar dokter Sp.Dv, lebih mudahnya spesialis kulit.

Dengan kemurahan hatinya dia menolong seorang pria yang mengalami luka karena dikejar oleh penjahat. Dengan terpaksa membawa pria itu pulang ke rumahnya. Pria itu adalah Raksa Wirajaya, pengusaha sukses yang memiliki pengaruh besar.

Perbuatan baiknya justru membuat Anin terlibat pernikahan paksa dengan Raksa, karena mereka berdua kepergok oleh warga komplek sekitar rumah Anin.

Bagaimana hubungan pernikahan mereka berdua?

Akankah mereka memiliki perasaan cinta satu sama lain?

Atau mereka mengakhiri pernikahannya?

Yuk baca kisah mereka. Ada 2 couple lain yang akan menambah keseruan cerita mereka!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cchocomoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Isyarat Cinta

“Sayang, aku minta maaf.” Raksa meraih tangan Anin.

Saat ini Anin berbaring dengan memejamkan matanya. Ia tidak ingin emosinya meluap karena kekesalannya pada Raksa.

Anin tau jika Raksa tidak sengaja melakukannya, karena itu ia memilih untuk pura-pura tertidur. Dan menunda pembicaraan mereka.

“Aku tau kamu tidak tidur, jadi aku mohon katakan sesuatu padaku.” Raksa terus saja memohon agar Anin mau bicara dengannya.

Raksa lebih suka Anin marah dan mengungkapkannya rasa kesal padanya. Daripada harus melihat kesayangannya diam dan mengabaikannya.

Tidak ada pilihan lain untuknya. Raksa menindih Anin, seketika ia langsung membuka matanya.

“Raksa! Apa yang kamu lakukan? Menyingkir dari tubuhku!” Anin menggerakan tubuhnya ke kanan dan ke kiri agar Raksa jatuh.

Namun, usahanya sia-sia karena Raksa mengunci kedua tangannya. Anin melayangkan tatapan tajam.

Keduanya saling bertukar pandangan, tapi sorot mata Anin terlihat begitu kesal karena perlakuan Raksa padanya.

“Lepaskan aku! Atau aku tidak akan mau bicara denganmu!” ancamnya pada Raksa.

Ancaman Anin sama sekali tidak membuat getar hati Raksa. Karena Raksa memiliki seribu cara agar Anin mau bicara dengannya.

“Kamu yakin bisa mengancamku?” tanya Raksa.

Tangan kanan Raksa kini mulai menerobos masuk kedalam baju Anin. Satu tangannya yang lain bergerak mengusap perut Anin.

“Fine! Kita bicara! Sekarang, keluarkan tanganmu dari sana,” bujuk Anin.

“Tapi sekarang aku tidak mau bernegosiasi. Aku menginginkannya sekarang ini, aku tidak bisa menahan lagi. Lima tahun aku menunggu hari ini,” ucapnya.

Suaranya yang berat membuat Anin merinding dan merasa takut jika Raksa benar akan melakukannya.

Raksa mulai mencium bibir Anin dengan nafas yang memburu. Tangan kanannya sudah menerobos masuk lebih dalam. Bahkan Raksa sudah menyentuh titik sensitif Anin.

Anin hanya bisa diam, air matanya mengalir meski matanya terpejam. Saat Raksa mencium leher Anin, bibirnya bisa merasakan jika terdapat air.

Raksa langsung melihatnya, yang dimana air itu berasal dari mata Anin. Kini mulai terdengar isakan kecil yang tertahan.

Mendengar itu membuat Raksa ikut merasa sakit. Ia langsung menarik tangannya keluar, begitu juga tangan kirinya yang melepaskan cengkramannya pada kedua tangan Anin.

“Anin…”

Tidak ada jawaban, Anin memilih membalikkan posisinya menjadi miring ke samping. Tangannya bergetar karena merasa takut dengan Raksa. Benar-benar takut, sampai saat ini air matanya terus mengalir membasahi pipinya.

“Sayang, aku minta maaf. Aku minta maaf karena sudah membuatmu takut seperti ini.” Raksa menatap Anin yang terisak, matanya yang terpejam.

Raksa… apa ini kamu yang sebenarnya? Jujur saja aku takut melihatmu seperti ini. Aku tidak suka pemaksaan, tapi aku juga mencintaimu. Apa aku bisa bertahan dengan sifatmu ini? Kenapa disaat aku ingin mencoba menerima hubungan ini, kamu selalu menunjukan sisimu yang lain. Sisi yang sangat tidak aku sukai, batin Anin yang menyayangkan sifat Raksa.

Anin terbangun, menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya. Ia takut jika Raksa akan melakukannya lagi. Sampai saat ini, sentuhan Raksa masih begitu terasa nyata.

“Sayang…” Raksa ingin menyentuh Anin. Namun, saat itu juga Anin justru menghindar.

Raksa mengepalkan tangannya, sepertinya ia sudah membuat Anin takut padanya. “Aku minta maaf.” Raksa membaringkan kepalanya di paha Anin.

Anin meremas kuat ujung selimutnya, saat Raksa berbaring di pahanya.

“Aku tidak akan melakukanya lagi tanpa izin darimu. Sayang, aku minta maaf.” Raksa terus mendekat, lalu menenggelamkan wajahnya di perut Anin.

Terkejut? Tentu saja Anin terkejut dengan sikap Raksa. Sejak semua terbongkar, sikap Raksa berubah-ubah. Kadang dia manja, baik dan juga menakutkan baginya.

“Raksa, apa yang aku bicarakan di ruang kerja kamu itu benar adanya. Pernikahan kita terjadi bukan atas dasar keinginan kita. Itu faktanya, kamu sendiri juga tau itu. Lalu apa yang ingin kamu bicarakan mengenai itu?” Akhirnya Anin membuka suaranya.

Raksa mendongak menatap Anin yang melihat lurus kedepan. Seperti enggan untuk menatap dirinya.

“Aku tau, dan aku minta maaf karena membuat hidupmu seperti ini. Tapi ingat, aku tidak pernah sekalipun menyesalinya. Apa yang terjadi malam itu, mungkin saja jalan yang membukakan takdir untuk kita bisa bersama.” Raksa bangun, lalu duduk menatap Anin.

Raksa terus menatap Anin, begitu juga dengan sebaliknya. Tak ada pembicaraan sama sekali. Mereka berdua hanya saling menatap satu sama lain.

“Aku ada satu pertanyaan untukmu,” ucap Raksa setelah keduanya diam beberapa saat.

“Apa?” Anin juga penasaran dengan apa yang akan ditanyakan oleh Raksa padanya.

Raksa menghela nafasnya, memberanikan diri untuk bertanya pada Anin. Karena jawaban Anin nantinya yang menentukan bagaimana kelanjutan hubungan mereka.

Meskipun jawaban Anin tidak diinginkan Raksa. Tentu saja Raksa punya cara tersendiri untuk mempertahankan hubungan ini, meski harus dengan cara yang tidak disukai Anin.

“Apa kamu benar-benar mencintaiku?” tanyanya menatap lurus ke dalam mata Anin.

Anin terdiam mendengar pertanyaan Raksa. Ia tidak bisa membohongi perasaannya, perasaan itu memang ada. Namun, Anin Ragu untuk mengatakannya.

“Katakan saja, aku sudah siap mendengar jawabanmu. Iya atau tidak, aku harap kamu jujur dengan perasaanmu. Jawabanmu, menentukan bagaimana aku akan memperlakukan dirimu nantinya. Selain itu, jawabanmu juga akan menjadi keputusan akhir hubungan kita,” jelas Raksa.

Setiap kalimat yang dikatakan Raksa terdengar biasa saja. Tapi, setiap katanya mengandung maksud tertentu.

“Aku…” Raksa masih menunggu jawaban dari Anin.

“Tidak perlu ragu, katakan saja. Apapun itu aku tidak akan marah.”

Aku tidak akan marah, tapi aku akan langsung menerkammu. Membuatmu mengandung akan menjadi satu-satunya cara agar kamu tetap berada disisiku, lanjut Raksa dalam hatinya.

Anin mendekatkan wajahnya, menatap mata Raksa dan turun ke bibir laki-laki itu. Anin menghela nafasnya, lalu mengecup sejenak bibir Raksa.

Raksa mematung, ia tidak mengerti dengan apa yang dimaksudkan oleh Anin dengan menciumnya.

“A-anindya?”

“Bagaimana? Apa kamu sekarang tau apa jawabanku? Atau aku perlu mengatakannya?” tanya Anin dengan ekspresi yang menggoda.

“Aku tidak mengerti,” ucapnya yang masih belum bergerak.

“Oh iya? Bukankah selama lima tahun ini kamu yang paling tau untuk kebaikan kita? Tapi kenapa sekarang kamu tidak mengerti dengan isyaratku? Jika kamu tidak mengerti… ya sudah. Aku tidak akan memaksamu untuk memahaminya.”

Anin hendak membaringkan tubuhnya. Namun, tangannya ditahan oleh Raksa, hingga ia mengurungkan niatnya dan menatap Raksa bingung.

“Apa aku boleh melakukannya?” tanya Raksa tiba-tiba.

Anin bingung, lalu bertanya balik, “lakukan apa?”

“Mempererat hubungan kita berdua agar lebih dekat,” ucapnya sambil tersenyum.

“Tidak! Aku memberimu jawaban, bukan berarti kita bisa melakukannya sekarang. Aku belum siap, jadi aku mohon kamu bisa mengerti,” tolak Anin dengan tegas.

Raksa diam mencoba berpikir kembali bagaimana cara membujuk Anin.

1
partini
dihhh laki laki ko ngiri nanyakn perempuan dihhhh anehhh
partini
wkwkkwk lima tahun di tahan ya meledak,,aihhh ga boleh lama" yah dosa loh nolak 😂😂
partini
lah malah di suruh menjauh kemarin minta cerai gara" ga di sentuh
partini
hayo 5 tahun loh dr cuekin
partini
dah di persilahkan Kokop mengkokop 😂
partini
👍👍👍👍👍 lanjut thor
partini
bagaimana Rekasi mereka berdua biak bertemu dokter dan pasien pasti seru
partini
penyakit kulit Ampe segitunya penyakit kulit apa Thor
suamiku jg ada tapi ga nular tapi juga ga sembun sampe sekarang aneh segala obat udah hasil ya sama ,
partini
ruwet sekali
partini
👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!