NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Suami Dingin

Mengejar Cinta Suami Dingin

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:135k
Nilai: 5
Nama Author: Adzana Raisha

Menutupi jati diri dari sang suami, Dilara Agnesia menjalani kehidupan pernikahan toxic demi masa depan adik-adiknya. Pernikahan tanpa cinta dengan seorang pria dingin tak berperasaan.

Mampukan Dilara meluruhkan sikap dingan Alan, suaminya dengan cintanya. Ataukan Dilara harus menerima terus dicampakan, hingga ia lelah dan memilih pergi?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adzana Raisha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dahlia Berulah

Nyonya, perempuan yang pernah mengaku sebagai Ibu anda kembali datang. Beliau berteriak, terus memaksa untuk masuk meski Mamang sudah melarang.

Sebaris pesan yang diterima Dilara dari salah satu pelayan yang bertugas menjaga adik-adiknya, seketika membuat perempuan itu menghela nafas dalam. Ibunya kembali datang dan berulah.

Dilara berpikir keras, kiranya dari mana Sang Ibu bisa mengetahui tempat tinggal adik-adiknya. Sedangkan kepindahan mereka dari kampung kesebuah rumah pemberian Hary, tak diketahui oleh siapa pun.

"Ibu, untuk apa dia datang. Lalu pria itu, kemana perginya dia?." Dilara melihat Ibunya datang seorang diri, berbeda dengan beberapa tahun lalu yang memilih pergi bersama seorang pria yang usianya jauh lebih muda darinya.

"Apa mungkin pria itu pergi sampai ibu memilih untuk kembali?." Dilara memejamkan mata. Kemunculan sang Ibu nyatanya menciptakan masalah baru untuknya.

Setelah Hary pergi, Lara pikir jika dirinya bisa beristirahat dan terbebas sejenak dari masalah yang ada. Nyatanya tidak, kemunculan sang Ibu membuatnya harus cepat-cepat datang untuk membereskan. Ah, tentu bukan membereskan tapi lebih tepatnya perlu mengajak perempuan itu bicara.

Bersama supir pribadi, Dilara menuju kediaman adik-adiknya. Sepanjang perjalanan, dalam hati Dilara bertanya, kenapa baru sekarang Ibunya menampakkan batang hidung setelah bertahun-tahun meninggalkan keenam anaknya tanpa kabar.

Dilara masih menganggap Dahlia sebagai Ibu, hanya saja untuk saat ini Dilara masih enggan bertemu apalagi menerima kehadiran perempuan yang dulu seperti sengaja membuang dirinya dan adik-adik tanpa belas kasih. Sekejam-kejamnya seorang Ibu, pasti dirinya tak akan tega meninggalkan anak-anaknya dalam kondisi lapar dengan waktu bertahun-tahun lamanya. Sesak didada saat Dilara mengingat semua. Kenapa Ibunya datang disaat dirinya sudah hidup dengan layak. Kenapa tidak dari dulu saat dirinya dan adik-adik kelaparan dan hanya merasa kenyang dari belas kasih orang?.

Dilara menahan diri untuk tak menangis. Untuk apa dirinya menangisi perempuan yang secara sadar menelantarkan anak-anaknya.

"Nyonya, kita sudah sampai." Suara pria dikursi kemudi membuyarkan lamunan Lara. Perempuan itu memandang keluar, benar saja dirinya sudah berada di depan gerbang tempat tinggal adik-adiknya.

"Buka pintunya."

Dilara menghela nafas. Suara yang begitu familiar itu menyapa indra pendengar. Begitu nyaring teriakan Dahlia sampai terdengar ke dalam mobil yang mesinnya masih menyala.

Tak ingin berlama, perempuan cantik berpakaian serba merah muda itu membuka pintu mobil dan segera menghampiri perempuan yang akhir-akhir ini kerap membuat onar di depan pintu gerbang rumah.

"Tidak perlu berteriak, anda bisa menggangu penduduk sekitar jika terus berbuat onar."

Dahlia, perempuan itu terkejut. Teriakannya terhenti dan langsung memasang wajah iba pada sang putri.

"Dilara, Ini Ibu, Nak. Kenapa Penjaga ini selalu melarang Ibu untuk masuk. Ibu rindu kalian, Ibu ingin bertemu dengan adik-adikmu." Dahlia sesegukkan. Ia mengusap deraian air mata dengan telapak tangan.

Dilara melengos. Beginikah wajah ibunya, meminta belas kasih saat diabaikan.

"Adik-adik tidak ada. Jika pun ada, mereka pasti sudah tak mengenali Ibu."

Tangis Dahlia kian kencang. Masih diluar pagar, penjaga keamanan yang bersiaga di pintu pagar dalam hanya bisa menatap Lara dan Dahlia dalam diam.

"Kita harus bicara, tapi tidak disini. Ayo, ikut aku." Dilara mengayunkan langkah, mau tak mau Dahlia pun mengekori. Tak berapa jauh dari kediaman Dara, tampak taman yang berada di tengah perumahan. Dilara ingin mengajak Ibunya berbicara disana.

"Ibu datang sendiri," tanya Lara selepas keduanya duduk di kursi taman. Dahlia terlihat mengangguk samar.

"Lalu kemana pria itu, apa dia sudah meninggalkan Ibu." Dilara tertawa, seperti sedang menertawakan kebodohan Ibunya yang hanya bisa diam.

"Dilara, Ibu mohon, jangan begini. Maafkanlah kesalahan Ibu yang dulu. Sekarang, ayo kita hidup bersama-sama lagi. Berkumpul, seperti dulu."

Ucapan sang Ibu lagi-lagi membuat Dilara tertawa.

"Apa, berkumpul seperti dulu. Seperti dulu yang bagaimana ya, yang pada saat Ibu meninggalkan kami demi bersama laki-laki yang saat ini sudah meninggalkan Ibu?." Dilara meninggikan suara, Dahlia sampai tersentak dibuatnya.

"Untuk itu, Ibu minta maaf Nak. Ibu mengaku salah. Salah karna sudah tega meninggalkan kalian." Dahlia memilin jemari yang saling bertautan di atas pangkuan. Ia tak mengira jika kedatangannya sulit diterima oleh anak-anaknya, terlebih Dilara yang saat ini sudah menikah dengan pria kaya.

Perempuan itu melihat jika putri pertamanya kini mengalami perubahan yang drastis dari wajah, kulit dan bentuk tubuh. Dilara, putri yang ia tinggalkan dulu tak secantik dan sebersih ini. Dulu, tubuh Dilara kurus pun dengan kulit tubuhnya yang kecoklatan khas wanita asia. Sedangkan kini, wajah putrinya begitu cantik, kulitnya pun tampak putih dan segar. Juga bentuk tubuhnya yang ideal, tak sekurus dulu.

"Mudah sekali Ibu bilang maaf, Ibu tidak pernah berfikir sedikit pun betapa pedihnya hidup kami selepas kepergian Ibu. Bukan hanya kehilangan Ibu, kami semua hampir kehilangan setelah beberapa hari tak makan dan hanya memugut nasi sisa dari tempat sampah." Perempuan ayu itu benar-benar geram. Meminta maaf, begitu mudah perempuan itu bicara. Sedangkan dirinya dan adik-adik, beruntung mereka masih hidup hingga sekarang.

"Keberadaan Sena yang masih menyusu pun tak bisa menahan langkah kaki Ibu untuk pergi. Sena, yang sepeninggal Ibu hanya bisa minum air putih dan tajin yang bisa ia rasakan satu kali seminggu." Nafas Dilara memburu, Ah rasanya sungguh pedih saat mengingat masa-masa sulit itu. "Tapi sekarang Ibu tidak perlu khawatir. Kami sudah Ibu dengan baik. Tidak kekurangan makanan dan punya tempat tinggal yang nyaman. Sena juga demikian. Dia sudah tumbuh sehat. Cantik cerdas seperti anak-anak lain. Kami sudah terbiasa hidup tanpa Ibu, kami sudah tak membutihkan Ibu. Maka dari itu, tolong, Ibu tidak perlu muncul dan mengusik kehidupan kami. Ibu, silakan pergi jauh. Mencari kebahagiaan sendiri seperti yang Ibu lakukan dulu." Dilara bangkit, meninggalkan sang Ibu yang masih terduduk dengan kepala menunduk. Sudah cukup, saat ini ia membebaskan sang ibu dari segala tanggung jawab dan hak atas anak-anaknya.

💗💗💗💗💗

Dari hati terdalam sesungguhnya Dilara tak bermasuk menyakiti hati Ibunya. Memaki dan memberinya kata-kata pedas. Akan tetapi hal tersebut pun memang seperti sedang mewakilkan seluruh isi hatinya setelah ditingfalkan bertahun-tahun lamanya tanpa kabar apalagi nafkah.

Mereka berenam tumbuh dari belas kasih orang lain. Tak terhitung berapa kali mereka mengonsumsi makanan basi yang ditemukan ditong sampah atau pun jalanan.

Dilara yang bisa dikatakan belia saat ditinggalkan Ibunya, kerap kali mendapatkan perlakuan tak menyenangkan dari pria-pria di sekelilingnya. Gadis itu sering dilecehkan, dipeluk paksa bahkan nyaris diper*osa. Dilara hanya bisa menangis, baginya sama sekali tak ada teman mengadu atau pun sekedar berbagi keluh.

Dunia memang begitu kejam untuk kehidupan Dilara.

Kendaraan yang dikemudikan seorang sopir, melaju sedang menyusuri jalan pulang. Dilara memilih memejamkan mata. Sekadar untuk beristirahat dan melupakan pertemuannya dengan Dahlia beberapa menit lalu.

Dahlia terperanjat. Tubuhnya hampir terjatuh saat sang supir memberhentikan kendaraan secara mendadak. Tapi kenapa juga terdengar suara cukup keras seperti terjadi tabrakan.

"Nyonya," panggil sang supir dengan suara bergetar.

"Ada apa?." Melihat wajah kecemasan sang pengendara, Dilara mulai resah.

"Sepertinya mobil kita menabrak pengendara lain, Nyonya."

"Apa!." Dilara menelan ludah. Ia mulai ketakutan. Terlebih dari luar kaca tampak orang-orang mulai berkerumun di tempat kejadian.

Tbc.

1
Sugiarti Arti
okkkkkkk
aroem
bagus
Leya channel
padahal oas di telpon supurnya suruh menyelamatkan diri dlu.ini malah ketemu meninggal.
diperalat tok khannnn..kapok..
Holipah
hayo Diego Hary udah bangkit lgi 😅😅
Syahilla Naazifa
Luar biasa
yesi yuniar
diego diteror sama hary 😁
Nana Loehat
🤣🤣pete ohh pete
sekalian jengkol pas top markotop
Meysha Talitha Putri
Luar biasa
yesi yuniar
memang harus dicurigai dan diawasi
E Jaa
terbaik
yesi yuniar
begitu kejadiannya...
kakek 👍👍👍👍
yesi yuniar
syukurlah kakek selamat ...
ditunggu kejutannya ya kek 🤗🤗
aqil siroj
kak kenapa mentari setelah hujannya dihapus ya...
padahal aku udah nungguin upnya lohh
Adzana Raisha: Assalamualaikum..
Maaf, Kak. Untuk Mentari setelah hujan sudah tidak ada lagi di NT karna sudah aku pindah ke apk sebelah berlogo F. Disana juga gratis. Yuk, kalau mau baca tinggal download aplikasi dan cari nama Pena Pemilik Rindu91. Terimakasih
total 1 replies
yesi yuniar
apa ada kerjasama antara diego dan sopirnya kakek ya atau dgn pamannya mungkin 🤔🤔
yesi yuniar
ternyata kakek yg dicelakai 🙄
Ratna R
lajut up nya dong kk
Nana Loehat
ya ampyunnnnn pyunnn
kelakuan kake ama alan
mengocok perutq thor🤣🤣🤣🤣🤣
astga naga


eitsss diego
mau mencelakai siapa??
apkh Dahlia
atw alan
tp q rasa tak mungkin
psti yg di incar yg Laemah
ya kan thor😁
diego diego
kasihannya u
obsesi mpe gangguan jiwa
Nana Loehat
alan jd sengklekkkkk🤣🤣🤣
ya ampun ferguso
"Melambai lambai"

boleh ga q tangkappp
wkwkwkkkk
yesi yuniar
siapa nih yg mau dicelakai sama diego... apa alan ??? 🤔
yesi yuniar
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!