seorang Alika Alexandra, jenius dari zaman modern. berpindah ke tubuh seorang putri yang di asingkan.
setelah bangun di tubuh putri Amelia anabela Allen itu dan mengetahui kisah tentang hidup sang gadis, ia bertekad untuk menjauh saja. melupakan tentang balas dendam. karena, balasan dendam terbaik nya, ialah hidup sukses dan baik tanpa pasongan dari orang lain.
lagi pula, tubuh ini adalah miliknya dan terserah dia mau bagaimana. tapi, perlu di garis bawahi, ia tidak akan mencari musuh, tapi kalau musuh datang, ia takkan lari.
lalu, bagaimana kisah nya nanti.? apakah ia akan berhasil dengan rencana hidupnya ? ikuti terus ya...🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. prasangka
Amelia yang asli telah usai melakukan pengasingannya namun tak kunjung dijemput itu pun mendadak menjadi melamun dan tak enak hati, walaupun ia mengatakan hal itu, ternyata Dari lubuk hatinya yang paling dalam ada kehampaan. pikirannya mulai mengeluarkan beberapa prasangka yang barangkali itu hanya dugaannya saja.
( iya juga ya, raga ini kan sudah selesai dihukum, tapi kok nggak di jemput..?? wah.. parah ni.. benar-benar keluarga lakcnuth. bisa-bisanya anak sendiri dilupakan.) batin Amelia. ia sedikit merasa kesal. untung saja bukan Amelia yang asli. kalau tidak ia pasti akan sangat terpuruk dan merasa di buang.
saat pikiran Amelia dipenuhi dengan berbagai pertanyaan, tiba-tiba Amelia dikagetkan oleh kedua pelayannya.
"nona, apa yang Nona lakukan ? nona jangan sedih ya, masih ada kita di sini. kami sudah berjanji setia tidak akan meninggalkan Nona hidup dan mati kami, semuanya kami abdikan untuk Nona. jadi nona jangan bersedih ya.." ujar Sisil kepada Amelia.
Amelia tersentak dan terkejut mendengar sapaan kedua pelayannya, bukan maksudnya untuk berwajah murung dan bersedih, namun Ia hanya memikirkan Bagaimana perasaan Amelia yang asli tentang apa yang dihadapinya seperti yang dialami Amelia ini.
"Oh. Kalian tidak perlu khawatir. Aku tidak apa-apa, lagi pula sudah ada kalian disamping ku. Ada keluarga pak bujang juga. Jadi, tidak perlu khawatir. Ok...!!!" Ucap Amelia sambil mengangkat tangan nya dan jarinya langsung membentuk huruf o.
Sisil dan Rubi yang mendengarkan penuturan Amelia langsung membenarkan hal itu. Benar kata nona mereka. Lagi pula, Masih ada mereka yang akan melindungi sang nona dari bahaya. Mereka juga sudah menjadi kultivator hebat. Jadi, untuk apa mereka mengharapkan perlindungan dari istana lagi.
"kami setuju nona, lagi pula, nona tidak sendirian. Ada kami yang akan melindungi Nona." Ujar Rubi dengan menggebu-gebu. Ia begitu bersemangat membahas hal itu.
"Dan juga nona, kita harus mengoleksi pria tampan. Ha-ha-ha.. biar hidup tidak membosankan." Ujar Sisil membercandai mereka. Amelia dan Rubi terkekeh.
"He-he-he... Memangnya kamu sudah ada cara untuk mengait kaki-laki ??" Tanya Rubi dengan pelan.
"Memangnya kamu sudah memikirkan hal itu sil. Kalau menurut aku ya berurusan sama laki-laki itu sangat merepotkan. Tapi kalau kamu memang sudah berniat ke sana Aku juga tidak melarang kalian untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis asalkan mereka dapat melindungi kalian dan tidak menyakiti kalian secara fisik maupun non fisik." Ujar Amelia kepada keduanya.
Amelia tentu tidak akan menghalang-halangi Sisil dan ruby untuk membangun sebuah rumah tangga di masa depan. Karena pada dasarnya kodrat manusia diciptakan hidup berpasang-pasangan. Memiliki pasangan hidup juga dapat menghindarkan seseorang dari omongan-omongan masyarakat dan anggapan jika ada kata-kata yang tidak pantas.
"Hehehe iya nona. Kami tahu lagi pula kami tidak akan mencari laki-laki untuk sekarang. Kami akan lebih fokus menemani Nona sampai nanti Nona mendapatkan seorang laki-laki yang tepat untuk Nona baru nanti kami menyusul." Ujar mereka lagi. Yang mendengarkan penuturan Sisil dan ruby itu hanya mampu menggeleng-gelengkan kepalanya saja. Percuma saja menasehati mereka seperti itu karena yang ada dalam hati dan pikiran mereka ialah memakmurkan sang junjungan dan melindunginya.
"Terserah kalian sajalah..." Pasrah Amelia.
***
sementara di kerajaan Venus, saat ini mereka sedang disibukan oleh urusan istana, di perbatasan sebelah utara sedang terjadi pemberontakan. tepatnya di perbatasan di mana Amelia diasingkan. Raja Christopher menjadi bingung Dan panik mendengar informasi itu. Begitu juga dengan ratu Adriana. setelah mendengar kabar pemberontakan di sebelah utara, ratu Adriana langsung bergegas berlari dan melupakan tata krama yang ia pelajari sebagai seorang ratu. tujuannya saat ini hanya satu yaitu bertemu dengan suaminya.
BRAK
suara pintu ruang kerja raja Christopher langsung di dobrak oleh sang ratu. Raja Christopher pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah sang istri. terlihat ratu Adriana ngos-ngosan karena berlari cukup jauh, ternyata di sana juga ada para pangeran yang sedang berdiskusi dengan raja Christopher.
"ibu/ratu" ujar para pengeran dan raja bersamaan. tanpa memperdulikan keterkejutan suami dan anak-anaknya, ratu Adriana langsung bergegas berjalan menghampiri mereka.
"suamiku !! Apakah benar wilayah sebelah utara sedang terjadi pemberontakan ?!!" tanya ratu Adriana sambil terus melangkah ke arah mereka. raut wajahnya tercetak jelas rasa khawatir dan cemas terhadap putrinya yang ada di sana. Ia takut terjadi apa-apa dengan Amelia di sana. baginya, saat ini Amelia harus diselamatkan. melihat rasa khawatir dan kecemasan yang tercetak jelas di wajah sang ratu, Raja Christopher pun langsung bertindak untuk menenangkan istrinya.
"tenanglah istriku, aku sudah mengutus beberapa pengawal bayangan untuk segera menjemput Putri kita di. aku yakin Putri kita tidak akan apa-apa, lagi pula kerajaan Merkurius juga sudah bertindak." jelas Raja Christopher kepada istrinya. ternyata di sana tak hanya ratu yang merasa khawatir kepada Amelia. namun para pangeran dan juga Raja merasa khawatir.
mereka selalu berharap agar Putri Amelia di sana tidak apa-apa sampai bantuan datang untuk menjemput mereka. sejujurnya ketiga pangeran itu merasa sangat kesepian semenjak sebulan pengasingan Amelia, ada rasa kosong di dalam sudut hati mereka. apalagi ketika selesai diadakannya perayaan kerajaan yang tidak dihadiri oleh Putri Sah dari kerajaan itu. hati kecil mereka sedikit tersentil, ketika raja Robert menyinggung mengenai Putri sah itu.
"Ibu tenang saja, kami akan segera pergi ke wilayah utara untuk menjemputnya." ujar pangeran mahkota Juan.
"lalu apa yang kalian lakukan sekarang !!! tidakkah kalian berpikir, pemberontakan ini sudah terjadi berhari-hari !! lalu kenapa kalian masih berada di istana, kalian benar-benar tak mengkhawatirkan saudari kalian hanya karena ia memiliki sikap yang tidak baik. Apakah kalian tidak berpikir, Apakah ia sudah terbunuh atau masih hidup di sana !!" teriak ratu Adriana menggebu-gebu kepada suaminya dan para pangeran.
"sungguh, walau sejahat-jahatnya Putri Amelia, saya tetap masih menganggap dia sebagai putriku yang sudah ku lahirkan dengan bersusah payah dan bersimbah darah. sekarang Apakah kalian masih belum mau bergerak ?? kalau memang iya, maka aku sendiri yang akan pergi menyusulnya ke wilayah utara." ujar ratu Adriana dengan mutlak. sontak saja Raja Christopher dan para pangeran itu langsung membelalakkan nyatanya. jika sang ratu sudah berkehendak, maka mereka tidak dapat berbuat apa-apa.
"jangan ibu !!! kami akan berangkat sekarang untuk menjemput Putri Amelia di sana. ibu dan ayah tetap berada di istana.." ujar pangeran Carlos. dan langsung disambut oleh anggukan kepala dari kedua saudaranya.
tanpa menunggu ucapan apapun lagi, mereka bertiga pun langsung bergerak dan membawa beberapa pengawal bayangan yang memang sudah terlatih itu. mereka tak mau membawa beberapa banyak rombongan. tapi hanya membawa beberapa orang saja.
kalian kira dengan ucapan maaf semua hal menyakitkan akan hilang begitu saja,,,
sungguh sangat egois sekali kalian
bisa di bilang putri palsu Khan ya😁🤭
cuman di awasi gitu aja,,bener" jahat jadi orang tua
mungkin amelia harus memikirkan nasib pedagang rmhmakan lain jg agar mrk tdk mengganggu ketenangan amalia krn merasa disaingi..