NovelToon NovelToon
Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Kembalinya Sang Pewaris (Gleen Fernando)

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:3.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: DF_14

Gleen Fernando, sosok pria yang selalu terlihat ceria, padahal hatinya menyimpan banyak luka. Dari kecil, dia tak pernah mendapatkan kebahagiaan, karena dia adalah korban penculikan saat dirinya masih bayi. Sehingga dia dikira telah mati.

Setelah dewasa, dia tumbuh sebagai seorang penipu ulung, memanfaatkan ketampanannya untuk mendapatkan uang dengan cara menipu para korban. Kemudian dia bergabung dengan seorang detektif dalam mengungkapkan banyak kasus.

Sebuah insiden saat dirinya dalam melakukan sebuah penyamaran, membuat dia akhirnya bertemu dengan keluarganya yang sesungguhnya.

Siapa sangka dia ternyata adalah seorang pewaris yang telah kembali, dia pasti akan menghancurkan siapapun yang telah terlibat ke dalam peristiwa penculikan atas dirinya dan juga pembunuhan terhadap ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

"Kamu?" Felicia nampak terkejut begitu melihat Gleen berada dihadapannya. Bisa-bisanya Gleen menyamar sebagai seorang OB di kantornya.

"Kenapa kamu datang kesini? Apa uang yang aku berikan masih kurang?" Felicia berkata dengan begitu angkuhnya. Dia benar-benar menganggap Gleen sebagai pria murahan.

Gleen hanya tersenyum lebar, dia sudah terbiasa di hina oleh banyak orang, sehingga tak pernah mengambil hati setiap hinaan yang dilontarkan oleh orang lain kepadanya.

Gleen pun berjalan ke arah pintu, mengunci pintu ruangan tersebut karena dia ingin berbicara sesuatu yang penting dengan Felicia.

"Kita harus bicara." ucap Gleen, dengan menumpangkan kaki kanannya pada kaki kiri, dia duduk di kursi sofa yang ada di ruangannya Felicia.

Kemudian kaki kanannya dia goyang-goyangkan dengan matanya menatap ke arah Felicia sambil tersenyum, walaupun wanita itu menatap begitu sangar kepadanya.

Felicia segera duduk di kursi sofa yang lain, sehingga posisinya kini bersebrangan dengan Gleen. Dia tidak mungkin mengeluarkan pistol ketika dia sedang berada di kantornya, bisa-bisa perusahaan ini akan tercoreng kalau terjadi sebuah insiden penembakan, walaupun sebenarnya dia ingin sekali menembak pria itu.

"Cepat katakan padaku, berapa uang yang kamu inginkan? Aku akan memberikannya, asalkan jangan pernah datang ke dalam kehidupanku lagi." Felicia pikir Gleen datang kesana untuk memerasnya.

"Aku tidak membutuhkan uang darimu. Karena itu aku ingin mengembalikan cek yang kamu berikan padaku." jawab Gleen dengan mantap, dia mengeluarkan sebuah cek di dalam saku kemeja seragamnya, kemudian dia mengembalikan cek tersebut kepada Felicia.

Felicia enggan menerima cek tersebut, dia malah semakin tak paham dengan pemikiran pria itu. Kalau bukan karena uang, lantas apa yang diinginkan pria itu darinya.

"Sebenarnya apa yang kamu mau dariku? Cepat katakan!" Felicia akan memberikan apapun yang Gleen inginkan, asalkan Gleen jangan mengganggunya lagi.

Sampai wanita itu berdiri, mungkin karena sangat emosi, seakan Gleen ingin bermain-main dengannya.

"Dirimu." jawab Gleen dengan sangat singkat, kedua matanya menatap lekat ke arah Felicia.

Felicia memicingkan matanya, "Apa kamu bilang?"

Gleen menarik lengan Felicia sehingga wanita itu terduduk di pangkuannya, membuat Felicia terkejut, dia ingin berdiri kembali, tapi Gleen mengunci pergerakannya.

"Aku bilang aku menginginkan dirimu, Felicia. Hanya kamu yang aku inginkan."

Felicia merasakan gugup karena wajah mereka sangat dekat sekali, apalagi dia sekarang ini sedang duduk dipangkuan pria itu. "Kamu pasti sudah gila. Kamu tahu siapa aku? Aku adalah Felicia Gerrad, aku bukanlah wanita yang bisa kamu dapatkan dengan begitu mudah."

Gleen tertawa kecil, "Tapi nyatanya aku sudah membuat kamu mendes-ah berkali-kali."

Wajah Felicia nampak memerah, dia memukul-mukul lengan Gleen untuk melepaskan diri, sayangnya tenaga pria itu begitu kuat sekali, Gleen telah mencekal pinggangnya.

"Jangan terus bergerak, Felicia. Kamu bisa membangunkan adikku!"

Seketika Felicia yang berusaha berontak, dia menjadi terdiam. Wanita itu menelan saliva mendengar kata adik yang Gleen maksud. Felicia memang lupa lagi dengan senjatanya Gleen, atau mungkin karena dia belum sempat melihatnya. Tapi tetap saja dia sudah merasakannya ketika benda tumpul itu bergerak dan mengoyak pusat intinya.

"Katakan sejujurnya padaku, Felicia. Bagian mana yang tak bisa kamu lupakan dan selalu terbayang-bayang olehmu." Gleen semakin mendekatkan wajah mereka, sehingga dia bisa mencium wangi nafas wanita itu.

Ah! Rasanya benar-benar ingin mengulanginya lagi.

"Tak ada satupun yang aku ingat. Jadi lebih baik kamu pergi sekarang ini juga. Jangan ganggu hidup aku lagi!" Felicia ingin pria itu segera enyah dari hadapannya.

"Benarkah? Apa aku harus mengingatkannya?" Gleen sangat senang melihat Felicia nampak salah tingkah seperti itu, setidaknya wanita angkuh itu memiliki sisi yang menggemaskan.

Gleen membuka beberapa kacing kemeja biru yang dia kenakan, sehingga terlihat jelas sebuah mahakarya yang telah Felicia buat di dadanya Gleen, "Bahkan kamu begitu agresif sampai aku sulit untuk menghilangkan semua tanda merah yang kamu buat ini."

Felicia pura-pura tidak ingat, aslinya dia sangat malu sekali. "Ti-tidak mungkin aku yang melakukannya."

"Lalu siapa yang melakukannya? Masa aku sendiri?" Perkataan Felicia sangat terdengar lucu bagi Gleen.

"Mungkin saja wanita lain yang melakukannya, aku tahu kamu pasti sering tidur dengan banyak wanita."

"Aku hanya melakukannya denganmu, ini pertamanya untukku."

Mata Felicia membulat mendengarnya, apakah dia telah membuat seorang pemuda menjadi mantan perjaka? Tapi wajahnya tak meyakinkan, Gleen Fernando sangat pantas menjadi seorang casanova.

"Kamu pasti bercanda."

"Sudah aku bilang, aku bukanlah pria murahan yang seperti kamu bayangkan."

Felicia tak tahu harus mempercayai perkataan Gleen atau tidak, dia menarik nafas dalam-dalam. "Aku ingin kamu lupakan tentang kejadian waktu itu, anggap saja apa yang kita lakukan hanya one night stand." Felicia berkata seperti itu dengan gampangnya.

Tapi Gleen menolak permintaan dari Felicia, "Tidak bisa, aku harus bertanggungjawab padamu, aku sudah menanamkan benihku dengan begitu banyak padamu, bisa saja kamu akan hamil anakku."

Felicia menelan saliva mendengarnya, dia harus terlihat tegas di depan Gleen. "Tapi aku tidak ingin kamu bertanggungjawab padaku. Dan aku tidak akan menuntut pertanggungjawaban darimu. Karena itu kamu tidak perlu menemuiku lagi."

"Kalau begitu aku yang menuntut pertanggungjawaban darimu. Karena kamu, aku jadi tidak perjaka lagi. Menikahlah denganku. Kalau tidak, aku aku melaporkanmu ke Komnas Laki-laki."

Felicia menganga mendengarnya, memang ada Komnas Laki-laki? Biasanya banyak sekali pria yang lepas dari tanggung jawab, hanya ingin enaknya saja tapi tidak mau bertanggungjawab ketika pacarnya hamil. Baru kali ini ada seorang pria yang meminta pertanggungjawaban pada seorang wanita karena telah membuatnya tidak perjaka lagi, seolah-olah Felicia telah melakukan pelecehan pada pria itu.

"Ayo kita bicarakan tentang masa depan kita, Felicia. Selain itu aku juga ingin membahas soal tem..."

Perkataan Gleen terhenti karena Felicia refleks menutup mulutnya Gleen dengan tangannya, begitu mendengar suara ketukan pintu.

Tok!

Tok!

Tok!

"Felicia!" Terdengar suara Alvin di luar ruangannya.

Gleen melepaskan tangan Felicia yang menutup mulutnya, "Aku belum selesai bicara, Felicia."

"Stttt... jangan bicara!" Felicia takut Alvin curiga bahwa dia sedang bersama pria lain di dalam ruangannya itu, apalagi saat ini Gleen dalam kondisi kemejanya yang sedikit terbuka dengan memperlihatkan dada bidangnya, dan Felicia yang tengah dicekal pinggangnya sehingga tak bisa melepaskan diri dari Gleen, membuat wanita itu masih duduk dipangkuannya Gleen.

"Kenapa? Malah bagus dia tahu tentang kita."

Tok!

Tok!

Tok!

"Felicia, kamu sedang berbicara dengan siapa? Mengapa ruangannya harus dikunci?" tanya Alvin lagi, dia terus mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Aku bilang diam!" Felicia ingin menutup mulutnya Gleen kembali dengan tangannya, tapi Gleen menahan tangan Felicia.

"Percuma saja, tanganmu tidak akan bisa membuat aku berhenti bicara. Ada cara lain agar aku bisa diam!" bisik Gleen.

Felicia mengerutkan keningnya, "Maksudmu?"

Gleen tersenyum miring, "Dengan ini."

Gleen meraih tengkuk leher Felicia, membuat seketika bibir Felicia menempel sempurna pada bibir pria tampan itu.

...****************...

...Berapa skor Indonesia Vs Brunei Darussalam?...

...Contoh jawaban : Indonesia 4 - 0 Brunei Darussalam....

...Batas waktu sampai sore. Yang jawab benar dapat pulsa 10k. Satu orang satu kali jawaban....

1
Vea Love
/Heart/
Dwi Oktaviani
reaksi alami.. naluri anak dan ibu yah...
Dwi Oktaviani
Luar biasa
Dwi Oktaviani
Lumayan
Irwandy 16
bagus sekali ceritanya
Datu Zahra
top
Irwandy 16
seru jln ceritanya dan juga menarik ada sedihnya juga
RORO RATIH
Luar biasa
Ignatius Sumardi
Sinmong toto..
Ignatius Sumardi
Kecewa
Ignatius Sumardi
Buruk
Ignatius Sumardi
Bagus, bahasanya lugas.....
Arie Chrisdiana
jgn bodoh kmu Felicia masak seorang CEO yg paling tdk punya pendidikan tinggi bisa dibodohi dg begitu mudahnya oleh org lain
Ignatius Sumardi
Tetaplah teguh pd prinsip.
Aceng Saepudin
Luar biasa
Arie Chrisdiana
ayo Thor kmu hrs bergerak cpt utk menangkap pelakunya aq sdh ndak sabar nich pingin tak becek2 jd penyetan
Endah Putra Arda
Kecewa
Endah Putra Arda
Buruk
Deni Santosa
coba kata NGGAK ganti dengan kata TIDAK /Pray/(cuma sebatas saran)
indi tresna
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!