Lisa, seorang istri yang disia-siakan oleh suaminya. Status pernikahannya digantung karena suaminya menikah lagi dan Lisa tidak mendapatkan nafkah yang layak. Tetapi Lisa harus kuat karena ada 3 orang anak yang masih membutuhkannya. Sandi, Rizki dan Shanum masih memerlukan kasih sayang dari Lisa dan tentunya memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk bertahan hidup dan pendidikannya. Sementara Dani suaminya hanya perduli dengan istri keduanya walaupun hanya dinikahi secara siri. Bagaimana nasib Lisa dan ketiga anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yayuk riyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Ulah Mamah
Sejak kedatangan mamah mertua Lisa, ada saja ulah mamah yang membuat Lisa atau pun bu Sri geregetan. Pasalnya mamah maunya selalu diturutin. Nggak bisa dibantah sedikitpun. Maunya selalu mengatur semuanya. Baik tentang penataan barang maupun hal-hal lain yang menurut mamah benar harus diturutin.
Mamah mertua Lisa masih ingin lebih lama lagi tinggal di rumah Lisa. Mamah ingin merawat cucu nya katanya. Namun, bukan nya merawat Sandi dan Rizki, mamah malah sibuk mengatur semua yang ada di rumah, terutama bu Sri. Membuat bu Sri merasa tak nyaman. Lisa juga sering diberi nasehat oleh mamah. Namun, menurut Lisa, nasehat mamah cenderung kurang pas di hati Lisa. Lisa tidak ingin terlalu mengekang suaminya. Dani bukan anak kecil lagi yang setiap saat harus diatur harus begini harus begitu. Lisa tidak ingin malah membuat kehidupan rumah tangganya menjadi tidak nyaman. Lisa ingin semua berjalan secara alami. Bahkan, mamah pernah mengajarkan do'a-do'a yang menurut Lisa kurang wajar karena harus disertai amalan yang kurang wajar. Menurut Lisa, itu termasuk perbuatan musyrik. Seperti misalnya menaruh cairan darah haid ke dalam kopi yang akan diminum oleh suaminya sambil membaca do'a khusus, ini supaya hati suaminya tidak berpaling ke perempuan lain katanya. Tapi, Lisa tidak bisa mengikuti mamah. Lisa ingin rumah tangganya berjalan normal tanpa campur tangan pihak-pihak lain seperti ini. Lisa merasa ini perbuatan musyrik dan hanya menambah dosa saja. Namun, dia bingung harus bagaimana caranya menolak apa yang mamah suruh.
Keesokkan harinya, Lisa pagi-pagi seperti biasa sedang memasak makanan untuk suaminya.
"Lisa lagi apa anaeee? Kamu bukannya harus pergi bekerja ya?" , tanya mamah.
"Iya mah, saya harus kerja. Ini lagi masak buat mas Dani mah. Nanti jam 8 dia pulang kerja shift malam. Biar mas Dani bisa sarapan sebelum tidur ma." , jawab Lisa.
"Inaeee, biar mamah aja nanti yang masak. Kamu tidak tau makanan kesukaan suamimu. Mana bisa dia makan begitu anaeee. Kasihan anak mamah, makannya tidak keurus. Dia paling suka ikan teri. Nanti mamah aja yang masak. Kamu sana siap-siap pergi kerja saja. Percuma kamu masak nie, tidak akan dimakan itu sama Dani." , jawab mamah.
Lisa hanya bisa beristigfar di dalam hati mendengar perkataan mamahnya. Tanpa ada niat membalas, Lisa langsung pergi ke kamar nya. Dia tidak ingin bertengkar dengan suaminya gara-gara mamah. Dia akan coba bersabar menghadapi sikap dan perkataan mamah padanya.
Setelah rapi, Lisa berpamitan pada mertuanya. Kebetulan bu Sri sudah datang dan langsung mengurus Sandi dan Rizki.
"Mah, saya berangkat dulu ya. Assalamu'alaikum." , ucap Lisa sambil mencium tangan mertuanya.
"Iya anaeee. Wa'alaikumsalam." , jawab mamah.
Kemudian, Lisa melangkah keluar. Pas berpapasan dengan bu Sri, Lisa berpesan dia titip anak-anak, tolong lebih diawasi, pekerjaan rumah biarkan saja. Juga ada mamah, dapur nggak pernah rapi lagi. Bu Sri pun mengerti dan mengiyakan saja ucapan Lisa. Kemudian, Lisa pun berangkat kerja dengan hati yang sedikit kesal. Entahlah, mamah mertuanya selalu seperti itu dan Lisa hanya bisa menghargai ucapan dan sikap mamah aja untuk menghindari terjadinya konflik antara mertua dan menantu. Juga tidak ingin mengadu-ngadu pada suaminya. Dia tidak enak hati jika mengadukan perbuatan mamah pada suaminya.
Tingkatkan terus...