Elena Rosalina adalah gadis desa lulusan sarjana yang berjuang untuk mendapatkan pekerjaan,harus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang cleaning service.tapi dia di pertemukan dengan seorang bos CEO Evan Mahendra ya notabennya adalah pemilik Skyline Corporation sebuah perusahaan besar yang di mana di situla Elena bekerja.Elena akhirnya di jadikan sekertaris oleh Evan,disanalah seorang Evan Mahendra baru pertama merasakan jatuh cinta dengan seorang gadis cantik dari desa.apakah hubungan mereka akan tetap berlanjut ...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indaria_ria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 #Kedatangan Evan
Evan dengan segera membawa Elena ketempat tidurnya, Evan sangat hati-hati sekali meletakannya, dia tidak ingin membuat Elena terbangun. "Kamu seperti putri tidur Elena, tetap saja kamu tidur nyenyak." Evan pun memakaikan selimut pada tubuh Elena.
Disana Evan masih bingung, entah apa yang akan dia lakukan setelah Elena tertidur pulas, akhirnya dia memutuskan untuk pulang saja kerumahnya dan membiarkan Elena sendiri, tapi sebelum Evan melangkahkan kaki tiba-tiba.
"Jangan pergi!" ucap Elena yang masih dalam posisi tertidur pulas, Evan segera membalikan badannya dan kembali berjalan mendekati Elena.
"Di dalam tidur pun kamu tidak membolehkan saya pulang El!" Evan pun tersenyum melihat Kelakuan Elena yang tiba-tiba mengigau.
"Baiklah, saya tidak akan pulang. saya akan menemanimu disini!" ucap Evan yang berbicara sediri.
Evan akhirnya memilih untuk tidak pergi, dia pun mulai merasa gerah, seharian dikantor sungguh menyita waktunya. Dia pun berencana untuk segera membersihkan badannya.
Evan masih ingat di dalam lemari miliknya masih ada beberapa baju yang sengaja ia simpan disana, mungkin sewaktu-waktu dia menginap diapartemen bisa langsung dia pakai.
Dengan segera Evan mengambil beberapa baju miliknya dan meletakannya di meja rias milik Elena, dia pikir Elena masih tidur pulas dan mungkin juga tidak terganggu kalau aku meletakkan bajuku disini. Ucap Evan dalam hati.
Evan pun melihat kembali kearah Elena, tapi dia masih tertidur dengan sangat pulas, Evan pun segera bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.
Evan akhirnya mandi dan memilih berendam di bathtub miliknya yang dulu sering ia gunakan, mungkin dengan berendam dia bisa menghilangkan kepenatan. Seharian ini Evan telah di sibukan dengan berbagai pekerjaan yang menumpuk.
Setelah lebih dari dua puluh menit Evan berendam dan Akhirnya Evan pun menyudahi nya, dengan segera Evan meraih handuk yang ada dihook wall yang berada di kamar mandi itu.
Evan pun segera keluar dengan memakai handuk yang hanya ia lilitkan di pinggangnya saja, tanpa ia sadari Elena ternyata sudah terbangun sedari tadi, Elena pun kaget dengan suara gemercik air di dalam kamar mandinya.
Tiba-tiba Elena melihat Evan yang keluar dengan memakai handuk yang dililitkan saja di pinggangnya, bahkan badannya pun dibiarkan bebas terekspos begitu saja.
"Pak Evaaan !!!" Elena pun berteriak setelah melihat Evan keluar dari kamar mandi, dia pun menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
Elena sempat melihat bagaimana tubuh Evan yang begitu sempurna bahkan disana terlihat otot-otot kekar Evan berada, terutama di bagian perutnya Elena pun segera menutup mukanya dengan telapak tangannya.
Evan yang mendengar teriakan Elena pun sangat kaget, dia tidak menyangka kalau Elena sudah terbangun, bahkan teriakannya membuat Evan menjadi panik. Dengan cepat ia pun mendekati Elena.
"Elena kamu kenapa?" ucap Evan yang lupa kalau dirinya belum memakai baju, bahkan dia hanya melilitkan handuk untuk menutupi sesuatu dibawah perutnya.
"Pak jangan mendekat!" ucap Elena yang panik.
"Kenapa?, Ada apa dengan saya?, kamu kenapa?" cerca Evan yang belum menyadari sesuatu.
"Kenapa Bapak tidak memakai pakain?" ucap Elena yang masih menutupi wajahnya, akhirnya Evan pun baru sadar dia hanya mengenakan handuk saja setelah mandi tandi.
"Eh...Em...Maaf, tadi aku pikir kamu sedang tidur, saya gerah dan akhirnya menumpang mandi disini. Lagian tadi kamu sendiri yang meminta saya untuk tidak pergi." Elena pun kaget dengan ucapan bosnya dia sepertinya tidak pernah mengatakan seperti itu.
"Kapan saya mengatakannya Pak?" saya tidak mengatakan apa-apa?" Evan pun sedikit tertawa.
"Mana kamu tau, kamu bicara sambil tertidur." ucap Evan dengan masih menahan tawanya.
"Hah.....Benarkah begitu?" Elena pun sungguh malu mendengarnya kenapa dia tidur sempat-sempatnya mengigau di depan Pak Evan.
"Kalau begitu saya pakai pakaian saya dulu." ucap Evan yang segera mengambil pakaiannya di meja rias milik Elena, Elena pun segera memalingkan wajahnya dari hadapan Evan. Tak berapa lama akhirnya Evan pun sudah selesai berpakaian.
"Saya sudah selesai apa kamu akan tetap seperti itu?" Elena pun segera membuka matanya yang ia tutup dengan telapak tangannya.
"Benarkan Bapak sudah memakai pakaiannya?" tanya Elena yang takut kalau Evan berbohong.
"Tentu saja, apa jangan-jangan kamu ingin melihat saya tidak berpakaian saja?" ucap Evan yang ingin menggoda Elena.
"Apa'an si Pak?" akhirnya Elena pun mengubah posisi duduknya ke arah bosnya. "Maafkan saya Pak saya sampai tertidur tadi." ucap Elena yang merasa tidak enak.
"Kenapa kamu meminta maaf, saya yang seharusnya meminta maaaf padamu, kamu sampai kelelahan memasak dan tertidur pulas karena menunggu saya."
"Tidak apa-apa Pak, tapi kenapa Bapak tidak mengirim pesan pada saya jadi saya bisa menunggu Bapak!"
"Bukannya saya sudah mengirimkan pesan, tapi kamu tidak membacanya!" Elena pun kaget dia baru ingat sedari tadi dia tidak mengecek ponselnya sama sekali.
"Maafkan saya Pak, saya sampai lupa tidak mengecek ponsel saya, sedari tadi saya sibuk memasak." akhirnya Evan pun melangkah mendekati Elena.
"Bagaimana kalau kita makan sekarang, kamu belum makan bukan?" Elena memang sedari tadi belum sempat makan, dia ingin menunggu Pak Evan untuk makan bersama.
"Kalau begitu saya panaskan dulu masakannya Pak, mungkin sudah sedari tadi sudah dingin." Elena pun bergegas bangkit dari duduknya dan hendak ke dapur, tapi Evan dengan cepat menahan tangan Elena agar tidak pergi, Elena pun sangat kaget.
"Kamu sudah terlalu lelah, tidak usah di panaskan, saya akan mencoba masakanmu sekarang!" Evan pun segera mendekati Elena.
"Kalau begitu saya akan menyiapkan minumannya Pak!" ucap Elena yang tau bosnya akan mendekatinya, dia pun segera menjauh dan segera berlari kedapur.
Evan yang melihatnya pun hanya bisa tersenyum. "El kenapa kamu susah sekali saya dekati" gumam Evan dalam hati.
Akhirnya Evan pun menyusul Elena keruang makan, disana Elena sedang sibuk merapikan makanan yang ada di meja makan. Disana Evan pun akhirnya segera duduk, dengan cekatan Elena pun mengambilkan nasi dan berbagai macam sayur serta lauk dipiring bosnya.
Evan yang di perhatikan sedemikain rupa pun sungguh bahagia, bahkan dia membayangkan seandainya Elena menikah dengannya mungkin hidupnya tidak akan kesepian dan pastinya akan selalu di perhatikan dan dilayani seperti ini.
**
Sementara itu Mario sudah sampai di rumahnya, dia segera menjalankan perintah bosnya untuk menyelidiki siapa yang sudah menyebarkan gosip di kantor, akhirnya Mario menelepon Bara.
"Halo Pak, ada apa Bapak malam-malam menelepon saya, apa ada masalah?" ucap Bara di ujung telepon.
"Bara, saya butuh bantuanmu, coba kamu selidiki siapa yang telah menyebarkan gosip tentang Pak Evan di kantor, segera kamu laporkan ke saya besok!"
Bara pun kaget dengan perintah Mario sebenarnya memang dia sudah tau siapa yang pertama menyebarkan gosip itu.
"Baik Pak, segera akan saya cari tau dan saya akan segera melaporkan ke Bapak besok!"
#HAI READERS..TERIMAKASIH BANYAK ATAS DUKUNGANYA YA...TUNGGU KELANJUTAN GADIS MISKIN KESAYANGAN CEO DI BAB SELANJUTNYA....TERIMAKASIH...#