Dear, Jodohku!! PART 2
Kita yang dipertemukan oleh takdir dan dbersatukan dalam ikatan cinta yang suci..
Masih teringat jelas, bagaimana haru menyelimuti hatiku ketika seruan orang-orang terdengar riuh mengucap SAH, saat Ijab yang kau ucapkan dengan satu kali tarikan nafas..
Aku bahagia, dan berharap kehidupan rumah tangga ini akan selalu dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang..
Sayangnya, Cinta dan kasih sayang tidaklah cukup untuk membuat kehidupan rumah tangga kita bahagia..
Sesuatu telah menggrogotiku..
Mohon Kritik dan Sarannya..😊😊
Terimakasih..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lina Rahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
D-Day (2) Selesai
Aku tidak pernah tau akan ada hari seperti ini, membayangkannya pun aku tidak pernah. Ya aku pernah khawatir akan hal seperti ini beberapa waktu yang lalu, meski pada akhirnya kekhawatiranku itu hilang ketika Fauzi menunjukkan kesungguhannya.
Aku seperti tidak ingin percaya, seperti tidak ingin membuka mata dan mengetahui fakta yang ada. Aku selalu ingin mengelak tentang apa yang kulihat saat ini.
Langkahku terhenti, ini pemandangan yang buruk, pemandangan yang tidak ingin kulihat. Aku seolah sedang berusaha menyadarkan diri tentang apa yang aku lihat.
"O.. Ozi??" Aku bertanya-tanya pada diri sendiri, benarkah itu dia?
Ah, munkgin saja bukan. Aku mencoba memastikan dengan melihatnya lebih dekat dan lebih jelas..
JLEEEBBBBB.... Seperti ada sesuatu yang menusuk relung hatiku.
Iya.. dia Fauzi, dan siapa perempuan yang didekatnya itu? Siapa perempuan yang sedang dia belai rambutnya dengan lembut itu. SIAPAAA????
Nafasku seolah terhenti sejenak.
"Fauzi??" Panggilku datar.
Fauzi menoleh dengan tangannya yang masih berada dalam helaian rambut perempuan disampingnya itu. Perempuan itu menoleh melihatku dengan bingung. Entah dia bingung dengan penampilanku yang tak karuan atau bingung dengan aku yang memanggil Fauzi yang mungkin saja ada sesuatu dengannya saat ini.
Fauzi dengan cepat melepas tangannya. Sedikit menghindar dari perempuan yang sedari tadi berdiri disampingnya dengan ekspresi bingung.
"Saa.. Salwaa..??"
Aku tidak tau ekspresi seperti apa yang kutunjukkan seperti ini, aku harus bagaimana menanggapi ini dan harus seperti apa aku. Perlahan mataku mulai berkaca-kaca dan airmataku akhirnya tumpah juga.
Apa karena dia sampai kamu tidak bisa datang melihatku hari ini?? Pikiranku mulai kacau kembali.
Kulihat Fauzi melangkah mendekatiku, namun tubuhku secara impulsif melangkah mundur perlahan seolah menolak kedatangan Fauzi.
Aku tidak tahan lagi. Aku berbalik dan berlari keluar dengan airmataku yang semakin deras sama derasnya dengan hujan saat ini.
Hatiku hancur, perasaanku menjadi berantakan tak karuan. Aku berlari ditengah derasnya guyuran hujan tanpa tau aku akan kemana, hujan seolah ikut menangis bersamaku. AKu tidak tau harus bagaimana lagi, hanya terus berlari tanpa menoleh, aku bahkan tidak tau apakah seseorang mengejarku dibelakang sana, yang bisa aku lakukan hanya berusaha meninggalkan dan menjauh dari sesuatu yang buruk kutinggalkan dibelakang sana..
Hu hu hu hu... ;-( ;-(
Guyuran hujan tidak lagi kurasakan, tubuhku basah kuyup namun tidak sedikitpun aku merasa kedinginan. Aku berhenti dipersimpangan jalan, duduk tersungkur dengan luka hatiku yang tidak bisa aku atasi.
"Ozii.... Fauziii... Kenapa????" Kataku menjerit ditengah jalan dengan guyuran hujan yang semakin deras.
"Hikss hikss hikss.. Kenapa kamu?? Kenapa melakukan ini?? Kenapa seperti ini terhadapku?? KENAPAA????"
Suaraku terasa hilang ditelan derasnya suara guyuran hujan. Aku tidak lagi bisa memopang tubuhku sendiri, aku terjatuh tergeletak ditengah jalan.
Kurasakan rintik-rintik hujan jatuh menerpa wajahku, penglihatanku menjadi tidak jelas terhalang airmataku dan ribuan tetes air hujan. Ingin rasanya aku berakhir saja disini, hatiku benar-benar hancur.
"Salwaaa....."
Samar-samar ku dengar seseorang memanggil namaku. Semakin jelas suara itu memanggilku semakin dekat dan perlahan aku melihat sesorang sedang datang menghampiriku.
Aku hanya terus menangis, tidak peduli dengan siapa yang memanggil, tidak peduli dengan siapa yang menghampiri, aku benar-benar tidak bisa mengendalikan diriku sendiri.
"Salwa... apa yang kamu lakukan disini?? Bangunnn..." Katanya sembari menghampiri dan mengangkatku yang beberapa saat terbaring dijalanan tidak berdaya..
"Heeii... Sadarlahh..."
Hikss.. hikss.. Aku terus menangis, perasaanku benar-benar jatuh terlalu dalam sakit dan terluka..
"Tenang.. ada aku disini.." Katanya sambil memelukku dengan erat "Aku tidak akan membiarkanmu seperti ini.."
Aku tidak bisa berfikir dengan jernih, siapa yang sedang memelukku saat ini, siapa yang sedang memopang tubuhku saat ini aku tidak tau.
"Heii... Lihat aku.. jangan seperti ini, tenangkan dirimu.." Katanya melepas pelukannya, menggenggam bahuku dengan erat, mencoba menyadarkanku.
"Kaa.. Kakk Farhaannn..." Ah ya, dia Farhan, yang tadi memanggilku dan datang menghampiriku.. dia Farhan.
"Iya.. ini aku, jadi tenanglah..."
Entah apa yang dikatakan kak Farhan, aku tidak bisa mendengar jelas. Aku tidak bisa memfokuskan pikiranku, juga tidak bisa melihat dengan jelas wajah Farhan. Perasaanku berkecamuk, aku merasakan sakit dan juga sedikit merasa lega ada yang datang menghampiriku disaat kondisiku seperti ini, aku butuh seseorang untuk meluapkan perasaanku.
"Kaaakkk..." Kataku menghambur memeluknya, mencoba meluapkan sakitnya perasaanku, mencoba menumpahkan semua hancurnya perasaanku.
"Tenang Salwa.. aku bersamamuu...."
Hiksss hiksss hiksss... Aku terus-terus menangis, pikiranku dipenuhi dengan Fauzi dan perempuan itu, perasaan dikhianati terus-terusan menggerogoti perasaanku yang membuat nafasku terasa sesak sekali.
"Keluarkan saja, keluarkan semua yang menyakitkan itu. Aku gak akan nahan kamu nangis lagi.. nangis sepuasnya"
Entah berapa lama aku menangis dipelukan Farhan tanpa menyadari apapun. Air hujan juga semakin deras seperti tidak ada tanda-tanda berhenti.
Uhuukkk uhuukkk... Aku terbatuk-batuk, pernafasanku jadi terganggu dan terasa sesak sekali karena perasaanku yang sangat sakit.
"Ayo pulang Salwa.. Kamu bisa sakit kalau terus-terusan kehujanan seperti ini.."
Aku menatap Farhan meski tidak jelas kulihat karena terhalang air hujan dan airmataku.
"Kaakk.. huhu.. Fa.. Fauzi kaakk..." Kataku terbata-bata karena menangis.
"Iya Salwa, iyaa.. tenangkan perasaanmu.."
"Fauzi dengan perempuan lain kakk..." Kataku dengan terus-terusan menangis.
"Jangan pikirkan itu..."
"Perasaanku.. hikss.. hatikuu... saa..sakitt sekali kaakk... hiksss" Kataku kembali terjatuh dan terus-terusan menangis.
"Heii Salwaa..." Farhan membantuku kembali bangkit. "Lihatt akuu..." Farhan menahanku agar tidak kembali terjatuh.
"Aa..Aku harus bagaimana?? Bagaimana perasaanku.. hikss..."
"Salwa.." Farhan mengangkat wajahku.. "Lihat aku.. Sekarang denganku saja, Lupakan Fauzi, lupakan apa yang membuatmu terluka, hapus semua kesedihanmu itu.. Denganku saja, jadikan aku tempatmu kembali.. Aku saja..."
Telingaku serasa berdengung karena terlalu lama menangis ditambah lagi suara derasnya hujan. Aku tidak mendengar jelas perkataan Farhan.
"Salwaa... Jadi pacarku oke? Aku masih mencintaimu dan akan selalu mencintaimu, Aku tidak akan membuatmu menangis seperti ini, aku tidak akan membiarkan perasaanmu terluka.."
Aku berusaha mencerna perkataan Farhan.
"Perasaanku mungkin saja lebih besar dan lebih dalam terhadapmu. Aku akan membuatmu bahagia, aku akan selalu ada untukmu dalam keadaan apapun, kecuali jika Tuhan berkehendak yang lain. Aku tidak akan membuatmu merasakan sakit yang sama yang kamu rasakan saat ini"
Aku terisak-isak, perlahan aku mengerti apa yang Farhan maksud.
Farhan mendekat dan memelukku.
"Beri aku kesempatan, sekali ini saja untuk bisa membuatmu bahagia dan melupakan semua sakitmu saat ini. Aku akan berusaha membuatmu terus bahagia.." Katanya mempererat pelukannya.
Aku terdiam saja, berusaha mencerna lebih baik perkataan Farhan.
Farhan melepas pelukannya.
"Maafkan aku yang membuatmu terkejut dengan perkataanku yang tiba-tiba seperti ini, aku hanya tidak tahan melihatmu seperti ini Salwa, aku tidak bisa melihatmu menangis seperti ini. Melihatmu seperti ini membuat perasaanku ikut sakit. Aku mencintaimu jadi tolong beri aku kesempatan untuk membuatmu bahagia dengan cintaku.."
Aku terdiam sejenak ditengah derasnya hujan.
"Huhuhu kaakk...." Aku berhambur memeluk Farhan yang ada didepanku.
Ah.. Aku juga tidak tau dan tidak mengerti dengan tindakanku ini, memeluk Farhan setelah pernyataannya itu seolah mengiyakan permintaannya. Tapi jujur saja, saat ini aku butuh seseorang untuk menenangkanku, butuh sesorang menemaniku dengan sakitnya perasaanku saat ini. Aku tidak bisa berfikir jernih untuk mengambil keputusan tindakan seperti apa yang harus aku lakukan, aku hanya ingin ada seseorang yang bisa menemaniku disaat seperti ini.
"Tenanglah Salwa.. ada aku bersamamu.."
Hujan yang masih deras seolah tidak ada tanda-tanda akan reda, dan kami masih merelakan diri untuk basa kuyup dibawah guyuran hujan karena perasaan yang tidak bisa dikendalikan.
.
.
.
.
.
.
SEASON 1 SELESAI...
Terimakasih kepada para teman-teman yang telah membaca cerita saya yang masih sangat kurang baik.
Season 2 akan berlanjut untuk waktu yang belum bisa saya pastikan.
Saya akan berusaha membuat yang lebih baik lagi.
Jika banyak yang meminta untuk mempercepat season 2, akan saya usahakan untuk Up lebih cepat. Karena minat dari teman-teman adalah semangat saya untuk terus berusaha Up secepatnya dan berusaha membuat yang lebih baik lagi.
Maaf, Jika untuk season pertama ini ceritanya biasa-biasa saja, saya masih pemula dan baru belajar namun akan terus berusaha memberi yang terbaik sebisa saya.
Sekali lagi terimakasih.. Salam Cinta untuk Teman-teman semuanya <3
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu wajib searchnya pakek tanda kurung dan satu novel lagi judulnya Caraku Menemukanmu
Mampir ya ke novel ku
kalau ditulis thor semoga Salwa dapat lebih baik dari Fauci yg bisa menjaga Salwa menurutku terbalik dehh, malah doa itu harusnya ke Fauci. krn Salwa tidak pantas untuk Fauci. cewek sepeti gampang selingkuh, dia gampang bosan dan gampang bawa perasaan, setiap masalah tidak diselesaikn dgn baik2 tp dia menghindar dan egoissss sekali jadi cewek