Bina Arsinta Sander adalah gadis berusia 19 tahun yang bersikap dingin dan Ardan Alexander yang juga memang dingin dan datar mereka menikah, namun bukan perjodohan gimana ya ceritanya yuk kita intip say
ini novel kedua ku semoga suka ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon purwastuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh Lima~
Pagi-pagi mereka sudah diparkiran, keluarga besar sudah siap pergi ke bandara, "last go" kata mereka.
Setelah beberapa jam ada di pesawat mereka turun dan menuju hotel papanya Bina, untuk mereka beristirahat.Bina satu kamar dengan temannya, mereka ngobrolin untuk besok.
" Bi...ini kali terakhir lu sandang Lajang, besok lu sudah istri orang" ucap Sofi lalu Mereka berpelukan.
" Bi sepertinya kak Ard sayang banget sama lu" tambah Asifa
" Hemmm..Mungkin"
" Kok Mungkin Sih ,mata lu tertutup kali" kata Sofi ysng gak puas dengan jawabam Bina.
" Ya kan mungkin.."
" Kok gitu si Bi..." ucap Sofi lagi.
" Gak asik lu...bukannya bahagia dapat suami tampan,baik, bijak, tidak ganjen eh lu malah gitu"
" Brisik , gue mau tidur dulu" jawab Bina mengabaikan ucapan dua sahabatnya.
Sementar dua sahabatnya hanya grlengkan kepalanya lalu memilih untuk mandi bergantian.
Melihat Bina benaran tidur, mereka ikut tidur mengikuti mimpi Bina.
**
Di Paginya mereka sibuk fiting baju di hotel, langsung di datangkan disaineroleh kedua orang tua mereka pastinya pilihan mama.
" Bi... lue pake barapa baju" tanya Sofi
" Satu"
" Maksudnya ganti berapa kali non?" tanya Sofi lagi
" Ganti Dua untuk Akad sama resepsi ..."
Disaat mereka sedang ngobroĺ, Mama masuk untukmenanyakan pakaian yang akan dikenakan.
" Sayang gimana" kata mama
" Pas kok ma, hanya tadi tangannya minta di naikin sedikit"jawabnya.
" Oh ya udah , Nah ini untuk kalian tadi mama pesan untuk kalian dan kedua teman Adran" jelas mama
" Wah Makasih ma..." ucap mereka barengan lalu memeluk mama Bina.
" Iya sayang..., Nanti setelah selesai makan siang kalian siap-siap ya di rias"
" Ok mama..." kata mereka bareng yang melihat Mama keluar dari kamar mereka.
" Kita keluar dulu yuk.. mau nikmati nih hotel lue yang indah banget rugi kita gak keliling" ucap Asifa yang sudah menarik tangan Sofi.
" Hemmm..."
" Dah Bi...:kata mereka
" Heemm..."
" Mb Bi... ini coba lagi bajunya.."
" Iya mb..." jawab Bina yang melihat pintu terbuka sementara dua sahabatnya pun telah pergi meninggalkan dirinya sendiri.
" Yang satunya juga enak kok mb" Setelah Bina mencoba keduanya.
" Makasih ya mb"
" Sama-sama mb Sander, Saya mau cek calon pengantin prianya permisi"
" Iya mb...silakan" kata Bina membalas ucapan dari kariyawan sang disainer.
Tring..dreett...dreett..
❣ Baby girl
hallo Bi...
Bina
Hemm
❣Baby girl
sini dong .. Keren loh...
Bina
kalian aja..
❣Baby girl
ya Bi... sini aja sini bagus loh pemandangan nya
Bina
"gak.. makasih... lue lue pada aja
Memantikan ponsel nya dan memejamkan mata hendak tidur.
Tok..tok..!!
cklek....
" Bi...."
" Kak Ard...kok kesini, bukannya..."
Ardan masuk dan menutup pintu nya kembali.
" Kak Ard cuma mau liat Bi aja, sahabat Bi soalnya ada di luar."
" Sudah fiting?"tanya Bina heran
" Hemm"
" Bi..deg degan Kak.." ucapnya kemudian
" Iya kak Ard juga"
" Kak yakin mau nikahi Bi, kenapa kakak korbankan perasaan kak Ard, yang jelas kak tidak mencintai Bi?" tanya Bins
" Bi... percaya kak Ard, kak yang minta sendiri untuk dinikahi dengan Bi, jadi Bi jangan fikirin yang macam-macam ya, soal perasaan kak Ard" kata Ardan, Bina hanya menganggukan kepala.
Tok... tok!!
cklek.
" Sayang kalian di sini..." Tanya mama yang melihat mereka berdua.
" Iya ma, Ardan mau ajak Bi kebawa untuk makan"
" Yah sudah yuk yang lain sudah nunggu, siap makan nanti siap-siap ya kan mau akad sayang"
" Iya ma..."jawab Ardan.
Bina menyisirkan rambutnya dan menguncirnya menyisahkan anak rambutnya.Mereka semua makan bareng tanpa ada suara, hanya suara piring dan sendok beradu sesekali.
Selesai makan mereka duduk sebentar sampai yang rias datang, Di Saat si perias datang Bina dipanggil untuk segera kekamar pengantinnya bukan yang ia tiduri semalam, lain halnya kedua sahabatnya dirias dikamar mereka tidur.
Sementara Ardan masih duduk santai sambil sesekali melihat beberapa pekerjaan karena bosen ia main game di ponselnya.
" Ard.... " kata seseorang paruh baya yang memanggilnya, Ardan menolehnya bersalaman om Salim, kapan Om sampai sini om sendiri?"
" Barusan.... , gak Om sama tante mu"
" Dimana tante sekarang?" tanya Ardan
" Lagi nemui mamamu dan mertua mu Ard..."
" Sehat kan om..?"
" Sehat dong seperti yang kamu lihat..." mereka tertawa
Obron tak hanya sampai disana, Ardan bersama pria baru baya itu meneruskan obrolannya.
" Katanya kamu baru lulus, selamat kalau begitu, dengar om kamu nikah dengan Bina anak Bara Sander..
" Iya om.."
" Kalau gitu jaga dia, dia gadis yang baik jangan sekali kamu sakiti, om bakal cari kamu, Zio juga pasti kecewa melihat ini"
" Siap Om..." ucap Ardan hangat
Om Salim adalah papa dari Zio...teman Dekat Bina kala itu, mereka berdua gengsi untuk mengatakan cinta dan ketika itu mereka hanya berteman dekat, namun apala dikata takdir yang pisahkan mereka gitu ceritanya.
Diruangan lain, ternyata mama Zio sudah menemui Bina, Bina yang meliatnya langsung meneteskan air matanya begitupun mamanya Zio.
" Sayang kamu sehat nak? " tanya mama Zio
" Iya bun..." jawab Bina karena ia lebih suka panggil mama Zio dengan sebutan itu.
" Bunda seneng dengarnya "
" Kamu tetap mantu bunda sayang"
" Iya bun"
" Ardan adalah anak dari kakak Bunda"
Bina menganggukan kepala.
" Kamu bahagia sayang?" tanya Bunda
" Iya bun"
" Bunda juga bahagia sayang"
" Kak Samir mana bun?
" Ada di bawah"
" Sayang jangan nangis lagi ya, hapus air matamu, untuk Zio kamu harus bahagia sayang"
saat itu Bina hanya tersenyum kecut, untuk menegarkan dirinya.Melihat air mata yang menetes , Bina harus make up ulang untuk menutupi tangisan tadi, sementara Sahabat Bina bahagia bisa saksiin pernikahan sahabatnya.
" Fa.... menurut lue es yang ada didiri mereka akan cair tidak?"
" Pastilah gue yakin"
" Walau kenyataanya depan semua orang mereka dingin, tapi gue yakin mereka meleleh apa lagi ketika bersama"kata Asifa
Mereka berdua hanya menerka-nerka yang berada lain kamar dengan Bina.
.
.
Bersambung.
.
.
semoga cepat menghasilkan karya baru lg
ardhan dewasa, bina jg bs Nerima pernikahannya dgn baik
walaupun blm mencintai, tapi bina mencoba untuk jadi istri yg baik