NovelToon NovelToon
Cinta Datang Dari Kakak Mantan

Cinta Datang Dari Kakak Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ira Adinata

Perselingkuhan antara Kaivan dan Diana saat tiga hari menjelang pernikahan, membuat hati Alisa remuk redam. Keluarga Kaivan yang kepalang malu, akhirnya mendatangi keluarga Alisa lebih awal untuk meminta maaf.

Pada pertemuan itu, keluarga Alisa mengaku bahwa mereka tak sanggup menerima tekanan dari masyarakat luar jika sampai pernikahan Alisa batal. Di sisi lain, Rendra selaku kakak Kaivan yang ikut serta dalam diskusi penting itu, tidak ingin reputasi keluarganya dan Alisa hancur. Dengan kesadaran penuh, ia bersedia menawarkan diri sebagai pengganti Kaivan di depan dua keluarga. Alisa pun setuju untuk melanjutkan pernikahan demi membalas rasa sakit yang diberikan oleh mantannya.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Alisa dan Rendra? Akankah Alisa mampu mencintai Rendra sebagai suaminya dan berhasil membalas kekecewaannya terhadap Kaivan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ira Adinata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sangsi

Malam yang seharusnya tenang, menjadi tegang gara-gara pertanyaan Rendra yang terkesan meragukan Alisa. Gadis itu masih menatap Rendra dengan dua mata yang membulat, seakan masih sulit percaya dengan kata-kata menohok dari suaminya beberapa detik lalu.

Rendra beranjak dari kursi dan melenggang pergi ke ruang keluarga. Akan tetapi, sejenak pria itu menghentikan langkah dan menoleh pada Alisa. "Tak usah pura-pura lugu, Alisa. Kamu dan Kaivan berpacaran selama lima tahun. Bukan tidak mungkin adikku pernah menjamah tubuhmu, kan?"

Merasa tak terima dengan tuduhan menjijikkan itu, Alisa yang gusar bergegas menghampiri sang suami dan menarik tangannya.

"Apa yang membuat Kak Rendra menuduhku seperti itu? Apa Kaivan mengatakan yang bukan-bukan tentang aku?" tanya Alisa menatap lekat wajah suaminya.

"Jangan balik bertanya padaku, Alisa. Tinggal jawab saja. Kamu selama ini sulit melepaskan diri dari bayang-bayang Kaivan karena sesuatu yang paling berharga dari dirimu telah hilang, kan? Kamu sudah menyerahkan kehormatan pada adikku, kan?" Rendra menuntut.

Alisa menggelengkan kepalanya. "Aku sama sekali tidak pernah melakukan dosa besar itu di luar pernikahan, Kak Rendra. Jangankan bersetubuh, berciuman pun aku tidak pernah melakukannya dengan Kaivan. Aku tahu, itu melanggar norma. Aku berusaha menjaga kesucian dari diriku agar malam pertama bersama suamiku terasa berkesan," cerocosnya membela diri.

Alih-alih percaya, Rendra tersenyum kecut. "Sudah kuduga, pasti kamu berkelit untuk terlihat benar di mataku, kan?"

"Berkelit? Aku sama sekali tidak berkelit, Kak! Aku mengatakan hal yang paling jujur mengenai diriku sendiri. Apa aku salah membela diri?" bantah Alisa bersungut-sungut sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Jujur katamu? Aku melihat sendiri bagaimana Kaivan menceritakan pengalamannya saat menjamah tubuhmu. Dia begitu berhasrat membayangkan momen-momen indah itu sampai lupa kalau aku ini suamimu," terang Rendra menoleh pada Alisa dengan berkacak pinggang.

Sontak, Alisa terperangah mendengar penuturan Rendra. Ia mengalihkan pandangan ke arah lain, lalu menyibak rambutnya dari depan ke belakang sambil menatap nanar ke lantai. "Sialan! Dia memfitnahku sampai sejauh ini," gumamnya.

"Bagaimana Alisa? Benar, kan, kamu sulit melupakan dia karena—"

"Cukup, Kak!" bentak Alisa memotong perkataan Rendra. "Jawaban seperti apa lagi yang Kakak inginkan, ha! Kaivan itu pandai membual dan menyebar fitnah. Apa Kakak percaya begitu saja dengan yang dia katakan?"

"Apa kamu lupa, Alisa? Dia itu adikku! Sangat masuk akal jika keperawananmu diambil olehnya, apalagi setelah berpacaran selama lima tahun. Mustahil bagiku kalau kamu bisa menahan diri untuk tidak melakukan hubungan intim dengannya dalam kurun waktu yang begitu lama," sanggah Rendra menatap lekat kedua mata istrinya, berusaha mencari kejujuran dari perempuan itu.

Alisa mendengus sebal, frustrasi mendengar tuduhan demi tuduhan buruk yang dilontarkan suaminya. Ia menatap tajam pada Rendra, seraya berkata, "Jadi, menurut Kakak sangat masuk akal jika aku melepaskan keperawanan selama pacaran lima tahun dengan Kaivan, begitu? Bagaimana jika aku bisa membuktikan kalau aku ini tidak pernah dijamah sama sekali oleh Kaivan? Apa Kakak tetap menganggap aku hina?"

"Membuktikan? Dengan cara apa? Percuma saja kamu membuktikannya, jika Kaivan memang pernah menjamahmu," cibir Rendra menatap sinis.

Alisa menarik tangan Rendra dan meletakkannya di dada. "Lakukan! Lucuti semua pakaianku dan buktikan sendiri olehmu, Kak Rendra! Bukankah kita belum pernah melakukan malam pertama sebagai sepasang pengantin baru, hm?"

Cepat-cepat Rendra menarik tangannya dari dada Alisa. "Apa-apaan kamu ini, Alisa?! Kamu ingin kita melakukan hubungan intim dalam keadaan marah?!"

"Apa salahnya? Kakak ingin bukti, kan?" sungut Alisa memelototi Rendra, lalu mendesah kasar sambil membuang muka dan melipat kedua tangannya. "Menyedihkan. Aku kira Kakak memendam perasaan cinta yang tulus padaku sejak berpacaran dengan Kaivan, tapi ternyata ... cinta Kakak cuma sebatas selaput dara."

"Bukan begitu, Alisa! Bagiku, kesucian seorang perempuan itu diukur dari cara dia bisa menjaga harga diri!" bantah Rendra dengan suara tinggi.

"Aku sudah menjaga diri sebaik mungkin, Kak Rendra! Apa ucapanku masih kurang meyakinkan bagimu, ha!" bentak Alisa menepuk dadanya dengan keras sembari menatap lekat wajah suaminya. "Masih untung Kakak menikahiku dalam keadaan belum pernah terjamah. Coba bayangkan jika seandainya nasibku seperti Diana! Apa Kakak masih bersedia bertanggung jawab atas kehamilanku yang diperbuat oleh Kaivan? Katakan!"

Rendra mengernyitkan kening. "Bicara apa kamu ini? Jangan meluber ke mana-mana! Kita sedang membicarakan dirimu! Bukan Diana!"

"Aku tau!" sergah Alisa. "Sekarang aku menantang Kak Rendra. Apa Kakak masih tetap mencintaiku sekalipun aku sudah dalam keadaan hina? Aku pikir, selama ini pemikiran Kakak ini dewasa dan mampu memahami diriku, tapi ternyata ... Argh, sudahlah! Aku muak! Ternyata cinta Kakak cuma sebatas darah perawan dan selaput dara. Menjijikkan!"

Alisa bergegas menuju kamarnya dan membanting pintu sekeras mungkin. Betapa lelahnya ia setelah berkutat dengan masalah tak berkesudahan hari ini. Mulai dari bujukan kotor Kaivan, kehamilan mengejutkan Diana, bahkan ketidakpercayaan dari suaminya sendiri.

Namun, alih-alih berbaring dan menenangkan diri, ia berjalan menuju lemari, mengambil pakaian tidur berbahan satin dengan warna merah menyala. Sungguh, ia tidak bisa tidur tenang jika masalah belum diselesaikan saat itu juga.

Sementara itu, Rendra masih bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia bergegas ke kamar mandi dan menyalakan penghangat air. Setelah melepas pakaiannya, pria itu menyalakan shower dan membiarkan tetesan demi tetesan air hangat membasuh sekujur tubuhnya.

Astaga! Mengapa masalah dalam hidupku begitu menumpuk? Kaivan yang menyebalkan dan Alisa yang enggan mengaku. Seharusnya aku menunggu masalah mereda satu per satu, bukan menambah masalah baru. Argh! Sialan! Gara-gara terprovokasi Kaivan, pikiranku jadi kusut begini, gerutu Rendra dalam hati. Ia mengacak-acak rambut, lalu mendongak merasakan air menerpa wajahnya.

Selesai mandi dan memakai handuk, Rendra berjalan ke kamarnya, kemudian membuka pintu. Ketika lampu dinyalakan, betapa terkejutnya ia mendapati Alisa sudah berbaring di kamarnya dengan baju tidur pendek merah berbahan satin. Gadis itu berbaring di tempat tidur dengan posisi miring dan menopang kepalanya. Namun, wajahnya yang ditekuk masih menunjukkan kemarahan begitu kentara.

"Astaga! Sejak kapan kamu masuk ke kamar ini?" Rendra masih membelalakkan mata.

"Bagaimana? Apa Kakak mau membuktikannya malam ini juga? Aku siap, kok, kalau Kakak mau," tantang Alisa.

Rendra bergegas menarik Alisa hingga beranjak dari tempat tidurnya. Pria itu menarik sang istri sampai ambang pintu dan mendorongnya keluar kamar. Seketika, Alisa pun memberengut menatap Rendra.

"Aku sudah terlalu lelah melakukan segalanya. Sebaiknya kamu segera tidur dan beristirahat. Selamat malam," ucap Rendra, lalu menutup pintu di depan muka Alisa.

Alisa mendelik tajam, lalu berbalik badan menuju kamarnya. "Dasar pria munafik. Seenaknya saja menuduhku, giliran dikasih bukti malah dia yang enggan. Sialan!" gerutunya mendengus sebal. "Sebaiknya besok aku marahi Kaivan. Berani-beraninya dia merusak reputasiku di depan kakaknya sendiri."

1
Reni Anjarwani
lanjut
Reni Anjarwani
lanjut thor
irma hidayat
katanya perempuan cerdas Alisa bukti vidio/potonya perlihatkan
Reni Anjarwani
doubel up thor
Ah Serin
alisa bodoh jangan jadi bayangan kaivan. lupa masalalu dan bina hidup baru dengan rendra
lanjut thorrrr.
Nur Adam
lnjut
Mundri Astuti
cihhhh Diana pake ngomong cinta, mana ada cinta yg diawali perselingkuhan, kamu tu cuma dianggap selingan, bersyukurlah Alisa ngga jadi sama kaivan
Myra Myra
tunjukkan bukti PD semua org sekali...pdn muka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!