NovelToon NovelToon
Sumpah Darah

Sumpah Darah

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama / Kekasih misterius
Popularitas:30.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

Apa jadinya jika kakak beradik saling jatuh cinta. Seluruh dunia bahkan menentang hubungan mereka.

Dan tanpa mereka sadari, mereka telah melakukan sumpah untuk sehidup semati bersama.

Hingga sebuah kecelakaan mengakhiri salah satu hidup dari mereka.

Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk hidup bersama?

Ikuti jalan ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Permintaan Nabil

Sejak hari itu, Ammar sering berkunjung ke rumah sakit. Ammar juga menggantikan Amina dan Hakim untuk menjaga Nabila. Ammar memenuhi permintaan terakhir Nabil. Ammar akan menjaga Nabila.

Nabila berangsur-angsur mulai membaik. Nabila tidak lagi dibantu alat pernapasan. Alat-alat medis pun satu persatu mulai di lepas kecuali selang infus. Ammar selalu menemani dan bercerita kepada Nabila tentang masa-masa mereka di SMA.

Sebagian memori Nabila hilang. Ammar membantu mengembalikan ingatan Nabila. Ammar bahkan menunjukkan foto-foto mereka yang diabadikannya lewat kamera.

"Ini siapa?" tunjuk Nabila ke ponsel Ammar.

"Ini Nabil. Saudara kembarmu. Kok bisa kamu lupa?" Ammar menatap tak percaya.

"Aku punya saudara kembar?" Nabila memperhatikan satu orang yang wajahnya sama sekali tidak nampak di mata Nabila.

Nabila mengucek kedua matanya, di antara banyak orang di dalam foto itu, hanya satu orang yang wajahnya blur di mata Nabila.

"Ammar, mungkin aku belum sepenuhnya sembuh. Aku gak bisa mengenalinya," kata Nabila.

"Jangan dipaksa. Oh iya, kamu gak bosan apa di dalam terus. Mau aku ajak jalan-jalan?"

"Emang di bolehin Dokter?"

"Boleh, ini demi kesehatan kamu, bentar ya."

Ammar keluar ruangan Nabila. Dan beberapa menit kemudian, Ammar masuk membawa kursi roda untuk Nabila. Ammar membawa Nabila jalan-jalan. Di samping rumah sakit tempat Nabila dirawat, ada sebuah taman untuk bersantai pasien dan keluarga.

Di taman itu banyak pasien yang menggunakan kursi roda seperti Nabila. Nabila memandangi mereka. Nabila merasa bersyukur masih banyak yang kondisinya lebih memprihatinkan daripada dirinya.

Selama beberapa hari ini Ammar selalu menemaninya. Keluarganya pun sangat peduli padanya tapi entah mengapa ada yang kosong dalam hatinya. Nabila mencoba mencari tahu apa itu. Tapi Nabila belum menemukannya.

Ammar mencari tempat untuk mereka bersantai. Dan kebetulan ada sebuah gazebo di sana yang kosong. Ammar memindahkan Nabila dari kursi roda ke dalam gazebo. Mereka duduk lesehan di sana. Ammar melihat orang jualan es di depan sana.

"Mang, minta es coklatnya 2 ya," pinta Ammar.

Mamang jualan es yang berada di luar pagar rumah sakit menyiapkan pesanan Ammar.

"Sekalian gorengannya Mang, campur az 20," ujar Ammar.

Selagi Mamang menyiapkan pesanan Ammar, Nabila melihat tidak jauh dari Mamang jualan ada pasangan cewek dan cowok berdiri tersenyum ke arahnya. Mereka berjalan masuk ke arah rumah sakit. Nabila mencoba mengingat mereka.

"Nabila, ini es coklat sama gorengan. Maaf ya aku lagi kepengen," Ammar memasukkan gorengan ke dalam mulutnya.

"Lagi kepengen apa lapar sih?" Nabila tertawa.

Ammar tanpa malu-malu menghabiskan 15 gorengan dalam beberapa menit. Dan sisanya Ammar tinggal untuk Nabila.

"Segini cukup?" Ammar memberikan sisa gorengan kepada Nabila.

"Cukup, cukup," Nabila mengambil pisang goreng dan melahapnya.

"Halo Nabila."

Nabila menatap dua orang yang berdiri di depannya. Mereka yang baru saja dilihat Nabila di luar pagar rumah sakit. Ammar yang tidak mengenal mereka berdiri dan memperkenalkan dirinya.

Mereka juga memperkenalkan dirinya. Mereka adalah Surya dan Bulan. Ammar mempersilahkan mereka untuk duduk. Nabila tidak mengenali Surya dan Bulan.

"Maaf jika kalian melihat Nabila tidak mengenali kalian. Sebagian memori Nabila hilang karena kecelakaan. Harap kalian memakluminya," ucap Ammar sopan.

"Nabila, maaf, kami baru bisa mengunjungimu," kata Bulan.

"Nabila, apa kamu lupa sama aku? Aku yang dijodohin sama kamu?" Surya memandangi Nabila.

Bukan hanya Nabila, Ammar juga kaget mendengarnya.

"Kalian dijodohin?" tanya Ammar.

"Iya, sehari sebelum kecelakaan terjadi, kami sekeluarga datang untuk melamar Nabila," jawab Surya.

"Maaf, aku sama sekali tidak ingat. Ammar, bisa bantu aku kembali. Aku lelah," Nabila memegang pinggangnya.

Ammar segera membersihkan bekas makan mereka. Ammar membuang gelas plastik dan bungkusan gorengan ke dalam sampah. Ammar mengangkat Nabila ke kursi roda.

Nabila meminta maaf kepada Bulan dan Surya. Lain waktu Nabila meminta mereka berkunjung lagi. Nabila dan Ammar meninggalkan Bulan, Surya dan masuk ke dalam rumah sakit.

"Kenapa kita tidak menyusul mereka!" Surya marah karena tadi Bulan bilang kepada Nabila dan Ammar, mereka gak bisa lama-lama karena takut mengganggu istirahat Nabila.

"Kaka gak sabaran. Kenapa bilang kalian dijodohin dan ada acara lamaran segala! Kalo Nabila ingat gimana? Dia gak bakalan mau sama Kaka!"

"Kaka cemburu lihat cowok yang ada di sampingnya. Kaka gak mau punya saingan. Nabil sudah tiada, Kaka gak mau punya saingan lagi!" Surya melampiaskan kekesalannya dengan menonjok dinding gazebo.

"Kaka masih suka Nabila? Apa jangan-jangan Kaka hanya ingin membalas sakit hati Kaka?"

"Iya, Kaka masih sakit hati."

"Aku masih melihat benang merah di jari Nabila. Nabila masih ada ikatan dengan Nabil. Apa karena mereka telah melakukan hubungan terlarang ya?"

"Maksudnya?"

"Nabil dan Nabila masih terhubung. Mereka mempunyai ikatan dan ikatan itu harus diputus. Tapi aku gak tau caranya," kata Bulan.

"Balik yuk. Lama-kelamaan cemburu Kaka bisa meledak!"

Surya dan Bulan meninggalkan rumah sakit. Belum lagi hilang sakit hati Surya karena Nabila menolak perjodohan. Surya kembali cemburu melihat Nabila berduaan dengan cowok bernama Ammar.

Surya gak tau siapa Ammar. Apakah saudara Nabila yang lain, ataukah saingan barunya. Surya akan kembali untuk mendapatkan Nabila.

Ammar berhasil membantu Nabila berbaring di tempat tidurnya.

"Ammar, kamu gak cape? Kamu pulang istirahat dulu di rumah. Aku bisa sendiri," Nabila mengkhawatirkan Ammar yang selalu setia menjaganya.

"Gak lah. Aku senang bersama kamu. Bagaimana keadaanmu? Mau aku panggilin Dokter?" Ammar duduk di samping bed Nabila.

Nabila membuang napas. Nabila jujur kepada Ammar. Entah mengapa Nabila gak suka saat melihat Surya. Ada perasaan ingin segera menjauh.

"Katanya kalian mau dijodohin?" Ammar mengernyitkan keningnya.

"Ammar, kenapa aku mengalami kecelakaan?" tanya Nabila.

"Yang aku dapat informasi dari Mama, kamu dan saudara kembarmu Nabil, kecelakaan di jalan raya. Motor kesayangan Nabil hancur gak ada bentuknya. Kemungkinan Nabil ngebut di jalan raya saat hujan dan jalanan licin. Katanya sih, rem motor Nabil putus makanya terjadi kecelakaan. Itu yang gue denger," jawab Ammar.

Nabila diam berusaha mengingat tapi kepalanya mendadak sakit. Nabila memegangi kepalanya. Ammar memencet bel yang ada di kamar Nabila. Perawat datang bersama dokter.

Nabila menjerit kesakitan, memukul-mukul kepalanya yang masih terbalut perban. Nabila tidak sanggup menahan sakit kepala yang tak tertahankan.

Dokter menyuntikkan obat ke dalam selang infus Nabila. Nabila mulai tenang. Nabila tertidur.

"Nona Nabila saya beri obat penghilang rasa sakit. Biarkan dia istirahat," kata Dokter.

"Iya Dok, terima kasih," ucap Ammar.

Ammar menarik selimut untuk Nabila. Ammar lagi-lagi melihat Nabil duduk di atas tempat tidur Nabila. Ammar tidak kaget sama sekali karena selama di rumah sakit Ammar sering melihat Nabil.

Ammar duduk di kursi tamu. Ammar menyapa Nabil dalam hati. Ammar bilang ke Nabil, tidak usah mengkhawatirkan Nabila karena Ammar akan menjaganya.

Nabil perlahan menghilang dan dalam sekejap Nabil sudah ada di samping Ammar. Nabil curhat kepada Ammar, dia tidak bisa pergi dengan tenang karena ada sesuatu yang menghalanginya.

Nabil mengangkat telapak tangannya. Nabil menunjuk ke jari manisnya. Ammar perlahan dengan jelas melihat tali berwarna merah melingkar di jari manis Nabil. Tapi tali itu panjang sekali seolah terikat di sisi lain.

Ammar mengikuti tali itu dan tali itu terikat di jari manis Nabila. Ammar kembali menatap ke arah Nabil dengan sikap tidak mengerti. Ammar kembali duduk di kursi tamu.

Nabil minta tolong kepada Ammar mencari tahu apa yang terjadi kepada mereka. Mengapa mereka bisa terikat. Nabil akui, Nabil dan Nabila telah melakukan dosa besar. Tapi Nabil tidak ingin Nabila segera menyusulnya.

"Dosa besar apa?" Ammar mengernyitkan keningnya.

"Ammar, apapun yang terjadi pada Nabila, semua salah gue. Tolong putuskan ikatan kami."

Perlahan Nabil menghilang. Ammar tidak mengerti ikatan apa yang di maksud Nabil. Ammar kemudian teringat drama percintaan yang pernah diperankan Nabil dan Nabila sewaktu mereka SMA.

Ammar membulatkan kedua matanya. Ammar duduk di balkon kamar Nabila. Ammar mencari kontak sutradara yang waktu itu menyutradarai drama sekolah mereka. Setelah beberapa kali panggilan akhirnya sutradara menjawab.

"Halo," sapa Sutradara dari balik telepon.

"Halo Bang, ini Ammar. Lagi sibuk?" tanya Ammar.

"Gak juga, ini lagi di rumah sakit Sari Mulia. Ada apa Mar?"

"Kebetulan, saya juga di rumah sakit Sari Mulia. Bisa ketemuan bentar Bang?" Ammar harap-harap cemas.

Sutradara dan Ammar ketemuan di kantin rumah sakit. Ammar kemudian menanyakan tentang drama yang dulu sutradara buat.

"Bang, kalo gak salah dulu Bang Rizal bilang drama yang pernah kita bikin itu kisah nyata."

"Iya, betul."

"Apa yang terjadi ketika MC melakukan sumpah darah?"

"Mereka tidak akan terpisahkan. Jika salah satu dari mereka meninggal, yang satunya akan menyusul," jawab Rizal.

"Apa yang harus dilakukan jika ingin memutuskan ikatan? Seandainya ya Bang, salah satu dari mereka ingin pasangannya tetap menjalani hidup?"

"Sorry gue gak tau. Karena ini adalah asli cerita dari sahabat gue sendiri. Mereka berdua meninggal setelah melakukan sumpah darah. Mar, apa terjadi sesuatu?" Rizal penasaran dengan Ammar.

"Bang, media ritual yang kita pakai pada saat itu adalah darah ayam asli. Dan MC cowok dan cewek drama kita baru saja mengalami kecelakaan, MC cowoknya meninggal dunia."

"APAAAAAAAA!" Rizal tersentak kaget.

.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Nashira
Kasian
Queen
saking merasa bersalah nya
Al!f
😱😱😱😱😱
Queen
Baru bab 21 Nabil sudah pergi 😭
Fang
Meninggal kh? Oh Nabil 😭
Na!
Nabil pergi 😭
Al!f
Unboxing juga
Queen
Dan terjadi.....
Queen
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Queen
Wawwww apa yg Alan terjadi 😱
Fang
Kita lihat esok 😂
Al!f
Lanjut 😄
Al!f
Gak bisa Nabila, sadar Nabila, kalian saudara.
Queen
Mungkin ini yang terbaik
Nashira
Itu namanya tak jodoh
Queen
Ternyata Amel anak Dina
Nisa
Jahat bet
Aila
Ternyata semua diawali dari dengki
Aila
Amel, Amel back
Aila
Oh, Amel sepupu Hakim.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!