NovelToon NovelToon
Dosenku Istriku

Dosenku Istriku

Status: tamat
Genre:Beda Usia / Terpaksa Menikahi Murid / Wanita Karir / Janda / Romansa / Tamat
Popularitas:5.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Siska Dewi Annisa

Asyifa Nadira harus menerima kenyataan pahit disaat dirinya hamil besar justru ditinggalkan sang suami mengejar wanita lain.
Dengan bekal pendidikannya dia terus berusaha membesarkan sang anak seorang diri dengan menjadi dosen di salah satu kampus terkenal.
Tanpa disangka dirinya terlibat kesalah pahaman dengan seorang mahasiswa yang mengharuskan mereka untuk menikah.
bagaimana perjalanan kisah cinta dua insan beda usia tersebut? ikuti terus ceritaku ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Dewi Annisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 Suasana rumah

Beberapa hari tanpa adanya Bella membuat suasana rumah terasa sepi. Suara tawa dan celotehan si kecil itu selalu menghiasi hari-hari Syifa dan Dion. Belum lagi mainan-mainan yang berserakan di beberapa sudut rumah kadang sering tak sengaja terinjak Dion ketika berjalan menimbulkan suara berdecit membuatnya berjingkat.

Namun semua itu mereka nikmati dan hal-hal kecil itulah yang membuat suasana rumah terasa hidup dan hangat.

Sejak menikahi Syifa, bahkan sebelum menikahinya. Yaitu saat pertama kali bertandang ke kediaman Syifa dan melihat sosok Bella memang membuat Dion jatuh hati.

Dion begitu mendambakan suasana keluarga yang ramai dan ceria. Sejak kecil hidupnya selalu merasa hampa meski ada orang tua yang selalu menemaninya.

Rumah besar nan mewah itu hanya indah dipandang namun tak akan betah jika seseorang harus tinggal dengan suasana keluarga yang cukup 'berantakan'.

Ya, begitulah kehidupan Dion yang bahkan kehadirannya di rumah tersebut tak terlalu dianggap. Bahkan lebih tepatnya Dion mengibaratkan dirinya hanyalah seorang benalu yang tak sengaja lahir.

Sang ayah yang selalu dikenal orang begitu baik nyatanya tak bisa didapatkan kebaikannya oleh Dion. Sifat yang begitu bersebrangan dan sama-sama keras membuat keduanya sangat sulit bersatu. Tekanan dan anggapan remeh yang selalu didapatkan Dion sejak kecil telah mengisi hidupnya. Hal itu pula yang memicu pergolakan mental Dion menjadi pemarah dan sulit mengendalikan emosinya.

Sejak kepergian sang bunda hidup Dion rasanya terus tertekan. Meski pada akhirnya ada kehadiran sosok ibu pengganti yang sebenarnya menyayangi Dion.

Namun Dion sendiri yang telah menutup hatinya menjadi sulit untuk menerima kehadiran Mama Rina.

"Kok melamun sih, ada apa sayang?" suara lembut nan merdu yang terdengar di telinga Dion serta belaian hangat tangan Syifa nyatanya langsung memecah lamunannya.

Dion yang tadinya memandang lurus halaman rumah kini menoleh ke samping. Menatap wajah cantik yang sudah beberapa bulan terakhir ini menghiasi hari-harinya.

Tatapannya yang begitu teduh serta senyumannya yang selalu mendebarkan jantungnya sejak pertama kali bertemu.

"nggak ada, cuma kangen Bella aja sayang. Rumah rasanya sepi banget nggak ada dia." ujar Dion.

"Iya nih, sama. Mana Mama pulangnya mundur lagi jadi dua hari lagi." ujar Syifa dengan sedikit cemberut.

"Loh, kok bisa? Terus Bella nya gimana? Nggak rewel? Apa perlu kita jemput saja Bella?" dengan cemasnya Dion langsung bertanya pada Syifa.

Disinilah letak kekaguman Syifa terhadap Dion. Pria itu begitu menyayangi dan memperhatikan Bella layaknya seorang ayah kandung.

"Nggak perlu sayang, Bella kalau udah sama Mama pasti anteng kok. Lihat sendiri kan tiap kita video call dia nggak rewel sama sekali." ujar Syifa.

"Hmm.. Yaudah, tapi kalau misal kamu pengen jemput aku antar, oke?" pinta Dion.

"Iya sayang, udah yuk masuk. Kita sarapan. Udah aku masakin ayam geprek sesuai request kamu." ujar Syifa.

Dion dan Syifa pun beranjak menuju ruang makan. Tapi bukan Dion jika tidak jahil, diam-diam dia langsung mengangkat tubuh Syifa hingga wanita itu memekik karena terkejut.

"Ah, Dion selalu deh ngagetin." omel Syifa.

Dion hanya terkekeh melihat ekspresi kaget istrinya yang begitu lucu. "Mumpung masih bebas nggak ada orang sayang," bisik Dion manja.

Syifa pun langsung bersemu merah lalu memukul dada Dion.

"Dasar nakal." gumamnya.

Mereka pun sampai di ruang makan. Syifa dengan cekatan langsung menyiapkan makanan di piring Dion. Tak peduli dengan rentang usianya yang dibilang lebih tua dari Dion.

Baginya Dion tetaplah seorang suami dan kepala keluarga. Sudah kewajiban Syifa untuk melayani sang suami.

"Bagaimana rasanya?" Syifa penasaran dengan masakan yang dibuatnya. Sebab dia terbilang jarang memasak. Karena kesibukannya sudah mengurus pekerjaannya juga Bella.

"Hmm.. enak sayang. Sambelnya bu dosen benar-benar mantab. Ini pasti pakai resep killer sampai-sampai mahasiswanya kabur kalau ditanya soal tugas. Haha.." goda Dion yang merasakan sambalnya begitu pedas.

"hmm.. Bilang aja kalau kepedesan. Dasar ya, awas aja kalau tugas kamu belum selesai. Aku hukum tahu rasa." protes Syifa.

Dion pun hanya terkekeh dengan jawaban Syifa. Suasana seperti ini yang selalu Dion dan Syifa sukai. Saling bercanda dan menggoda satu sama lain selalu menghiasi hari-hari mereka.

Dion yang tengil serta Syifa yang tegas memang dua insan yang cukup bersebrangan. Namun jika sudah serius Dion bisa menjadi sosok yang begitu dewasa melebihi Syifa.

"Sayang, tadi Mama Rina nelpon. nanti malam kita diundang makan malam dirumahnya. Kita datang ya kan lama nggak kesana." ujar Syifa setelah Dion selesai makan.

"Hmm.. Boleh," jawab Dion singkat.

Dion masih fokus mencuci piring sementara Syifa membereskan meja bekas makan. Mereka saling berbagi pekerjaan jika tak ada asisten begini.

"Nanti sekalian kita nginep ya sayang. Kan besok libur." karena ucapan Syifa tiba-tiba saja Dion menghentikan kegiatan mencucinya.

Dia terdiam sejenak. Entah kenapa hal itu membuat Syifa jadi serba salah. Namun bagaimanapun juga dia harus bisa membuat Dion dekat dengan orang tuanya.

"Apa kamu keberatan jika kita menginap di rumah Papa Wira?" tanya Syifa hati-hati.

"Hmm.. Tidak, baiklah kita menginap." ucap Dion datar.

Padahal sebelumnya mereka tampak ceria saling bercanda. Namun setelah Syifa mengatakan hal ini Dion pun berubah menjadi pendiam.

Syifa pun menelusupkan kedua tangannya melingkar di pinggang Dion. Menyandarkan kepalanya di punggung sang suami sambil menghirup aroma parfum maskulin yang Dion pakai.

"Kalau nggak mau nggak apa-apa kok. Kita nggak perlu nginep." ujar Syifa lirih.

Dion yang semula tak bereaksi pun mulai menghela nafas kasar. Dia memutar tubuhnya menghadap Syifa. Diraihnya dagu wanita tersebut agar menatap dirinya.

"It's okay, sayang. Kita akan menginap disana. Bahkan jika beberapa hari pun tak masalah. Itu rumahku juga. Hanya saja jangan kaget jika aku banyak berargumen dengan Papa. Karena seperti itulah jika kami bersama." Dion memberi pemahaman Syifa terlebih dahulu agar dia tak kaget. Bagaimanapun keadaannya memang seperti itu dan Dion ingin Syifa mengetahui tentang bagaimana dirinya.

Tampak senyum indah terukir di wajah cantik Syifa. Senyum yang begitu memabukkan bagi Dion.

Dion membalas senyuman itu dengan mendekatkan bibirnya dan mulai mencium Syifa. Namun ciuman itu tak berlangsung lama seperti biasanya karena Syifa yang tiba-tiba menghindarinya.

"Dion, bau sambel geprek. Pedes tau." protes Syifa sembari mengusap bibirnya sendiri.

Dion pun hanya terkekeh ketika sengaja menggoda sang istri. Syifa memang tak suka makanan pedas.

...****************...

Senja pun tiba. Kini Dion dan Syifa sedang bersiap untuk pergi ke kediaman orang tuanya. Syifa sudah mempersiapkan beberapa pakaian untuk dibawa. Sementara Dion tak membawa apapun sebab di rumahnya masih banyak pakaian miliknya.

"Sudah itu saja bawanya?" tanya Dion ketika melihat beberapa pakaian yang disiapkan Syifa.

"Iya, ini saja cukup." ujar Syifa.

Dia memasukkan beberapa pakaian rumahan santai serta setelan formal yang biasa dia pakai untuk kerja.

Namun tiba-tiba Dion berjalan menuju walk in closet dan mengambil dua buah lingerie milik Syifa dan memasukkannya ke dalam tas pakaian istrinya.

"Dion apa-apaan ih, bawa-bawa baju begituan. Malu tahu di rumah mertua juga." protes Syifa hendak mengeluarkan pakaian tersebut. Namun secepatnya Dion mencegahnya.

"Tidak masalah sayang, kan cuma aku yang melihatnya. Menyenangkan suami itu gudang pahala loh." Syifa hanya bisa geleng-geleng kepala dengan kelakuan suami tengilnya ini.

...****************...

.

"Apa Papa akan terus menganggapku remeh dan tak bisa apa-apa? Pa, sedikit saja hargailah aku sebagai putramu. Setidaknya di depan Syifa istriku." Dion tak kuasa menahan rasa kesalnya.

"DION.!"

...****************...

1
Marina Tarigan
sifatmu sebenarnya kurang bagus Hana kamu menyakiti perasaan wanita hamil semua ketulusan mereka tdk kau hargai rasa cemburu menyakiti diri sendiri dan awal keretakan hubungan kalian sesama menantu
Marina Tarigan
lanjut bos cerita menghiburkita
Marina Tarigan
jgn sedih ibu nivo dia cinta sm wanita lesbian anakmu rsda 2 senget wanita seperti itu jijik sama laki 2 aneh
Marina Tarigan
yg buat cerita ini iblis mungkin karena setiap buat cerota pikirannya sadis melulu semoga keluarganya tdk mengalami seperti ceritanya kalau bust cerita kgn sadis karena setiap pembaca bukan dia hanya buat selingan dari kesinukannya. maaaaffff ya ini menyangkut soal anak kecil biadap
Marina Tarigan
tas zifa masa digantung di pohon thour ada2 gimana luna bisa dpt itu ada kaki ponsel syifa ya ada2 saja
Marina Tarigan
namanya kan serangga kerjanya hanya menghisap madu dan menyakitinys
Marina Tarigan
semoga kalian jadian ya
Marina Tarigan
penghianat harus dikasih ganjaran
Marina Tarigan
pisah aja Syfa kamu serba bisa tinggalkan saja banyak orang menyukai kamu pergi susul ibumu bawa anakmu karena Dion tdk bahsya mengandung anak kurang 1 thn sangat beriko keselamatan ibu dan anak
Marina Tarigan
semoga shaka sadar sifst shaka memang aneh shyfa kan mantan pacarnya beberapa thn yg lalu kalau adat suku lain pasti kepalanya sdh pecah ber keping2 itu hal yg sangat tabu
Marina Tarigan
kol ibu2 tadi monika ya kok lemes kali ngomong kek gak waras mau jahit mulutnya dgn jarum goni baru tahu rasa
Marina Tarigan
Rangga bodoh semua berawal dari perbuatanmu kenapa kau marah. semoga sifa baik2saja dan Bella
Marina Tarigan
kenapa Saka Dion anak sah pak wira dari istri sahnya kau menyulut api ya kok picik kalo otalmu sia2 Darjana kamu itu
Marina Tarigan
rada2nya sifat tempramental. sm Rangga hampir sama. sama2 gila terlampau memaksa kehendak achkirnya menerima kehancuran pak. Dosen
Marina Tarigan
akibat kebohongan selalu mendapat bencana yg menyakitkan terus terang saja kenapa
Marina Tarigan
pak wira peminpin perusahaan kok sifatnya otoriter tindakanmu itu bukan type seorang ayah yg buat anaknya jadi benci jgn biarkan Dion meninggalkan kamu pak dia bukan anak kecil lagi jgn anhgap remeh sm Dion
Marina Tarigan
rangga egois dan gila orang seperti itu harus dimusnahkan
Marina Tarigan
cemburu buta kok dosennya dikurung digudang apa dia nggak mikir resikonya
Marina Tarigan
sm guru yg mendekati bu soyfa terus tersng bilang dong sdh menikah dan sdh punya anak
Marina Tarigan
jgn halu kamu Rangga pak Wira bukan tandinganmu juga Dion
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!