NovelToon NovelToon
Badai Pasti Berlalu

Badai Pasti Berlalu

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Teen School/College / Mengubah Takdir / Wanita Karir / Persahabatan
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi harefa

Ana Caroline pekerja paruh waktu di selah selah sekolahnya.
Dia yatim piatu dan memiliki 2 adik yang masih bersekolah.
Dia murid pindahan, dan memiliki lika liku yang penuh intrik dan pembullyan di sekolah.
ketika dia suskses, dia mengetahui rahasia atas kematian ibunya.
Dan itu bersangkut pautan dengan calon mertuanya.
Bagaimana pacarnya mengahdapi permusuhan calon istrinya dengan ibunya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 25

Masalah tentang adiknya sudah teratasi, sekarang dia berusaha membulatkan tekat di hatinya agar bisa berhasil memenangkan perlombaan pencarian bakat menjadi chef profesional.

Semakin hari dia semakin giat berlatih.

Tibalah jadwal audisi untuk perlombaan pencarian para peserta menyiapkan masakan andalannya.

Setelah seminggu audisi untuk menyaring para peserta yang dari puluhan ribu menjadi 60 terbesar.

Dan dari 60 peserta Ana salah satunya. Dan untuk masuk asrama harus di perkecil lagi menjadi 25 peserta.

Sekarang tim juri yang mencicipi masakan mereka adalah tiga juri yang asli, yang seorang chef profesional yang sudah memiliki restoran sendiri dan namanya sudah terkenal di media televisi dan mesia sosial.

Ana sudah deg degan. Dia sudah berdiri di meja pantry mendengarkan intruksi dan arahan dari dewan juri di depan.

Setelah jelas para peserta langsung pergi ke pantry untuk mengambil bahan- bahan yang akan di masak dan meletakkannya di meja pantry.

Setelahnya pergi kembali mengambil peralatan memasak yang di perlukan.

Tampa menunggu yang lain kembali, Ana sudah memulai memotong - motong bahan -bahan yang akan dia masak.

Setelah 45 menit semua peserta di suruh memberhentikan pekerjaannya.

Karena ini hanya memasak satu masakan jadi tidak membutuhkan waktu yang lama.

Karena yang di haruskan adalah rasa, tak perduli itu sesimple apa, yang penting rasa di sukai dewan juri.

Nama - nama para peserta sudah di panggil satu persatu, dan memperkenalkan masakannya, kemudian para juri mencicipi masakan mereka dan memberi tahu kekurangan dan kelebihan masakan tersebut.

Ana sudah deg degan di belakang. Dia memperhatikan semua peserta, sepertinya hanya dia yang paling mudah.

'Ampun dah' pikirnya

'mana jurinya sedikit ketus tuh' belum apa - apa dia sudah keringat dingin.

Di saat dia masih melamun, tiba - tiba namanya di panggil tentu saja dia langsung terkejut memgangi dadanya.

Ada senyuman terkulum di salah satu juri saat melihat reaksinya yang terkejut.

"kamu melamun?" tanya juri tersebut setelah Ana sudah kedepan membawa makanan hasil masakannya.

Dia memperkenalkan nama masakan tersebut dan menjelaskan bahan - bahan serta bagaimana cara memasaknya.

Para juri manggut manggut.

"kamu baru berumur 18 tahun ya?" tanya juri yang maju kedepan untuk mencicipi masakannya.

"iya chef" jawab Ana

"berarti baru lulus sekolah menengah atas?"

"benar chef?"

"kenapa kamu tidak kuliah malah mendaftar menjadi peserta pencarian bakat menjadi chef?"

"saya tidak ada biaya chef, dan saya ingin menjadi chef profesional untuk membiayai kedua adik saya chef."

Juri tersebut berhenti mengunyah dan memandang wajah Ana dengan serius, yah dari tadi juri tersebut bertanya tanpa melihat wajah Ana, hanya mengutak atik masakannya dan memasukkan ke mulutnya.

"orang tuamu?"

"hmm, sudah meninggal dua - duanya chef" jawab ana perlahan masih sambil menunduk.

Juri itu meliriknya dan kembali ke tempatnya.

Kemudian juri yang ke dua mulai mencicipi masakannya dan bertanya sekitar bahan hidangan tersebut.

Setelah dia merasakannya, juri tersebut manggut manggut. Dia hanya berkata,

"Tidak buruk."

'duhh, apa maksudnya ini' batin Ana dan masih belum berani menatap mata para juri.

Dan kemudian juri ke tiga datang untuk mencicipi, sorang wanita yang cantik.

Sedangkan yang 2 tadi adalah lelaki.

Setelah juri mencicipi hidangannya, dia hanya menganguk.

"Lumayan" hanya berkata itu lalu pergi.

Setelah ketiga juri berdiri kembali di tempatnya juri yang wanita berkata.

Di umurmu yang semuda ini, masakanmu tidak buruk. Silahkan kembali ke tempat.

1
Kenneth
Terus semangat nulis, cerita ini bikin mood aku ke atas.
Dewi Harefa: makasih suportnya
total 1 replies
Đông đã về
Pengen baca lagi dan lagi!
Dewi Harefa: makasih kaka
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!