Seorang wanita bernama Tania dijodohkan dengan teman masa kecilnya bernama Ikrar Abraham. Mereka berdua sama - sama saling mencintai. Namun, mereka mulai terpisah saat Ikrar melanjutkan pendidikannya di luar negri.
Saudara tiri Tania yang menginginkan semua milik Tania termasuk Ikrar, lelaki yang dijodohkan Tania, berusaha memisahkan mereka berdua. Bahkan demi melancarkan niat jahatnya itu. Ia dan ibunya mengusir Tania dari Rumah besarnya.
Saat Ikrar kembali untuk menikahi Tania, ia sudah tidak mendapatkan Tania di rumah besar keluarga Tania. Demi perjodohan antar keluarga, Ikrar harus bertunangan dengan Belinda, saudara tiri Tania.
Sementara Tania kini hidup sebagai wanita miskin yang tidak punya apa - apa.
Untuk mendapatkan uang biaya hidupnya, ia harus bekerja apa saja bahkan ia rela mengubah penampilannya menjadi wanita culun saat mulai bekerja sebagai asisten Ikrar. Tidak sampai disitu saja, Ikrar bahkan sering menghina dirinya sebagai wanita bodoh, pengganggu dan wanita penggoda.
Apa yang sebenarnya terjadi pada Tania sampai ia harus menyembunyikan jati dirinya dari semua orang?
Apa yang akan dilakukan Ikrar saat ia tahu kalau wanita yang sering ia hina adalah wanita yang sangat ia cintai?
Simak yuk.
IG: @dewimutiawitular922
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Pesta ulang tahun Nyonya Adelia
Pukul 8:00 malam.
Axel dan Tania kini berada di perjalanan menuju Mansion Abraham. Axel baru saja mengajak Tania berganti pakaian di sebuah butik, sekaligus memilih jas yang akan di pakai Axel. Mereka juga baru saja mencari kado ulang tahun untuk Nyonya Adelia. Tadinya Axel tidak terlalu peduli jika Tania tidak membawa kado untuk Adelia, karena ia sudah membawakan kadonya, namun Tania bersikeras untuk memberikannya sebuah kado, meskipun kadonya sederhana.
Mobil yang di kendarai Axel kini sampai di depan pintu pagar Mansion Abraham. Axel menghentikan mobilnya dan menurunkan kaca mobilnya, kemudian menyuruh pengawal yang berjaga di depan pagar untuk membukakannya pagar Mansion Abraham.
Setelah pintunya terbuka, mobil Axel kembali melaju masuk ke dalam pekerangan Mansion Abraham, dan menuju parkiran mobil yang sudah tersedia.
Saat mobilnya terparkir sempurna, Axel turun dari mobil bersama Tania. Tania terlihat sedikit gugup untuk masuk ke dalam Rumah Abraham. Tania hanya terdiam menghela nafas panjang di samping mobil sambil menatap depan rumah Abraham.
Axel yang baru saja mengunci mobilnya, terlihat bingung melihat Tania.
“Ada apa Tania?” tanya Axel.
“Ya!” Tania terkejut mendengar pertanyaan Axel. Ia tersadar dari lamunannya itu.
“Apa kau gugup?” tanya Axel yang merasakan perubahan di wajah Tania.
“Sedikit!” jawab Tania.
“Tenang saja. Kau tidak perlu gugup. Ayo kita masuk!” ajak Axel.
Tania pun berjalan menghampiri Axel yang berada di samping mobil sebelahnya.
“Tenanglah. Ada aku. Kau tidak akan di ketahui orang yang ada di dalam!” kata Axel menenangkan Tania saat Tania sudah berada di depannya.
“Bukan begitu. Aku hanya tidak tahu harus mengatakan apa nanti? Apalagi aku sudah lama tidak melihat mereka semua. Paman Reqy, Bibi Adelia, dan Gressia. Aku merindukan mereka. Ingin sekali berlari memeluk mereka, tapi aku bukan anak kecil lagi, dan juga keadaan sudah berubah, tidak sama seperti dulu!” kata Tania.
“Semuanya pasti baik – baik saja. Ayo kita masuk. Pestanya sebentar lagi mulai!” kata Axel yang seketika memegang erat tangan Tania, mengajaknya untuk masuk.
Tania membalas Axel dengan mengangguk dan tersenyum agar Axel tidak merasa khawatir dengan dirinya, kemudian berjalan bersama Axel.
Namun, Tania tiba – tiba menghentikan langkahnya membuat Axel menoleh melihat Tania.
“Ada apa? Apa kau masih gugup?” tanya Axel.
“Aku lupa kalau aku masih pakai kalung pemberian Ikrar. Sebaiknya aku buka saja, lagipula ini sudah tidak diperlukan lagi!” kata Tania.
“Sini. Aku bantu lepas!” pinta Axel.
“Tidak usah biar aku saja,” jawab Tania sambil melepaskan kalung di lehernya, kemudian menyimpannya ke dalam tas pesta yang ia pegang. “Sudah. Ayo kita masuk sekarang!” lanjut Tania.
“Ayo!” balas Axel menarik kembali tangan Tania masuk ke dalam.
Mereka berdua pun berjalan masuk ke dalam bersama – sama bergandengan tangan. Ketika mereka sudah berada di pintu masuk rumah Abraham, mereka sudah melihat banyak tamu yang hadir. Tentu saja tamu yang datang, hanya teman – teman Adelia dan Reqy yang memenuhi pesta ulang tahunnya.
Axel berhenti di tengah – tengah pesta mencari keberadaan Nyonya Adelia untuk mempertemukannya dengan Tania. Ia celingak celinguk melihat sekelilingnya sambil memegang tangan Tania.
“Kau cari siapa?” tanya Tania.
“Cari bibi. Biasanya dia sudah ada mengobrol dengan tamu – tamunya,” jawab Axel.
“Apa dia ada di Ruangan yang biasa mereka tempati berkumpul?” kata Tania.
“Iya ... ya, aku baru sadar kalau sebelum pesta mereka bersantai di sana. Ayo kita kesana sekarang!” ajak Axel yang kembali menarik tangan Tania menuju ruangan santai Keluarga Abraham.
Saat mereka berdua ada di depan ruangannya, mereka sudah melihat semua keluarga berkumpul di sana sambil mengobrol.
Ikrar yang kaget melihat kedatangan Tania dan Axel, langsung memusatkan kedua bola matanya menatap Tania, kemudian menatap tangan Axel yang terus memegang tangan Tania.
Saat itu, ia duduk bersama Belinda dan Gressia. Tatapannya terlihat dingin menatap mereka berdua. Tak bisa dipungkiri kalau ada rasa cemburu ketika melihat wanita itu begandengan tangan dengan Axel.
Sementara orang tua mereka masing – masing duduk dengan pasangan mereka.
Seketika Tania menundukkan kepalanya di depan mereka semua, banyak sekali alasan yang membuatnya seperti itu. Salah satunya ibu tiri dan saudara tirinya yang juga ikut menatap ke arahnya. Ia takut kalau ibu tiri dan saudara tirinya mengetahui dirinya.
“Tenanglah. Jangan gugup. Ada aku. Kau sekarang bukan Tania dari keluarga Gunawan, tapi Tania gadis biasa. Oke!” bisik Axel memiringkan kepalanya di samping Tania.
Tania mengangguk. “Iya,”
Adelia yang melihat kedatangan Axel dan Tania, berdiri dari tempat duduknya, kemudian menghampiri Axel dan Tania.
“Apa ini gadis yang kau ceritakan pada bibi kemarin, Axel?” tanya Adelia tersenyum ramah melihat Tania.
“Iya, bi,” jawab Axel.
“Halo Nyonya. Saya Tania, temannya Axel!” sahut Tania yang seketika menyapa Adelia sambil membungkukkan badannya di depan Adelia.
“Tidak usah panggil nyonya, panggil saja bibi sama seperti Axel!” kata Adelia memegang tangan Tania dengan ramah.
“Iya, bibi,” balas Tania membalas Adelia sambil tersenyum.
“Ayo sini. Duduk bersama kami di sofa!” kata Adelia melihat Tania, kemudian melihat ke arah Axel. “Ayo, bawa temanmu duduk di sana, sayang!” lanjut Adelia.
“Iya, bi.” Balas Axel.
Axel pun kembali menarik tangan Tania untuk bergabung dengan mereka. Tania dan Axel langsung duduk di sana ketika sudah berada di dekat mereka semua.
Sementara Ikrar yang sejak tadi melihat Tania, tak pernah mengalihkan pandangannya sedikit pun pada Tania. Pandangannya tajam seakan ingin menelan wanita culun itu. Sedangkan Belinda yang duduk di sampingnya merasa aneh ketika menyadari tunangannya selalu melihat ke arah Tania. Wajahnya seketika berubah jutek pada Tania.
Apa yang terjadi pada Ikrar yang sejak tadi ia ajak bicara? Namun tidak di pedulikan sama Ikrar, malah menatap wanita yang merupakan asistennya. Ia seperti merasakan sesuatu terjadi antara Tania dan Ikrar. Kalau tidak, tidak mungkin Ikrar terus menatap Tania sejak tadi. Pikir Belinda yang tiba – tiba tidak suka dengan Tania.
Dari arah luar ruangan keluarganya itu, Nerissa yang merupakan ibu kandung Axel, baru saja datang untuk menghampiri mereka semua. Ia buru – buru mendatangi Adelia dan Reqy.
“Kak, ayo mulai acaranya. Semuanya sudah siap diluar. Waktunya juga sudah pas. Dan tamu – tamunya juga sudah menunggu kalian sejak tadi!” kata Nerissa.
“Baiklah!” balas Adelia menatap Nerissa. Ia kemudian menoleh ke samping, melihat suaminya. “Ayo sayang!” ajak Adelia pada suaminya.
Reqy pun berdiri dari tempat duduknya bersama Adelia, begitu juga dengan yang lainnya. Mereka semua berjalan keluar untuk memulai acara ulang tahun Adelia. Saat mereka semua keluar, para tamu langsung menyambut Adelia dengan mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
.
.
Bersambung
.