Seorang abdi negara yang berusia matang, di pertemukan dengan gadis muda yang tingkahnya mirip petasan.
~
"Okee, kalau gitu kita fix tidak ada apa-apa yaa?"
"Iya, saya fix benar-benar pacar kamu!" jelasnya lagi sambil menirukan gaya bicara gadis di depannya.
"Apa?"
"Ihh, Bapak jangan ngawur yaa!"
"Saya tidak ngawur, sudah kamu sebaiknya cepat istirahat."
"Tidak mau! Saya mau Pak Braja tarik kata-kata barusan."
"Pantang bagi saya menarik ucapan yang sudah saya katakan."
"Uhhh! Ranti over kesal, ia mendelik sambil memukul-mukul dada bidang pria tersebut. "Kalau begitu rasakan bagaimana punya pacar yang rewel dan juga merepotkan, satu lagi jangan sampai siapapun tau perihal ini, kalau tidak saya sunatt ulang burung bapak," ancamnya dengan raut ketus yang sayangnya nampak berkebalikan dan begitu konyol.
Mendengus geli, Braja mengangguk mengiyakan ucapan gadisnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mitta pinnochio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak terduga
"Ranti."
"Humm?" sahutnya setengah linglung.
"Apa kamu menyukai saya?"
"Uhh?" mengerjap, kenapa tiba-tiba jadi tanya begini? Ia salah dengar tidak yaa. Wahh, sepertinya ada yang tidak benar dengan kepala orang satu ini.
Ranti lantas, Mengangguk lamat sarat akan gamang. "I_yaa, tentu saja. Siapapun yang Bapak tanya seperti itu pasti akan menjawab demikian. Lagi pula sah-sah saja kan kalau saya menyukai Pak Braja, toh rasa suka saya tidak sampai mengejar ugal-ugalann hanya sebatas rasa kagum saja." pungkasnya sambil memeluk erat tepak kodok di pelukannya.
"Saya serius, Ranti." Ujar Braja tanpa mengalihkan tatapannya sedikit pun.
Dan entah kenapa? Di tatap seintens itu oleh Netra setajam jelaga, rasa ingin menanggapi yang biasanya muncul begitu saja, kini memudar dan ingin cepat-cepat segera pergi.
"Saya juga serius, Pak. Sudah, Pak Braja tenang saja, saya tidak menuntut balik perasaan saya kok, dan maaf kalau rasa kagum saya ini membuat Pak Braja risih," balas Ranti.
"Berarti benar kamu menyukai saya?" tegasnya lagi.
Bingung, Ranti memiringkan sedikit bibirnya sambil mengangguk. "I_yaa,"
Haishh, kenapa jadi berbelit-belit begini, dudul! Seharusnya kamu jawab saja tidak Ranti, biar tidak belibet kaya benang ruet. Tumben-tumbennya juga ini Om-om sebegitu extranya ingin menanggapi.
Namun, seiring waktu perasaan kesal meluap muncul. Ternyata pria di hadapannya ini cukup memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
"Kamu serius dengan perkataanmu?"
"Tentu, tapi kan sudah saya bilang tidak usah dihiraukan, Anggap saja sekedar rasa kagum dari anak bawang," sahutnya ke sekian, dengan rasa yang mulai meluap sebal. "Ya sudah saya mau istirahat, ini kue nya di abisin yaa. Cookies manis bagus buat naikin mood."
"Tunggu!"
Ranti tak bergeming tak dapat bergerak, niat hati ingin segera pergi, ehh tau nya pria itu malah menahan sambil memegangi kedua lengannya.
Jemarinya terasa begitu kuat hingga ia sedikit meringis ngeri.
"Apa?"
"Mana ponsel kamu?"
Mendengus ia merogoh saku celananya. "Nih," mau tak mau Ranti memberikan ponsel bututnya ke pria itu, pikirnya supaya ia bisa cepat lepas.
Mengetikkan sesuatu, Ranti berjinjit untuk mengintip, dan sedetiknya ia di buat terperangah dengan ulah Braja yang tiba-tiba menyimpan no kontaknya sendiri terlebih dengan nikcname yang sialnya, membuat ia tak mampu berkedip atau sekedar menyanggah.
PACAR SAYA?
Heyy! Apa-apaan ini?
"Pak!"
"Ssttt! Jangan keras-keras, anggap saja ini pencapaian terbaik kamu seumur hidup," bisiknya dengan telunjuk di bibir ranum Ranti sambil melirik intens ke netranya.
"Apa!"
Baru saja ia ingin menyanggah, tau-tau pria itu malah semakin mendekat dan mengikis jarak antara mereka. Hidung hampir bersentuhan, Braja mengecup sekilas pipinya yang tembam.
Cupp!
"Sebelumnya saya belum pernah berhubungan dengan seorang gadis, jadi mari kita coba," Braja berbisik.
Ranti mematung, Pria itu sudah menegakkan tubuhnya dan melenggang masuk ke dalam rumah. Tak lupa ia juga mengambil Nastar di tangannya.
Mengerjap pelan, Ranti menyentuh pipinya yang baru saja di kecup Braja. Debaran bertalu heboh di dalam dada. Dengan mulut stengah terbuka menganga, ia baru sadar ketika sosok itu telah menghilang tak lagi nampak.
lohh! Apa ini? Kenapa jadi begini?
Huaaa .... Tenang Ranti, cuman pipi bukannya bibir. Kenapa kamu jadi panas dingin begini hanya karena sentuhan seringan bulu.
Tapi- tapi ...
Menangkup wajahnya karena rasa panas yang mendera dan menghasilkan keringat sebiji jagung. Ia yakin wajahnya kini sudah semerah bendera partai yang embel-embelnya kepala banteng.
Yang barusan itu pasti tidak benar kan, ia hanya mengigau kan?
Plak!
"Ranti!"
"Aduh," sahutnya terjengkit.
Terkesiap, tau-tau di depannya sudah ada Mbok Darmi yang baru saja menepas lengannya sambil melotot tajam.
"Ngapain kamu malam-malam melamun di sini? Ayo masuk, kesambet baru tau rasa kamu."
"Ishh, si Mbok," Seketika ia langsung masuk meskipun masih ada rasa yang mengganjal. Mbok Darmi tidak tau saja, kalau barusan ia mengalami fenomena mengejutkan.
...----------------🍁🍁🍁----------------...
Maaf kalau aku kemaren gak up, weekend lagi sibuk sama RL, punten ya semuaa 🙏🙈
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
memang seharusnya kalau masih memiliki kisah yang belum usai itu alangkah baiknya tidak memulai hubungan yang baru dulu. tapi jikapun terlanjur selesai kan dulu kisah yang lama karena hidup melangkah kedepan bukan kebelakang.
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
duhh deg deg an nihh dengan panggilan mas Dhika
SEMANGAT Thor 🤗
hemmm.. ternyata masih memiliki rasa yang sama dan masih bertahan direlung hati. tapi sayangnya salah satu sudah memiliki kisah yang baru. 🤔
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗
kalo Ranti ingat siapa wanita ayu itu bisa ilang semangatnya.. padahal dari rumah semangat 45 membara. deg deg an dehh rasanya.
SEMANGAT Thor 🤗
padahal Ranti udah semangat banget mau bertemu ayank.. semoga tidak dapat kejutan dehh
SEMANGAT Thor 🤗
SEMANGAT Thor 🤗