SI CANTIK MILIK CEO

Di malam harinya tepat pada pukul 22.35 , Brian tiba-tiba merasa lapar dan ia bingung harus pergi ke mana karena ini bukan rumahnya sendiri melainkan rumah dari kedua orang tua Tasya.

"Tasya, Tasya, Tasya...,"ujar Brian sambil menggoyang-goyangkan tubuh Tasya.

Tasya mencoba membuka matanya dan ia melihat ke arah sekitar.

"aaaaaaaaaaaa!!!!,"(teriak Tasya sekencang-kencangnya).

"ih kamu nih apaan sih, kok tiba-tiba teriak kayak gini, nanti kalau sampai orang rumah kamu tahu gimana?,"uca Brian sambil memegang tubuh Tasya.

"Lo harusnya saya yang tanya sama tuan, kenapa Tuhan tiba-tiba ada di sini, ngapain Tuan ada di kamar saya?".

"kamu lagi ngigau ya, atau kamu masih belum sadar, bangun dong Tasya, saya kan suami kamu jadi Ya wajar aja kalau saya ada di sini".

ia berdiam sejenak dan Tasya melihat ke arah tangannya, lalu Tasya mengernyitkan dahinya sambil melirik ke arah Brian.

"bohong... kalau emang udah nikah ke mana cincin pernikahan saya?,"tanya Tasya dengan nyolot.

Brian terkejut dan ia juga mengerinyitkan dahinya.

("iya juga sih, lah sebenarnya ini yang ngigau saya atau Tasya ya?,"tanyanya di dalam hati).

Tiba-tiba Tasya tertawa,dan lagi-lagi Brian mengerikan dahinya karena tidak tahu dengan apa yang terjadi kepada Tasya.

"fokus bae, saya juga kan tahu Tuan Kalau saya itu istrinya, saya itu cuman coba ngetes aja gitu,"ucap Tasya sambil tertawa dan memegangi perutnya.

Brian dengan wajah datar dan juga tampak begitu kesal mengatakan.

"sudah selesai, sekarang antarkan saya,"ucapkan dengan muka datar.

Tasya menghembuskannya nafasnya dengan kasar dan ia pun pergi keluar bersama dengan brian.

("emang dasarnya aja si kulkas 2 pintu, nggak bisa banget sih diajak bercanda,"gumamnya dalam hati).

Ketika mereka berdua berada di dapur, Tasya membuka kulkas dan ia mencari makanan yang bisa cepat saji.

"di sini adanya cuman topokki, kamu mau makan topokki?,"tanya Tasya.

Brian hanya diam ketika mendengar panggilan dari Tasya, dan ia tak henti-hentinya menatap ke arah Tasya.

"kamu nih kenapa sih, kamu mau toppoki mas, biar aku masakin, karena cuman ini yang bisa cepat saji,"ucap Tasya dengan senyum sambil memberikan isyarat dengan menaikkan alisnya.

Brian seperti orang kebingungan dan ia melirik ke arah atas, yang ternyata gerak-gerik mereka dipantau oleh sang ibu.

"emmmm Ya udah deh kalau gitu aku mau,oh ya sayang sama jangan lupa kamu juga masak dong buat diri kamu sendiri, kan kamu bilang tadi laper juga,"ucap Brian dengan menghayati.

Tasya menahan tawa ketika melihat Brian mengucapkan hal tersebut kepadanya,karena biasanya Bryan selalu saja bersikap datar kepadanya tak pernah berkata halus seperti ini.

"aku udah kenyang kamu aja ya yang makan".

ia mulai membuat topokki instan itu dan memberikannya kepada Brian, terluka juga iya membuatkan coklat panas kepadanya.

Setelah itu mereka berdua pun kembali masuk ke dalam kamar, ketika Brian sudah selesai makan dan juga minum.

"kamu jangan ke gr-an ya saya panggil sayang tadi itu,"ucap Brian ketika sudah mengunci pintu.

"siapa yang geer coba, tadi bukannya Tuan ya yang tiba-tiba blushing, pipinya merah kayak udah ngerebus,"jawab Tasya.

"jadi kamu sudah berani ya sama saya?".

"ih siapa juga yang mau nantang,kan emang bener tadi Tuan sendiri yang tiba-tiba pipinya memerah tapi kenapa saya yang disalahin".

Brian tak menghiraukannya dan ia langsung naik ke atas ranjang.

"malam ini kita satu ranjang,tapi kamu Jangan berpikiran macam-macam saya tidak sedih untuk menyentuhmu, ini hanya karena terpaksa saja,saya tidak mungkin tidur di sofa nanti apa kata orang tua kamu,"ucap Brian yang mulai membenamkan dirinya di dalam selimut.

"iya iya terserah aja deh,Tuan tidur saja terlebih dahulu saya sedang ada tugas dari sekolah, jadi saya mau menyelesaikan tugas-tugas saya akan beristirahat".

-*-

Hujan di malam itu sangat lebat,bahkan dari yang tadi hanya rintikan-rintikan kecil kini sudah mulai terdengar suara hujan yang teramat deras, beberapa kali ada kilatan-kilatan yang tampak bercahaya namun tak bersuara.

Semakin lama hujan itu tampak semakin teramat deras, dan samar-samar terdengar suara kilat yang menyambar,lalu datangnya kilat yang besar yang menyambar sangat dekat dengan mereka.

Duaaarrrrr !!!!! ,(suara kilat yang menyambar).

seketika itu lampu mulai padam,dan Tasya langsung berteriak karena ia sangat takut dengan kegelapan.

"aaaaaaa tolong !!!,"teriak Tasya sambil menangis.

Brian yang pada awalnya tertidur pulas,iya langsung bangun karena kaget dengan suara kilat dan juga suara Tasya yang menangis.

"ada apa... Kamu kenapa Tasya?,"tanya Brian yang berada di belakang Tasya.

reflect Tasya langsung memeluk Bryan dengan erat, dan ia menangis di dalam pelukan Brian.

"tolong saya... saya takut tuan,saya mohon tolong saya jangan tinggalkan saya sendirian di sini tuan,"ucap Tasya dengan lirih sambil menangis.

"saya tidak akan meninggalkan kamu,kamu yang tenang Jangan menangis seperti ini, makanya kalau saya bilang kamu beristirahat ya istirahat saja, ini akibat dari kamu yang tidak mau mendengarkan saya, sekarang kamu istirahat, dan lanjutkan saja besok jika ada tugas!,"jawab Brian sambil perlahan menuntun Tasya ke atas ranjang.

Pada malam harinya Tasya sudah merasa membaik dan ia bisa tidur sendiri, tapi ketika ia meraba disampingnya ada rasa hangat dan sedikit panas, ternyata Brian memeluknya dengan sangat erat dan di situ Brian juga membenamkan wajahnya di bawah dagu Tasya.

("ini nih yang gue males dari dia,pasti nanti kalau dia bangun duluan dikiranya gue yang kegatelan, padahal dia sendiri yang deket-deket sama gue meskipun gue gak mau, tapi ini kapan sih bakalan nyala lampunya, gue kan takut tapi Untung aja ada nih orang,ya meskipun agak nyebelin sih tapi alhamdulillah deh,"ucapnya dalam hati).

Tasya menatap dengan lekat ke arah wajah Brian, yang samar-samar terlihat dari pantulan cahaya bulan, karena hujan sudah reda tapi padam di rumahnya masih belum nyala.

"dipikir-pikir dia itu juga ganteng, manis lagi dan dia kelihatannya baik,cuman di depan orang aja dia menjadi orang yang paling nyebelin dan kayak kulkas 2 pintu.

entah kenapa gue punya perasaan yang aneh sama dia, Apa benar gue suka sama dia, atau ini cuman karena gue terlanjur terbiasa bareng-bareng sama dia, entahlah gue nggak tahu apa yang gue rasain, tapi semoga aja yang gue rasain juga dapat dirasakan oleh dia,"ucap Tasya dengan suara yang sangat lirih.

iya terus menetap ke arah Brian tanpa mengedipkan mata sama sekali, tapi ketika Brian mulai bergerak,iya langsung kaget dan pura-pura tertidur lagi sampai Dia pun tertidur sungguhan.

🌺💫🌺

Oke Guys jangan lupa baca bab selanjutnya ya dan selamat membaca:)